Anda di halaman 1dari 19

RANGKAIAN LISTRIK II

Penyederhanaan Arus Bolak – Balik


Dosen Pengampu : Dr. Faried Wadji, M.Pd., MM.

Kelompok 2 :

Disusun oleh :
• Gladis Nurfatimah (1501620048)
• Muhammad Anugrah (1501620004)
• Dede Rizky Mulyana (1501620016)
• Reza Nurrohman (1501620014)

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
Latar Belakang
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Penyederhanaan Arus Bolak – Balik
dengan tepat waktu.

Laporan penelitian hasil diskusi terhadap analisis penyederhanaan superposisi,


star delta dan delta star ini disusun guna memenuhi tugas dosen Dr. Faried Wadjdi,
M.Pd., MM. pada mata kuliah Rangkaian Listrik II di program studi Pendidikan
Vokasional Teknik Elektro, Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, kami selaku penulis
juga berharap agar laporan penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Faried


Wadjdi, M.Pd., MM. selaku dosen mata kuliah Rangkaian Listrik II. Karena tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis dalam rangka menuntut ilmu. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, karena tidak ada manusia yang luput dari
kesalahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Jakarta, 9 April 2021


Daftar Isi
Latar Belakang ......................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 6
Tugas latihan soal-soal Penyederhanaan Rangkaian ......................................................... 6
BAB II ........................................................................................................................................ 8
Pembahasan............................................................................................................................. 8
Soal nomor 1 ........................................................................................................................ 8
Soal nomor 2 ...................................................................................................................... 10
Soal nomor 3 ...................................................................................................................... 13
Soal nomor 4 ...................................................................................................................... 15
Soal nomor 5 ...................................................................................................................... 17
BAB III ..................................................................................................................................... 19
Kesimpulan ............................................................................................................................ 19
BAB I

Pendahuluan

Teknik listrik atau teknik elektro adalah salah satu bidang ilmu teknik mengenai
aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknik listrik melibatkan
konsep, perancangan, pengembangan, dan produksi perangkat listrik dan elektronik
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Terkait dengan hal tersebut melalui beberapa mata
kuliah teknik elektro yang mana di setiap pembelajarannya memerlukan teori dan
praktek, salah satunya adalah mata kuliah Rangkaian Listrik II. Pembelajaran teori di
dalam mata kuliah Rangkaian Listrik II tentunya perlu dilengkapi dengan praktek dan
diskusi bersama agar dapat mengetahui langsung apa yang sudah dipelajari dalam teori.

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat terhindarkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, hampir setiap peralatan dan barang yang ada di
rumah memakai listrik, seperti : lampu, kulkas, televisi yang di mana ketika kabelnya
dihubungkan ke dalam stop kontak maka akan menyala dan berfungsi. Hal ini lantaran
adanya energi dalam bentuk aliran arus listrik. Di mana aliran listrik dapat dihubungkan
melalui beberapa macam bentuk rangkaian. Rangkaian listrik merupakan gabungan
komponen- komponen listrik yang dihubungkan pada sebuah sumber tegangan,
sehingga memiliki fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut memiliki besaran
masing-masing dalam jumlah yang sesuai agar dapat dipadukan menjadi suatu rangkaian
listrik yang stabil. Besaran dari komponen-komponen tesebut tentunya harus diukur dan
diteliti agar tidak terjadi kesalahan penghitungan yang dapat mengakibatkan kegagalan
rangkaian. Perhitungan komponen tersebut dapat berupa tegangan, arus, dan hambatan
di dalam rangkaian listrik.

Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang telah kita
pelajari sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana. Pada rangkaian
sederhana yang mengkombinasikan tahanan-tahanan atau
sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita analisis dengan menggunakan
prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah dipelajari yaitu
Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Setelah kita mengenal hukum ohm dan hokum
kirchoff serta penggunaannya dalam analisis rangkaian-rangkaian seri maupun
paralel, terkadang kita menemukan suatu rangkaian yang kompleks
.Kita dapat menyelesaikan rangkaian kompleks tersebut dengan mempelajari
metode-metode untuk menyederhanakannya rangkaian itu sehingga untuk
menyelesaikannya kita dapat lebih mudah dan lebih tepat. Dalam resume ini kita
akan membahas analisis rangkaian dengan teorema norton, star - delta dan delta -
star.

Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut merupakan suatu latihan


pemahaman dalam pemecahan masalah untuk menolong kita memahami hukum-
hukum dasar yang selanjutnya akan kita gunakan dalam rangkaian- rangkaian
yang lebih sukar atau lebih kompleks. Dalam menyederhanakan analisis pada
rangkaian yang lebih sukar diperlukan suatu metode analisis yang lebih cocok dan
mudah. Di antara metode-metode ini adalah superposisi, loop, mesh, node voltage,
teorema Thevenin dan teorema Norton. Pada pembahasan kali ini akan
mengembangkan kemampuan menganalisis rangkaian menggunakan northon,
transformasi star-delta dan delta-star.
Rumusan Masalah

Tugas latihan soal-soal Penyederhanaan Rangkaian

1. Tentukan besar arus yang mengalir pada masin-masing loop pada gambar di
bawah ini;

2. Hitunglah tegangan Node Voltage Vn1 dan Vn2 dari gambar di bawah ini ?

3. Hitunglah VTh pada titik a dan b, dan berapa besar arus yang mengalir pada elemen
tersebut?
4. Hitunglah IN pada titik a dan b, dan berapa besar arus yang mengalir pada elemen
tersebut?

5. Hitunglah besar I total dari gambar di bawah ini?


BAB II
Pembahasan
Soal nomor 1
– Langkah pertama,kita tentukan dulu
arah loopnya dan kelompok kami
sepakat untuk loop 1 berlawanan arah
jarum jam dan untuk loop 2 searah
jarum jam. Dan kami pun mendapatkan
persamaan :
Diketahui :
- R1 = 50 Ω atau 50 ⦟ 0° Ω
- XL = j20 Ω atau 20 ⦟ 90° Ω
- XC = -j60 Ω atau 60 ⦟ -90° Ω
- V1 = 5 ⦟ 30° atau 4.36 + j2,5 V
- V2 = 20 ⦟ 0° atau 25 V
V2 – V1 = 25 – 4.36 + j2,5
= 20,64 + j2,5 atau 20,8⦟ 6,90° V

Loop 1 :
∑E =∑I.R
𝑉2 − 𝑉1 = (𝑅1 + 𝑋𝐿 )𝐼1 − (𝑋𝐿 )𝐼2
(20 ∠0) − (5 ∠30) = (50 + 𝑗20)𝐼1 − (𝑗20)𝐼2

Loop 2 :
∑E =∑I.R
𝑉2 = −(𝑋𝐿 )𝐼1 + (𝑋𝐿 + 𝑋𝐶 )𝐼2
𝑉2 = −(𝑋𝐿 )𝐼1 + (𝑋𝐿 + 𝑋𝐶 )𝐼2
20 ∠0 = −(𝑗20)𝐼1 + (𝑗20 − 𝑗60 )𝐼2
20 ∠0 = −(𝑗20)𝐼1 + (−𝑗40 )𝐼2

Karna hanya 2 Loop Kita mengunakan matriks :


𝑅1 + 𝑋𝐿 −(𝑋𝐿 ) 𝐼1 𝑉2 − 𝑉1
( )( )=( )
−(𝑋𝐿 ) 𝑋𝐿 + 𝑋𝐶 𝐼2 𝑉2

- Lalu kita cari I1 dengan mengubah kolom satu dengan tegangan dan
dibagi impedansi pada kedua loop tersebut.

𝑉 −𝑉1 −(𝑋𝐿 )
( 2 )
𝑉2 𝑋 𝐿 + 𝑋𝐶
I1 = 𝑅1 +𝑋𝐿 −(𝑋𝐿 )
( )
−(𝑋𝐿 ) 𝑋𝐿 + 𝑋𝐶
20,8⦟ 6,90 − 𝑗20
( )
20 ∠0 𝑗20− 𝑗60
I1 = 50+𝑗20 − 𝑗20
( )
− 𝑗20 − 𝑗40
(20,8 ∠ 6,90 )(−𝑗40) – (20 ∠0)(−𝑗20)
I1 =
(50 +𝑗20)(𝑗20−𝑗60) – (−𝑗20)(−𝑗20)
(20,8 ∠ 6,90 )(40∠−90) – (20 ∠0)(20∠−90)
I1 =
(50 +𝑗20)(−𝑗40) – (−𝑗20)(−𝑗20)
(99,84− 𝐽423,68 )
I1 =
(447,21 ∠− 26,57)

(832 ∠− 83,1 ) – (400 ∠−90) (435,28 ∠− 76,74 )


I1 = I1 =
(−𝑗200 + 800) – (400) (447,21 ∠− 26,57)
(99,84−𝐽823,68 ) – (− 400𝐽)
I1 = I1 = 0,97 ∠ − 𝟓𝟎, 𝟏𝟕 𝑨
(−𝑗200 + 400)

- Lalu kita cari I2 dengan mengubah kolom 2 dengan tegangan dan dibagi
impedansi pada kedua loop tersebut.
𝑅 +𝑋 𝑉2 −𝑉1
( 1 𝐿 )
−(𝑋𝐿 ) 𝑉2
I2 = 𝑅1 +𝑋𝐿 −(𝑋𝐿 )
( )
−(𝑋𝐿 ) 𝑋𝐿 + 𝑋𝐶

(
50 +𝑗20 20,8 ∠ 6,90 )
− 𝑗20 20 ∠0
I2 = 447,21 ∠− 26,57
(50 +𝑗20)( 20 ∠0 ) − (20,8 ∠6,90)(−𝑗20 )
I2 =
447,21 ∠− 26,57
(50 +𝑗20)( 20 ) − (20,64 + j2,5)(−𝑗20)
I2 =
447,21 ∠− 26,57
100 +𝑗400 + 412,8 −𝑗50
I2 =
447,21 ∠− 26,57
𝑗350 + 512,8
I2 =
447,21 ∠− 26,57
620,86 ∠ 34,31
I2 =
447,21 ∠− 26,57
I2 = 1,39 ∠ 𝟔𝟐, 𝟖𝟖 A

- Dan ditemukan :
Arus pada loop 1 = 0,97 ∠ − 𝟓𝟎, 𝟏𝟕 𝑨
Arus pada Loop 2 = 1,39 ∠ 𝟔𝟐, 𝟖𝟖 A
Soal nomor 2
Diketahui :
(𝑗1)(−𝑗0,5)
- R1 = 0,5 Ω atau 0,5 ⦟ 0° ZP =
- R2 = 1 Ω atau 1 ⦟ 0° (𝑗1) + (−𝑗0,5)
0,5 ⦟ 0
- Z1 = -j1 Ω atau 1 ⦟ -90° ZP =
- Z2 = j1 Ω atau 1 ⦟ 90° 0,5 ⦟− 90
- Z3 = -j20,5 Ω atau 0,5 ⦟ -90° ZP = 1 ⦟ 90 atau j1 Ω
- Z4 = j0,5 Ω atau 0,5 ⦟90°
(𝑍2 )(𝑍3 )
- ZP =
(𝑍2 ) + (𝑍3 )
- I2 = 5 ⦟0° A
- V1= 5 ⦟0 V

Admitansi (Y) merupakan kebalikan dari impedansi (Z) .Admitansi satuannya adalah mho
(℧).

1
𝑌1 = 𝑅
1

𝟏
𝒀𝟏 = 𝟎,𝟓 = 𝟐 ℧ atau 2 ⦟ 𝟎 ℧
1
𝑌2 = 𝑍
1

𝟏 𝟏
𝒀𝟐 = −𝒋𝟏 = 𝟏 ⦟−𝟗𝟎 = 1 ⦟ 𝟗𝟎 ℧
1
𝑌3 = 𝑍
𝑝

𝟏 𝟏 ⦟𝟎
𝒀𝟑 = 𝒋𝟏 = 𝟏⦟ 𝟗𝟎 = 𝟏 ⦟ − 𝟗𝟎 ℧
1
𝑌4 = 𝑍
4

𝟏
𝒀𝟒 = 𝟎,𝟓 ⦟𝟗𝟎 = 𝟐 ⦟ − 𝟗𝟎 ℧
1
𝑌5 = 𝑅
2

𝟏
𝒀𝟓 = = 𝟏 ⦟𝟎 ℧
𝟏
- Pertama kita ubah sedikit VN1 Zp VN2
rangkaiannya karena kita mencari
tegangan pada R2 lalu kita beri nama
V2.

V2 = I2 . R2
V2 = (5 ⦟0) (1 ⦟ 0)
V2 = 5 ⦟0 V V2

- Lalu kita tentukan arah arusnya untuk


mencari VN1 dan VN2, jika
berdasarkan VN2 maka IZP akan menjauhi
VN2 sementara jika berdasarkan VN1 maka
ZP
IZP akan menjauhi VN1 dan untuk IZP kami
belum bisa memastikan arahnya, maka
dari itu ( IZP = | IZP’- IZP’’ | ) .oleh karena itu “
jika IZP’ > IZP’’, maka arah arusnya akan
menuju ke VN2 ,dan jika IZP’ < IZP’’ maka
arah arus lebih dominan ke VN1.“

Berdasarkan VN1
IR1 – IZ1 – IZP’ = 0
𝑉𝑁1 −𝑉1 𝑉 𝑉 −𝑉
1 - 𝑁1 1 - 𝑁1 1 𝑁2 = 0
𝑌1 𝑌2 𝑌3
VN1(𝑌1 ) – V1(𝑌1 ) – VN1(Y2) – VN1(Y3)- VN2(Y3) = 0
VN1(Y1)-VN1(Y2+Y3)-VN2(Y3)-V1(Y1) = 0
VN1(2)-VN1(j1-j1)-VN2(-j1) - 10⦟ 0 = 0
VN1 (2 ⦟ 0) – VN2 (1⦟ -90) - 10⦟ 0 = 0

Berdasarkan VN2
IR2 – IZ4 – IZP’’ = 0
𝑉𝑁2 −𝑉2 𝑉 𝑉 −𝑉
1 - 𝑁2 1 - 𝑁2 1 𝑁1 = 0
𝑌5 𝑌4 𝑌3
VN2(𝑌5 ) – V2(𝑌5 ) – VN2(Y4) – VN2 (Y3)- VN1(Y3) = 0
VN2(Y1)-VN2(Y4+Y5)-VN1(Y3)-V2(Y5) = 0
VN2(1)-VN2(j2) – VN2(1)-VN2(-j1) - 5⦟0 = 0
VN2(2 ⦟- 90) – VN1 (1⦟-90) - 5⦟0 = 0

Dan didapatlah :
Persamaan 1
VN1 (2 ⦟ 0) – VN2 (1⦟ -90) - 10⦟ 0 = 0 atau
VN1 (Y1) – VN2 (Y3) - 10⦟ 0 = 0
Persamaan 2
– VN1 (1⦟-90) + VN2(2 ⦟- 90) - 5⦟0 = 0 atau
– VN1 (Y3) + VN2(Y4) - 5⦟0 = 0
Dan kita mendapat sebuah matriks :
𝑌1 − 𝑌3 𝑉𝑁1
(− 𝑌 𝑌4
)( ) = (− 𝟏𝟎⦟ 𝟎 )
3 𝑉𝑁2 − 𝟓⦟𝟎

- Lalu kita mencari VN1 dengan mengganti kolom satu dengan arus
node
− 𝟏𝟎⦟ 𝟎 − 𝑌3
( )
− 𝟓⦟𝟎 𝑌4
VN1 = 𝑌 − 𝑌3
( 1 )
− 𝑌3 𝑌4
− 𝟏𝟎⦟ 𝟎 −(𝟏⦟−𝟗𝟎)
( )
− 𝟓⦟𝟎 𝟐 ⦟− 𝟗𝟎
VN1 = 𝟐⦟𝟎 −(𝟏⦟−𝟗𝟎)
( )
−(𝟏⦟−𝟗𝟎) 𝟐 ⦟− 𝟗𝟎4
− 𝟏𝟎 −(−𝐉)
( )
− 𝟓 −𝐉𝟐
VN1 = 𝟐 −(−𝐉)
( )
−(−𝐉) −𝐉𝟐
(−𝐽2)(−10) +(−𝐽)(−5)
VN1 = 2
(2)(−𝐽2) − (𝐽)
20𝐽 +5𝐽
VN1 = (−𝐽4) –(−1)
25 ⦟ 90
VN1 = 4,12⦟−75,96
VN1 = 6,06 ⦟165,96 V

- Lalu kita mencari VN2 dengan mengganti kolom satu dengan arus
node
𝑌1 − 𝟏𝟎⦟ 𝟎
( )
− 𝑌3 − 𝟓⦟𝟎
VN2 = 𝑌 − 𝑌3
( 1 )
− 𝑌3 𝑌4
𝟐 ⦟− 𝟗𝟎 − 𝟏𝟎⦟ 𝟎
( )
−(𝟏⦟−𝟗𝟎) − 𝟓⦟𝟎
VN2 = 4,12⦟−75,96
−𝐣𝟐 −𝟏𝟎
( )
−(−𝐣) −𝟓
VN2 = 4,12⦟−75,96
(−𝐽2)(−5) +(−𝐽)(−10)
VN2 = 4,12⦟−75,96
10𝐽 +10𝐽
VN2 = 4,12⦟−75,96
20 ⦟ 90
VN2 = 4,12⦟−75,96
VN2 = 4,85 ⦟165,96 V

- Kami tidak mencari arah dan besar IZP karena yang ditugaskan hanya
mencari VN1 dan VN2.
Soal nomor 3
– kita lepas XL karena kita akan mencari nilai arus yang melewatinya dan
kebetulan itu membentuk “delta” dan kita sudah belajar konversi dari
Delta-Wye maka kita ubah ke bentuk “wye” untuk mempermudah.
ZA
ZB

ZB

(𝑅1 )(𝑅2)
ZB =
(𝑅1 +𝑋𝐶 +𝑅2) Vab = VZB = VTH

(41.000) (5.000) VTH = I . ZB


ZB =
(41.000 +5.000 −𝐽200) VTH = (100 ∠ 0 )(4.456,5 ∠ 77,05)
(41.000 ∠ 0 )(5.000 ∠ 0 ) VTH = 445.650 ∠ 𝟕𝟕, 𝟎𝟓 V
ZB =
(46.000 −𝐽200)
(41.000 ∠ 0 )(5.000 ∠ 0 )
ZB = (46.000,43 ∠− 77,05)

ZB = 4.456,5 ∠ 77,05

- Lalu kita mencari ZTH dengan memutus sumber arusnya

ZTH = (XC + R1 ) || R2

(𝑅1 +𝑋𝐶 )(𝑅2)


ZTH =
(𝑅1 +𝑋𝐶) +𝑅2)
(41.000 −𝑗200)(5.000)
= 46.000 −𝐽200
(41.000,49∠−0,28)(5.000∠ 0 )
= 46.000 ,43∠−77,05
= 4.450 Ω ∠76,77 atau 1.023,5 + j4.316,5 Ω
- Lalu kita buat rangkaian penggantinya dan kita hitung arusnya.

𝑉𝑇𝐻
IXL =
(𝑍𝑇𝐻 + 𝑋𝐿)
𝑉𝑇𝐻
IXL =
(𝑍𝑇𝐻 + 𝑋𝐿)
445.650 ∠ 77,05
IXL= ( 1.023,5 + j4.316,5 Ω+ 𝑗4000)
445.650 ∠ 77,05
IXL= ( 1.023,5 + j8.316,75)
445.650 ∠ 77,05
IXL= ( 8.379,24 ⦟82,98)

IXL = 53,19 ⦟ − 5,93 A


Soal nomor 4
-langkah pertamaTentukan ZN dengan mengopen circuit sumber arus dan
melepas komponen yang akan dicari nilai arusnya.

ZN = (XC + R1) || R2
(XC + R1)( R2)
ZN =
(XC + R1)+ R2
(41.000 −𝑗200)(5.000)
Z N= 46.000 −𝐽200
(41.000,49∠−0,28)(5.000∠ 0 )
Z N= 46.000 ,43∠−77,05
ZN= 4.450 Ω ∠76,77 atau 1.023,5 +
j4.316,5 Ω

- Tentukan besar IN dengan memasang Kembali sumber arus dan menghubung


singkat titik a dan b.

- Dengan kondisi seperti diatas,maka tidak ada arus yang mengalir pada R2. jadi,

𝑅1
IN = IT
𝑅1 +𝑋𝐶
41.000 ∠ 0
IN = 100 ∠ 0
41.000 −𝑗200
41.000 ∠ 0
IN = 100 ∠ 0
41.000,49∠−0,28
IN = 100 ∠ 0 . 0,99 ∠0,28
IN = 100 ∠ 0 . 1 ∠0,28
IN = 100 ∠ 0,28 A
- Lalu kita buat rangkaian Penggantinya,dan tentukan nilai I XL

𝑍𝑁
IXL = IN
𝑍𝑁 +𝑋𝐿
𝑍𝑁
IXL = 100 ∠ 0,28
𝑍𝑁 +𝑋𝐿
𝑍𝑁
IXL = 100 ∠ 0,28
𝑍𝑁 +𝑋𝐿
4.450 Ω∠76,77
IXL = 100 ∠ 0,28
1.023,5 + j4.316,5 +𝐽4.000
4.450 Ω∠76,77
IXL = 100 ∠ 0,28
1.023,5 + j8.316,5
4.450 Ω∠76,77
IXL = 100 ∠ 0,28
8.379,24 ∠82,98
IXL = 50,91 ∠ − 5,93 A

- penggunaan teorema Thevenin


dan Norton akan menghasilkan
hasil yang sama bahwa
perbedaan sekian koma itu
dikarenakan adanya operasi
bilangan irrasional yang kadang
kita harus mengambil
pembulatan.
Soal nomor 5
-langkah pertama untuk mencari nilai arus total,kita ubah dari bentuk delta
ke wye.
Diketahui :
R1 = 4 Ω atau 4 Ω ⦟0°
R1 = 5 Ω atau 5 Ω ⦟0°
XC1 = -j8 atau 8 Ω ⦟-90°
XC2 = -j6 atau 6 Ω ⦟-90°
XL = j4 atau 4 Ω ⦟90°
V = 50 ⦟0°

𝑅1 .𝑋𝐶1 𝑅2 .𝑋𝐶1
ZA = ZB =
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑋𝐶1 12,04 ∠−41,63
4.(−𝐽8) 5.(−𝐽8)
ZA = ZB =
4 + 5−𝐽8 12,04 ∠−41,63
−32𝐽 40 ∠−90
ZA = ZB =
9−𝐽8 12,04 ∠−41,63
32 ∠−90 ZB= 3,32 ∠ − 48,37 atau 2,13-j2,49 Ω
ZA =
12,04 ∠−41,63
ZA= 2,66 ∠ − 48,37 atau 1,75-1,99j Ω ZC =
𝑅2 .𝑅1
12,04 ∠−41,63
20
ZC =
12,04 ∠−41,63
20 ∠0
ZC =
12,04 ∠−41,63
ZC= 1,66 ∠41,63 atau 1,25 + j1,1 Ω
- Langkah selanjutnya kita selesaikan dengan seri ZC dengan
XC2 dan ZB dengan XL

ZS1 = ZC + XC2
ZS1 = 1,25 +j1,1 -j6
ZS1 = 1,25 - j4,9 Ω atau 5,06 Ω ∠ − 75,67

ZS2 = ZB + XL
ZS2 = 2,13 - j2,49 + j4
ZS2 = 2,13 + j1,41 atau 2,55 Ω ∠ 33,50

- Lalu kita ZS1 || ZS2.


(𝑍𝑆1 ).(𝑍𝑆2 )
ZP =
(𝑍𝑆1 ) + (𝑍𝑆2 )
(5,06 ∠−75,67 )( 2,55 Ω ∠ 33,50)
ZP =
1,25 − j4,9 + 2,13 + j1,41
12,903 ∠−42,17
ZP =
3,38 − j3,49
12,903 ∠−42,17
ZP =
4,86 ∠−35,68
ZP = 2,65 Ω ∠ − 6,49 atau 2,62 + j2,49 Ω

- Lalu kita seri ZP dengan ZA.


ZT = ZP + ZA
ZT = 2,62 + j2,49 + 1,75-1,99j
ZT = 4,37 + j0,5 atau 4,4 Ω ∠6,53

- Lalu kita cari arus totalnya.


𝑉
IT =
(𝑍𝑇 )
50 ⦟0
IT =
4,4 ∠6,53
IT = 11,36 ∠ − 6,53 A
BAB III

Kesimpulan
Setelah menyelesaikan tugas dan membaca materi ini kita dapat simpulkan
bahwa dalam penyederhanaan menggunakan Analisis node, Mesh,Thevenin,Northon
Transformasi Star-Delta atau Delta-Star, kita tidak bisa sembarang menyelesaikan
dengan salah satu transformasi tersebut. Untuk itu pentingnya untuk memahami soal
yang ditugaskan.

Analisis mesh merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan


rangkaian planar untuk arus (dan secara tidak langsung tegangan ) di sembarang
tempat di rangkaian listrik . Sirkuit planar adalah sirkuit yang dapat digambar pada
permukaan bidang tanpa kabel yang saling bersilangan. Setiap mesh menghasilkan
satu persamaan yang mana persamaan tersebut bisa kita selesaikan dengan
menggunakan matriks,eliminasi,subsitusi,minor dan kofaktor.
Analisis node merupakan metode penentuan tegangan ( beda potensial )
antara " node " (titik di mana unsur-unsur atau cabang terhubung) dalam sebuah sirkuit
listrik dalam hal cabang arus. Dan dalam melakukan analisis ini kita harus
menentukan banyak node,titik referensi dan variable yang tidak diketahui.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa setiap rangkaian listrik linear atau
rangkaian rumit tertentu dapat digantikan oleh rangkaian sederhana yang hanya terdiri
dari sebuah tegangan sumber (VThevenin) dan sebuah resistor (RThevenin) yang diserikan.
Teorema Norton menyatakan bahwa setiap rangkaian listrik linear atau rangkaian
rumit tertentu dapat digantikan oleh rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari
sebuah arus sumber (INorton) dan sebuah resistor (RNorton) yang diparalelkan.
Dalam penyederhanaan baik menngunakan Transformasi Star-Delta atau
Delta-Star,kita tidak bisa sembarang menyelesaikan dengan salah satu transformasi
tersebut. Untuk itu pentingnya untuk memahami soal yang ditugaskan. Transformasi
Star-Delta dikenal juga sebagai 'T menjadi π transformasi.

Pada banyak aplikasi rangkaian, kita menemukan komponen-komponen pada


satu atau dua cara sehingga membentuk rangkaian tiga terminal : koneksi “Delta” dan
koneksi “Star” hal ini memungkinkan kita untuk menghitung nilai Impedansi untuk
menggantikan bentuk Star ke Delta maupun sebaliknya dan keduanya pun memiliki
kesamaan sifat.

Anda mungkin juga menyukai