Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“ANALISIS PENYEDERHANAAN NORTON, STAR DELTA DAN DELTA STAR”
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Seperti
pepatah mengatakan ‘Tak Ada Gading yang Tak Retak, Tak Ada Manusia yang
Luput Dari Kesalahannya’. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................3
C. Rumusan Masalah........................................................................................3
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita analisis dengan
menggunakan prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah
dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Setelah kita mengenal
hukum ohm dan hokum kirchoff serta penggunaannya dalam analisis
rangkaian-rangkaian seri maupun paralel, terkadang kita menemukan suatu
rangkaian yang kompleks .Kita dapat menyelesaikan rangkaian kompleks
tersebut dengan mempelajari metode-metode untuk menyederhanakannya
rangkaian itu sehingga untuk menyelesaikannya kita dapat lebih mudah dan
lebih tepat. Dalam resume ini kita akan membahas analisis rangkaian dengan
teorema norton, star - delta dan delta - star.
3
C. Rumusan Masalah
Selain melakukan penelitian dengan melakukan perhitungan, kami juga
melakukan diskusi bersama dalam rangka mengkaji tentang analisis norton,
transformasi star-delta dan delta-star melalui beberapa rumusan masalah
berikut ini.
1. Apa yang dimaksud dengan rangkaian norton ?
2. Apa yang dimaksud dengan rangkaian delta dan star?
3. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan teorema norton ?
4. Bagaimana langkah dalam transformasi rangkaian delta menjadi star ?
5. Bagaimana langkah dalam transformasi rangkaian star menjadi delta ?
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Rangkaian Norton
Teorema Norton
T eorema Norton dapat digunakan pada rangkaian yang terdiri dari beberapa
sumber tegangan dan impedansi yang dapat diubah menjadi:
1. Sumber tegangan arus pengganti Norton (IN)
2. Satu impedansi pengganti Norton yang tersusun secara paralel
Untuk membuat rangkaian pengganti tersebut, maka terdapat dua aturan yang
digunakan untuk mencari tegangan dan hambatan pengganti.
1. arus pengganti adalah arus yang terdapat pada titik-titik yang dikehendaki
dengan beban di anggap sebagai rangkaian tertutup (close circuit)
2. hambatan pengganti adalah hambatan yang terjadi pada titik-titik rangkaian
dengan sumber tegangan/arus dianggap sebagai rangkaian tertutup (close
circuit).
4
Contoh
Dari gambar diatas kita dapat menghitung besar arus yang mengalir di setiap
impedansi yaitu dengan cara teorema Norton.
Langkah-langah penyelesaian dengan menggunakan Teorema Norton ialah
sebagai berikut.
a. Sumber arus dibuka dan sumber tegangan dihubung singkat.
Z1 x Z2
Z=
Z 1+ Z 2
d. Tentukan besar In
4
V A VB
INorton = Z + Z
1 2
4
delta dan delta-star dapat diterapkan pada kondisi jenis rangkaian tertentu
untuk menyederhanakannya sebelum aplikasi teorema rangkaian pada Bab
sebelumnya.
Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 34.1 (a) yang terdiri dari tiga
impedansi ZA, ZB, dan ZC dikatakan rangkaian-π. Rangkaian ini dapat
digambar ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.1 (b), di mana
susunan tersebut disebut sebagai rangkaian-delta atau rangkaian-mesh.
Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 34.2 (a), terdiri dari tiga
impedansi, Z1, Z2, dan Z3, dikatakan rangkaian-T. Rangkaian ini dapat
digambar ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.2 (b), di mana
pengaturan tersebut disebut rangkaian-star.
C. Transformasi Delta-Star
Sangat memungkinkan untuk mengganti/mengubah rangkaian delta
seperti pada gambar 34.3(a) dengan rangkaian star ekivalen seperti pada
gambar 34.3(b) selama impedansi yang terukur di antara setiap pasang
percabangan (1-2, 2-3, atau 3-1) bernilai sama dalam bentuk star maupun
delta. Rangkaian star ekivalen akan menggunakan daya yang sama dan
mengoperasikan di daya yang sama seperti rangkaian delta. Transformasi
delta-star bisa juga disebut sebagai ‘π to T transformation’.
4
Berdasarkan percabangan 1 dan 2 pada gambar 34.3(a), impedansi
ekivalen didapat dari hubungan paralel Z B dengan seri dari ZA dan ZC.
𝑍𝐵 (𝑍𝐴 + 𝑍𝐶 )
𝑍𝐵 + 𝑍𝐴 + 𝑍𝐶
Pada gambar 34.3(b), impedansi ekivalen antara percabangan 1 dan 2
adalah seri antara Z1 dan Z2. Atau dengan kata lain :
Delta Star
𝑍𝐵 (𝑍𝐴+𝑍𝐶 )
Z12 = = Z1 + Z2 ( Persamaan 34.1 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶
𝑍𝐶 (𝑍𝐴+𝑍𝐵 )
Z23 = = Z2 + Z3 ( Persamaan 34.2 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶
𝑍𝐴 (𝑍𝐵+𝑍𝐶 )
Z31 = = Z3 + Z1 ( Persamaan 34.3 )
𝑍𝐵+𝑍𝐴+𝑍𝐶
2..𝑍𝐴.𝑍𝐵 𝑍𝐴.𝑍𝐵
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z1 di mana Z1 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶
2.𝑍𝐵.𝑍𝐶 𝑍𝐵.𝑍𝐶
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z2 di mana Z2 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶
5
Persamaan 34.3 – persamaan 34.1 menghasilkan :
𝑍𝐴.𝑍𝐶−𝑍𝐵.𝑍𝐶
= Z3 – Z2 ( Persamaan 34.6 )
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
2.𝑍𝐴.𝑍𝐶 𝑍𝐴.𝑍𝐶
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍
= 2.Z3 di mana Z3 =
𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝐶
66 7
Gambarkan bentuk rangkaian star ekivalen seperti yang ditunjukan oleh
gambar 34.6. Lalu, hitung besar impedansi Z 1, Z2, dan Z3 dengan
menggunakan persamaan 34.7, 34.8, dan 34.9.
66 7
(a) Rangkaian pada gambar 34.7 digambar ulang, seperti pada gambar
34.8, sehingga menunjukan lebih jelas bagian rangkaian 1, 2, 3 dalam
bentuk rangkaian delta. Sehingga hal ini memungkinkan transformasi
ke rangkaian star seperti pada gambar 34.9.
8
Soal 3. Tentukan, untuk jaringan jembatan yang ditunjukkan pada
Gambar 34.12, (a) nilai padanan tunggal resistensi yang menggantikan
jaringan antar terminal A dan B, (b) arus yang disuplai oleh sumber 52V,
dan (c) arus yang mengalir dalam 8 Ω resistansi.
(a) Pada Gambar 34.12, tidak ada resistansi yang paralel secara langsung
atau langsung di seri satu sama lain. Namun, ACD danBCDadalah koneksi
delta dan keduanya dapat diubah menjadi koneksi bintang yang setara. BCD
jaringan delta digambar ulang pada Gambar 34.13 (a) dan diubah menjadi
bintang ekuivalen koneksi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.13 (b),
di mana
(8)(16)
Z1 =8 + 16 + 40 = 2 Ω (dari persamaan (34.7))
(16)(40)
Z2 =8 + 16 + 40 = 10 Ω (dari persamaan (34.8))
(8)(40)
Z3 =8 + 16 + 40 = 5 Ω (dari persamaan (34.9))
(b) Arus dipasok oleh sumber 52V, yaitu I arus pada Gambar 34.15,
diberikan oleh
I= 𝑉
𝑍𝐴𝐵 = 52 = 4 A
13
(c) Dari Gambar 34.15, saat ini I 1 = [6 / (6 + 6)] (I) = 2A, dan saat ini
I2 = 2A juga.
Dari Gambar 34.14, p.d. melintasi AC, VAC = (I 1) (4) = 8V dan p.d. melintasi
AD, VAD = (I2) (1) = 2V. Karenanya p.d. antara C dan D (yaitu p.d. di 8 Ω
resistansi dari Gambar 34.12) diberikan oleh (8−2) = 6V.
9
(a) Ubah delta ABD menjadi ekuivalennya koneksi bintang dan karenanya
menentukan keseimbangan persamaan untuk R X dan LX
(b) Jika R2 = R3 = 1 k, R4 = 500 Ω, R5 = 200 Ω dan C = 2 μF, tentukan nilai R X
dan LX pada keseimbangan.
(c) Delta ABD digambar ulang secara terpisah pada Gambar 34.17, bersama
dengan koneksi bintang ekuivalennya terdiri dari impedansi Z 1, Z2 dan Z3.
Dari persamaan (34.7),
(𝑅5)(−𝑗𝑋𝐶) −𝑗𝑅5𝑋𝐶
Z1 = 𝑅5 − 𝑗𝑋𝐶 + = (𝑅3 + 𝑅5) −
𝑅3 𝑋
𝑗𝐶
10
10
impedansi Z1 tidak mempengaruhi keseimbangan jembatan karena seri
dengan detektor.) Pada keseimbangan,
(RX + jXLX )(Z2) = (R2)(R4 + Z3)
𝑅2 𝑅2𝑅4 𝑅2𝑍3
(RX + jXLX ) = (R4 + Z3) = +
𝑍2 𝑍 𝑍2
2
𝑅2𝑅4
RX = 𝑅3
𝑅4𝑅5
Oleh karena itu LX = R2C (R4 + + R5)
𝑅3
𝑅2𝑅4 (1000)(500)
RX = 𝑅 = (1000) = 500 Ω
3
Dan
𝑅4𝑅5
LX = R2C (R4 + + R5)
𝑅3
11
= (1000)(2 × 10−6) [500 + (500)(200) + 200] = 1.60
12
Soal 5. Untuk jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 34.20, tentukan (a) arus yang
mengalir di (0 + j10) Ω impedansi, dan (b) daya yang hilang di (20 + j0) Ω impedansi.
(18.03∠33.69◦)(25.50∠−11.31◦)
= 65∠−22.62◦
= = 7.07∠45◦ Ω or (5 + j5) Ω
13
Dari persamaan (34.8),
(18.03∠33.69◦)(36.06∠−56.31◦)
= 65∠−22.62◦
(25.50∠ − 11.31◦)(36.06∠−56.31◦)
= 65∠−22.62◦
14
120∠0°
Arus I1 =
7.5 + ((10)(30)/(10 + 30))
120∠0°
= 15 =8A
10
Arus I2 = ( )(8) = 2 A
10+30
30
Arus I3 = ( )(8) = 6 A
10+30
Arus yang mengalir pada impedansi (0 + j10) Ω dari Gambar 34.20 adalah I3
saat ini yang ditunjukkan pada Gambar 34.23, yaitu 6A
(b) Daya P menghilang di (20 + j0) Ω impedansi dari Gambar 34.20 diberikan
oleh
P=I22 (20)= (2)2(20) = 80W
15
D. Transformasi Star-Delta
Sangat memungkinkan untuk mengganti/mengubah bagian star seperti
pada gambar 34.31(a) dengan bagian ekivalen delta seperti pada gambar
34.31(b). Transformasi seperti ini biasa disebut ‘T to π transformation’.
Dari persamaan 34.7, 34.8, dan 34.9 bisa didapat :
17
gambar 34.31(b) adalah Z3, yang mana terhubung dengan percabangan 3
pada gambar 34.31(a). Demikian juga penyebut dari persamaan untuk Z C,
yang mana terhubung di antara percabangan 2 dan 3 pada gambar 34.31(b)
adalah Z1, yang mana terhubung ke percabangan 1 pada gambar 34.31(a).
Sebagai contoh, rangkaian ekivalen delta dari rangkaian star yang
ditunjukan pada gambar 34.32 dihasilkan dari :
Gambar 34.34 (a) menunjukkan jaringan dari Gambar 34.33 digambar ulang
dan Gambar 34.34 (b) menunjukkan delta yang setara koneksi yang
mengandung impedansi ZA, ZB dan ZC. Dari persamaan (34.11),
200 + 𝑗150
= = (10+j7.5) Ω
20
18
Dari persamaan (34.12),
−𝑗5(200 + 𝑗150)
= 25 = (30−j40) Ω
(100∠0°)(63.25∠18.43°) + (63.25∠18.43°)(100∠−90°)+(100∠−90°)
= (100∠0°) 63.25∠18.43°
6325∠18.43° + 6325∠−71.57° +
= 10000∠−90° 63.25∠18.43°
19
6000 + 𝑗2000 + 2000 − 𝑗6000 − 𝑗10000
= 63.25∠18.43°
Dari persamaan
(34.12), 𝑍1.𝑍2 +
ZB =
𝑍2.𝑍3 + 𝑍3.𝑍1
𝑍3
16 124.5∠−60.26°
= 100∠−90°
20
Konversi Star Delta
Z1 x Z2
ZA = Z1 x Z3 Z2 x Z3
ΣZ ZB = ZC =
ΣZ ΣZ
21
Z A ZC + Z A Z B + Z B Z C
Z3 = Z A ZC + Z A Z B+ Z B Z C
ZA
Z2 =
ZB
Z A ZC + Z A Z B+ Z B Z C
Z1 =
ZC
22
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tugas
1. Terjemahkan halaman 423-434.
2. Hitunglah IN pada titik a dan b, dan berapa besar arus yang mengalir
pada elemen XL tersebut?
23
B. Jawaban dan Pembahasan
1. Hasil terjemahan terdapat pada BAB II di laporan penelitian
ini.
2.
Metode Norton
Zn = R2 II ( R1 + Xc )
R 2 .(R 1+ Xc)
=
R 2+(R 1+ Xc)
= 5000. ¿ ¿
20500000−100000 j
=
46.000−200 j
Ubah ke bentuk polar
√ ( 20500000 ) + (−100000 )
2 2
= 2,05002 x 107
−100000
Arctan =
20500000
= - 0,28°
= 46000,43
24
−200
Arctan =
46000
= - 0,25°
20500200 ∠−0,28 °
=
46.000,43 ∠−0,25°
= 445,65∠−0,03 Ω
R1
IN = I .
Xc+ R 1
41000
= 100.
−J 200+ 41000
41000 ∠0 °
IN = 100∠ 0 ° .
41000,48 ∠−0,28 °
= 100∠ 0 ° .0,9 ∠+ 0,28°
= 90∠ 0,28 °
25
XL II ZN
IxL = IN .
XL
XL. zn
= IN . XL+ zn
❑
Xl
Zn polar ke kompleks
445,65 . cos ( -0,03° ¿+¿ 445,65 . j sin ( -0,03° ¿
= 445,65 + ( -0,23 j )
Jadi = j 4000 +445,65 – 0,23 j
=3999,77j + 445,65
= √¿ ¿
= 4024,52
Kompleks ke polar
3999,77
Arctan =
445,65
= 83,64 °
4000 ∠90 ° . 445,65∠−0,03 °
∠ 0,28 ° .
= 90 4024,52∠ 83,64
❑
4000∠ 90°
1782600∠ 39 , 97 °
∠0,28 ° .
= 90 4024,52 ∠83,64
❑
4000 ∠90 °
442,93 ∠ 6,33 °
= 90∠ 0,28 ° .
4000 ∠ 90 °
= 90 ∠ 0,28 ° .0,11 ∠−83,67 °
= 9,9∠−83,39 ° A
26
27
3.
23
𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐿2 + 𝑍𝑋𝐿1×𝑍𝑋𝐶 + 𝑍𝑋𝐿2×𝑍𝑋𝐶
Z2 = 𝑍𝑋𝐿2
45
= 𝑗6
= j7,5 Ω
Zp1 = Z1//Z3
= -j6,4//j15
−𝑗6,4 × 𝑗15
= −𝑗64+𝑗15
−𝑗 296
= 𝑗8,6
= -j11,16 Ω
ZP2 = ZR1//Z2
= 2//j7,5
2×
= 𝑗7,5
2+𝑗7,5
𝑗15
= 2+𝑗7,5
𝑗15 2−𝑗7,5
= 2+𝑗7,5 × 2−𝑗7,5
𝑗30−𝑗2112,5
= 4−𝑗15+𝑗15−𝑗256,25
𝑗30+112,5
= 60,25
= 1,8 + j0,49 Ω
24
ZPt = ZP1//ZP2
= -j11,6//1,8+j0,49
−𝑗11,6×(1,8+𝑗0,49)
= −𝑗11,6+(1,8+𝑗0,49)
−𝑗20,08−𝑗25,46
= 1,8−𝑗10,67
5,46−𝑗20,08
= 1,8−𝑗10,67
20,8 ∠−74,7
= 10,8 ∠−80,4
= 1,92 ∠ 5,7 Ω
=
1,92 ∠ 5,7 × 0,6 ∠ 120
5,91+𝑗0,19
1,92 ∠ 5,7 × 0,6 ∠ 120
= 5,98 ∠ 1,84
= 0,32 ∠ 3,86 × 0,6 ∠ 120
= 0,192 ∠ 123,86 A
atau
= -0,1 + j0,15 A
25
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi dan perhitungan yang kami lakukan untuk menulis laporan
penelitian ini, kami menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada teorema norton berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu
buah sumber arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan
ekuivalennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan untuk menyederhanakan
analisis rangkaian yaitu untuk membuat rangkaian pengganti berupa sumber arus
yang diparalel dengan suatu tahanan ekuivalennya.
2. Transformasi Star-Delta dan Delta-Star diperlukan untuk menyederhanakan
rangkaian dengan bentuk yang rumit menjadi sesederhana mungkin agar mudah
dalam melakukan perhitungan besar arus ataupun tegangan.
3. Bentuk rangkaian delta atau rangkaian π adalah sebagai berikut.
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZA =
𝑍2
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZB = 𝑍3
𝑍1.𝑍2+𝑍2.𝑍3+𝑍3.𝑍1
ZC = 𝑍1
4. Bentuk rangkaian star atau rangkaian T adalah sebagai berikut.
26
𝑍𝐴.𝑍𝐵
Z1 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝑍𝐵.𝑍𝐶
Z2 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
𝑍𝐴.𝑍𝐶
Z3 = 𝑍𝐴+𝑍𝐵+𝑍𝐶
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8771712/
Teorema_Norton_dan_konversi_delta_. Diakses pada
tanggal 2 2021.
26