Anda di halaman 1dari 30

Praktikum Pengukuran Hambatan dengan Menggunakan

Jembatan DC
(Modul ke-4)

Laporan Praktikum Alat Ukur


dan Analisa Pengukuran (Kode MAF1223)

Oleh:
Nova Odiantamara Putri
201810201018
Kelompok 2

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Jember
2021

i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v

Bab I. Pendahuluan .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2

Bab II. Dasar Teori....................................................................................... 4


2.1 Hambatan Listrik................................................................................... 4
2.2 Rangkaian Jembatan Wheatstone........................................................... 4
2.3 Rangkaian Jembatan Kelvin................................................................... 6

2.4 Rangkaian Jembatan Ganda Kelvin........................................................ 7

Bab III Metode Praktikum............................................................................ 9

3.1 Rancangan Penelitian............................................................................. 9


3.1.1 Alat dan Bahan.................................................................................... 9
3.1.2 Desain Eksperimen............................................................................. 9
3.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 11

3.3 Definisi Operasional Variabel................................................................ 11

3.4 Metode Analisis Data............................................................................. 12

3.5 Kerangka Pemecahan Masalah............................................................... 14

Bab IV. Hasil dan Pembahasan................................................................... 17


4.1 Hasil....................................................................................................... 17
4.2 Pembahasan........................................................................................... 18
Bab V. Kesimpulan dan Saran...................................................................... 21

ii
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 21
5.2 Saran....................................................................................................... 22
Daftar Pustaka............................................................................................... 23
Lampiran...................................................................................................... 24

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan wheatstone.................................................................................... 17
Tabel 4.2 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan kelvin............................................................................................ 17
Tabel 4.3 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan ganda kelvin.................................................................................. 18

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Rangkaian jembatan wheatstone................................................. 5

Gambar 2.2 Rangkaian metode jembatan kelvin............................................ 6


Gambar 2.3 Rangkaian metode jembatan ganda kelvin................................. 7
Gambar 3.1 Rangkaian metode jembatan wheatstone.................................... 9
Gambar 3.2 Analisis rangkaian metode jembatan wheatstone......................... 10
Gambar 3.3 Rangkaian metode jembatan kelvin............................................ 10
Gambar 3.4 Rangkaian metode jembatan ganda kelvin.................................. 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hambatan sebuah benda dapat diukur secara presisi dengan menggunakan
metode rangkaian jembatan DC. Rangkaian jembatan DC berdasarkan jenisnya
terdiri dari tiga macam rangkaian jembatan yaitu jembatan wheatstone, jembatan
kelvin, dan jembatan ganda kelvin. Rangkaian-rangkaian jembatan DC
menggunakan prinsip yang hampir sama yaitu menggunakan metode rangkaian
kesetimbangan jembatan DC. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan suatu hambatan adalah menggunakan metode jembatan wheatstone.
Jembatan wheatstone dapat diketahui dengan cara perbandingan antara besar
hambatan yang telah diketahui nilainya dengan besar hambatan yang belum
diketahui nilainya yang tentunya. Jembatan wheatstone dikatakan seimbang apabila
dalam suatu rangkaian jarum galvanometer menunjukkan angka nol (Syech, 2016).
Percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan DC salah satunya dengan menggunakan jembatan wheatstone yang
dilakukan dengan metode perbandingan hambatan yang belum diketahui nilainya
dengan hambatan yang sudah diketahui nilainya. Jembatan wheatstone memiliki
manfaat untuk mengukur nilai suatu hambatan melalui arus yang mengalir pada
galvanometer besarnya sama dengan nol dimana hal ini dapat terjadi dikarenakan
potensi dari ujung-ujungnya sangat besar sehingga dirumuskan dengan
menggunakan perkalian silang. Pengaplikasian jembatan wheatstone banyak
digunakan untuk percobaan resistensi kecil, oleh karena itu jembatan wheatstone
banyak digunakan dalam aplikasi seperti pengukuran tegangan dan thermometer
perlawanan.
Percobaan pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
DC dilakukan dengan tiga percobaan yaitu pengukuran hambatan dengan metode
jembatan wheatstone, pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin, dan
pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin. Percobaan
pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone

1
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 . Komponen
rangkaian jembatan wheatstone saling dihubungkan dan diatur hambatan variabel
standart sehingga tercapai kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai
hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga posisi titik
m, titik n, dan posisi titik p. Komponen rangkaian jembatan kelvin saling
dihubungkan dan diatur hambatan variabel standart sehingga tercapai
kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan
pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin dilakukan dengan
mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 . Komponen
rangkaian jembatan ganda kelvin saling dihubungkan dan diatur hambatan variabel
standart sehingga tercapai kesetimbangan dan nantinya juga dihitung nilai
hambatan 𝑅𝑥 .
1.2 Rumusan Praktikum
Adapun rumusan praktikum pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara merangkai pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan
jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan double kelvin?
2. Bagaimana cara membedakan resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
menggunakan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
double kelvin?
3. Bagaimana cara menentukan nilai hambatan komponen atau hambatan bahan
dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan DC yang digunakan
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui cara merangkai pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan
jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan double kelvin

2
2. Mengetahui cara membedakan resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
menggunakan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
double kelvin
3. Mengetahui cara menentukan nilai hambatan komponen atau hambatan bahan
dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan DC yang digunakan

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hambatan Listrik


Rangkaian listrik jembatan adalah rangkaian menyerupai jembatan yang
digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti resistensi, kapasitansi, dan
induktansi dimana pada rangkaian listrik jembatan, galvanometer berperan sebagai
jembatan. Resistansi berfungsi untuk menghambat arus listrik. Kapasitansi
berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Induktansi berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet (Tooley, 2003). Hambatan dari sebuah bahan dapat
diukur secara presisi dengan menggunakan metode rangkaian jembatan DC.
Terdapat tiga jenis metode rangkaian jembatan DC yang digunakan untuk
menentukan nilai hambatan dari suatu komponen atau nilai hambatan suatu bahan
yaitu jembatan wheatstone, jembatan kelvin dan jembatan ganda kelvin. Ketiga
jenis metode rangkaian jembatan DC tersebut menggunakan prinsip yang hampir
sama yaitu metode rangkaian kesetimbangan jembatan DC. Perbedaan ketiganya
tidak terlalu besar tetapi sangat menentukan tingkat kesensitivitasnya dari metode
pengukuran hambatannya. Metode rangkaian jembatan kelvin dan jembatan ganda
kelvin mempunyai sensitivitas lebih tinggi dibandingkan dengan metoder rangkaian
jembatan wheatstone (Tim Penyusun, 2021)
2.2 Rangkaian Jembatan Wheatstone
Jembatan wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk
mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarnya). Kegunaan dari
jembatan wheatstone adalah untuk mengukur suatu hambatan dengan cara arus
galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujungnya sama besar), sehingga
dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerja jembatan wheatstone adalah
sirkuit listrik empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua
titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana galvanometer
ditempatkan seperti dalam rangkaian jembatan wheatstone (Pratama, 2009).
Rangkaian jembatan wheatstone merupakan salah satu rangkaian pembagi
tegangan. Salah satu kelebihan pada rangkaian jembatan wheatstone adalah dapat

4
memberikan tegangan keluaran nol volt. Perubahan nilai hambatan pada salah satu
hambatan akan memberikan respon perubahan tegangan keluaran.

Gambar 2.1 Rangkaian jembatan wheatstone


(Sugito, 2015)
Gambar 2.1 merupakan rangkaian jembatan wheatstone 𝑅𝑋 adalah hambatan
sensor, dimana ketika tegangan masukan diberikan pada titik A dan B pada
rangkaian maka arus akan mengalir melewati 𝑅1 sebesar 𝐼1 dan melewati 𝑅2 sebesar
𝐼2 . Besarnya arus 𝐼1 dan 𝐼2 masing-masing adalah
𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐴𝐵
𝐼1 = (𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝐼2 = (𝑅 (2.1)
1 +𝑅3 ) 2 +𝑅𝑥 )

Akibat arus 𝐼1 dan 𝐼2 yang mengalir akan menghasilkan beda potensial pada titik C
dan D sebagai tegangan keluaran sebesar
𝑉𝐶𝐷 = 𝑉𝐶𝐵 − 𝑉𝐷𝐵 (2.2)
dimana
𝑉𝐶𝐵 = 𝐼2 𝑥 𝑅𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐷𝐵 = 𝐼1 𝑥 𝑅3 (2.3)
Apabila persamaan (2.4) disubtitusikan ke persamaan (2.1) akan diperoleh:
𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐴𝐵
𝑉𝐶𝐵 = 𝑥 𝑅𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐷𝐵 = 𝑥 𝑅3 (2.4)
(𝑅2 +𝑅𝑥 ) (𝑅1 +𝑅3 )

Sehingga tegangan keluaran pada titik C dan D adalah sebagai berikut


𝑅𝑥 𝑅3
𝑉𝐶𝐷 = ((𝑅 − (𝑅 ) 𝑉𝐴𝐵 (2.5)
2 +𝑅𝑥 ) 1 +𝑅3 )

Penggunaan variabel resistor sebagai sensor dapat digunakan untuk menggantikan


peran dari 𝑅𝑥 . Berdasarkan persamaan (2.5) dapat dinyatakan bahwa ketika
hambatan sensor (𝑅𝑥 ) berubah maka tegangan keluaran rangkaian juga akan
berubah (Sugito, 2015).

5
2.3 Rangkaian Jembatan Kelvin
Menurut Cooper (2006) jembatan kelvin merupakan hasil modifikasi
jembatan wheatstone. Jembatan kelvin dapat mengukur tahanan-tahanan rendah
dibawah 1 ohm dengan lebih teliti dibandingkan jembatan wheatstone. Jembatan
kelvin dibeberapa negara lebih dikenal dengan jembatan Thomson, sesuai dengan
nama penemunya yaitu William Thomson. Jembatan kelvin menggunakan 7
tahanan, tetapi cara kerjanya sama dengan jembatan wheatstone

Gambar 2.2 Rangkaian metode jembatan kelvin


(Sumber: Tim Penyusun, 2021)
Berdasarkan gambar tersebut, 𝑅𝑦 merupakan tahanan kawat penghubung antara
𝑅3 dan 𝑅𝑥 . Ada tiga kondisi yang akan dihasilkan apabila galvanometer
dihubungkan ke titik m, n, atau p. Apabila galvanometer dihubungkan ke titik m,
nilai tahanan 𝑅𝑦 dijumlahkan dengan tahanan 𝑅𝑥 yang tidak diketahui nilainya dan
akan menghasilkan indikasi 𝑅𝑥 yang sangat tinggi. Apabila galvanometer
dihubungkan ke titik n, nilai tahanan 𝑅𝑦 dijumlahkan dengan tahanan 𝑅3 dan akan
menghasilkan nilai tahanan 𝑅𝑥 yang jauh lebih rendah karena nilai tahanan 𝑅3
menjadi lebih besar dari nilai tahanan 𝑅𝑦 . Apabila galvanometer dihubungkan ke
titik p yang berada di antara titik m dan titik n, perbandingan antara titik m ke titik
p dan titik n ke titik p sama dengan perbandingan antara tahanan 𝑅𝑥 dan 𝑅2 .
𝑅𝑛𝑝 𝑅
= 𝑅1 (2.6)
𝑅𝑚𝑝 2

𝑅 𝑅
Apabila nilai 𝑅3 dan 𝑅1 seimbang, maka kondisi jembatan kelvin akan seimbang dan
𝑥 2

apabila jembatan kelvin dalam kondisi setimbang akan diperoleh

6
𝑅
𝑅𝑥 + 𝑅𝑛𝑝 = 𝑅1 (𝑅3 + 𝑅𝑚𝑝 ) (2.7)
2

2.4 Rangkaian Jembatan Ganda Kelvin


Menurut Cooper (2006) rangkaian jembatan ganda kelvin merupakan
modifikasi dari metode rangkaian jembatan kelvin dengan adanya penambahan satu
set lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3. Metode
rangkaian jembatan ganda kelvin didapatkan dengan meningkatkan resolusi dari
pengukuran nilai hambatan suatu komponen atau bahan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan jembatan wheatstone maupun jembatan kelvin.
Galvanometer G dihubungkan dengan lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 pada titik p, pada
titik potensial antara titik m dan titk n, sehingga lengan hambatan dapat
menghilangkan pengaruh ketidakhomogenan dari 𝑅𝑦 dan ketika tercapai kondisi
kesetimbangan maka rasio hambatan 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 sama dengan rasio hambatan 𝑅1
dan 𝑅2 .

Gambar 2.3 Rangkaian metode jembatan ganda kelvin


(Sumber: Tim Penyusun, 2021)
Rangkaian jembatan ganda kelvin ditambahkan tahanan a dan b yang berperan
sebagai lengan pembanding. Nilai perbandingan antara tahanan a dan b sama
dengan nilai perbandingan 𝑅1 dan 𝑅2 sehingga berlaku persamaan sebagai berikut
𝑎 𝑅
= 𝑅1 (2.8)
𝑏 2

Lengan a dan b menghubungkan galvanometer ke titik p, sehingga dapat


memperkecil atau menghilangkan pengaruh tahanan 𝑅𝑦 . Nilai galvanometer akan

7
nol apabila beda potensial titik k sama dengan beda potensial titik p atau 𝑉𝑘𝑙 =
𝑉𝑖𝑚𝑝 . Nilai 𝑉𝑘𝑙 dapat diketahui dengan rumus:
𝑉𝑘𝑙 = 𝑖. 𝑅2 (2.9)
𝑅 .𝐸
𝑉𝑘𝑙 = 𝑅 2+𝑅 (2.10)
1 2

𝑅2 .𝑖 𝑅3 +𝑅𝑥 +(𝑎+𝑏)𝑅𝑦
𝑉𝑘𝑙 = 𝑅 [ ] (2.11)
1 +𝑅2 (𝑎+𝑏+𝑅𝑦 )

Nilai 𝑉𝑖𝑚𝑝 dapat diketahui dengan rumus


𝑏 𝑅𝑦
𝐸𝑚𝑝 = 𝑖 {{𝑅3 + (𝑎+𝑏) [(𝑎 + 𝑏) (𝑎+𝑏+𝑅 )]} (2.12)
𝑦

Sehingga untuk mencari nilai 𝑅𝑥 pada jembatan ganda kelvin dapat menggunakan
rumus berikut
𝑅1 .𝑅3
𝑅𝑥 = (2.13)
𝑅2

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Penelitian


3.1.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Catu daya tegangan DC
2. Hambatan variabel (R rheostat)
3. Hambatan standart 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3
4. Hambatan tidak diketahui 𝑅4
5. Galvanometer DC coil putar (G)
3.1.2 Desain Eksperimen
Adapun desain eksperimen pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1) Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone

Gambar 3.1 Rangkaian metode jembatan wheatstone


(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)

9
Gambar 3.2 Analisis rangkaian metode jembatan wheatstone
(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)
2) Pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin

Gambar 3.3 Rangkaian metode jembatan kelvin


(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)
3) Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan ganda kelvin

Gambar 3.4 Rangkaian metode jembatan ganda kelvin

10
(Sumber: Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisa Pengukuran, 2021)
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam laporan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif diperoleh dari hasil penelitian berupa angka yang
didapatkan dari pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC
yang berupa jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin.
Pendekatan kuantitatif juga diperoleh dari resolusi ke-3 jenis pengukuran hambatan
dengan metode jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin
juga nilai hambatan komponen atau hambatan bahan sesuai dengan resolusi dari
jenis rangkaian jembatan DC yang digunakan pada praktikum. Inti dari praktikum
ini adalah suatu penelitian yang berusaha memecahkan atau menjawab suatu
permasalahan tentang cara pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan DC yang sudah dituliskan pada rumusan masalah.
Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data yang dibuat untuk maksud menyelesaikan permasalahan.
Data primer diperoleh dari percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
metode jembatan DC yang telah dilakukan. Data sekunder yaitu data yang telah
dikumpulkan untuk maksud menyelesaikan suatu permasalahan dimana data
sekunder diperoleh dari literatur, artikel, jurnal yang berkenaan dengan percobaan
praktikum yang dilakukan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel pada percobaan praktikum
pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC meliputi
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah alat ukur galvanometer coil putar
arus DC
2. Variabel terikat

11
Variabel terikat pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah hambatan variabel (R reostart) dan
hambatan standart 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 .
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah ketepatan pembacaan skala.
3.4 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data pada percobaan praktikum pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan wheatstone
Percobaan pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 .
Komponen rangkaian jembatan wheatstone saling dihubungkan yang kemudian
dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya tegangan DC dan diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai kesetimbangan dimana nantinya juga akan
dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan ini akan dianalsis pengukuran hambatan
listrik dengan menggunakan jembatan wheatstone, menganalisis cara membedakan
resolusi dari ke-3 jenis pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan wheatstone, juga menganalisis nilai hambatan komponen atau hambatan
bahan dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis rangkaian
jembatan wheatstone.
2. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga posisi titik
m, titik n, dan posisi titik p. Komponen rangkaian jembatan kelvin saling
dihubungkan yang kemudian dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya
tegangan DC dan diatur hambatan variabel standart sehingga tercapai
kesetimbangan dimana nantinya juga akan dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan
ini akan menganalisis pengukuran hambatan listrik dengan menggunakan jembatan
kelvin, menganalisis cara membedakan resolusi dari ke-3 jenis pengukuran
hambatan dengan menggunakan metode jembatan kelvin, juga menganalisis nilai

12
hambatan komponen atau hambatan bahan dengan metode jembatan DC sesuai
dengan resolusi dari jenis rangkaian jembatan kelvin.
3. Analisis pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
Percobaan pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
dilakukan dengan mengamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4 juga 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 .
Komponen rangkaian jembatan ganda kelvin saling dihubungkan kemudian
dilanjutkan dengan menghidupkan catu daya tegangan DC dan diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai kesetimbangan dimana nantinya juga akan
dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 . Percobaan ini akan menganalisis pengukuran hambatan
listrik dengan menggunakan jembatan ganda kelvin, menganalisis cara
membedakan resolusi dari ke-3 jenis pengukuran hambatan dengan menggunakan
metode jembatan ganda kelvin, juga menganalisis nilai hambatan komponen atau
hambatan bahan dengan metode jembatan DC sesuai dengan resolusi dari jenis
rangkaian jembatan ganda kelvin.

13
3.5 Kerangka Pemecahan Masalah
Adapun kerangka pemecahan masalah pada percobaan praktikum
pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai
berikut.
1. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan wheatstone
Mulai

Dilakukan percobaan dan diamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4

Dibuat tabel pengamatan untuk kolom pengukuran 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅4 .

Dihubungkan seluruh komponen rangkaian jembatan wheatstone, kemudian


dilanjutkan dengan dihidupkannya catu daya tegangan DC, diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai keadaan kesetimbangan

Setelah dicapai keadaan kesetimbangan, dicatat nilai dari masing-masing hambatan


yang sudah diketahui dari rangkaian tersebut yaitu nilai 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3

Dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 yang tidak diketahui

Diulangi langkah pengukuran tersebut untuk nilai 𝑅𝑥 yang berbeda

Diberikan penjelasan dari setiap pengukuran 𝑅𝑥

Selesai

14
2. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan kelvin
Mulai

Dilakukan percobaan dan diamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4

Dibuat tabel pengamatan untuk kolom pengukuran 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅4 ; posisi


titik,m, titik n, dan posisi titik p

Dihubungkan seluruh komponen rangkaian jembatan kelvin, kemudian


dilanjutkan dengan dihidupkannya catu daya tegangan DC, diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai keadaan kesetimbangan

Setelah dicapai keadaan kesetimbangan, dicatat nilai dari masing-masing hambatan


yang sudah diketahui dari rangkaian tersebut yaitu nilai 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3 ; dan posisi
titik p

Dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 yang tidak diketahui

Diulangi langkah pengukuran tersebut untuk nilai 𝑅𝑥 yang berbeda

Diberikan penjelasan dari setiap pengukuran 𝑅𝑥

Selesai

15
3. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin

Mulai

Dilakukan percobaan dan diamati posisi hambatan 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅4


dan juga 𝑅𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑏

Dibuat tabel pengamatan untuk kolom pengukuran 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅4 ; dan


juga 𝑅𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑏

Dihubungkan seluruh komponen rangkaian jembatan ganda kelvin, kemudian


dilanjutkan dengan dihidupkannya catu daya tegangan DC, diatur hambatan
variabel standart sehingga tercapai keadaan kesetimbangan

Setelah dicapai keadaan kesetimbangan, dicatat nilai dari masing-masing hambatan


yang sudah diketahui dari rangkaian tersebut yaitu nilai 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3 ; dan nilai
𝑅𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑏

Dihitung nilai hambatan 𝑅𝑥 yang tidak diketahui

Diulangi langkah pengukuran tersebut untuk nilai 𝑅𝑥 yang berbeda

Diberikan penjelasan dari setiap pengukuran 𝑅𝑥

Selesai

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil percobaan pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut.
1) Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone
Tabel 4.1 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone

R2 R3 R4 R1
No. R2 R3 R4 Rx
(kW) (kW) (kW) (kW)
1 1 2,5 4,8 1,893
2 1 3,3 6,3 1,909
3 1 4,7 9,0 1,915
4 1 5,9 11,2 1,898
5 1 6,3 11,9 1,889
6 1 7,7 14,6 1,896
7 1 8,9 16,9 1,899

2) Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan kelvin


Tabel 4.2 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
kelvin
R1 R2 R3 Rmp Rnp Rx
No.
R1 (kW) R2 (kW) S (kW) mp (cm) np (cm) Rx (kW)
1 1,00 5,00 0,17 83,3 16,7 0,0341
2 0,10 0,40 1,38 80,0 20,0 0,345
3 0,01 0,03 1,01 75,0 25,0 0,337
4 1,00 5,00 0,71 83,3 16,7 0,142
5 0,10 0,40 0,58 80,0 20,0 0,145
6 0,01 0,03 0,42 75,0 25,0 0,140
7 1,00 5,00 2,72 83,3 16,7 0,544
8 0,10 0,40 2,19 80,0 20,0 0,548
9 0,01 0,03 1,62 75,0 25,0 0,540
10 1,00 5,00 3,72 83,3 16,7 0,744

17
11 0,10 0,40 2,99 80,0 20,0 0,748
12 0,01 0,03 2,22 75,0 25,0 0,740

3) Pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin

Tabel 4.3 Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan


ganda kelvin

No. Ra Rb R1 R2 R3 Rx
p q R1 R2 S (kW) Rx
(kW) (kW) (kW) (kW) (W)
1 0,5 50 1,00 100 0,341 3,41
2 0,5 50 1,00 100 0,142 1,42
3 0,5 50 1,00 100 0,543 5,43
4 0,5 50 1,00 100 0,744 7,44
5 0,5 50 0,10 10 0,345 3,45
6 0,5 50 0,10 10 0,146 1,46
7 0,5 50 0,10 10 0,547 5,47
8 0,5 50 0,10 10 0,747 7,47
9 0,5 50 0,01 1 0,338 3,38
10 0,5 50 0,01 1 0,139 1,39
11 0,5 50 0,01 1 0,54 5,4
12 0,5 50 0,01 1 0,741 7,41

4.2 Pembahasan
Hambatan dari suatu bahan dapat diukur secara presisi dengan
menggunakan metode rangkaian jembatan DC. Metode rangkaian jembatan DC
terdiri dari jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda kelvin.
Prinsip dari ketiga metode rangkaian jembatan DC tersebut menggunakan prinsip
yang hampir sama yaitu dengan menggunakan metode rangkaian kesetimbangan
jembatan DC. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari empat posisi hambatan
yang terdiri dari 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 dan 𝑅4 dimana hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 sudah diketahui
nilainya dan hambatan 𝑅4 yang akan diukur nilainya. Proses pengukuran dalam
rangkaian jembatan wheatstone 𝑅3 diatur sedemikian rupa dehingga diperoleh
keadaan setimbang yang ditunjukkan dengan penunjukkan galvanometer G dalam
skala nol. Kondisi kesetimbangan tersebut nilai tegangan yang berada dititik C

18
sama dengan tegangan yang berada dititik D sehingga arus yang melewati
galvanometer G sama dengan nol sehingga rangkaian dari jembatan wheatstone
dapat disederhanakan. Perangkaian pengukuran hambatan yang selanjutnya adalah
rangkaian jembatan kelvin biasanya digunakan untuk mengukur hambatan yang
nilainya kurang dari 1 ohm. Rangkaian jembatan kelvin terdapat hambatan 𝑅𝑦 yang
menghubungkan hambatan 𝑅3 dan hambatan 𝑅𝑥 sepanjang titik m ke titik n.
Koneksi galvanometer diletakkan di titik p pada rangkaian jembatan kelvin dimana
titik p berada diantara titik m dan titik n yang nantinya akan dihasilkan rasio nilai
hambatan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
Koneksi galvanometer tidak diletakkan di titik m dan dititik n dikarenakan apabila
konseksi galvanometer diletakkan di titik m makan nilai hambatan 𝑅𝑦 akan
ditambahkan pada hambatan 𝑅𝑥 sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
dikarenakan nilai 𝑅𝑥 yang terlalu besar, sedangkan apabila koneksi galvanometer
diletakkan di titik n maka nilai hambatan 𝑅𝑦 akan ditambahkan pada hambatan 𝑅3
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan karena nilai 𝑅𝑥 yang terlalu rendah.
Pengukuran hambatan listrik yang terakhir yaitu pada metode jembatan ganda
kelvin. Galvanometer pada rangkaian jembatan ganda kelvin dihubungkan dengan
lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 pada titik p yang berada pada titik potensial antara titik
m dan titik n. Percobaan yang telah mencapai kondisi kesetimbangan maka rasio
hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 . Skala galvanometer
akan menunjuukkan angka nol ketika nilai potensial titik k sama dengan nilai
potensial pada titik p. Nilai hambatan 𝑅𝑥 dapat diperoleh dari persamaan nilai
tegangan dari dua titik k dan titik p.
Percobaan praktikum ketiga jenis jembatan DC tersebut diberikan hasil
bahwa setiap jembatan baik jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan
ganda kelvin memiliki resolusi yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena
terdapat dua jenis hambatan DC yang digunakan menunjukkan hasil dari modifikasi
jembatan wheatstone dan hal ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi pada
jembatan yang telah dimodifikasi. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa jembatan wheatstone mengukur resolusi yang terbesar dimana hal
ini menyebabkan metode jembatan wheatstone biasa digunakan untuk menentukan

19
komponen yang memiliki nilai hambatan sedang sampai hingga nilai yang besar.
Hasil pengukuran yang menghasilkan resolusi terkecil adalah jembatan ganda
kelvin.
Percobaan yang telah dilakukan dimana untuk menentukan nilai hambatan
komponen atau hambatan bahan pada jembatan wheatstone dilakukan setelah
tercapai keadaan kesetimbangan dan diketahui nilai 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 . Percobaan
untuk menentukan hambatan komponen pada jembatan kelvin dan jembatan ganda
kelvin juga sama seperti jembatan wheatstone. Perbedaan hanya terletak pada
hambatan yang telah diketahui dimana pada jembatan kelvin nilai yang sudah
diketahui adalah 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 juga posisi titik p sedangkan pada jembatan ganda
kelvin nilai yang sudah diketahui adalah 𝑅1 , 𝑅2 dan 𝑅3 juga nilai 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 . Hasil
percobaan 𝑅𝑥 pada jembatan wheatstone diperoleh rata-rata 1,899 Kw sedangkan
percobaan 𝑅𝑥 pada jembatan kelvin dan jembatan ganda kelvin menghasilkan nilai
rata-rata 𝑅𝑥 berturut-turut sebesar 0,417 kW dan 4,427 W. Percobaan tersebut
memberikan hasil bahwa jembatan wheatstone memiliki nilai 𝑅𝑥 terbesar.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan praktikum pengukuran hambatan
dengan menggunakan metode jembatan DC adalah sebagai berikut
1. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari empat posisi hambatan yang terdiri
dari 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 dan 𝑅4 dimana hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 sudah diketahui nilainya dan
hambatan 𝑅4 yang akan diukur nilainya. Proses pengukuran dalam rangkaian
jembatan wheatstone 𝑅3 diatur sedemikian rupa dehingga diperoleh keadaan
setimbang yang ditunjukkan dengan penunjukkan galvanometer G dalam skala
nol. Rangkaian jembatan kelvin terdapat hambatan 𝑅𝑦 yang menghubungkan
hambatan 𝑅3 dan hambatan 𝑅𝑥 sepanjang titik m ke titik n. Koneksi
galvanometer diletakkan di titik p pada rangkaian jembatan kelvin dimana titik
p berada diantara titik m dan titik n yang nantinya akan dihasilkan rasio nilai
hambatan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
Galvanometer pada rangkaian jembatan ganda kelvin dihubungkan dengan
lengan hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 pada titik p yang berada pada titik potensial antara
titik m dan titik n. Percobaan yang telah mencapai kondisi kesetimbangan maka
rasio hambatan 𝑅𝑏 dan 𝑅𝑎 sama dengan rasio hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
2. Percobaan praktikum ketiga jenis jembatan DC tersebut diberikan hasil bahwa
setiap jembatan baik jembatan wheatstone, jembatan kelvin, dan jembatan ganda
kelvin memiliki resolusi yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena terdapat
dua jenis hambatan DC yang digunakan menunjukkan hasil dari modifikasi
jembatan wheatstone. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa jembatan wheatstone mengukur resolusi yang terbesar dan jembatan
kelvin mengukur resolusi terkecil.
3. Percobaan yang telah dilakukan dimana untuk menentukan nilai hambatan
komponen atau hambatan bahan pada jembatan wheatstone dilakukan setelah
tercapai keadaan kesetimbangan dan diketahui nilai dari hambatan. Percobaan
untuk menentukan hambatan komponen pada jembatan kelvin dan jembatan

21
ganda kelvin juga sama seperti jembatan wheatstone. Perbedaan hanya terletak
pada hambatan yang telah diketahui nilainya juga pada titik posisi. Percobaan
yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa jembatan wheatstone memiliki
nilai 𝑅𝑥 terbesar.
5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan praktikum pengukuran hambatan dengan
menggunakan metode jembatan DC adalah praktikan harus mengerti mengenai
materi yang berkaitan dengan pengukuran hambatan dengan menggunakan metode
jembatan DC. Materi dapat berupa teori, hokum yang digunakan dan juga
konsepnya. Praktikan juga harus memahami dan menguasai cara merangkai
pengukuran hambatan listrik, membedakan resolusi jenis pengukuran hambatan,
menentukan nilai hambatan komponen juga penerapannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, W. D. 2006. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:


Erlangga

Pratama. 2009. Dasar-dasar Rangkaian Elektronika. Erlangga. Jakarta

Sugito., Hartono., I. Permadi. 2015. Rancang bangun system pengukuran


pergeseran tanah menggunakan sensor variabel resistor. Jurnal Berkala
Fisika. Vol (18) No.1

Syech, R., R. Abdi., W. Tambunan. 2016. Penentuan konduktifitas listrik air sungai
batang lubuh dengan menggunakan metode jembatan wheatstone. Jurnal
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengairan. Riau: Universitas Pasir
Pengairan

Tim Penyusun. 2021. Modul Praktikum Alat Ukur dan Analisis Pengukuran.
Jember: Universitas Jember

Tooley. M. 2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

23
LAMPIRAN

1. Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone


Tabel 1. Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone

R2 R3 R4 R1
No. R2 R3 R4 Rx
(kW) (kW) (kW) (kW)
1 1 2,5 4,8 1,893
2 1 3,3 6,3 1,909
3 1 4,7 9,0 1,915
4 1 5,9 11,2 1,898
5 1 6,3 11,9 1,889
6 1 7,7 14,6 1,896
7 1 8,9 16,9 1,899

2. Pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan kelvin


Tabel 2. Data pengukuran hambatan dengan menggunakan metode jembatan kelvin
R1 R2 R3 Rmp Rnp Rx
No.
R1 (kW) R2 (kW) S (kW) mp (cm) np (cm) Rx (kW)
1 1,00 5,00 0,17 83,3 16,7 0,0341
2 0,10 0,40 1,38 80,0 20,0 0,345
3 0,01 0,03 1,01 75,0 25,0 0,337
4 1,00 5,00 0,71 83,3 16,7 0,142
5 0,10 0,40 0,58 80,0 20,0 0,145
6 0,01 0,03 0,42 75,0 25,0 0,140
7 1,00 5,00 2,72 83,3 16,7 0,544
8 0,10 0,40 2,19 80,0 20,0 0,548
9 0,01 0,03 1,62 75,0 25,0 0,540
10 1,00 5,00 3,72 83,3 16,7 0,744
11 0,10 0,40 2,99 80,0 20,0 0,748
12 0,01 0,03 2,22 75,0 25,0 0,740

24
3. Pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin
Tabel 3. Data pengukuran hambatan dengan metode jembatan ganda kelvin

No. Ra Rb R1 R2 R3 Rx
p q R1 R2 S (kW) Rx
(kW) (kW) (kW) (kW) (W)
1 0,5 50 1,00 100 0,341 3,41
2 0,5 50 1,00 100 0,142 1,42
3 0,5 50 1,00 100 0,543 5,43
4 0,5 50 1,00 100 0,744 7,44
5 0,5 50 0,10 10 0,345 3,45
6 0,5 50 0,10 10 0,146 1,46
7 0,5 50 0,10 10 0,547 5,47
8 0,5 50 0,10 10 0,747 7,47
9 0,5 50 0,01 1 0,338 3,38
10 0,5 50 0,01 1 0,139 1,39
11 0,5 50 0,01 1 0,54 5,4
12 0,5 50 0,01 1 0,741 7,41

25

Anda mungkin juga menyukai