Anda di halaman 1dari 40

TUGAS

ANALISIS PENYEDERHANAAN NORTON, STAR


DELTA DAN DELTA STAR
DISKUSI RANGKAIAN LISTRIK II
Dosen Pengampu: Dr. Faried wadjdi, M.Pd, MM.

Disusun oleh Keompok 5 :

Aisyah Nabila (1501620043)


Akmad Fauzan Nugroho (1501620007)
Andi Setiawan (1501620002)
Sekar Salsabila (1501620005)

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“ANALISIS PENYEDERHANAAN NORTON, STAR DELTA DAN DELTA STAR”
dengan tepat waktu.

Laporan penelitian hasil diskusi terhadap analisis penyederhanaan abb


superposisi, star delta dan delta star ini disusun guna memenuhi tugas dosen Dr.
Faried Wadjdi, M.Pd., MM. pada mata kuliah Rangkaian Listrik II di program studi
Pendidikan Vokasional Teknik Elektro, Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, kami
selaku penulis juga berharap agar laporan penelitian ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.


Faried Wadjdi, M.Pd., MM. selaku dosen mata kuliah Rangkaian Listrik II. Karena
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis dalam rangka menuntut ilmu. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Seperti
pepatah mengatakan ‘Tak Ada Gading yang Tak Retak, Tak Ada Manusia yang
Luput Dari Kesalahannya’. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Jakarta, 1 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................3
C. Rumusan Masalah........................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................................4


A. Rangkaian Norton.........................................................................................4
B. Rangkan Delta dan Star................................................................................6
C. Transformasi Delta-Star................................................................................7
D. Transformasi Star-Delta..............................................................................15
A. Tugas...........................................................................................................21
B. Jawaban dan Pembahasan.........................................................................22

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknik elektro merupakan ilmu teknik yang mempelajari sifat-sifat


elektron yang kita kenal sebagai listrik. Mahasiswa teknik elektro mempelajari
aplikasi dan pemanfaatan listrik dalam kehidupan sehari-hari, serta teknologi
yang terkait. Banyak hal yang akan dipelajari terkait dengan hal tersebut
melalui beberapa mata kuliah teknik elektro yang mana di setiap
pembelajarannya memerlukan teori dan praktek, salah satunya adalah mata
kuliah Rangkaian Listrik II. Pembelajaran teori di dalam mata kuliah
Rangkaian Listrik II tentunya perlu dilengkapi dengan praktek dan diskusi
bersama agar dapat mengetahui langsung apa yang sudah dipelajari dalam
teori.

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat


terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, hampir setiap peralatan
dan barang yang ada di rumah memakai listrik, seperti : lampu, kulkas,
televisi yang di mana ketika kabelnya dihubungkan ke dalam stop kontak
maka akan menyala dan berfungsi. Hal ini lantaran adanya energi dalam
bentuk aliran arus listrik. Di mana aliran listrik dapat dihubungkan melalui
beberapa macam bentuk rangkaian. Rangkaian listrik merupakan gabungan
komponen-komponen listrik yang dihubungkan pada sebuah sumber
tegangan, sehingga memiliki fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut
memiliki besaran masing-masing dalam jumlah yang sesuai agar dapat
dipadukan menjadi suatu rangkaian listrik yang stabil. Besaran dari
komponen-komponen tesebut tentunya harus diukur dan diteliti agar tidak
terjadi kesalahan penghitungan yang dapat mengakibatkan kegagalan
rangkaian. Perhitungan komponen tersebut dapat berupa tegangan, arus, dan
hambatan di dalam rangkaian listrik.

Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang


telah kita pelajari sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana.
Pada rangkaian sederhana yang mengkombinasikan tahanan-tahanan atau

1
sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita analisis dengan
menggunakan prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah
dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Setelah kita mengenal
hukum ohm dan hokum kirchoff serta penggunaannya dalam analisis
rangkaian-rangkaian seri maupun paralel, terkadang kita menemukan suatu
rangkaian yang kompleks .Kita dapat menyelesaikan rangkaian kompleks
tersebut dengan mempelajari metode-metode untuk menyederhanakannya
rangkaian itu sehingga untuk menyelesaikannya kita dapat lebih mudah dan
lebih tepat. Dalam resume ini kita akan membahas analisis rangkaian dengan
teorema norton, star - delta dan delta - star.

Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut merupakan suatu latihan


pemahaman dalam pemecahan masalah untuk menolong kita memahami
hukum-hukum dasar yang selanjutnya akan kita gunakan dalam rangkaian-
rangkaian yang lebih sukar atau lebih kompleks. Dalam menyederhanakan
analisis pada rangkaian yang lebih sukar diperlukan suatu metode analisis
yang lebih cocok dan mudah. Di antara metode-metode ini adalah
superposisi, loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan teorema
Norton. Pada pembahasan kali ini akan mengembangkan kemampuan
menganalisis rangkaian menggunakan northon, transformasi star-delta dan
delta-star.

B. Maksud dan Tujuan


Selain dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Rangkaian Listrik II,
tujuan dari penulisan laporan penelitian ini di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui dan memahami bentuk rangkain norton
2. Mengetahui dan memahami bentuk rangkaian delta dan star.
3. Mengetahui dan memahami langkah dalam transformasi rangkaian delta
menjadi star.
4. Mengetahui dan memahami langkah dalam transformasi rangkaian star
menjadi delta.

3
C. Rumusan Masalah
Selain melakukan penelitian dengan melakukan perhitungan, kami juga
melakukan diskusi bersama dalam rangka mengkaji tentang analisis norton,
transformasi star-delta dan delta-star melalui beberapa rumusan masalah
berikut ini.
1. Apa yang dimaksud dengan rangkaian norton ?
2. Apa yang dimaksud dengan rangkaian delta dan star?
3. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan teorema norton ?
4. Bagaimana langkah dalam transformasi rangkaian delta menjadi star ?
5. Bagaimana langkah dalam transformasi rangkaian star menjadi delta ?

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Rangkaian Norton
Teorema Norton

T eorema Norton dapat digunakan pada rangkaian yang terdiri dari beberapa
sumber tegangan dan impedansi yang dapat diubah menjadi:
1. Sumber tegangan arus pengganti Norton (IN)
2. Satu impedansi pengganti Norton yang tersusun secara paralel

Untuk membuat rangkaian pengganti tersebut, maka terdapat dua aturan yang
digunakan untuk mencari tegangan dan hambatan pengganti.

1. arus pengganti adalah arus yang terdapat pada titik-titik yang dikehendaki
dengan beban di anggap sebagai rangkaian tertutup (close circuit)
2. hambatan pengganti adalah hambatan yang terjadi pada titik-titik  rangkaian
dengan sumber tegangan/arus dianggap sebagai rangkaian tertutup (close
circuit).

4
Contoh

Dari gambar diatas kita dapat menghitung besar arus yang mengalir di setiap
impedansi yaitu dengan cara teorema Norton.
Langkah-langah penyelesaian dengan menggunakan Teorema Norton ialah
sebagai berikut.
a. Sumber arus dibuka dan sumber tegangan dihubung singkat.

b. Lepaskan komponen bila akan dicari tegangan atau arusnya

c. Tentukan hambatan pengganti (ZNorton)

Z1 x Z2
Z=
Z 1+ Z 2

d. Tentukan besar In

4
V A VB
INorton = Z + Z
1 2

e. Rangkaian pengganti dari rangkaian awal diatas ialah

B. Rangkan Delta dan Star


Dengan menggunakan hukum Kirchhoff, analisis arus mesh, analisis node
atau teorema superposisi, besar arus dan tegangan di banyak rangkaian
dapat ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Bab 30 sampai 32. Teorema
Thévenin dan Norton, diperkenalkan di Bab 33, memberikan metode alternatif
memecahkan rangkaian dan seringkali dengan sangat berkurang perhitungan
numerik. Juga, teorema terakhir ini adalah berguna terutama bila hanya saat
ini di tertentu cabang rangkaian rumit yang diperlukan. Transformasi star-

4
delta dan delta-star dapat diterapkan pada kondisi jenis rangkaian tertentu
untuk menyederhanakannya sebelum aplikasi teorema rangkaian pada Bab
sebelumnya.
Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 34.1 (a) yang terdiri dari tiga
impedansi ZA, ZB, dan ZC dikatakan rangkaian-π. Rangkaian ini dapat
digambar ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.1 (b), di mana
susunan tersebut disebut sebagai rangkaian-delta atau rangkaian-mesh.
Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 34.2 (a), terdiri dari tiga
impedansi, Z1, Z2, dan Z3, dikatakan rangkaian-T. Rangkaian ini dapat
digambar ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.2 (b), di mana
pengaturan tersebut disebut rangkaian-star.

C. Transformasi Delta-Star
Sangat memungkinkan untuk mengganti/mengubah rangkaian delta
seperti pada gambar 34.3(a) dengan rangkaian star ekivalen seperti pada
gambar 34.3(b) selama impedansi yang terukur di antara setiap pasang
percabangan (1-2, 2-3, atau 3-1) bernilai sama dalam bentuk star maupun
delta. Rangkaian star ekivalen akan menggunakan daya yang sama dan
mengoperasikan di daya yang sama seperti rangkaian delta. Transformasi
delta-star bisa juga disebut sebagai ‘π to T transformation’.

4
Berdasarkan percabangan 1 dan 2 pada gambar 34.3(a), impedansi
ekivalen didapat dari hubungan paralel Z B dengan seri dari ZA dan ZC.
𝑍𝐵 (𝑍𝐴 + 𝑍𝐶 )
𝑍𝐵 + 𝑍𝐴 + 𝑍𝐶
Pada gambar 34.3(b), impedansi ekivalen antara percabangan 1 dan 2
adalah seri antara Z1 dan Z2. Atau dengan kata lain :

Delta Star
𝑍𝐵 (𝑍𝐴+𝑍𝐶 )
Z12 = = Z1 + Z2 ( Persamaan 34.1 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶
𝑍𝐶 (𝑍𝐴+𝑍𝐵 )
Z23 = = Z2 + Z3 ( Persamaan 34.2 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶
𝑍𝐴 (𝑍𝐵+𝑍𝐶 )
Z31 = = Z3 + Z1 ( Persamaan 34.3 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶

Karena kita memiliki 3 persamaan serupa untuk menyelesaikan Z 1, Z2,


dan Z3. Persamaan 34.1 – persamaan 34.2 menghasilkan :
𝑍𝐴.𝑍𝐵−𝑍𝐴.𝑍𝐶
= Z1 – Z3 ( Persamaan 34.4 )
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶

Persamaan 34.3 + persamaan 34.4 menghasilkan :

2..𝑍𝐴.𝑍𝐵 𝑍𝐴.𝑍𝐵
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z1 di mana Z1 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶

Persamaan 34.2 – persamaan 34.3 menghasilkan :


𝑍𝐵.𝑍𝐶−𝑍𝐴.𝑍𝐵
= Z2 – Z1 ( Persamaan 34.5 )
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶

Persamaan 34.1 + persamaan 34.5 menghasilkan :

2.𝑍𝐵.𝑍𝐶 𝑍𝐵.𝑍𝐶
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z2 di mana Z2 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶

5
Persamaan 34.3 – persamaan 34.1 menghasilkan :
𝑍𝐴.𝑍𝐶−𝑍𝐵.𝑍𝐶
= Z3 – Z2 ( Persamaan 34.6 )
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶

Persamaan 34.2 + persamaan 34.6 menghasilkan :

2.𝑍𝐴.𝑍𝐶 𝑍𝐴.𝑍𝐶
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z3 di mana Z3 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶

Merangkum persamaan-persamaan tersebut, bagian star pada gambar


34.3(b) ekivalen dengan bagian delta pada gambar 34.3(a) ketika :
𝑍𝐴.𝑍𝐵 ( Persamaan 34.7 )
Z1 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
𝐶
𝑍𝐵.𝑍𝐶
( Persamaan 34.8 )
Z2 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
𝐶 ( Persamaan 34.9 )
𝑍𝐴.𝑍𝐶
Z3 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
𝐶

Perlu dicatat bahwa impedansi Z1 dihasilkan oleh produk 2 impedansi


pada gabungan delta ke percabangan 1 (Z A dan ZB), dibagi dengan jumlah
ketiga impedansi. Impedansi Z 2 dihasilkan oleh produk 2 impedansi pada
gabungan delta ke percabangan 2 (Z B dan ZC), dibagi dengan jumlah ketiga
impedansi. Dan impedansi Z3 dihasilkan oleh produk 2 impedansi pada
gabungan delta ke percabangan 3 (Z A dan ZC), dibagi dengan jumlah ketiga
impedansi.
Sebagai contoh, rangkaian star ekivalen dari rangkaian delta yang
ditunjukan pada gambar 34.4 dihasilkan dari :

66 7
Gambarkan bentuk rangkaian star ekivalen seperti yang ditunjukan oleh
gambar 34.6. Lalu, hitung besar impedansi Z 1, Z2, dan Z3 dengan
menggunakan persamaan 34.7, 34.8, dan 34.9.

66 7
(a) Rangkaian pada gambar 34.7 digambar ulang, seperti pada gambar
34.8, sehingga menunjukan lebih jelas bagian rangkaian 1, 2, 3 dalam
bentuk rangkaian delta. Sehingga hal ini memungkinkan transformasi
ke rangkaian star seperti pada gambar 34.9.

Menggunakan persamaan 34.7 didapat :


𝑍𝐴.𝑍𝐵
Z1 =𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶 = (𝑗10)(𝑗15)
𝑗10+𝑗15+𝑗25 =
(𝑗10)(𝑗15)
(𝑗50) = j3 Ω
Menggunakan persamaan 34.8 didapat :
𝑍𝐵.𝑍𝐶
Z2 =𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶 = (𝑗15)(𝑗25)
𝑗10+𝑗15+𝑗25 =
(𝑗15)(𝑗25)
(𝑗50) = j7,5 Ω
Menggunakan persamaan 34.9 didapat :
𝑍𝐴.𝑍𝐶
Z3 =𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶 = (𝑗10)(𝑗25)
𝑗10+𝑗15+𝑗25 =
(𝑗10)(𝑗25)
(𝑗50) = j5 Ω

Rangkaian ekivalen ditunjukkan pada gambar 34.10 dan lebih


diringkas lagi pada gambar 34.11.

(b) Arus sumber

(c) Daya/Power P menghilang di hambatan 10 Ω pada gambar 34.7


dihasilkan dari (I1)2(10), di mana I 1 (lihat gambar 34.11) dihasilkan
dari:

8
Soal 3. Tentukan, untuk jaringan jembatan yang ditunjukkan pada
Gambar 34.12, (a) nilai padanan tunggal resistensi yang menggantikan
jaringan antar terminal A dan B, (b) arus yang disuplai oleh sumber 52V,
dan (c) arus yang mengalir dalam 8 Ω resistansi.

(a) Pada Gambar 34.12, tidak ada resistansi yang paralel secara langsung
atau langsung di seri satu sama lain. Namun, ACD danBCDadalah koneksi
delta dan keduanya dapat diubah menjadi koneksi bintang yang setara. BCD
jaringan delta digambar ulang pada Gambar 34.13 (a) dan diubah menjadi
bintang ekuivalen koneksi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.13 (b),
di mana

(8)(16)
Z1 =8 + 16 + 40 = 2 Ω (dari persamaan (34.7))

(16)(40)
Z2 =8 + 16 + 40 = 10 Ω (dari persamaan (34.8))

(8)(40)
Z3 =8 + 16 + 40 = 5 Ω (dari persamaan (34.9))

Jaringan pada Gambar 34.12 dapat digambar ulang seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 34.14. Resistensi 4 Ω dan 2 Ω berseri satu
sama lain, seperti halnya 1 Ω dan 5 Ω resistor. Karenanya jaringan
yang setara seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.15. Setara total
resistansi di terminal A dan B diberikan oleh
8
(6)(6)
RAB = (6)+(6) + 10 = 13 Ω

(b) Arus dipasok oleh sumber 52V, yaitu I arus pada Gambar 34.15,
diberikan oleh

I= 𝑉
𝑍𝐴𝐵 = 52 = 4 A
13

(c) Dari Gambar 34.15, saat ini I 1 = [6 / (6 + 6)] (I) = 2A, dan saat ini
I2 = 2A juga.
Dari Gambar 34.14, p.d. melintasi AC, VAC = (I 1) (4) = 8V dan p.d. melintasi
AD, VAD = (I2) (1) = 2V. Karenanya p.d. antara C dan D (yaitu p.d. di 8 Ω
resistansi dari Gambar 34.12) diberikan oleh (8−2) = 6V.

Jadi arus dalam 8 Ω resistansi diberikan oleh VCD / 8 = 6/8 = 0,75 A

Soal 4. Gambar 34.16 menunjukkan jembatan Anderson digunakan untuk


mengukur, dengan akurasi tinggi, induktansi L X dan resistansi seri RX

9
(a) Ubah delta ABD menjadi ekuivalennya koneksi bintang dan karenanya
menentukan keseimbangan persamaan untuk R X dan LX
(b) Jika R2 = R3 = 1 k, R4 = 500 Ω, R5 = 200 Ω dan C = 2 μF, tentukan nilai R X
dan LX pada keseimbangan.
(c) Delta ABD digambar ulang secara terpisah pada Gambar 34.17, bersama
dengan koneksi bintang ekuivalennya terdiri dari impedansi Z 1, Z2 dan Z3.
Dari persamaan (34.7),
(𝑅5)(−𝑗𝑋𝐶) −𝑗𝑅5𝑋𝐶
Z1 = 𝑅5 − 𝑗𝑋𝐶 + = (𝑅3 + 𝑅5) −
𝑅3 𝑋
𝑗𝐶

dari persamaan (34.8)


(−𝑗𝑋𝐶)(𝑅3) −𝑗𝑅3𝑋𝐶
Z2 = 𝑅5 − 𝑗𝑋𝐶 + = (𝑅3 + 𝑅5) −
𝑅3 𝑋
𝑗𝐶

dari persamaan (34.9),


𝑅5𝑅3
Z2 = (𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶

Jaringan dari Gambar 34.16 digambar ulang dengan bintang menggantikan


delta seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.18, dan disederhanakan lebih
lanjut pada Gambar 34.19. Perhatikan itu

10

10
impedansi Z1 tidak mempengaruhi keseimbangan jembatan karena seri
dengan detektor.) Pada keseimbangan,
(RX + jXLX )(Z2) = (R2)(R4 + Z3)
𝑅2 𝑅2𝑅4 𝑅2𝑍3
(RX + jXLX ) = (R4 + Z3) = +
𝑍2 𝑍 𝑍2
2

𝑅2(𝑅5𝑅3/((𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶))


= +
𝑅2𝑅4
−𝑗𝑅3𝑋𝐶/((𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶) −𝑗𝑅3𝑋𝐶/((𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶)

𝑅2𝑅4((𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶) 𝑅2𝑅5𝑅3


= −𝑗𝑅3𝑋𝐶 +
−𝑗𝑅3𝑋𝐶

𝑗𝑅2𝑅4((𝑅3 + 𝑅5) − 𝑗𝑋𝐶) 𝑗𝑅2𝑅5


= 𝑅3𝑋𝐶 + 𝑋𝐶

𝑗𝑅2𝑅4(𝑅3 + 𝑅5) 𝑅2𝑅4𝑋𝐶 𝑗𝑅2𝑅5


i.e. (RX + jXLX ) = 𝑅3𝑋𝐶 + 𝑅3𝑋 + 𝑋𝐶
𝐶

Menyamakan bagian nyata memberikan:

𝑅2𝑅4
RX = 𝑅3

Menyamakan bagian imajiner memberikan:


𝑅2𝑅4(𝑅3 + 𝑅5) 𝑅2𝑅5
XLX = 𝑅3𝑋𝐶
+ 𝑋𝐶
𝑅2𝑅4𝑅3
i.e ωLX =
𝑅3(1/𝜔 𝐶) 𝑅2𝑅5
+
𝑅2𝑅4𝑅5 + (1/𝜔 𝐶)
𝑅3(1/
𝜔𝐶)
𝜔 𝐶𝑅2𝑅4𝑅5
= ωCR2R4 + + ωCR2R5
𝑅3

𝑅4𝑅5
Oleh karena itu LX = R2C (R4 + + R5)
𝑅3

(b) Jika R2 = R3 = 1 k, R4 = 500 Ω, R5 = 200 Ω dan C = 2 μF, kemudian, pada


keseimbangan

𝑅2𝑅4 (1000)(500)
RX = 𝑅 = (1000) = 500 Ω
3
Dan
𝑅4𝑅5
LX = R2C (R4 + + R5)
𝑅3

11
= (1000)(2 × 10−6) [500 + (500)(200) + 200] = 1.60

12
Soal 5. Untuk jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 34.20, tentukan (a) arus yang
mengalir di (0 + j10) Ω impedansi, dan (b) daya yang hilang di (20 + j0) Ω impedansi.

(a) Jaringan awalnya dapat disederhanakan dengan transformasi delta PQR


ke koneksi star ekuivalennya seperti yang diwakili oleh impedansi Z 1, Z2 dan
Z3 pada Gambar 34.21. Dari persamaan (34.7),

(15 + 𝑗10)(25 − 𝑗5)


Z1 = (15 + 𝑗10) + (25 − 𝑗5) + (20 − 𝑗30)

(15 + 𝑗10)(25 − 𝑗5)


= (60 − 𝑗25)

(18.03∠33.69◦)(25.50∠−11.31◦)
= 65∠−22.62◦

= = 7.07∠45◦ Ω or (5 + j5) Ω

13
Dari persamaan (34.8),

(15 + 𝑗10)(20 − 𝑗30)


Z2 = (65∠ − 22.62◦)

(18.03∠33.69◦)(36.06∠−56.31◦)
= 65∠−22.62◦

= = 10.0∠0° or (10 + j0) Ω

Dari persamaan (34.9),

(25 − 𝑗5)(20 − 𝑗30)


Z3 = (65∠ − 22.62◦)

(25.50∠ − 11.31◦)(36.06∠−56.31◦)
= 65∠−22.62◦

= 14.15∠−45° atau (10 − j10) Ω

Jaringan ditampilkan ulang pada Gambar 34.22 dan disederhanakan lebih


lanjut pada Gambar 34.23, dari mana,

14
120∠0°
Arus I1 =
7.5 + ((10)(30)/(10 + 30))

120∠0°
= 15 =8A

10
Arus I2 = ( )(8) = 2 A
10+30

30
Arus I3 = ( )(8) = 6 A
10+30

Arus yang mengalir pada impedansi (0 + j10) Ω dari Gambar 34.20 adalah I3
saat ini yang ditunjukkan pada Gambar 34.23, yaitu 6A
(b) Daya P menghilang di (20 + j0) Ω impedansi dari Gambar 34.20 diberikan
oleh
P=I22 (20)= (2)2(20) = 80W

15
D. Transformasi Star-Delta
Sangat memungkinkan untuk mengganti/mengubah bagian star seperti
pada gambar 34.31(a) dengan bagian ekivalen delta seperti pada gambar
34.31(b). Transformasi seperti ini biasa disebut ‘T to π transformation’.
Dari persamaan 34.7, 34.8, dan 34.9 bisa didapat :

Untuk meringkas, bentuk delta pada gambar 34.31(b) ekivalen dengan


bentuk star pada gambar 34.31(a), sehingga :
ZA=
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1 ( Persamaan 34.11 )
𝑍2
( Persamaan 34.12 )
ZB=
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
𝑍3 ( Persamaan 34.13 )
ZC=
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
𝑍1

Perlu dicatat bahwa pembilang di masing-masing persamaan adalah hasil


penjumlahan dari impedansi pada rangkaian star dalam berpasangan.
Penyebut dari persamaan untuk ZA, yang terhubung antara percabangan 1
dan 3 pada gambar 34.31(b) adalah Z 2, yang mana terhubung ke
percabangan 2 pada gambar 34.31(a). Hampir mirip, penyebut dari
16
persamaan ZB yang mana terhubung di antara percabangan 1 dan 2 pada

17
gambar 34.31(b) adalah Z3, yang mana terhubung dengan percabangan 3
pada gambar 34.31(a). Demikian juga penyebut dari persamaan untuk Z C,
yang mana terhubung di antara percabangan 2 dan 3 pada gambar 34.31(b)
adalah Z1, yang mana terhubung ke percabangan 1 pada gambar 34.31(a).
Sebagai contoh, rangkaian ekivalen delta dari rangkaian star yang
ditunjukan pada gambar 34.32 dihasilkan dari :

Soal 6. Tentukan ekuivalen terhubung-delta jaringan untuk


impedansi terhubung-bintang yang ditampilkan pada Gambar 34.33

Gambar 34.34 (a) menunjukkan jaringan dari Gambar 34.33 digambar ulang
dan Gambar 34.34 (b) menunjukkan delta yang setara koneksi yang
mengandung impedansi ZA, ZB dan ZC. Dari persamaan (34.11),

𝑍1.𝑍2 + 𝑍2.𝑍3 + 𝑍3.𝑍1


ZA = 𝑍2

(10)(20) + (20)( 𝑗5) + ( 𝑗5)(10)


= 20

200 + 𝑗150
= = (10+j7.5) Ω
20

18
Dari persamaan (34.12),

(200 + 𝑗150) (200 + 𝑗150)


ZA = 𝑍3 = 𝑗5

−𝑗5(200 + 𝑗150)
= 25 = (30−j40) Ω

Dari persamaan (34.13),

(200 + 𝑗150) (200 + 𝑗150)


ZC = 𝑍1 = 10 = (20+j15) Ω

Soal 7. Tiga impedansi, Z 1 = 100∠0° Ω, Z2 = 63,25∠18,43° Ω dan Z3 = 100∠−


90° Ω terhubung di bintang. Ubah bintang menjadi delta yang setara koneksi.
Jaringan terkoneksi bintang dan jaringan delta yang setara terdiri dari
impedansi ZA, ZB dan ZC ditunjukkan pada Gambar 34.35. Dari persamaan
(34.11),
𝑍1.𝑍2 + 𝑍2.𝑍3 + 𝑍3.𝑍1
ZA = 𝑍2

(100∠0°)(63.25∠18.43°) + (63.25∠18.43°)(100∠−90°)+(100∠−90°)
= (100∠0°) 63.25∠18.43°

6325∠18.43° + 6325∠−71.57° +
= 10000∠−90° 63.25∠18.43°

19
6000 + 𝑗2000 + 2000 − 𝑗6000 − 𝑗10000
= 63.25∠18.43°

8000 − 𝑗14 000 16 124.5∠−60.26°


= 63.25∠18.43° = 63.25∠18.43°

= 254.93∠−78.69°Ω atau (50 − j250) Ω

Dari persamaan

(34.12), 𝑍1.𝑍2 +
ZB =

𝑍2.𝑍3 + 𝑍3.𝑍1
𝑍3

16 124.5∠−60.26°
= 100∠−90°

= 161.25∠29.74°Ω atau (140 + j80) Ω

Dari persamaan (34.13),

𝑍1.𝑍2 + 𝑍2.𝑍3 + 𝑍3.𝑍1 16 124.5∠−60.26°


ZC = 𝑍1 = 100∠0°

= 161.25∠−60.26°Ω atau (80 − j140) Ω

20
Konversi Star Delta

T ujuan sebenarnya dari teorema ini ialah menyederhanakan analisis


rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti berupa rangkaian yang
telah diubah dari bentuk star menjadi bentuk delta. Hal serupa dapat
dilakukan sebaliknya.
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema konversi star delta yaitu:
a. Apabila rangkaian berbentuk star maka ubahlah ke dalam bentuk delta
sedangkan apabila rangkaian berbentuk delta maka ubahlah ke dalam
bentuk star
b. Tentukanlah besar nilai dari masing-masing elemen yang telah
diubah.

Z1 x Z2
ZA = Z1 x Z3 Z2 x Z3
ΣZ ZB = ZC =
ΣZ ΣZ

21
Z A ZC + Z A Z B + Z B Z C
Z3 = Z A ZC + Z A Z B+ Z B Z C
ZA
Z2 =
ZB

Z A ZC + Z A Z B+ Z B Z C
Z1 =
ZC

22
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tugas
1. Terjemahkan halaman 423-434.
2. Hitunglah IN pada titik a dan b, dan berapa besar arus yang mengalir
pada elemen XL tersebut?

3. Hitunglah besar arus yang mengalir pada R = 4 Ω seperti pada gambar di


bawah ini !

23
B. Jawaban dan Pembahasan
1. Hasil terjemahan terdapat pada BAB II di laporan penelitian
ini.
2.

Dari gambar, dapat kita peroleh informasi sebagai


berikut. I = 100 ∠ 0o A
R1 = 41 KΩ di mana ZR1 = 41 X 103 Ω
XL = 4 KΩ di mana ZXL = j4 X 103 Ω
XC = 0,2 KΩ di mana ZXC = -j2 X 102 Ω
R2 = 5 KΩ di mana ZR2 = 5 X 103 Ω

STEP I : Lepaskan XL, dan short arus lalu tentukan ZN

Metode Norton
Zn = R2 II ( R1 + Xc )
R 2 .(R 1+ Xc)
=
R 2+(R 1+ Xc)
= 5000. ¿ ¿
20500000−100000 j
=
46.000−200 j
Ubah ke bentuk polar
√ ( 20500000 ) + (−100000 )
2 2

= 2,05002 x 107
−100000
Arctan =
20500000
= - 0,28°

Ubah ke bentuk polar


√ ( 46000 ) +(−200 )
2 2

= 46000,43
24
−200
Arctan =
46000
= - 0,25°

20500200 ∠−0,28 °
=
46.000,43 ∠−0,25°
= 445,65∠−0,03 Ω

STEP II : Karena titik a dan b dihubungkan, maka arus tidak mengalir


pada resistor R2 dan langsung mengalir pada IN

R1
IN = I .
Xc+ R 1
41000
= 100.
−J 200+ 41000

Ubah kebentuk polar


√(41000)2 +(−200)2
= 41000,48
−200
Arctan =
41000
= - 0,28°

41000 ∠0 °
IN = 100∠ 0 ° .
41000,48 ∠−0,28 °
= 100∠ 0 ° .0,9 ∠+ 0,28°
= 90∠ 0,28 °

STEP III : Pasang kembali XL lalu menghitung nilai arus di IxL

25
XL II ZN
IxL = IN .
XL
XL. zn
= IN . XL+ zn

Xl

Zn polar ke kompleks
445,65 . cos ( -0,03° ¿+¿ 445,65 . j sin ( -0,03° ¿
= 445,65 + ( -0,23 j )
Jadi = j 4000 +445,65 – 0,23 j
=3999,77j + 445,65
= √¿ ¿
= 4024,52

Kompleks ke polar
3999,77
Arctan =
445,65
= 83,64 °
4000 ∠90 ° . 445,65∠−0,03 °
∠ 0,28 ° .
= 90 4024,52∠ 83,64

4000∠ 90°

1782600∠ 39 , 97 °
∠0,28 ° .
= 90 4024,52 ∠83,64

4000 ∠90 °

442,93 ∠ 6,33 °
= 90∠ 0,28 ° .
4000 ∠ 90 °
= 90 ∠ 0,28 ° .0,11 ∠−83,67 °
= 9,9∠−83,39 ° A

26
27
3.

Dari gambar, dapat kita peroleh informasi sebagai berikut.


V = 10 ∠ 90o V
I = 0,6 ∠ 120o A
R1 = 2 Ω di mana ZR1 = 2 Ω
R2 = 4 Ω di mana ZR2 = 4 Ω
XL1 = 3 Ω di mana ZXL1 = j3 Ω
XL2 = 6 Ω di mana ZXL2 = j6 Ω
XC = 7 Ω di mana ZXC = -j7 Ω

STEP I : SEDERHANAKAN XL1, XL2, DAN XC DARI RANGKAIAN BERBENTUK STAR


MENJADI RANGKAIAN DELTA

𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐿2 + 𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐶 + 𝑍𝑋𝐿2×𝑍𝑋𝐶


Z1 = 𝑍𝑋𝐶
𝑗3×𝑗6 + 𝑗3×−𝑗7 + 𝑗6×−𝑗7
= −𝑗7
𝑗218 – 𝑗221− 𝑗242
= −𝑗7
−18+21+42
= −𝑗7
45
= −𝑗7
= -j6,4 Ω

23
𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐿2 + 𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐶 + 𝑍𝑋𝐿2×𝑍𝑋𝐶
Z2 = 𝑍𝑋𝐿2
45
= 𝑗6
= j7,5 Ω

𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐿2 + 𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐶 + 𝑍𝑋𝐿2×𝑍𝑋𝐶


Z3 = 𝑍𝑋𝐿1
45
= 𝑗3
= j15 Ω

STEP II :SEDERHANAKAN KEMBALI RANGKAIAN DENGAN HUBUNGAN


PARALEL

Zp1 = Z1//Z3
= -j6,4//j15
−𝑗6,4 × 𝑗15
= −𝑗64+𝑗15
−𝑗 296
= 𝑗8,6
= -j11,16 Ω

ZP2 = ZR1//Z2
= 2//j7,5

= 𝑗7,5
2+𝑗7,5
𝑗15
= 2+𝑗7,5
𝑗15 2−𝑗7,5
= 2+𝑗7,5 × 2−𝑗7,5
𝑗30−𝑗2112,5
= 4−𝑗15+𝑗15−𝑗256,25
𝑗30+112,5
= 60,25
= 1,8 + j0,49 Ω

24
ZPt = ZP1//ZP2
= -j11,6//1,8+j0,49
−𝑗11,6×(1,8+𝑗0,49)
= −𝑗11,6+(1,8+𝑗0,49)
−𝑗20,08−𝑗25,46
= 1,8−𝑗10,67
5,46−𝑗20,08
= 1,8−𝑗10,67
20,8 ∠−74,7
= 10,8 ∠−80,4
= 1,92 ∠ 5,7 Ω

STEP III : MENGHITUNG BESAR IR2


𝑍𝑝𝑡
IR2 = ×I
𝑍𝑅2 + 𝑍𝑝𝑡
1,92 ∠ 5,7 × 0,6 ∠ 120
= 4 + 1,92 ∠
5,7
× 0,6 ∠ 120
1,92 ∠ 5,7
= 4 + 1,91+j 0,19

=
1,92 ∠ 5,7 × 0,6 ∠ 120
5,91+𝑗0,19
1,92 ∠ 5,7 × 0,6 ∠ 120
= 5,98 ∠ 1,84
= 0,32 ∠ 3,86 × 0,6 ∠ 120
= 0,192 ∠ 123,86 A
atau
= -0,1 + j0,15 A

25
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil diskusi dan perhitungan yang kami lakukan untuk menulis laporan
penelitian ini, kami menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada teorema norton berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu
buah sumber arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan
ekuivalennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan untuk menyederhanakan
analisis rangkaian yaitu untuk membuat rangkaian pengganti berupa sumber arus
yang diparalel dengan suatu tahanan ekuivalennya.
2. Transformasi Star-Delta dan Delta-Star diperlukan untuk menyederhanakan
rangkaian dengan bentuk yang rumit menjadi sesederhana mungkin agar mudah
dalam melakukan perhitungan besar arus ataupun tegangan.
3. Bentuk rangkaian delta atau rangkaian π adalah sebagai berikut.

𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZA =
𝑍2
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZB = 𝑍3
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZC = 𝑍1
4. Bentuk rangkaian star atau rangkaian T adalah sebagai berikut.

26
𝑍𝐴.𝑍𝐵
Z1 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝑍𝐵.𝑍𝐶
Z2 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝑍𝐴.𝑍𝐶
Z3 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8771712/
Teorema_Norton_dan_konversi_delta_. Diakses pada
tanggal 2 2021.

https://youtu.be/Mu5mn5yxR7E. Diakses pada tanggal 2 April 2021.

26

Anda mungkin juga menyukai