DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8/ Kelas Teknik Sipil 1
1. Deswita Prastina Nurfitriya (2210503006)
2. Syahrul Adiansyah (2210503015)
3. Diesta Alifia Putri Wijoyo (2210503023)
4. Annastasya Dewinta Supriyadi (2210503026)
5. Amri Rey Joice Saragih (2210503029)
DOSEN PENGAMPU:
Muhammad Amin, S.T., M.T.
Kelompok 8
1. Deswita Prastina Nurfitriya (2210503006)
2. Syahrul Adiansyah (2210503015)
3. Diesta Alifia Putri Wijoyo (2210503023)
4. Annastasya Dewinta Supriyadi (2210503026)
5. Amri Rey Joice Saragih (2210503029)
Laporan Praktikum ini disusun sebagai salah satu mata kuliah Praktikum
Hidrolika di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tidar Magelang
Pembimbing Praktikum
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat
dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan laporan praktikum hidrolika.
Kami mengucapkan terimaksih kepada Bapak Muhammad Amin, S.T.,
M.T., IPM selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Praktikum Hidrolika
yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai macam-macam
pengukuran debit di laboratorium dan pengukuran langsung di lapangan
serta juga bagaimana kaitnya dengan kehidupan sehari - hari. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat dimasa yang akan datang. Semoga makalah
sederhana ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata - kata yang kurang berkenan.
Magelang, November 2023
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................9
1.1.1 Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson cara I dan II. .9
1.2 Tujuan............................................................................................11
BAB II..........................................................................................................12
2.1 Alat.................................................................................................12
2.1.1 Alat yang digunakan pada Praktek Ukur Thomson Cara I dan
II 12
iv
2.1.6 Alat yang Digunakan pada Pengukuran Debit Dengan Alat
Ukur Pitotmeter dan Pelampung...................................................................15
2.2.3 Benda Uji pada Percobaan Back Water Curve atau Tinggi
Pengempangan..............................................................................................17
2.2.5 Benda Uji pada Pengaliran melalui Pipa dan Daya Pompa.................18
2.2.6 Benda Uji pada Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Pitotmeter.......19
2.4 Pelaksanaan.........................................................................................20
2.4.1 Langkah Kerja Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Thomson Cara I
......................................................................................................................20
2.4.2 Langkah Kerja Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Thomson Cara II
......................................................................................................................20
v
2.4.7 Langkah Kerja Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan
Pelampung....................................................................................................21
3.2. Hitungan.........................................................................................26
vi
3.2.7. Hitungan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan
Pelampung30
3.3 Pembahasan................................................................................35
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................38
vii
4.3 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit yang Mengalir Melalui
Pintu Sorong.................................................................................................38
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Hidraulika adalah ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan studi dan
penggunaan cairan, terutama air dan minyak, untuk menghasilkan gerakan,
mengirim daya, atau mengendalikan mesin dan sistem. Kata "hidraulika" berasal
dari kata Yunani "hydraulikos," yang berarti "terkait dengan air." Ilmu ini
mencakup berbagai aspek, termasuk prinsip dasar fluida, perancangan sistem
perpipaan, pembuatan peralatan hidraulik, dan pengembangan aplikasi praktis.
1.1.1 Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson cara I dan II
Alat ukur Thomson, atau yang lebih dikenal dengan nama alat ukur
Thomson (Thomson's Meter), adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
debit air dalam pipa atau saluran. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip hukum
bernoulli dan menggunakan efek Venturi. Debit adalah jumlah volume air yang
mengalir melalui pipa atau saluran dalam satu unit waktu, biasanya diukur dalam
satuan liter per detik (L/s) atau meter kubik per jam (m³/jam).
1.1.2 Menentukan Debit yang Mengalir Melalui Pintu Sorong
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pada bangunan
air, aplikasi pintu sorong adalah pintu pembilas. Fungsinya yaitu mencegah
sedimen layang masuk ke dalam pintu pengambilan (intake) dan membilas
sedimen yang menghalangi aliran. Aliran setelah pintu sorong mengalami
perubahan kondisi dari subkritis ke superkritis. Di lokasi yang lebih hilir terjadi
peristiwa yang disebut air loncat/lompatan hidraulik (hydraulic jump). Air loncat
memiliki sifat aliran yang menggerus. Adanya pintu sorong mengakibatkan
kemungkinan terjadinya gerusan pada saluran di hilir pintu sorong. Oleh karena
itu, diperlukan perhitungan untuk desain saluran pada hilir saluran agar tahan
terhadap gerusan air akibat adanya pintu sorong.
1.1.3 Percobaan Back Water Curve
1
bendung adalah untuk mencegah air sungai agar tidak meluap keluar tebing sungai
dan mengalir di belakang bendung yang dapat membahayakan bending. Banyak
teori yang mempelajari problem ini, antara lain dengan cara Bresse Integrasi
Grafis, Deret Flaman akan tetapi untuk praktisnya menggunakan rumus suai
dengan Dirjen Pengairan, DPU Standart Perencanaan Irigasi KP-02.
1.1.4 Pengukuran Debit pada Peluapan Ambang Bulat
Sistem pemipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lainya. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di
kedua tempat, yang bisa terjadi karena Perbedaan elevasi muka air dan Pompa.
1.1.6 Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan Alat Pitotmeter dan
Pelampung
Tabung pitot adalah alat mekanis yang digunakan untuk memantau kecepatan
aliran di setiap titik dalam pipa atau saluran. Itu diciptakan oleh Henri Pitot,
seorang insinyur Perancis, dan disempurnakan oleh Henry Darcy, seorang
ilmuwan Perancis. Tabung Pitot beroperasi berdasarkan prinsip dasar mekanika
fluida: ketika fluida berhenti mengalir, seluruh energi kinetiknya diubah menjadi
energi tekanan. Ini membantu kita dalam menghitung energi tekanan fluida yang
berhenti. Kuadrat kecepatan berbanding lurus dengan energi kinetik, sehingga
kecepatan aliran dapat dihitung.
1.2 Tujuan
2
1. Mahasiswa dapat mengukur debit aliran pada saluran terbuka dengan berbagai alat
ukur dan metode perhitungan yang berbeda.
2. Mengembangkan keterampilan laboratorium mahasiswa, seperti keterampilan
pengukuran, penggunaan alat, dan pelaporan hasil.
3. Memahami prinsip pengukuran debit seperti prinsip kerja alat ukur, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan metode yang digunakan dalam
perhitungan debit.
3
BAB II
TEKNIS PRAKTIKUM
2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yang bertujuan untuk
mempermudah dalam proses pelaksanaan praktikum sebagai berikut:
2.1.1 Alat yang digunakan pada Praktek Ukur Thomson Cara I dan II
4
c. Meteran
Meteran digunakan untuk membantu dalam pengukuran panjang dan lebar
pipa.
d. Manometer
Manometer digunakan untuk membantu dalam pengukuran panjang saluran,
lebar saluran dan tinggi muka air.
e. Sekat Pengatur Hilir
Sekat pengatur hilir digunakan untuk mengatur ketinggian muka air di hilir.
f. Penampung Air
Penampung air digunakan untuk menampung air saluran.
2.1.3 Alat yang digunakan pada praktek percobaan Back Water Curve
5
Pompa digunakan untuk membantu mengeluarkan air dari kolam
penampungan maupun langsung dari saluran drainase pada saat air tidak dapat
mengalir secra gravitasi karena air di muara/pembuangan memiliki elevasi lebih
tinggi dibandingkan dengan saluran.
b. Meteran
Meteran digunakan untuk membantu dalam pengukuran panjang dan lebar
pipa.
c. Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengetahui kedalaman air pada pipa.
d. Buku dan pulpen
Digunakan untuk mencatat hasil sementara praktikum.
e. Miniatur bendung
Fungsinya seperti bendungan namun dengan skala yang lebih kecil,
miniatur tersebut sering sekali digunakan sebagai simulasi.
2.1.5 Alat yang digunakan pada praktikum pengaliran melalui pipa dan
daya pompa
a. Pompa
Pompa digunakan untuk membantu mengeluarkan air dari kolam
penampungan maupun langsung dari saluran drainase pada saat air tidak dapat
mengalir secra gravitasi karena air di muara/pembuangan memiliki elevasi lebih
tinggi dibandingkan dengan saluran.
b. Meteran
Meteran digunakan untuk membantu dalam pengukuran panjang dan lebar
pipa.
c. Buku dan pulpen
Digunakan untuk mencatat hasil sementara praktikum
2.1.6 Alat yang Digunakan pada Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter
dan Pelampung
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran kali ini adalah sebagai berikut :
a. Pitotmeter
6
Pitotmeter, atau pitot tube, adalah alat pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kecepatan aliran fluida dalam suatu saluran atau pipa. Pitotmeter terdiri
dari tabung dengan ujung lancip yang menghadap ke arah aliran fluida. Ketika
fluida mengalir ke dalam tabung pitot, tekanan pada ujung lancip akan lebih tinggi
daripada tekanan di sekitarnya.
b. Pelampung
Alat ukur pelampung adalah alat yang digunakan untuk mengukur debit aliran
fluida dengan memanfaatkan pergerakan pelampung dalam tabung atau saluran
tertentu. Prinsip dasar pelampung adalah bahwa debit aliran fluida akan
menggerakkan pelampung, dan pergerakan pelampung ini dapat digunakan untuk
mengukur debit aliran.
2.2 Benda uji
Dalam praktikum ilmiah, "benda uji" merujuk pada benda atau materi yang
digunakan sebagai subjek atau objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk tujuan
penelitian atau eksperimen tertentu.
2.2.1 Benda Uji pada Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson Cara I dan
II
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah sekat pengukur aliran ciptaan Thomson (gambar 2.1). Alat tersebut
berguna untuk mengukur debit pada suatu aliran.
7
2.2.2 Benda Uji pada Pengukuran Debit Aliran Menggunakan Pintu Sorong
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah pintu sorong (gambar 2.2). Alat tersebut berguna untuk mengukur debit
pada suatu aliran.
2.2.3 Benda Uji pada Percobaan Back Water Curve atau Tinggi Pengempangan
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah miniatur bendung (gambar 2.3). Alat tersebut berguna sebagai bendungan
pada suatu aliran sehingga menimbulkan Back Water Curve.
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah miniatur bendung (gambar 2.4). Alat tersebut berguna untuk bendungan
pada suatu aliran agar terjadi peluapan ambang bulat.
Gambar 2. 4 Miniatur Bendung
8
2.2.5 Benda Uji pada Pengaliran melalui Pipa dan Daya Pompa
Gambar 2. 5 Pipa
Percobaan ini digunakan untuk Menghitung debit dan daya pompa. Tinggi
kehilangan dari 1 ke 2 sebesar ∑h yang terdiri dari mayor losse dan minor losse
(hf, hb, dan hk).
Keterangan:
hf = Kehilangan karena gesekan antara zat cair dan antara zat itu sendiri
hb = Kehilangan tenaga saat masuk pipa
hk = Kehilangan pada belokan
hm = Kehilangan tenaga saat keluar
2.2.6 Benda Uji pada Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Pitotmeter
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah Alat ukur debit “Pitot Meter” (gambar 2.6). Alat tersebut berguna untuk
menentukan kecepatan aliran air yang ada di dasar air.
Gambar 2. 6 Alat ukur debit “Pitot Meter”
9
2.2.7 Benda Uji pada Pengukuran Debit dengan Pelampung
Pada pengukuran kali ini objek yang akan diuji, diamati, atau dianalisis
adalah pelampung (gambar 2.7). Alat tersebut berguna untuk menentukan
kecepatan permukaan.
Gambar 2. 7 Pelampung
2.4 Pelaksanaan
2.4.1 Langkah Kerja Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Thomson Cara I
2.4.2 Langkah Kerja Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Thomson Cara II
10
2.4.3 Langkah Kerja Pengukuran Debit Aliran Menggunakan Pintu Sorong
Langkah kerja:
1 v2
1. Menghitung kehilangan tenaga karena gesekan pipa (hf) = f
d 2.ց
2 2
v v
2. Menghitung hb = kb = 0,5
2.ց 2.ց
2
v
3. Menghitung hk = kb
2.ց
4. Mengukur kecepatan Hs = hf + hb + hk + hm
11
1
Maka kecepatan (V) akan didapat , Q = A.V = n .d 2.V
4
Q. H .ϒ
5. Menghitung daya pompa ( P)= (kgf m/d)
75. ո
2.4.7 Langkah Kerja Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan
Pelampung
12
BAB III
PEMBAHASAN
: Tabel 3.1.1 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson
Cara I
Kelompok : 8
C b g H
0,6 0,069 9,81 0,04
0,6 0,069 9,81 0,038
0,6 0,069 9,81 0,037
3.1.2 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson
Cara II
Kelompok : 8
5 /2
1,9 H
1,39 0,125
1,39 0,126
13
3.1.3 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Dengan yang Mengalir Melalui
Pintu Sorong
Kelompok : 8
Hd T = 0,62.a b H Q
0,07 0,62 . 0,013 0,07 0,06194 0,00062
0,068 0,62 . 0,013 0,07 0,05994 0,00061
0,069 0,62 . 0,013 0,07 0,06094 0,00062
3.1.4 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Dengan Percobaan Back Water
Curve
Kelompok : 8
H d P
8,8 1,9 6,5
8,7 1,8 6,5
8,8 1,9 6,5
8,7 1,8 6,5
3.1.5 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Pada Peluapan Ambang Bulat
Kelompok : 8
R d P m
0,013 0,018 0,065 1,427
14
3.1.6 Hasil Pengamatan Pengaliran Melalui Pipa dan Daya Pompa
Kelompok : 8
Hk hm f L d v α Kb Ƴ
0,432621 0,04 0,02 1,755 0,0254 0,3 90 ° 0,98 100
3.1.7 Hasil Pengamatan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter
dan Pelampung
Alat Pitotmeter
Kelompok 8
Tinggi
No Tinggi permukaan
Terukur
Pengukuran Air / h1 (m)
h2 (m)
Segment I
1 0,065 0,073
2 0,036 0,043
3 0,042 0,050
4 0,054 0,062
Segment II
1 0,069 0,077
2 0,052 0,059
3 0,048 0,054
4 0,036 0,043
Segmen III
1 0,070 0,077
2 0,068 0,073
3 0,049 0,055
15
4 0,045 0,049
16
4
Q= x c x b x H √ 2.g . H
15
a. Pengukuran pertama,
4
Q= x 0 ,6 x 0 , 05 x 0,025√ 2 (9 , 81)(0 ,04 )
15
Q = 0,00014
b. Pengukuran kedua,
4
Q= x 0 ,6 x 0 , 05 x 0,025√ 2 (9 , 81) (0,038)
15
Q = 0, 00014
c. Pengukuran ketiga,
4
Q= x 0 ,6 x 0 , 05 x 0,025√ 2 (9 , 81) (0,037)
15
Q = 0, 00014
3.2.2. Hitungan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson Cara II
Setelah pencatatan hasil pengukuran, dilakukan perhitungan dan
dijabarkan sebagai berikut :
Q = 1 ,39 . H 5 /2
a. Pengukuran pertama,
Q = 1 ,39 . 0,00621
Q = 0,00863
b. Pengukuran kedua,
Q = 1 ,39 . 0,00621
Q = 0,00863
3.2.3. Hitungan Pengukuran Debit yang Mengalir Melalui Pintu Sorong
Setelah pencatatan hasil pengukuran, dilakukan perhitungan dan
dijabarkan sebagai berikut :
H = Hd-1
a. Q = 0 , 62 . a .b . H √ 2. g . H
Pengukuran pertama,
H = Hd-t
= 0,06194
17
Q = 0 , 62 .(0,013)(0 , 07)(0,06194) √ 2(9 , 81)(0,06194)
Q = 0,00003852
b. Pengukuran kedua,
H = Hd-t
= 0,05994
Q = 0 , 62 .(0,013)(0 , 07)(0,05994) √ 2(9 , 81)(0,05994)
Q = 0,00003667
c. Pengukuran ketiga,
H = Hd-t
= 0,06094
Q = 0 , 62 .(0,013)(0 , 07)(0,06094) √ 2(9 , 81)(0,06094)
Q = 0,00003759
3.2.4. Hitungan Pengukuran Debit Percobaan Back Water Curve
Setelah pencatatan hasil pengukuran, dilakukan perhitungan dan
dijabarkan sebagai berikut :
d 1 ,9
Karena ≤1 yaitu ≤1 -> 0,215909≤1 maka digunakan rumus sebagai berikut
H 8,8
H+ d d
: L= untuk ≤1
1 H
a. Pengukuran pertama,
H+ d
L=
1
8 , 8+1 ,9
L=
1
L = 10,7
b. Pengukuran kedua,
H+ d
L=
1
8 ,7 +1 ,8
L=
1
L = 10,5
c. Pengukuran ketiga,
18
H+ d
L=
1
8 , 8+1 ,9
L=
1
L = 10,7
d. Pengukuran keempat
H+ d
L=
1
8 ,7 +1 ,8
L=
1
L = 10,5
19
2
v
Hb = kb = 0,220725
2.ց
Hs = Hm + Hf + Hb +Hk = 0,693346
1 v2
Hf = f = 5,70557
d 2.ց
1
Q = A.V = n .d 2. V = 0,000351145
4
Q. H .ϒ
P= = 0,005359361 kgf m/d
75. ո
∑h = Hf + Hb + Hk = 0,653346
H = Hs + ∑h = 1,346692
3.2.7. Hitungan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan Pelampung
Setelah pencatatan hasil pengukuran, dilakukan perhitungan dan
dijabarkan sebagai berikut :
Dengan alat pitotmeter, maka
Debit (Q) :
Q = A.V
Tinggi air dari permukaan
H=h2-h1
Kecepatan aliran (V) :
V = √ 2. g . H
a. Pengukuran segmen I,
1. H = h2 - h1
= 0,073– 0,065
= 0,008
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,008)
= 0,3961
Q = A.V
= 0,00525(0,3962)
20
3
m
= 0,00208
s
2. H = h2 - h1
= 0,043-0,036
= 0,007
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,007)
= 0,3706
Q = A.V
= 0,00525 (0,3706)
3
m
= 0,00195
s
3. H = h2 - h1
= 0,050 – 0,042
= 0,008
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,008)
= 0,3962
Q = A.V
= 0,00525 (0,3962)
3
m
= 0,00208
s
4. H = h2 - h1
= 0,062– 0,054
= 0,008
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,008)
= 0,3962
Q = A.V
= 0,00525 (0,3962)
21
3
m
= 0,00208
s
b. Pengukuran segmen II,
1. H = h2 - h1
= 0,077 – 0,069
= 0,008
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,008)
= 0,3962
Q = A.V
= 0,00525 (0,3962)
3
m
= 0,00208
s
2. H = h2 - h1
= 0,059 – 0,052
= 0,007
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,007)
= 0,3706
Q = A.V
= 0,00525 (0,3706)
3
m
= 0,00195
s
3. H = h2 - h1
= 0,054– 0,048
= 0,006
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,006)
= 0,3431
Q = A.V
= 0,00525 (0,3431)
22
3
m
= 0,0018
s
4. H = h2 - h1
= 0,043– 0,036
= 0,007
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,007)
= 0,3706
Q = A.V
= 0,00525 (0,3706)
3
m
= 0,00195
s
c. Pengukuran segmen III,
1. H = h2 - h1
= 0,077– 0,070
= 0,007
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,007)
= 0,3706
Q = A.V
= 0,00525 (0,3706)
3
m
= 0,00195
s
2. H = h2 - h1
= 0,073– 0,068
= 0,005
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,005)
= 0,3132
Q = A.V
= 0,00525 (0,3132)
23
3
m
= 0,00164
s
3. H = h2 - h1
= 0,055– 0,049
= 0,006
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,006)
= 0,3431
Q = A.V
= 0,00525 (0,3431)
3
m
= 0,0018
s
4. H = h2 - h1
= 0,049– 0,045
= 0,004
V = √ 2. g . H
= √ 2(9 , 81)(0,004)
= 0,2801
Q = A.V
= 0,00525(0,2801)
3
m
= 0,0014
s
Dengan percobaan pelampung, maka
Debit (Q) :
Q = A.V
Rerata waktu tiap segmen:
t 1+t 2+t 3++ t 4 +t 5
t=
5
Kecepatan aliran (V) :
s
V=
t
a. Pengukuran segmen I,
24
5 ,5+5 , 4+5 , 2+5 , 6+5 , 4
t =
5
= 5,42 dtk
0,583
V =
5 , 42
= 0,1075 m/dtk
Q = 0,00525 x 0,1075
= 0,00056 m3/dtk
b. Pengukuran segmen II,
4 ,1+ 4 , 3+4 ,2+ 4 , 5+ 4 , 3
t =
5
= 4,28 dtk
0,583
V =
4 , 28
= 0,1362 m/dtk
Q = 0,00525 x 0,1362
= 0,00072 m3/dtk
c. Pengukuran segmen III,
4 ,5+ 4 , 4 +4 ,53+ 4 , 1+4 , 2
t =
5
= 4,34 dtk
0,583
V =
4 , 34
= 0,1342 m/dtk
Q = 0,00525 x 0,1342
= 0,0007 m3/dtk
3.3 Pembahasan
25
3
m
Q = 0,000653
s
3
m
Q = 0,00003759
s
3.3.4 Pembahasan Pengukuran Debit Percobaan Back Water Curve
26
3.3.6. Pembahasan Pengukuran Debit Pada Pengaliran Melalui Pipa dan Daya
Pompa
Dengan hasil pengamatan dan perhitungannya maka didapatkan hasil
3
m
yaitu, Q = = 0,000351145
s
3.3.7. Pembahasan Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan
Pelampung
0,00208+0,00195+ 0,00208+0,00208
Untuk segmen I, Q = = 0,00204
4
0,00208+0,00195+ 0,0018+0,00195
Untuk segmen II, Q = = 0,00194
4
0,00195+0,00164+ 0,0018+0,00147
Untuk segmen III, Q = = 0,00172
4
3
m
Sehingga didapatkan rerata segmennya yaitu, Q =0,001898 .
s
Dengan hasil pengamatan dan perhitungannya dengan alat pelampung
maka didapatkan reratanya yaitu,
0,00056+0,00072+0,0007
Q= = 0,00066 m3/dtk
3
27
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan Untuk Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson Cara I
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit dengan alat ukur
thomson cara 1 dilampirkan sebagai berikut :
3
m
Pengukuran, Q = 0,000653
s
4.2 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Thomson Cara II
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit dengan alat ukur
thomson cara II dilampirkan sebagai berikut :
3
m
Pengukuran, Q = 0,007756
s
4.3 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit yang Mengalir Melalui Pintu Sorong
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit yang mengalir
melalui pintu sorong dilampirkan sebagai berikut :
3
m
Pengukuran, Q = 0,00003759
s
4.4 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit Percobaan Back Water Curve
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit pada peluapan
ambang bulat dilampirkan sebagai berikut :
3
m
Pengukuran, Q = 0,001134
s
4.6 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit Pada Pengaliran Melalui Pipa dan
Daya Pompa
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit pada pengaliran
melalui pipa dan daya pompa dilampirkan sebagai berikut :
28
3
m
Pengukuran, Q = ¿ 0,000351145
s
4.7 Pembahasan Untuk Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Pitotmeter dan
Pelampung
Jadi dapat disimpulkan hasil akhir dari pengukuran debit dengan alat ukur
pitotmeter dan pelampung dilampirkan sebagai berikut :
3
m
Pengukuran dengan alat ukur pitotmeter, Q =0,003679
s
3
m
Pengukuran dengan alat ukur pelampung, Q =0,00066
s
29
DAFTAR PUSTAKA
30