Oleh :
1. Rido Trisworo (1841220027)
2. Riki Abdurrahman (1841220075)
3. Zulfa Adi Muslim (1841220057)
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan Paper ini. Paper ini disusun dalam
rangka melengkapi nilai tugas mata kuliah Fisika Teknik pada Semester Ganjil Tahun Ajaran
2018/2019.
Pembuatan paper ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati, semua kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Aplikasi Transformator……………………………………………………………… 21
3
Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti ………………………………… 22
SUMBER……………………………………………………………………………. 52
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi mesin
listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari
satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi
berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data
masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil
sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
Rumusan masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam pembahasan :
Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Transformator
6
Contoh Transformator Lambang Transformator
HUKUM FARADAY
Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang menjelaskan
bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan sebaliknya bagaimana
medan magnet dapat menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor. Hukum
Faraday inilah yang kemudian menjadi dasar dari prinsip kerja Induktor,
Transformator, Solenoid, Generator listrik dan Motor Listrik. Hukum yang sering
disebut dengan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday ini pertama kali
dikemukakan oleh seorang Fisikawan Inggris yang bernama Michael Faraday pada
tahun 1831. Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl)
di dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor
pada kumparan tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan
7
magnet. Sedangkan yang dimaksud dengan Fluks banyaknya jumlah garis gaya yang
melewati luasan suatu bidang yang tegak lurus garis gaya magnetik.
Percobaan Faraday
Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal dengan istilah Eksperimen Faraday ini,
Michael Faraday mengambil sebuah magnet dan sebuah kumparan yang
terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya, magnet diletakkan agak berjauhan
dengan kumparan sehingga tidak ada defleksi dari galvometer. Jarum pada
galvometer tetap menunjukan angka 0. Ketika magnet bergerak masuk ke dalam
kumparan, jarum pada galvometer juga bergerak menyimpang ke satu arah tertentu
(ke kanan). Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum pada galvometer
bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet digerakan atau ditarik menjauhi
kumparan, terjadi defleksi pada galvometer, jarum pada galvometer bergerak
menyimpang berlawanan dengan arah sebelumnya (ke kiri). Pada saat magnet
didiamkan lagi, jarum pada galvometer kembali ke posisi 0. Demikian juga apabila
yang bergerak adalah Kumparan, tetapi Magnet pada posisi tetap, galvometer akan
menunjukan defleksi dengan cara yang sama. Dari percobaan Faraday tersebut juga
ditemukan bahwa semakin cepat perubahan medan magnet semakin besar pula gaya
gerak listrik yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Catatan : Galvometer adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
arus listrik yang mengalir.
8
Bunyi Hukum Faraday
Hukum Faraday 1
Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya
gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Hukum Faraday 2
Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian tertutup adalah sebanding dengan
kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.
Namun ada juga mengabungkan kedua hukum Faraday tersebut menjadi satu
pernyataan yaitu :
ɛ = -N (ΔΦ/Δt)
Keterangan :
ɛ = GGL induksi (volt)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = selang waktu (s)
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl) induksi.
9
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Gaya Gerak Listrik (GGL)
Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya
Gaya Gerak Listrik (GGL).
1. Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan semakin besar
tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet atau fluks
yang mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan induksinya.
3. Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis gaya medan
magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga tegangan
induksinya.
Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam kumparan berubah sebesar 5
x 10-3 weber dalam selang waktu 10ms (milidetik). Hitunglah Gaya Gerak Listrik atau
GGL induksi pada kumparan tersebut.
Penyelesaian
Diketahui :
Jawaban :
10
ɛ = -N (ΔΦ/∆t)
ɛ = -50 (5 x 10-3 wb / 10 x 10-3)
ɛ = -50 (0,5)
ɛ = -25V
Hukum Lenz
Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung
kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu akan
mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi.
Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus
induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih
dikenal dengan hukum Lenz.
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang perubahan
medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”
11
Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b) magnet menjauhi
kumparan.
perhatikan gambar diatas. Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada
perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan
mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik. Dengan demikian pada
kumparan akan timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik yang
menembus kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks
magnetik. Dengan demikian fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu juga
pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks
magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks induksi yang menentang
pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks totalnya konstan. Arah arus induksi dapat
ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari menyatakan arah induksi
magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.
Apabila magnet digerakkan mendekati kumparan, ke mana arah arus listrik yang
terjadi pada hambatan R? Karena magnet digerakkan mendekati kumparan, maka pada
kumparan akan timbul ggl induksi yang menyebabkan timbulnya arus induksi pada
kumparan, sehingga menyebabkan timbul medan magnet yang menentang medan magnet
tetap, maka arah arus dalam kumparan/hambatan dari B ke A seperti dalam
pernyataan hukum lenz tersebut.
12
Hukum Maxwell
Arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala
induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini
secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet
dikenal sebagai Hukum Ampere.
Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep
simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan.
Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap
waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan
demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum
ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Persamaan Maxwell
Pada jarak yang cukup jauh dari sumber gelombang, amplitudo dari getaran medan akan
mengecil terhadap jarak, sebagai perbandingan (1/r). Gelombang EM juga mempunyai
momentum dan energi sehingga dapat menghasilkan tekanan terhadap materi yang dijumpai.
Gelombang EM mempunyai banyak frekwensi. Sebagai contoh gelombang radio adalah
gelombang EM yang dihasilkan oleh osilasi arus di menara antena radio. Pemancaran
gelombang cahaya adalah bentuk frekwensi tinggi dari radiasi EM yang dihasilkan oleh
osilasi elektron dalam sistem atom. Hukum hukum dasar dari medan listrik dan magnet
mendasari persamaan-persamaan Maxwell. Persamaan ini merupakan unified teori dari EM.
Persamaan tersebut adalah :
𝑄
∮ 𝐸. 𝑑𝐴 =
𝜀0
∮ 𝐵. 𝑑𝐴 = 0
𝑑𝜙𝐵
∮ 𝐸. 𝑑𝐿 = −
𝑑𝑡
𝑑𝜙𝐵
∮ 𝐵. 𝑑𝑙𝐿 = 𝜇0 𝐽 + 𝜇0 𝜀0
𝑑𝑡
14
Penggabungan dari persamaan-persamaan diatas dapat diturunkan suatu bentuk
persamaan gelombang EM. Untuk ruang hampa (Q = 0, i = 0) , solusi persamaan gelombang
tersebut menghasilkan kecepatan jalar gelombang sebesar (μoεo)1/2 , yang mana nilai ini
sama dengan kecepatan jalar cahaya. Hasil ini mengawali Maxwell untuk memprediksi bahwa
gelombang cahaya adalah bentuk radiasi gelombang EM
c =f . l
15
Maxwell menyimpulkan beberapa hal seperti berikut:
16
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet
yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Dimana,
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang t
erdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar
kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat
dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa
kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat
geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL
masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks
magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
18
terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapisan.
Jenis- jenis Transformator
a. Step –up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.
b. Step down
19
Auto transformator
20
Jadi, semisal terdapat 10 lilitan kawat pada bagian sekundernya maka
diantara lilitan ke-5 dan ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung
keluar lilitan. Aplikasi autotransformator adalah pada speaker audio.
Aplikasi Transformator
Biasanya trafo yang terpasang di mesin las sekalian dengan rectifier untuk
mengubah arus AC menjadi DC
21
3.Alat navigasi kapal
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan lilitan
sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core)
dan Trafo berinti Besi (Iron Core).
Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder
dililitkan pada inti berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung
yang berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa
bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara
22
gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara. Tingkat
kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi. Kerugian Histerisis dan
kerugian arus eddy yang biasanya terjadi pada trafo inti besi dapat dikurangi
atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti udara ini. Trafo
inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti
lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini
dikarenakan bahan besi mengandung sifat magnetik dan juga konduktif
sehingga mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Trafo yang berinti
besi biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.
Auto
Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya memiliki satu
kumparan dimana kumparan primer dan kumparan sekundernya digabung dalam 1
rangkaian yang terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat
berbeda dengan Trafo standar pada umumnya yang terdiri dari dua kumparan atau
gulungan yang ditempatkan pada dua sisi berbeda yaitu kumparan Primer dan
kumparan sekunder.
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang
berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-
110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.
23
Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya
Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhannya.
Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo distribusi, trafo
pengukuran dan trafo proteksi
Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk
aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering
digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya
memiliki tingkat insulasi yang tinggi.
24
tegangan, arus listrik dan daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan
dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.
Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan utama
antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo
proteksi harus lebih akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri dari trafo
indoor (dalam ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang
harus diletakan di dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang
digunakan pada industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo yang dapat
ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi yang ditempatkan di gardu induk
dan lain-lainnya.
25
pada Trafo ini sering disebut juga dengan Rugi Daya atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan Power Loss.
Core Losses atau Iron Losses adalah kehilangan daya pada Tranformator yang
dikarenakan oleh Inti Besi Transformator itu sendiri. Terdapat dua faktor yang
menyebabkan terjadinya Core Loss yaitu kerugian arus Eddy (Eddy Current) dan
kerugian histeresis (Hysteresis loss). Kedua Kerugian ini pada dasarnya tergantung
pada sifat magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi inti transformator (trafo).
Kerugian Arus Eddy (Eddy Current Loss) – pada Transformator atau Trafo, arus
listrik AC yang dipasok ke kumparan primer akan membentuk fluks medan magnet
yang bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut terhubung ke kumparan
sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau biasanya dikenal
dengan induksi GGL. Tetapi terdapat pula beberapa bagian fluks magnet yang
menginduksi ke bagian konduktor lainnya yaitu ke Inti besinya Trafo (Tranformer
Core) tersebut yang kemudian akan menyebabkan sirkulasi arus kecil didalamnya.
Arus tersebut disebut dengan Arus Eddy (Eddy Current). Karena Arus Eddy inilah
beberapa energi akan terdisipasi dalam bentuk panas.
Kerugian Histerisis (Hysterisit Losses) – Kerugian Histeris pada trafo ini disebabkan
oleh pembalikan magnetisasi pada inti transformator. Kehilangan atau kerugian ini
tergantung pada volume dan kadar besi yang digunakan untuk konstruksi inti besi
trafo, frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.
Copper losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan oleh resistansi pada
kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper Loss pada Kumparan Primer adalah
I12R1 dan Copper Loss pada Kumparan Sekunder adalah I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah
arus pada masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder sedangakn R1 dan R2.
adalah resistansi pada masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder.
Kehilangan Daya yang diakibatkan oleh Copper Loss ini adalah sebanding dengan
kuadrat arus dan arus ini tergantung pada beban. Oleh karena itu kehilangan Copper loss
pada Trafo ini juga akan bervariasi tergantung pada beban yang diberikan pada trafo.
26
Efisiensi Trafo (Transformator)
Efisiensi Trafo dapat didefinisikan sebagai Perbandingan antara daya listrik keluaran
(Pout) dengan daya listrik masukan (Pin). Efisiensi Trafo dapat dirumuskan dengan
Rumus berikut ini :
Dimana :
ɳ = Efisiensi Trafo
Pout : Daya listrik Keluaran (Output) atau Daya pada Kumparan Sekunder
Pin : Daya listrik Masukan (Input) atau Daya pada Kumparan Primer
atau
atau
atau
Dimana :
ɳ : Efisiensi Trafo
Vs : Tegangan Sekunder
Vp : Tegangan Primer
Is : Arus Sekunder
Ip : Arus Primer
Ns : Lilitan sekunder
Np : Lilitan primer
27
Contoh Soal Perhitungan Efisiensi Trafo (1)
Sebuah Trafo memiliki daya listrik 20W di bagian Primer (Daya Input), sedangkan
dibagian sekundernya hanya 18W (Daya Output). Berapakah Efisiensi Trafo tersebut ?
ɳ = 90%
Sebuah Transformator dengan tegangan Input (tegangan primer) adalah 220V dan
tegangan Output (tegangan sekunder) adalah 110V sedangkan arus inputnya adalah 1A
dan arus outpunya adalah 1,5A. Berapakah efisiensi Trafo tersebut?
Diketahui :
Vp = 220V
Ip = 1A
Vs = 110V
Is = 1,5A
ɳ=?
Jawaban :
28
Contoh Soal Perhitungan Efisiensi Trafo (3)
Arus Primer sebuah trafo adalah 1A sedangkan arus Sekundernya adalah 0,5A. Jika lilitan
di Primer Trafo tersebut adalah 200 lilitan dan 500 lilitan di kumparan sekundernya.
Berapakah Efisiensi Trafo tersebut?
Diketahui :
Ip = 1A
Is = 0,25A
Np = 200 lilitan
Ns = 500 lilitan
SOAL - SOAL
1. Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 4:10.
Jika kuat arus primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder?
Penyelesaian:
Diketahui:
NP : NS = 4 : 10,
IP= 5 A.
Ditanyakan: IS = ?
Jawab:
IS = (NP / NS) x IP
IS = (4/10) x 5
IS = 2 A
29
2. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V.
Hitunglah kuat arus primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan
sekunder, jika jumlah lilitan primer 300.
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 12 V
Is = 0,6 A
Vs = 120 V
Np = 300
Jawab:
Vp/Vs = Is/Ip
Ip = (Vs/Vp) x Is
Ip = 6 A
Vp/Vs = Np/Ns
Ns = (Vs/Vp) x Ns
Ns = 3000
Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas 3.000 lilitan.
30
3. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan
kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan
sekunder 1 : 25, hitunglah tegangan pada kumparan sekunder dan kuat arus pada
kumparan sekunder.
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 100 V
Ip = 10 A
Np : Ns = 1 : 25
Jawab:
Vp/Vs = Np/Ns
Vs = (Ns/Np) x Vp
Vs = (25/1) x 100 V
Vs = 2.500
Np/Ns = Is/Ip
Is = (Np/Ns) x Ip
Is = (1/25) x 10 A
Is = 0,4 A
31
4. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 100 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
Jawab:
Diketahui:
Ip = 0,8 A
Np = 1.000
Is = 0,5 A
Ns = 800
Ditanya: η = ... ?
Penyelesaian:
η = 0,5 x 100%
η = 50%
5. Sebuah trafo tegangan primer dan sekundernya 220 V dan 55 V. Jika kuat arus primer
0,5 A dan kuat arus sekunder 1,5, berapakah efisiensi trafo?
Jawab:
Diketahui:
Ip = 0,5 A
Vp = 220 V
Is = 1,5 A
Vs = 55 V
32
Ditanya: η = ... ?
Penyelesaian:
η = 0,75 x 100%
η = 75%
6. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi
listrik yang masuk trafo?
Jawab:
Diketahui:
η = 60%
Ws = 300 J
Ditanya: Wp = ... ?
Penyelesaian:
η = (Ws/Wp) x 100%
6 = 3000 J/Wp
Wp = 3000 J/6
Wp = 3000 J/6
Wp = 500 J
33
7. Sebuah trafo memiliki efisiensi 75%. Tegangan inputnya 220 V dan tegangan
outputnya 110 V. Jika kuat arus primer yang mengalir 2 A, berapakah kuat arus
sekundernya?
Jawab:
Diketahui:
η = 75%
Vp = 220 V
Vs = 110 V
Ip = 2 A
Ditanya: Is = ... ?
Penyelesaian:
75 = 11.000 Is /440 A
Is = 75 x 440 A / 11.000
Is =3A
Diket: Np:Ns = 10 : 2
Vp = 100 V
Ps = 25 W
34
Dit. Vs = …
Ip = …
Jawab:
Np : Ns = Vp : Vs
10 : 2 = 100 : Vs
Vs = 20 V
Pp = Ps
Vp . Ip = Ps
100 . Ip = 25
Ip = 0,25 A
9. Sebuah trafo memiliki perbandingan lilitan kumparan 10:1 dihubung-kan ke listrik 100
V untuk menyalakan sebuah lampu 7,5 W. Jika efisiensi trafo 75 %, berapakah arus listrik
pada kumparan primer?
Diket: Np : Ns = 10:1
Vp = 100 V
Ps = 7,5W
η = 75%
Dit Ip = …
Jawab:
η = (Ps/Pp)X100 %
75 % = 7,5 / Pp X 100%
0,75 = 7,5 / Pp
Pp = 7,7 / 0,75 = 10 W
35
Pp = Vp . Ip
10 = 100 . Ip
Ip = 0,1 A
10.Suatu transformator fasa tunggal 20 kVA, 3300/440 Volt mempunyai tahanan 2,5 ohm
pada sisi tegangan tinggi dan 0,046 ohm pada sisi tegangan rendah. Hitung jatuh tagangan
di tahanan dan rugi-rugi tembaga pada beban penuh?
Jawaban:
= 0,09044 ohm
20 x 1000
= = 45,5 Ampere
440
= 45,5 x 0,09044
= 4,11502 Volt
= (45,5)2 x 0,09044
= 187,23341 Watt
36
Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos Ф = 0.8 terbelakang.
Pemecahan:
12.Sebuah trafo mempunyai 480 lilitan pada kumparan primer dan 90 lilitan pada
kumparan sekunder. Fluk magnet maksimum sebesar 1,1 Tesla pada tegangan 2000 Volt
dengan frekuensi 50 Hz, hitunglah :
37
Jawab :
13.Sebuah tranformator fasa-tunggal mempunyai rating 440/220 V, 5.0 kVA. Jika sisi
tegangan rendah dihubung-singkat dan 35 V dikenakan pada sisi tegangan tinggi, arus
nominal (rated) mengalir pada kumparan-kumparan dan masukkan daya adalah 100 W.
Tentukanlah resistansi dan reaktansi kumparan tegangan-tinggi dan rendah jika rugi daya
dan perbandingan antara reaktansi dan resistansi pada kedua kumparan adalah sama.
38
Jawab :
R = {100/(11.36)2} = 0.775 Ω
Untuk rugi yang sama pada gulungan-gulungan tegangan tinggi dan rendah,
(b) .Tunjukanlah pada diagram nilai-nilai arus nominal dari pada kumparan-kumparan,
dan pada masukkan dan terminal keluaran.
39
Jawab :
Poutput = 30 000 W
Rugi daya pada transformator-oto tetap sama, karena arus dan tegangan pada gulungan-
gulungan tersebut tidak berubah.
Untuk transformator-oto :
Jadi efisiensi nya = {(Poutput)/( Pinput)}x100 = (330 000/330 928) x 100 = 99.7 %.
kVA nominal (rated) dari transformator – oto ini adalah = 330 kVA.Selesaikanlah Soal
6.7 jika transformator itu mencatu 1080 V dari suatu rel 1200 V.
40
Jawab :
Sebagai transformator-oto;
Jadi efisiensi nya = {(Poutput)/( Pinput)}x100 = (270 000/270 928) x 100 = 99.7 %.kVA
16.Suatu beban resistif 8000 kW yang terhubung-Δ dihubungkan pada sisi tegangan
rendah yang terhubung-Δ dari sebuah transformator Y-Δ dengan rating 10 000 kVA,
138/13.8 kV. Hitunglah resistansi beban dalam ohm pada masing-masing fasa jika diukur
antara saluran dan netral pada sisi tegangan tinggi transformator. Abaikanlah impedansi
transformator dan misalkan bahwa tegangan nominal dikenakan pada primer dari
transformator.
41
Jawab :
Jawab :
18.Tiga buah trnasformator masing-masing dengan rating 5 kVA, 220 V pada sisi
sekunder dihubungkan Δ-Δ dan mencatu suatu beban resistif murni sebesar 15 kW pada
220 V. Suatu perubahan yang dilakukan mengurangi beban menjadi 10 kW, dan masih
tetap resistif murni. Seseorang menyarankan bahwa karena beban tinggal dua-pertiga dari
semula, sebuah transformator dapat dilepaskan dan sistem dapat dioperasikan dengan cara
42
Δ-terbuka. Tegangan-tegangan tiga-fasa seimbang masih akan dicatu pada beban karena
dua buah tegangan-tegangan salurannya (jadi juga tegangan ketiga) tidak akan berubah.
(a). Carilah masing-masing arus saluran (besar dan sudutnya) dengan beban 10 kW dan
transformator antara a dan c dilepaskan (Misalkan Vab = 220 A0° V, dan urutannya a b c
).
(c). Batasan apakah yang harus dikenakan pada beban untuk pengoperasian Δ-terbuka
transformator transformator ini ?
Jawab :
(a). Vab dan Vbc akan tetap sama walaupun transformator ke tiga dihilangkan, Vca juga
sama, kita masih punya catu 3 – fasa, sehingga :
43
Vbn = 127 A210° V;
Vcn = 127 A90° V;
Jadi
Ib = 26.24 A210° A;
Ic = 26.24 A90° A
(d). Arus dan tegangan pada kedua transformator yang tertinggal adalah tidak se fasa.
Keluaran dari masing-masing transformator sebelum pengurangan beban adalah :
Q nya sama besar tapi berlawanan tanda, dari transformator Delta yang terbuka
tidak ada keluaran Q. Sesudah pengurangan beban sebesar 86.6% :
Jawab :
44
20.Sebuah generator 120 MVA, 19.5 kV mempunyai XS = 1.5 per satuan dan
dihubungkan pada suatu saluran oleh sebuah transformator dengan rating 150 MVA, 230
Y/18Δ kV dan X = 0.1 per satuan. Jika dasar yang akan dipakai pada perhitungan adalah
100 MVA, 230 kV untuk saluran transmisi, hitunglah nilai-nilai per satuan yang akan
dipakai untuk reaktansi transformator dan generator.
Jawab :
21.Rating tiga-fasa sebuah transformator adalah 5000 kVA, 115 /13.2 kV, dan
impedansinya 0.007 + j0.075 per satuan. Transformator ini dihubungkan pada suatu
saluran transmisi yang impedansinya 0.02 + j0.10 per satuan dengan dasar 10 MVA, 13.2
kV. Saluran mencatu suatu beban tiga-fasa dengan rating 3400 kW, 13.2 kV, dengan
faktor daya tertingal 0.85. jika tegangan pada sisi tegangan tinggi tetap 115 kV ketika
beban pada ujung saluran dilepaskan, hitunglah regulasi tegangan pada beban. Bekerjalah
dengan per satuan dan pilihlah sebagai dasar 10 MVA, 13.2 kV pada beban.
45
Jawab :
46
22. Sebuah trafo ideal mempunyai tegangan primer dan sekunder 80 volt dan 200 volt,
jika arus yang mengalir pada kumparan primer 2 A,maka arus yang mengalir pada
kumparan sekunder adalah .... A
Jawab:
Dit : Is
Penyelesaian:
Vp Vs=Is Ip
80200=Is2 ® Is = 2 x 80 / 200
= 0,8 A
23.Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp) 220V,
dan tegangan output sekunder (Vs) yang diinginkan adalah 10V, maka jumlah kumparan
sekunder adalah….
Np/Ns=Vp/Vs
2200/Ns=220/10
Ns=2200/(220/10)
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns)
harus 100 lilitan
24.Jika sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder (Ns)
500, berapakah arus primer dan arus sekunder jika digunakan untuk menyalakan sebuah
pemanas 25 Volt 50 Watt.
47
Pp = Ps
Vp x Ip = Vs x Is
Is = Ps / Vs
Is = 50 / 25
Is = 2
Np / Ns = Is / Ip
Ip = 2 /4
Ip = 0.5
Catatan:
Tegangan primer dan tegangan sekunder trafo adalah tegangan bolah-balik (AC).
48
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 120 V
Ns = 30
Vs = 9 V
Is = 400 mA = 0,4 A
Ditanya:
a. Np = ... ?
b. Ip = ... ?
c. P = ... ?
Pembahasan :
26.Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 cm dan tinggi
2 cm. Besar jumlah gulungan per volt ?
Jawab :
gpv = f / O
f = 50 Hz
49
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
27.Dibutuhkan sebuah transformator dengan tegangan 220 V untuk gulung primer dan
tegangan 6 V digulungan sekundernya, lebar tempat gulungan kawat 2,5 cm dan tinggi 2
cm. Berapa jumlah gulungan atau banyaknya lilitan untuk kawatprimer dan sekunder.
Jawab :
O = 2,5 x 2 = 5 cm2
gpv = 50 / 5 = 10
Jadi untuk gulung primer dibutuhkan sejumlah 220 x 10 = 2200 lilitan. Untuk gulungan
sekunder dibutuhkan 6 x 10 = 60 lilitan. Mengingat selalu adanya tenaga hilang di
tansformator jumlah lilitan digulungan sekunder ditambahkan 10% = 60 +6 = 66 lilitan.
Dengan jumlah lilitan tersebut diatas, maka bila gulung primer dihubungkan kepada
tegangan listrik jala–jala sebesar 220 V, gulungan sekundernya menghasilkan tegangan
sebesar 6 volt.
28.Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt
digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan,
berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian :
Di ketahui : Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan : Ns = ………… ?
50
Jawab :
𝑉𝑠
Ns = 𝑉𝑝 x Np
10
=220 x 1100
= 50
51
SUMBER
http://jhprayitno.blogspot.com/2014/05/transformator.html
https://industri3601.wordpress.com/transformator-dan-sistem-distribusi-daya/
https://teknikelektronika.com/pengertian-hukum-faraday-bunyi-hukum-faraday/
http://fisikazone.com/hukum-lenz/
https://www.academia.edu/10031987/Hukum_Maxwell
http://seftojepersen.blogspot.com/2014/10/soal-soal-transformator.html
52