Nova Odiantamara Putri - Laporan
Nova Odiantamara Putri - Laporan
Jembatan DC
(Modul ke-4)
Oleh:
Nova Odiantamara Putri
201810201018
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
ii
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 21
5.2 Saran....................................................................................................... 22
Daftar Pustaka............................................................................................... 23
Lampiran...................................................................................................... 24
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan wheatstone.................................................................................... 17
Tabel 4.2 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan kelvin............................................................................................ 17
Tabel 4.3 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan ganda kelvin.................................................................................. 18
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rangkaian jembatan wheatstone................................................. 5
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 . Komponen
rangkaian jembatan wheatstone saling dihubungkan dan diatur hambatan variabel
standart sehingga tercapai kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai
hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga posisi titik
m, titik n, dan posisi titik p. Komponen rangkaian jembatan kelvin saling
dihubungkan dan diatur hambatan variabel standart sehingga tercapai
kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan
pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin dilakukan dengan
mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 . Komponen
rangkaian jembatan ganda kelvin saling dihubungkan dan diatur hambatan variabel
standart sehingga tercapai kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai
hambatan 𝑅𝑥 .
1.2 Rumusan Praktikum
Adapun rumusan praktikum pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara merangkai pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan
jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan double kelvin?
2. Bagaimana cara membedakan resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
menggunakan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
double kelvin?
3. Bagaimana cara menentukan nilai hambatan komponen atau hambatan bahan
dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan DC yang digunakan
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui cara merangkai pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan
jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan double kelvin
2
2. Mengetahui cara membedakan resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
menggunakan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
double kelvin
3. Mengetahui cara menentukan nilai hambatan komponen atau hambatan bahan
dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan DC yang digunakan
3
BAB II
DASAR TEORI
4
memberikan tegangan keluaran nol volt. Perubahan nilai hambatan pada salah satu
hambatan akan memberikan respon perubahan tegangan keluaran.
Akibat arus 𝐼1 dan 𝐼2 yang mengalir akan menghasilkan beda potensial pada titik C
dan D sebagai tegangan keluaran sebesar
𝑉𝐶𝐷 = 𝑉𝐶𝐵 − 𝑉𝐷𝐵 (2.2)
dimana
𝑉𝐶𝐵 = 𝐼2 𝑥 𝑅𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐷𝐵 = 𝐼1 𝑥 𝑅3 (2.3)
Apabila persamaan (2.4) disubtitusikan ke persamaan (2.1) akan diperoleh:
𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐴𝐵
𝑉𝐶𝐵 = 𝑥 𝑅𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐷𝐵 = 𝑥 𝑅3 (2.4)
(𝑅2 +𝑅𝑥 ) (𝑅1 +𝑅3 )
5
2.3 Rangkaian Jembatan Kelvin
Menurut Cooper (2006) jembatan kelvin merupakan hasil modifikasi
jembatan wheatstone. Jembatan kelvin dapat mengukur tahanan-tahanan rendah
dibawah 1 ohm dengan lebih teliti dibandingkan jembatan wheatstone. Jembatan
kelvin dibeberapa negara lebih dikenal dengan jembatan Thomson, sesuai dengan
nama penemunya yaitu William Thomson. Jembatan kelvin menggunakan 7
tahanan, tetapi cara kerjanya sama dengan jembatan wheatstone
𝑅 𝑅
Apabila nilai 𝑅3 dan 𝑅1 seimbang, maka kondisi jembatan kelvin akan seimbang dan
𝑥 2
6
𝑅
𝑅𝑥 + 𝑅𝑛𝑝 = 𝑅1 (𝑅3 + 𝑅𝑚𝑝 ) (2.7)
2
7
nol apabila beda potensial titik k sama dengan beda potensial titik p atau 𝑉𝑘𝑙 =
𝑉𝑖𝑚𝑝 . Nilai 𝑉𝑘𝑙 dapat diketahui dengan rumus:
𝑉𝑘𝑙 = 𝑖. 𝑅2 (2.9)
𝑅 .𝐸
𝑉𝑘𝑙 = 𝑅 2+𝑅 (2.10)
1 2
𝑅2 .𝑖 𝑅3 +𝑅𝑥 +(𝑎+𝑏)𝑅𝑦
𝑉𝑘𝑙 = 𝑅 [ ] (2.11)
1 +𝑅2 (𝑎+𝑏+𝑅𝑦 )
Sehingga untuk mencari nilai 𝑅𝑥 pada jembatan ganda kelvin dapat menggunakan
rumus berikut
𝑅1 .𝑅3
𝑅𝑥 = (2.13)
𝑅2
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
Gambar 3.2 Analisis rangkaian metode jembatan wheatstone
(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)
2) Pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
10
(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam laporan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif diperoleh dari hasil penelitian berupa angka yang
didapatkan dari pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC
yang berupa jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin.
Pendekatan kuantitatif juga diperoleh dari resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
dengan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin
juga nilai hambatan komponen atau hambatan bahan sesuai dengan resolusi dari
jenis rangkaian jembatan DC yang digunakan pada praktikum. Inti dari praktikum
ini adalah suatu penelitian yang berusaha memecahkan atau menjawab suatu
permasalahan tentang cara pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan DC yang sudah dituliskan pada rumusan masalah.
Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data yang dibuat untuk maksud menyelesaikan permasalahan.
Data primer diperoleh dari percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
metode jembatan DC yang telah dilakukan. Data sekunder yaitu data yang telah
dikumpulkan untuk maksud menyelesaikan suatu permasalahan dimana data
sekunder diperoleh dari literatur, artikel, jurnal yang berkenaan dengan percobaan
praktikum yang dilakukan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel pada percobaan praktikum
pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC meliputi
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah alat ukur galvanometer coil putar
arus DC
2. Variabel terikat
11
Variabel terikat pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah hambatan variabel (R reostart) dan
hambatan standart 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 .
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah ketepatan pembacaan skala.
3.4 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan wheatstone
Percobaan pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 .
Komponen rangkaian jembatan wheatstone saling dihubungkan yang kemudian
dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya tegangan DC dan diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai kesetimbangan dimana nantinya juga akan
dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan ini akan dianalsis pengukuran hambatan
listrik dengan menggunakan jembatan wheatstone, menganalisis cara membedakan
resolusi dari ke-3 jenis pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan wheatstone, juga menganalisis nilai hambatan komponen atau hambatan
bahan dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan wheatstone.
2. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga posisi titik
m, titik n, dan posisi titik p. Komponen rangkaian jembatan kelvin saling
dihubungkan yang kemudian dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya
tegangan DC dan diatur hambatan variabel standart sehingga tercapai
kesetimbangan dimana nantinya juga akan dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan
ini akan menganalisis pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan jembatan
kelvin, menganalisis cara membedakan resolusi dari ke-3 jenis pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan kelvin, juga menganalisis nilai
12
hambatan komponen atau hambatan bahan dengan metode jembatan DC sesuai
dengan resolusi dari jenis rangkaian jembatan kelvin.
3. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 .
Komponen rangkaian jembatan ganda kelvin saling dihubungkan kemudian
dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya tegangan DC dan diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai kesetimbangan dimana nantinya juga akan
dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan ini akan menganalisis pengukuran hambatan
listrik dengan menggunakan jembatan ganda kelvin, menganalisis cara
membedakan resolusi dari ke-3 jenis pengukuran hambatan dengan menggunakan
metode jembatan ganda kelvin, juga menganalisis nilai hambatan komponen atau
hambatan bahan dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis
rangkaian jembatan ganda kelvin.
13
3.5 Kerangka Pemecahan Masalah
Adapun kerangka pemecahan masalah pada percobaan praktikum
pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai
berikut.
1. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan wheatstone
Mulai
Selesai
14
2. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
Mulai
Selesai
15
3. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
Mulai
Selesai
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil percobaan pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1) Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone
Tabel 4.1 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone
R2 R3 R4 R1
No. R2 R3 R4 Rx
(kW) (kW) (kW) (kW)
1 1 2,5 4,8 1,893
2 1 3,3 6,3 1,909
3 1 4,7 9,0 1,915
4 1 5,9 11,2 1,898
5 1 6,3 11,9 1,889
6 1 7,7 14,6 1,896
7 1 8,9 16,9 1,899
17
11 0,10 0,40 2,99 80,0 20,0 0,748
12 0,01 0,03 2,22 75,0 25,0 0,740
No. Ra Rb R1 R2 R3 Rx
p q R1 R2 S (kW) Rx
(kW) (kW) (kW) (kW) (W)
1 0,5 50 1,00 100 0,341 3,41
2 0,5 50 1,00 100 0,142 1,42
3 0,5 50 1,00 100 0,543 5,43
4 0,5 50 1,00 100 0,744 7,44
5 0,5 50 0,10 10 0,345 3,45
6 0,5 50 0,10 10 0,146 1,46
7 0,5 50 0,10 10 0,547 5,47
8 0,5 50 0,10 10 0,747 7,47
9 0,5 50 0,01 1 0,338 3,38
10 0,5 50 0,01 1 0,139 1,39
11 0,5 50 0,01 1 0,54 5,4
12 0,5 50 0,01 1 0,741 7,41
4.2 Pembahasan
Hambatan dari suatu bahan dapat diukur secara presisi dengan
menggunakan metode rangkaian jembatan DC. Metode rangkaian jembatan DC
terdiri dari jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin.
Prinsip dari ketiga metode rangkaian jembatan DC tersebut menggunakan prinsip
yang hampir sama yaitu dengan menggunakan metode rangkaian kesetimbangan
jembatan DC. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari empat posisi hambatan
yang terdiri dari 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 dan 𝑅4 dimana hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 sudah diketahui
nilainya dan hambatan 𝑅4 yang akan diukur nilainya. Proses pengukuran dalam
rangkaian jembatan wheatstone 𝑅3 diatur sedemikian rupa dehingga diperoleh
keadaan setimbang yang ditunjukkan dengan penunjukkan galvanometer G dalam
skala nol. Kondisi kesetimbangan tersebut nilai tegangan yang berada dititik C
18
sama dengan tegangan yang berada dititik D sehingga arus yang melewati
galvanometer G sama dengan nol sehingga rangkaian dari jembatan wheatstone
dapat disederhanakan. Perangkaian pengukuran hambatan yang selanjutnya adalah
rangkaian jembatan kelvin biasanya digunakan untuk mengukur hambatan yang
nilainya kurang dari 1 ohm. Rangkaian jembatan kelvin terdapat hambatan 𝑅𝑦 yang
menghubungkan hambatan 𝑅3 dan hambatan 𝑅𝑥 sepanjang titik m ke titik n.
Koneksi galvanometer diletakkan di titik p pada rangkaian jembatan kelvin dimana
titik p berada diantara titik m dan titik n yang nantinya akan dihasilkan rasio nilai
hambatan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
Koneksi galvanometer tidak diletakkan di titik m dan dititik n dikarenakan apabila
konseksi galvanometer diletakkan di titik m makan nilai hambatan 𝑅𝑦 akan
ditambahkan pada hambatan 𝑅𝑥 sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
dikarenakan nilai 𝑅𝑥 yang terlalu besar, sedangkan apabila koneksi galvanometer
diletakkan di titik n maka nilai hambatan 𝑅𝑦 akan ditambahkan pada hambatan 𝑅3
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan karena nilai 𝑅𝑥 yang terlalu rendah.
Pengukuran hambatan listrik yang terakhir yaitu pada metode jembatan ganda
kelvin. Galvanometer pada rangkaian jembatan ganda kelvin dihubungkan dengan
lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 pada titik p yang berada pada titik potensial antara titik
m dan titik n. Percobaan yang telah mencapai kondisi kesetimbangan maka rasio
hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 . Skala galvanometer
akan menunjuukkan angka nol ketika nilai potensial titik k sama dengan nilai
potensial pada titik p. Nilai hambatan 𝑅𝑥 dapat diperoleh dari persamaan nilai
tegangan dari dua titik k dan titik p.
Percobaan praktikum ketiga jenis jembatan DC tersebut diberikan hasil
bahwa setiap jembatan baik jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
ganda kelvin memiliki resolusi yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena
terdapat dua jenis hambatan DC yang digunakan menunjukkan hasil dari modifikasi
jembatan wheatstone dan hal ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi pada
jembatan yang telah dimodifikasi. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa jembatan wheatstone mengukur resolusi yang terbesar dimana hal
ini menyebabkan metode jembatan wheatstone biasa digunakan untuk menentukan
19
komponen yang memiliki nilai hambatan sedang sampai hingga nilai yang besar.
Hasil pengukuran yang menghasilkan resolusi terkecil adalah jembatan ganda
kelvin.
Percobaan yang telah dilakukan dimana untuk menentukan nilai hambatan
komponen atau hambatan bahan pada jembatan wheatstone dilakukan setelah
tercapai keadaan kesetimbangan dan diketahui nilai 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 . Percobaan
untuk menentukan hambatan komponen pada jembatan kelvin dan jembatan ganda
kelvin juga sama seperti jembatan wheatstone. Perbedaan hanya terletak pada
hambatan yang telah diketahui dimana pada jembatan kelvin nilai yang sudah
diketahui adalah 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 juga posisi titik p sedangkan pada jembatan ganda
kelvin nilai yang sudah diketahui adalah 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 juga nilai 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 . Hasil
percobaan 𝑅𝑥 pada jembatan wheatstone diperoleh rata-rata 1,899 Kw sedangkan
percobaan 𝑅𝑥 pada jembatan kelvin dan jembatan ganda kelvin menghasilkan nilai
rata-rata 𝑅𝑥 berturut-turut sebesar 0,417 kW dan 4,427 W. Percobaan tersebut
memberikan hasil bahwa jembatan wheatstone memiliki nilai 𝑅𝑥 terbesar.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut
1. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari empat posisi hambatan yang terdiri
dari 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 dan 𝑅4 dimana hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 sudah diketahui nilainya dan
hambatan 𝑅4 yang akan diukur nilainya. Proses pengukuran dalam rangkaian
jembatan wheatstone 𝑅3 diatur sedemikian rupa dehingga diperoleh keadaan
setimbang yang ditunjukkan dengan penunjukkan galvanometer G dalam skala
nol. Rangkaian jembatan kelvin terdapat hambatan 𝑅𝑦 yang menghubungkan
hambatan 𝑅3 dan hambatan 𝑅𝑥 sepanjang titik m ke titik n. Koneksi
galvanometer diletakkan di titik p pada rangkaian jembatan kelvin dimana titik
p berada diantara titik m dan titik n yang nantinya akan dihasilkan rasio nilai
hambatan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
Galvanometer pada rangkaian jembatan ganda kelvin dihubungkan dengan
lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 pada titik p yang berada pada titik potensial antara
titik m dan titik n. Percobaan yang telah mencapai kondisi kesetimbangan maka
rasio hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
2. Percobaan praktikum ketiga jenis jembatan DC tersebut diberikan hasil bahwa
setiap jembatan baik jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda
kelvin memiliki resolusi yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena terdapat
dua jenis hambatan DC yang digunakan menunjukkan hasil dari modifikasi
jembatan wheatstone. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa jembatan wheatstone mengukur resolusi yang terbesar dan jembatan
kelvin mengukur resolusi terkecil.
3. Percobaan yang telah dilakukan dimana untuk menentukan nilai hambatan
komponen atau hambatan bahan pada jembatan wheatstone dilakukan setelah
tercapai keadaan kesetimbangan dan diketahui nilai dari hambatan. Percobaan
untuk menentukan hambatan komponen pada jembatan kelvin dan jembatan
21
ganda kelvin juga sama seperti jembatan wheatstone. Perbedaan hanya terletak
pada hambatan yang telah diketahui nilainya juga pada titik posisi. Percobaan
yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa jembatan wheatstone memiliki
nilai 𝑅𝑥 terbesar.
5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah praktikan harus mengerti mengenai
materi yang berkaitan dengan pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan DC. Materi dapat berupa teori, hokum yang digunakan dan juga
konsepnya. Praktikan juga harus memahami dan menguasai cara merangkai
pengukuran hambatan listrik, membedakan resolusi jenis pengukuran hambatan,
menentukan nilai hambatan komponen juga penerapannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Syech, R., R. Abdi., W. Tambunan. 2016. Penentuan konduktifitas listrik air sungai
batang lubuh dengan menggunakan metode jembatan wheatstone. Jurnal
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengairan. Riau: Universitas Pasir
Pengairan
Tim Penyusun. 2021. Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisis Pengukuran.
Jember: Universitas Jember
23
LAMPIRAN
R2 R3 R4 R1
No. R2 R3 R4 Rx
(kW) (kW) (kW) (kW)
1 1 2,5 4,8 1,893
2 1 3,3 6,3 1,909
3 1 4,7 9,0 1,915
4 1 5,9 11,2 1,898
5 1 6,3 11,9 1,889
6 1 7,7 14,6 1,896
7 1 8,9 16,9 1,899
24
3. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
Tabel 3. Data pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
No. Ra Rb R1 R2 R3 Rx
p q R1 R2 S (kW) Rx
(kW) (kW) (kW) (kW) (W)
1 0,5 50 1,00 100 0,341 3,41
2 0,5 50 1,00 100 0,142 1,42
3 0,5 50 1,00 100 0,543 5,43
4 0,5 50 1,00 100 0,744 7,44
5 0,5 50 0,10 10 0,345 3,45
6 0,5 50 0,10 10 0,146 1,46
7 0,5 50 0,10 10 0,547 5,47
8 0,5 50 0,10 10 0,747 7,47
9 0,5 50 0,01 1 0,338 3,38
10 0,5 50 0,01 1 0,139 1,39
11 0,5 50 0,01 1 0,54 5,4
12 0,5 50 0,01 1 0,741 7,41
25