Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PERCOBAAN

PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN, DAN KUAT


ARUS LISTRIK II

Diajukan untuk Memenuhi Tugas LKM-04 Bagian Kedua


Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd.
Ina Yuliana, M.Pd.

Nama Anggota Kelompok:


Made Devayana Krisna Pendit (2213021005)
Puja Herawati Saogo (2213021012)
Ni Kadek Dwi Utari (2213021014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2022

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i


BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................
1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang ....................................................................................................
1.2..................................................................................................................... Rum
usan Masalah .............................................................................................
1.3.....................................................................................................................Tujua
n .................................................................................................................
1.4.....................................................................................................................Manf
aat Percobaan .............................................................................................
BAB II: LANDASAN TEORI .......................................................................
1.1.....................................................................................................................Rang
kaian Seri dan Paralel serta Hambatan Totalnya .......................................
1.2.....................................................................................................................Alat
Ukur Kuat Arus Listrik, Tegangan, dan Hambatan....................................
1.3.....................................................................................................................Reost
at dan Tegangan Bangku ...........................................................................
BAB III: ALAT DAN BAHAN .....................................................................
1.1.....................................................................................................................Alat
Pengukuran ................................................................................................
1.2.....................................................................................................................Baha
n Pendukung Pengukuran ..........................................................................
BAB IV: PROSEDUR KERJA .....................................................................
1.1.....................................................................................................................P
rosedur Pengukuran Hambatan Maksimum Rheostat dengan Multitester..
1.2.....................................................................................................................P
rosedur Merangkai Rangkaian Listrik dengan Reostat ..............................
1.3.....................................................................................................................P
rosedur Merangkai Rangkaian Listrik dengan Tahanan Bangku ...............
BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................

i
1.1.....................................................................................................................H
asil Pengukuran Nilai Hambatan Maksimum Reostat dan Resistansi
Resistor ......................................................................................................
1.2.....................................................................................................................H
asil Pengukuran Kuat Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik pada
Rangkaian dengan Reostat .........................................................................
1.3.....................................................................................................................H
asil Pengukuran Tidak Langsung Hambatan Listrik pada Reostat ............
1.4.....................................................................................................................H
asil Pengukuran Kuat Arus dan Beda Potensial dengan pada Rangkaian
dengan Tahanan Bangku ............................................................................
BAB VI: KESIMPULAN ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai seorang pendidik dengan latar belakang fisika, pastinya akan
sering dihadapkan dengan dunia laboratorium. Seorang laboran laboratorium
fisika harus memiliki kompetensi untuk menghitung besaran yang berkaitan
dengan kelistrikan. Tentunya hal ini akan membutuhkan keterampilan untuk
menggunakan berbagai macam alat ukur utamannya multitester,
amperemeter, dan voltmeter. Namun, dalam kenyataannya besarnya
hambatan total yang terdapat pada rangkaian dapat berbeda-beda saat
rangkaian listrik dihubungkan pada suatu reostat dan tahanan bangku.
Dalam LKM 04 bagian kedua ini, kita masih menggunakan rangkaian
listrik arus searah (DC). Rangkaian arus searah ini dapat dihubungkan baik
secara seri maupun paralel dengan hambatan yang nilainya dapat diubah-
ubah. Ciri rangkaian arus DC yaitu memiliki nilai tegangan sumber yang
selalu konstan terhadap waktu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam percobaan LKM 04 ini kami
akan melakukan serangkaian proses pengukuran terhadap hambatan,
tegangan, dan kuat arus listrik dalam suatu rangkaian listrik dengan nilai
hambatan yang berubah-ubah yang dilakukan baik secara langsung dan tidak
langsung menggunakan metode pengukuran secara tunggal dan secara
berulang.
1.2..................................................................................................................... Ru
musan Masalah
1.2.1. Bagaimana cara menyatakan hasil pengukuran tunggal terhadap nilai
hambatan maksimum reostat dan resistensi resistor?
1.2.2. Bagaimana cara menyatakan hasil pengukuran tunggal terhadap kuat
arus listrik dan beda potensial rangkaian listrik dengan reostat?
1.2.3. Bagaimana cara menyatakan hambatan pada reostat melalui
pengukuran secara tidak langsung?

1
1.2.4. Bagaimana cara menyatakan hasil pengukuran tunggal terhadap kuat
arus listrik dan beda potensial rangkaian listrik dengan tahanan
bangku?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui nilai hambatan maksimum reostat dan hambatan suatu
resistor.
1.3.2. Mengetahui cara menyatakan hasil pengukuran tunggal terhadap kuat
arus listrik dan beda potensial pada rangkaian listrik dengan reostat.
1.3.3. Mengetahui cara menyatakan hasil pengukuran secara tidak langusng
terhadap hambatan listrik reostat pada setiap sampel.
1.3.4. Mengetahui cara menyatakan hasil pengukuran tunggal terhadap kuat
arus listrik dan beda potensial rangkaian listrik dengan tahanan
bangku
1.4.....................................................................................................................Manf
aat
Laporan percobaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.4.1. Manfaat bagi penulis
Bagi segenap penulis, selama proses pembuatan laporan percobaan
ini, terdapat banyak manfaat yang didapat, seperti terbukanya
wawasan dan pengalaman baru mengenai alat ukur listrik, utamanya
alat ukur tegangan (voltmeter), hambatan (multitester), kuat arus
listrik (amperemeter), dan beberapa kompenen pendukung alat listrik
lainnya seperti kabel, papan rangkaian, power supply, reostat
(hambatan geser), dan hambatan bangku.
1.4.2. Manfaat bagi pembaca
Bagi pembaca, diharapkan laporan percobaan ini dijadikan sebagai
salah satu referensi sekaligus sebagai data pembanding, khususnya
dalam proses pembelajaran materi pengukuran dan cara menyatakan
hasil pengukuran tunggal terhadap kuat arus listrik dan beda potensial

2
serta cara menyatakan hasil pengukuran secara berulang terhadap
hambatan yang digunakan reostat dalam waktu tertentu.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Besaran Kuat Arus Listrik, Tegangan, dan Hambatan


Arus listrik merupakan aliran muatan listrik atau muatan listrik yang
mengalir per satuan waktu. Muatan adalah unit terkecil dari atom atau bagian
dari atom. Muatan akan bergerak ketika energi eksternal mempengaruhinya.
Saat muatan terus bergerak, arus listrik akan muncul, namun saat muatan
diam, arus listrik akan menghilang. Arus listrik terbagi menjadi dua bagian
yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Arus searah (DC) adalah
aliran elektron dari satu titik energi potensial tinggi ke titik lain energi
potensial yang lebih rendah. Sumber DC biasanya baterai dan panel surya.
Arus searah biasanya mengalir dalam konduktor. Kondisi DC lebih stabil
daripada AC, sehingga semakin banyak digunakan untuk menyalakan
perangkat elektronik. Sedangkan, Arus bolak-balik (AC) adalah arus listrik
yang besar dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Bentuk
gelombang arus bolak-balik adalah dalam bentuk gelombang sinusoidal. Arus
bolak-balik dapat dijumpai pada penyaluran listrik dari PLN ke rumah-rumah
atau perkantoran.
Kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar ialah banyaknya
muatan listrik yang mengalir per detik melalui suatu penghantar. Kuat arus
listrik dilambangkan dengan I. Sehingga, kuat arus listrik dapat dirumuskan
sebagai berikut:
∆Q
I=
∆t
Keterangan:
 I =Kuat arus listrik ( A )
 ∆ Q= jumlah muatan yang melewati konduktor ( C )
 ∆ t=selang waktu (s )
Tegangan listrik (beda potensial) dapat diperoleh dari daya listrik
seperti aki, baterai, dinamo, dan sebagainya. Tegangan listrik dapat diukur
dengan alat ukur voltmeter. Beda potensial 1volt ialah jika sumber arus

4
listrik mengeluarkan energi sebesar 1 joule untuk memindahkan muatan
sebesar 1 coulomb dari titik yang beda potensialnya tinggi ke titik yang beda
potensialnya rendah. Tegangan listrik dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
V =I × R
Keterangan:
 V = Tegangan listruk (Volt)
 I = Kuat arus listrik (A)
 R = Hambatan (Ω)
Hambatan listrik adalah rasio tegangan listrik dari komponen elektronik
(misalnya resistor) terhadap arus listrik yang mengalir melaluinya. Hambatan
dengan satuan Ohm dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
V
R=
I
Keterangan:
 R = Hambatan (Ω)
 V = Tegangan listruk (Volt)
 I = Kuat arus listrik (A)
Hambatan dapat disusun secara seri ataupun paralel di dalam sebuah
rangkaian listrik. Rangkaian listrik mempunyai lebih dari satu komponen
penyusunnya. Rumus untuk menentukan nilai hambatan total pada rangkaian
seri ialah sebagai berikut:
∑ R=R1+ R 2+ R3....+ Rn
Sedangkan, rumus untuk menentukan nilai hambatan total pada
rangkaian paralel ialah sebagai berikut:
1 1 1 1
∑ R= + + ....
R1 R 2 R 3 R n

2.2 Alat Ukur Kuat Arus Listrik, Tegangan, dan Hambatan


1.1.1. Multitester
Multitester adalah alat pengukur yang digunakan untuk
mengukur berbagai besaran listrik, seperti: Ohmmeter (Ω), Voltmeter
(V) dan Amperemeter (milliameter) (A). Ohmmeter berfungsi untuk

5
mengukur resistansi atau hambatan listrik, Voltmeter berfungsi untuk
mengukur tegangan atau beda potensial listrik, sedangkan
amperemeter (milliameter) berfungsi untuk mengukur kuat arus
listrik. Semua fungsi ini sepenuhnya menyertakan fungsi multitester.
Multitester bisa juga disebut multitester atau Avometer karena
memiliki fungsi yang sangat luas, multitester sering digunakan di
laboratorium elektronika. Ada 2 jenis multitester yaitu multitester
analog dan digital, yang secara umum memiliki fungsi yang sama.
Dalam percobaan LKM 04, kaim memakai multitester analog yang
dapat dinjukkan dengan gambar berikut.

Gambar 2.1 Multitester


(Sumber: dokumen pribadi)
Gambar diatas merupakan gambar multitester analog, yang
bagian-bagiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Jarum penunjuk meter, berfungsi sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
b. Skala, berfungsi sebagai skala pembacaan meter, yakni
skala tegangan skala arus dan skala resistor.
c.Zero adjust screw, berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum
penunjuk dengan cara memutar sekrupya ke kanan atau ke kiri
dengan menggunakan obeng pipih kecil.

6
d. Zero Ohm Adjust Knob, berfungsi untuk mengatur jarum
penunjuk pada posisi nol. Caranya, saklar pemilih diputar pada
posisi (ohm), test lead + (merah) dihubungkan ke test lead –
(hitam), kemudian tombol pengatur diputar ke kiri atau ke
kanan sehingga jarum menunjuk pada 0 Ohm.
e.Range Selector Switch, berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Ada 4, yakni DCV, DCA,
ACV, dan Ohm.
1.1.1. Milliammeter (Amperemeter)
Amperemeter (milliameter) adalah alat untuk mengukur kuat arus
listrik dalam rangkaian tertutup. Jenis amperemeter (milliameter)
adalah analog dan digital. Ampermeter dipasang secara seri dengan
elemen listrik. Dalam praktikum sumber listrik arus searah,
ampermeter biasanya digunakan untuk mengukur besarnya arus yang
mengalir pada kawat penghantar. Amperemeter (milliameter) bisa
jadi tersusun atas mikroampermeter dan shunt. Mikroampermeter
berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian
karena nilai kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi. Untuk
mengukur kuat arus yang lebih besar dibantu dengan hambatan
Shunt sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan dengan
perkiraan arus yang ada. Jika kita memperkirakan dalam rentang
milliampere, dapat kita gunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500
mA.

7
Gambar 2.2 Milliammeter
(Sumber: dokumen pribadi)

8
Bagian-bagian Milliammeter yaitu sebagai berikut:
a.Galvanometer, merupakan bagian terpenting dari Milliammeter
atau Amperemeter (milliameter). Galvanometer bekerja dengan
prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus.
Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat
arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati
kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer.
Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel
dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya
adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter.
b. Batas ukur, merupakan nilai maksimal yang terdapat pada
setiap amperemeter (milliameter).
c.Terminal positif dan negatif, pada amperemeter (milliameter),
terdapat juga kompenen yang bernama terminal positif dan
terminal negatif. Dimana terminal positif berfungsi untuk input
positif, sedangkan terminal negatif digunakan untuk output
negatif.
d. Jarum penunjuk atau Pointer, berfungsi untuk
menunjukkan nilai hasil pengukuran pada amperemeter
(milliameter) jenis analog.
e.Skala maksimum dan minimum, berfungsi untuk menampilkan
batas nilai tertinggi dan terendah.
f. Resistensi Shunt, merupakan bagian amperemeter (milliameter)
yang difungsikan untuk menciptakan jalur hambatan.
1.1.1.........................................................................................................Volt
meter
Voltmeter adalah alat yang mengukur tegangan listrik atau beda
potensial. Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah volt
atau dilambangkan dengan simbol V. Voltmeter memiliki skala penuh
atau batas pengukuran maksimum. Pada kenyataannya, seringkali kita
perlu mengukur tegangan yang nilai tegangannya jauh lebih tinggi dari
batas maksimal pengukuran. Voltmeter biasanya digunakan untuk

9
mengukur sumber tegangan seperti baterai, elemen Volta, atau aki.
Voltmeter sendiri mempunyai hambatan sehingga dengan
disisipkannya voltmeter tersebut menyebabkan arus listrik yang
melewati hambatan R sedikit berkurang. Idealnya, resistansi voltmeter
harus sangat tinggi sehingga arus yang mengalir melalui resistor R
juga sangat rendah.

Gambar 2.2 Voltmeter


(Sumber: dokumen pribadi)
Bagian-bagian dari voltmeter, ialah sebagai berikut:
a. Jarum penunjuk, berfungsi untuk menunjukkan nilai hasil
pengukuran.
b. Setup pengatur fungsi, untuk mengatu setu pada voltmeter.
c. Skala tinggi dan rendah, berfungsi untuk menampilkan batas nilai
tertinggi dan terendah.
d. Terminal positif dan negatif, terminal positif berfungsi untuk input
positif, sedangkan terminal negatif digunakan untuk output negatif.
e. Batas ukur, merupakan nilai maksimal yang terdapat pada setiap.

10
BAB III
ALAT DAN BAHAN

1.1.....................................................................................................................Alat
Pengukuran
1.1.1. Multitester, dengan spesifikasi memiliki batas ukur 2.000 Ω dengan
konstanta pengali hambatan hingga 100.000 pada arus listrik 1,5 μA .
Nilai skala terkecil pada saat konstanta pengali menunjuk angka 1
adalah 0,2Ω , sehingga memiliki ketidakpastian 0,1Ω .
1.1.2. Voltmeter, dengan spesifikasi memiliki batas ukur bawah 0 V dan
batas ukur atas 15 V. Nilai skala terkecil 0,5 V, sehingga memiliki
ketidakpastian 0,25 V.
1.1.3. Miliammeter, merupakan amperemeter dengan satuan milimeter.
Miliammeter memiliki batas ukur atas 500 mA dan batas ukur bawah 0
mA, nilai skala terkecil 10 mA, serta ketidakpastian 5 mA.
1.2.....................................................................................................................Baha
n Pendukung Pengukuran
1.2.1. Dua buah resistor, dengan spesifikasi resistor dengan resistansi alami
masing-masing 100Ω dan 470Ω .
1.2.2. Papan rangkaian, merupakan papan yang digunakan untuk
merangkaian rangkaian listrik.
1.2.3. Kabel positif-negatif dan kabel dengan penjepit, digunakan untuk
menyambungkan aliran listrik dari power supply ke papan rangkaian
dan dari papan rangkaian ke resistor, miliammeter, dan voltmeter.
1.2.4. Power supply, berfungsi sebagai pemberi daya listrik sekaligus sebagai
inverter arus AC ke arus DC.
1.2.5. Rheostat (tegangan geser), berfungsi sebagai pengubah sampel
hambatan dengan spesifikasi hambatan maksimum 100Ω .
1.2.6. Tahanan bangku, merupakan alat untuk pengubah sampel hambatan
dengan skala tertentu dengan spesifikasi hambatan maksimum 5.000Ω .

11
BAB IV
PROSEDUR KERJA

1.1. Prosedur Pengukuran Hambatan Maksimum Reostat Multitester


1.1.1. Siapkan reostat dan multitester yang akan digunakan.
1.1.2. Kalibrasi multitester terlebih dahulu dengan cara saklar pemilih
diputar pada posisi (ohm), test lead + (merah) dihubungkan ke test
lead – (hitam), kemudian tombol pengatur diputar ke kiri atau ke
kanan sehingga jarum menunjuk pada 0 Ohm.
1.1.3. Pasang konstanta pengali yang sesuai. Apabila pada multitester
tertunjuk angka yang terlampau besar, maka tambahkan nilai
konstanta pengali ke ×10 atau ×1000, atau ×100.000; begitupun
sebaliknya jika pada multitester tertunjuk angka yang terlampau kecil.
1.1.4. Pasangkan test lead + dan test lead – pada reostat dengan arah yang
berlawanan serta dalam posisi yang berlawanan. Sebagai contoh, test
lead + pada bagian kanan bawah reostat, sedangkan test lead – pada
bagian kiri atas.
1.2. Prosedur Merangkai Rangkaian Listrik dengan Reostat

1.2.1. Siapkan alat-alat yang diperlukan, seperti amperemeter (milliameter),


voltmeter, kabel, power supply, hambatan, reostat, dan papan
rangkaian.
1.2.2. Pasangkan hambatan pada papan rangkaian, seperti pada percobaan
kali ini, kami menggunakan hambatan sebesar 100 Ω.
1.2.3. Sambungkan secara seri antara ampermeter dengan resistor dan secara
paralel antara voltmeter dengan resistor.
1.2.4. Sambungkan kabel merah pada power supply terhadap reostat dan
sambungkan kabel merah lainnya ke milliammeter.

12
1.2.5. Sambungkan power supply dengan resistor sekaligus reostat dengan
kabel hitam secara paralel.
1.2.6. Nyalakan power supply dan berikan nilai tegangan yang tetap pada
setiap kondisi.
1.2.7. Geser reostat untuk mendapatkan nilai sampel tegangan yang berbeda.
1.2.8. Catat perubahan tegangan dan arus listrik yang terjadi pada rangkaian
tersebut.
1.3. Prosedur Merangkai Rangkaian Listrik dengan Tahanan Bangku

1.3.1. Siapkan alat-alat yang diperlukan, seperti amperemeter (milliameter),


voltmeter, kabel, power supply, hambatan, tahanan bangku, dan papan
rangkaian.
1.3.2. Pasangkan hambatan pada papan rangkaian, seperti pada percobaan
kali ini, kami menggunakan hambatan sebesar 100 Ω.
1.3.3. Sambungkan secara seri antara ampermeter, resistor, dan tahanan
bangku dengan power supply.
1.3.4. Sambungkan secara paralel antara hambatan dengan voltmeter.
1.3.5. Nyalakan power supply dan berikan nilai tegangan yang tetap pada
setiap kondisi.
1.3.6. Cabut masing-masing penutup tahanan bangku untuk mengubah nilai
tahanan dari tahanan bangku tersebut sekaligus tahanan total
rangkaian.
1.3.7. Catat perubahan tegangan dan arus listrik yang terjadi pada rangkaian
tersebut.

13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Pengukuran Nilai Hambatan Maksimum Reostat dan Resistansi


Resistor
Konstanta Pengali: 10×
Hambatan maksimum reostat
 NST saat pembacaan
( 10−5 )
=0 , 5 Ω
10 skala
 Skala yang terbaca
R=10 [ 5+ ( 0 ,5 ×10 ) ]
R=10 (10 ) ⟺ R=100 Ω
 Ketidakpastian
1
ΔR= × nst
2
1
ΔR= × 0 ,5 Ω⟺ ΔR=0 ,25 Ω
2
 Hasil Pengukuran
R=R ± ΔR
R=( 100± 0 , 25 ) Ω
Resistensi Resistor
 NST saat pembacaan
( 10−5 )
=0 , 5 Ω
10 skala
 Skala yang terbaca
R=10 [ 5+ ( 0 ,5 ×10 ) ]
R=10 (10 ) ⟺ R=100 Ω
 Ketidakpastian
1
ΔR= × nst
2
1
ΔR= × 0 ,5 Ω⟺ ΔR=0 ,25 Ω
2

14
15
 Hasil Pengukuran
R=R ± ΔR
R=( 100± 0 , 25 ) Ω
1.2. Hasil Pengukuran Kuat Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik pada
Rangkaian dengan Reostat
1.2.1. Pengukuran Tunggal Kuat Arus Listrik dengan Miliammeter
1.2.2. Pengukuran Tunggal Kuat Arus Listrik dengan Voltmeter
1.3. Hasil Pengukuran Tidak Langsung Hambatan Listrik pada Reostat
1.4. Hasil Pengukuran Kuat Arus dan Beda Potensial dengan pada
Rangkaian dengan Tahanan Bangku

16
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap hambatan, arus, dan beda potensial listrik
dengan metode pengukuran secara tunggal maupun berulang, maka disimpulkan
hasil-hasil pengukuran langsung dan tidak langsung terhadap kriteria-kriteria
penilaian LKM 04 sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran tunggal hambatan listrik dengan multitester, yaitu:
R=( 100± 0 , 25 ) Ω .
2. Hasil pengukuran tunggal kuat arus dan beda potensial dengan
milliammeter dan voltmeter, masing-masing: I =( 70 ± 5 ) mA dan
V = (7 ,5 ± 0 , 25 ) V .
3. Hasil pengukuran berulang beda potensial dengan mengubah nilai ε ,
berturut-turut: V = ( 2, 5 ± 0 ,25 ) V ; V = (5 ± 0 , 25 ) V ; V = (7 ,25 ± 0 , 25 ) V ;
V = ( 9 ±0 , 25 ) V ; dan V = (12 , 25 ± 0 ,25 ) V .
4. Hasil pengukuran berulang kuat arus listrik dengan mengubah nilai ε ,
berturut-turut: I =( 0 , 02 ± 0,005 ) A ; I =( 0,045 ± 0,005 ) A ;
I =( 0 , 07 ± 0,005 ) A I =( 0,085 ± 0,005 ) A ; dan I =( 0 , 12 ±0,005 ) A .
5. Hasil pengukuran tidak langsung hambatan listrik terhadap perubahan nilai
ε , berturut-turut:
a. R=( 125± 43 ,75 ) Ω , saat ggl sumber adalah 3 V.
b. R=( 111, 1± 17 , 89 ) Ω , saat ggl sumber adalah 6 V.
c. R=( 103 ,6 ± 11 ) Ω , saat ggl sumber adalah 7,5 V.
d. R=( 105 , 9± 9 , 17 ) Ω , saat ggl sumber adalah 9 V.
e. R=( 102, 1 ±6 ,35 ) Ω, saat ggl sumber adalah 12 V.

17
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, J., dkk. 2018. Fisika Dasar, Seri: Listrik Arus Searah dan Kemagnetan.
Semarang: UPGRIS Press. Diunduh secara online melalui:
https://repository.unesa.ac.id/sysop/files/2019-05-09_Paten6%20Jatmi.pdf
, pada 11 Desember 2022, pukul 04.00 WITA
Rapi, N.K. 2017. Buku Ajar – Laboratorium Fisika 1. Singaraja: Undiksha Press.
Said, L. 2011. Buku Pengantar Laboratorium – Alat Ukur dan Ketidakpastian
Pengukuran. Tersedia secara online melalui
https://www.academia.edu/29034517/BUKU_PENGANTAR_LABORAT
ORIUM_Teori_Ketidakpastian_Pengukuran , diakses pada 11 November
2022, pukul 06.22 WITA

18

Anda mungkin juga menyukai