Anda di halaman 1dari 13

Praktikum Rangkaian Elektrik II

BAB 4
ANALISIS NODE DAN THEOREMA SUPERPOSISI PADA RANGKAIAN
LISTRIK DENGAN SUMBER AC

4.1.Tujuan
1. Memahami dan menggunakan analisa mesh pada rangkaian sumber
2. tegangan untuk menyederhanakan dan menganalisa rangkaian listrik

4.2.Peralatan Percobaan
1. Software Proteus 8 profesional
2. PC atau Laptop

4.3.Dasar Teori

a) Analisis Node Pada Rangkaian Listrik Dengan Sumber AC

Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus
yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana
tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node
lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini
dapat diterapkan pada sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.
Contohnya sebagai berikut,
Ib(t) C2

L1

Ia(t) Ic(t)
I1 I2
R1 C1 L2 R2

Gambar 4.1 Contoh Rangkaian Node

Tahap 1 – Hitung 𝜔, 𝑍𝑅1 , 𝑍𝐶1 , 𝑍𝐿1 , 𝑍𝑅2 , 𝑍𝐶2 , 𝑍𝐿2 lalu ubah I1 dan I2 ke

dalam bentuk Polar.


𝝎 = 𝟐 × 𝝅 × 𝒇 = 𝟐 × 𝝅 × 𝟏𝟎 = 𝟔𝟐. 𝟖𝟑
Dimana, 𝑍𝑅1 = R1 = 5 Ohm

1
Praktikum Rangkaian Elektrik II

−𝒋 −𝒋
𝒁𝑪𝟏 = 𝝎𝒄 = 𝟔𝟐.𝟖𝟑×𝟏.𝟓𝟗×𝟏𝟎−𝟑 = −𝒋𝟏𝟎 ohm

𝒁𝑳𝟏 = 𝑱𝝎𝑳𝟏 = 𝒋 × 𝟔𝟐. 𝟖𝟑 × 𝟏𝟓𝟗 × 𝟏𝟎 − 𝟑 = 𝒋𝟏𝟎 ohm

Dimana, 𝑍𝑅2 = R2 = 10 Ohm

−𝒋 −𝒋
𝒁𝑪𝟐 = 𝝎𝒄 = 𝟔𝟐.𝟖𝟑×𝟑.𝟏𝟖×𝟏𝟎−𝟑 = −𝒋𝟓 ohm

𝑍𝐿2 = 𝒋𝝎𝑳𝟐 = 𝒋 × 𝟔𝟐. 𝟖𝟑 × 𝟕𝟗. 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟑 = 𝒋𝟓 ohm

𝒊𝟏 (𝒕) = 𝟏 𝒔𝒊𝒏 (𝝎𝒕 + 𝟎°) 𝑽 → Sehingga 𝑰𝟏 = 𝟏∠𝟎° 𝑽

𝒊𝟐 (𝒕) = 𝟎. 𝟓 𝒔𝒊𝒏 (𝝎𝒕 + 𝟗𝟎°) 𝑽 → Sehingga 𝑰𝟐 = 𝟎. 𝟓∠𝟗𝟎° 𝑽

Dari hasil perhitungan tersebut, rangkaiannya berubah menjadi seperti


berikut:
𝒁𝑪𝟐

𝒁𝑳𝟏

𝑰𝟏 𝒁𝑳𝟐 𝑰𝟐
𝒁𝑹𝟏 𝒁𝑪𝟏 𝒁𝑳𝟐

Gambar 4.2 Rangakain Node

Tahap 2 – Hitung tegangan pada node 1 (V1) dan tegangan pada node 2
(V2). Persamaan KCL (Kirchhoff Current Law) pada node 1 :

𝑽𝟏 𝑽𝟏 𝑽𝟏 − 𝑽 𝟐 𝑽𝟏 − 𝑽𝟐
+ + + − 𝑰𝟏 = 𝟎
𝒁𝑹𝟏 𝒁𝑪𝟏 𝒁𝑪𝟐 𝒁𝑳𝟏

𝑽𝟏 𝑽𝟏 𝑽𝟏 − 𝑽𝟐 𝑽𝟏 − 𝑽𝟐 °
+ + + − 𝟏∠𝟎 = 𝟎
𝟓 −𝒋𝟏𝟎 −𝒋𝟓 𝒋𝟏𝟎

0.2V1 + j0.1V1 + j0.2V1 − j0.2V2 − j0.1V1 + j0.1V2 − 1∠0° = 0


0.2V1 + j0.1V1 + j0.2V1 − j0.1V1 − j0.2V2 + j0.1V2 = 1∠0°
0.2V1 + j0.2V1 − j0.1V2 = 1∠0°
(0.2 + j0.2)V1 − j0.1V2 = 1∠0°
(0.2 + j0.2)V1 − j0.1V2 = 1 cos 0° + j1 sin 0°
(0.2 + j0.2)V1 − j0.1V2 =1

2
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Arah arus I2 adalah keluar dari node, sehingga persamaan KCL pada node
2:
𝑽𝟐 𝑽𝟐 𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 𝑽𝟐 − 𝑽𝟏
+ + + + 𝑰𝟐 = 𝟎
𝒁𝑹𝟐 𝒁𝑳𝟐 𝒁𝑪𝟐 𝒁𝑳𝟐

𝑽 𝟐 𝑽𝟐 𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 𝑽 𝟐 − 𝑽𝟏 °
+ + + + 𝟎. 𝟓∠−𝟗𝟎 = 𝟎
𝟏𝟎 𝒋𝟓 −𝒋𝟓 𝒋𝟏𝟎

0.1V2 − j0.2V2 + j0.2V2 − j0.2V1 − j0.1V2 + j0.1V1 + 0.5∠−90° = 0


−j0.1V1 + 0.1V2 − j0.1V2 = −0.5∠−90°
−j0.1V1 + (0.1 − j0.1)V2 = −0.5∠−90°
−j0.1V1 + (0.1 − j0.1)V2 = (−0.5 cos −90°) + (−j0.5 sin −90°)
−j0.1V1 + (0.1 − j0.1)V2 = j0.5
Dari persamaan KCL pada node 1 dan node 2, nilai V1 dan V2 dapat dihitung
menggunakan aturan Cramer :

(𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟐)𝑽𝟏 − 𝒋𝟎. 𝟏𝑽𝟐 = 𝟏


{
−𝒋𝟎. 𝟏𝑽𝟏 + (𝟎. 𝟏 − 𝒋𝟎. 𝟏)𝑽𝟐 = 𝒋𝟎. 𝟓

(𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟐) − 𝒋𝟎. 𝟏 𝑽𝟏 𝟏


[ ][ ] = [ ]
−𝒋𝟎. 𝟏 (𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟐) 𝑽𝟐 𝒋𝟎. 𝟓

Proses hitung V1 :

𝟏 −𝒋𝟎. 𝟏
[ ]
𝒋𝟎. 𝟓 (𝟎. 𝟏 − 𝒋𝟎. 𝟏)
𝑽𝟏 =
(𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟏) −𝒋𝟎. 𝟏
[ ]
−𝒋𝟎. 𝟏 (𝟎. 𝟏 − 𝒋𝟎. 𝟏)
(𝟏(𝟎.𝟏−𝒋𝟎.𝟏))−((𝒋𝟎.𝟓)(−𝒋𝟎.𝟏)) 𝟎.𝟎𝟓−𝐣𝟎.𝟏
= ((𝟎.𝟐+𝒋𝟎.𝟐)(𝟎.𝟏−𝒋𝟎.𝟏))−((−𝒋𝟎.𝟏)(−𝒋𝟎.𝟏)) = = 𝟏 − 𝒋𝟐 𝑽
𝟎.𝟎𝟓

Dalam bentuk polar adalah:

Proses perhitungan V2:


(𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟐) −𝒋𝟎. 𝟏
[ ]
𝒋𝟎. 𝟏 𝒋𝟎. 𝟓
𝑽𝟐 =
(𝟎. 𝟐 + 𝒋𝟎. 𝟏) −𝒋𝟎. 𝟏
[ ]
−𝒋𝟎. 𝟏 (𝟎. 𝟏 − 𝒋𝟎. 𝟏
((𝟎.𝟐−𝒋𝟎.𝟐))(𝒋𝟎.𝟓)−(−𝒋𝟎.𝟏) −𝟎.𝟏+𝐣𝟎.𝟐
= ((𝟎.𝟐+𝒋𝟎.𝟐)(𝟎.𝟏−𝒋𝟎.𝟏))−((−𝒋𝟎.𝟏)(−𝒋𝟎.𝟏)) = = −𝟐 + 𝒋𝟒 𝑽
𝟎.𝟎𝟓

3
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Dalam bentuk polar adalah:


4
V2 = (√22 + 42 ∠𝑡𝑎𝑛−1 (−2)-180° = 4.472∠ 11.6° V

b) Theorema Superposisi Pada Rangkaian Listrik Dengan Sumber AC


Superposisi terdapat pada sifat linear. Teorema superposisi
menyatakan bahwa tegangan pada (atau arus yang melalui) sebuah elemen
dalam rangkaian linear adalah penjumlahan dari tegangan pada (atau arus
yang melalui) sebuah elemen untuk tiap sumber tegangan yang aktif sendiri.
Prinsip teorema superposisi membantu kita untuk menganalisa rangkaian
linear dengan lebih dari satu sumber bebas dengan menghitung kontribusi
tiap sumber bebas secara terpisah.

Untuk menggunakan teorema superposisi, kita harus ingat bahwa :

 sumber bebas lain. Ini berarti kita menggantikan setiap sumber


tegangan dengan 0V (atau short circuit), dan tiap sumber arus
dengan 0A (atau open circuit). Dengan ini kita memperoleh
rangkaian yang lebih sederhana.Menggunakan satu sumber bebas
pada satu waktu dan menonaktifkan
 Sumber tak bebas dibiarkan aktif karena dikendalikan oleh variabel
rangkaian.

Contoh Theorema Superposisi, yaitu :

Berapakah nilai I1?


I1= ? R2 = 3

R1 = 2
I = 1A

V=6V R3 = 4

Gambar 4.3 Rangkaian Teorema Superposisi

4
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Tahap 1
Pertama aktifkan sumber tegangan dan mematikan sumber arus
(gantikan dengan impedansi internal, open circuit).

𝐼1′ = ?

R2 = 3
R1 = 2

R3 = 4

Gambar 4.4 Tahap 1 Teorema Superposisi

Rumus
𝑽 𝟔 𝟔
𝑰′𝟏 = 𝑹 = 𝟐+𝟑+𝟒 = 𝟗 = 𝟎. 𝟔𝟕𝑨
𝟏 +𝑹𝟐+ 𝑹𝟑

Tahap 2
Selanjutnya aktifkan sumber arus dan mematikan sumber tegangan
(gantikan dengan impedansi internal, short circuit)

𝐼1′′ = ?

R2 = 3
R1 = 2
I = 1A

R3 = 4

Gambar 4.4 Tahap 2 Teorema Superposisi

Rumus

5
Praktikum Rangkaian Elektrik II

𝑅3 3 3 1
𝐼1′′ =−𝐼 𝑅 = −1 2+3+4 = −1 × = − 3 = −0.33𝐴
1 +𝑅2 +𝑅3 9

Terahkir mencari nilai I1?


𝑉−(𝑅3 . 𝐼) 6−(4 . 1) 6−(4) 2
I1 = 𝐼1′ + 𝐼1′′ = = = = 9 = 0.2𝐴
𝑅1 +𝑅2 +𝑅3 2+3+4 9

4.4.Pelaksanaan Percobaan Analisis Node


 Gambar Rangkaian

Ib C2

L1
Ia Ic

I1 L2 I2
R1 C1 R2

Gambar 4.5 Percobaan Rangkaian Node


 Langkah-Langkah Percobaan Pengukuran
1. Buka software proteus 8 profesional lalu buat rangkaian yang sesuai
gambar diatas
2. Lakukan 1 kali percobaan dengan merubah nilai-nilai yang sudah
ditentukan di atas
3. Untuk nilai-nilainya sama seperti gambar yang di atas dan cari arus(Ia,
Ib, Ic) yang mengalir pada rangkaian listrik
4. Cara pengukurannya silahkan mengikuti yang tertera di bawah ini
a) Tahap 1 [Ukurlah arus(Ia) yang mengalir pada C1]
b) Tahap 2 [Ukurlah arus(Ib) yang mengalir pada C2]
c) Tahap 3 [Ukurlah arus(Ic) yang mengalir pada L2]

6
Praktikum Rangkaian Elektrik II

 Lembar Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Hasil Percobaan Analisis Node
Ia Ib Ic
(Ampere) (Ampere) (Ampere)
0.19 A 1.06 A 0.71 A

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Analisis Node


Ia Ib Ic
(Ampere) (Ampere) (Ampere)
0.201 A 1.074 A 0.726 A

 Analisa Data Hasil Percobaan


Diketahui : R1 = 10 ohm
R2 = 20 ohm
C1 = 1.59 mF
C2 = 3.18 mF
L1 = 159 mH
L2 = 79.6 mH
𝐼1 (𝑡) = 1 sin(𝜔𝑡 + 0°) 𝑉 ⟶ 𝐼1 = 1 <0° A (bentuk polar)
𝐼2 (𝑡) = 0.5 sin(𝜔𝑡 − 90°) 𝑉 ⟶ 𝐼2 = 0.5 <−90° A (bentuk polar)

1. Hitunglah 𝜔, 𝑍𝑅1 , 𝑍𝐶1 , 𝑍𝐿1 , 𝑍𝑅2 , 𝑍𝐶2 , 𝑍𝐿2 kemudian I1 dan I2 diubah ke dalam bentuk
polar.
𝜔=2x𝜋xf
𝜔 = 2 x 3.14 x 10 = 62.8
𝑍𝑅1 = 𝑅1 = 10 ohm
−𝑗 −𝑗
𝑍𝐶1 = 𝜔𝐶 = 62.8 = -10 j ohm
1 𝑥 1.59 𝑥10−𝟑
𝑍𝐿1 = 𝑗𝜔𝐿1 = 𝑗 x 62.8 x 159x10−3 = 10 j ohm
𝑍𝑅2 = 𝑅2 = 20 ohm
−𝑗 −𝑗
𝑍𝐶2 = 𝜔𝐶 = 62.8 = -5 j ohm
2 × 3.18 x 10−3
𝑍𝐿2 = 𝑗𝜔𝐿2 = 𝑗 x 62.8 x 79.6 x10−3 = 5 j ohm

2. Hitunglah tegangan pada node 1 (V1) dan tegangan pada node 2 (V2)

7
Praktikum Rangkaian Elektrik II

 Persamaan KCL pada node 1 :


𝑉 𝑉 𝑉 −𝑉 𝑉 −𝑉
−𝐼1 + 𝑍 1 + 𝑍 1 + 1𝑍 2 + 1𝑍 2 = 0
𝑅1 𝐶1 𝐶2 𝐿1
𝑉1 𝑉1 𝑉1 −𝑉2 𝑉1 −𝑉2
-1+ 10 + −𝑗10 + + =0
−𝑗5 𝑗10
0.1 V + 0.1j V1 + 0.2j V1 - 0.2j V2 – 0.1j V1 + 0.1j V2 = 1 <0°
0.1 V1 + 0.2j V1 - 0.1j V2 = 1 <0°
(0.1 + 0.2j) V1 - 0.1j V2 = 1 <0°
(0.1 + 0.2j) V1 - 0.1j V2 = 1 cos 0° + 𝑗1 sin 0°
(0.1 + 0.2j) V1 - 0.1j V2 = 1
 Persamaan KCL pada node 2 :
𝑉 𝑉 𝑉2 −𝑉1 𝑉2 −𝑉2
−𝐼2 + 𝑍 2 + 𝑍 2 + + =0
𝑅2 𝐿2 𝑍𝐶 2 𝑍𝐿1
𝑉2 𝑉 𝑉2 −𝑉1 𝑉2 −𝑉1
-0.5 + 20 + 𝑗52 + + =0
−𝑗5 𝑗10
-0.2j V1 + 0.1j V1 + 0.05 V2 – 0.2j V2 – 0.1j V2 + 0.2j V2= 0.5 <−90°
-0.1j V1 + 0.05 V2 – 0.1j V2 = 0.5 <−90°
-0.1j V1 + (0.05 – 0.1j) V2 = 0.5 <−90°
-0.1j V1 + (0.05 – 0.1j) V2 = (−0.5 cos −90°) + (−𝑗0.5 sin −90°)
-0.1j V1 + (0.05 – 0.1j) V2 = 𝑗0.5
 Hitung persamaan KCL pada node 1 dan node 2 dengan menggunakan
aturan cramer

(0.1 + 𝑗0.2)𝑉1 − 𝑗0.1 𝑉2 = 1


{
−𝑗0.1 𝑉1 + (0.05 – 𝑗0.1)𝑉2 = 𝑗0.5

(0.1 + 𝑗0.2) −𝑗0.1 𝑉 1


[ ] [ 1] = [ ]
−𝑗. 01 (0.05 − 𝑗0.1) 𝑉2 𝑗0.5

 Hitunglah V1
1 −𝑗0.1
[ ] (1)(0.05−𝑗0.1)−(𝑗0.5)(−𝑗0.1) −𝑗0.1
𝑗0.5 (0.05−𝑗0.1)
𝑉1 = (0.1+𝑗0.2) −𝑗0.1 = = 0.035
[ ] (0.1+𝑗0.2)(0.05−𝑗0.1)−(−𝑗0.1)(−𝑗0.1)
−𝑗0.1 (0.05−𝑗0.1)

= -j2.85 V

dalam bentuk polar

𝑉1 = 2.85 <−90° V

 Hitunglah V2
(0.1+𝑗0.2) 1
[ ]
−𝑗0.1 𝑗0.5
𝑉2 = (0.1+𝑗0.2) −𝑗0.1
[ ]
−𝑗0.1 (0.05−𝑗0.1)

8
Praktikum Rangkaian Elektrik II

(0.1+𝑗0.2)(𝑗0.5)−(−𝑗0.1)(1) −0.1+𝑗0.15
= =
(0.1+𝑗0.2)(𝑗0.5)−(−𝑗0.1)(1) (0.1+𝑗0.2)(0.05−𝑗0.1)−(−𝑗0.1)(−𝑗0.1) 0.035

= -2.85 + j 4.28 V

dalam bentuk polar


4.28
𝑉2 = √ (2.85)2 + (4.28)2 . <180 𝑡𝑎𝑛−1 2.85 = 5.14∠123.65° V

3. Hitunglah Ia, Ib, dan Ic


𝑉 2.85<90° 2.85<90°
𝐼𝑎 = 𝑍𝐶2 = =10<−90° =0.285< 0°A
1 −𝑗10
𝑉1 −𝑉2 2.85<90°−5.14<123,65°
𝐼𝑏 = =
𝑍𝐶2 −𝑗5
(2.85 𝑐𝑜𝑠−90°+𝑗2.85 sin −90°)−(5.14 cos 123, 65°+(5.14 sin 123, 65°)
= −𝑗5
(0−𝑗2.85)−(−2.84+𝑗4.27)
= −𝑗5
−𝑗2.85+2.84−𝑗4.27 2.84−𝑗7.12
= = =1.42 + j0.56
−𝑗5 −𝑗5
0.56
=√(1.42)2 + (0.56)2 < 𝑡𝑎𝑛−1 1.42 = 1.52<21.52° 𝐴
𝑉 5.14<123.65°
𝐼𝑐 = 𝑍𝐿2 = = 1.028 < 33.65°A
2 5<90°
4. Hitunglah I rms pada setiap arus yang mengalir
Ia 2.85
Irms = = = 0.201
√2 √2
Ib 1.52
Irms = = = 1.074
√2 √2
Ic 1.028
Irms = = = 0.726
√2 √2

9
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Hasil Screenshot Gambar Rangkaian Yang di Simulasikan

 Hasil Simulasi Percobaan 1

 Kesimpulan Dari Percobaan


Dari hasil percobaan dan hasil perhitungan beda di sebabkan karena yang di ukur
adalah amplitudonya sedangkan yang dihitung adalah Arus efisien (Arus RMS)
Node berarti simpul/percabangan. Dalam analisis ini, di fokus kan pada arus yang
masuk dan keluar pada percabangan dalam suatu rangkaian. Analisis ini mengacu
pada Kirchoff’s Current Law yang berbunyi “pada setiap titik percabangan dalam
sirkuit listrik jumlah dari arus yang masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah
arus yang keluar dari titik tersebut atau jumlah total arus pada sebuah titik adalah
nol.

10
Praktikum Rangkaian Elektrik II

4.5. Pelaksanaan Perhitungan Analisis Theorema Superposisi

1) Hitunglah arus pada I1 menggunakan teorema superposisi, lihat


gambar dibawah ini :
I=1A
I1=? A

R1=10 Ω R2 =15 Ω

R2 = 20 Ω

VS = 15 V

Gambar 4.6 Pretest Rangkaian Teorema Superposisi

Diketahui :
a) Untuk nomor kelompok ganjil V = 15V ?
b) Untuk nomor kelompok genap V = 20V ?

11
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Tahap 1
Penjelasan
Pertama aktifkan sumber tegangan dan mematikan sumber arus
(gantikan dengan impedasi internal, open circuit).

Gambar rangkaian

𝐼1′ = ?
R1 R2
10 15

V
20V
R3
20

Rumus

𝑉 20 20
𝐼1′ = 𝑅 = 10+15+20 = 45 = 0.44𝐴
1 +𝑅2+ 𝑅3

12
Praktikum Rangkaian Elektrik II

Tahap 2
Penjelasan
Selanjutnya aktifkan seumber arus dan mematikan sumber
tegangan (gantikan dengan impedansi internal, short circuit)
Gambar rangkaian

𝐼1′′ = ? I1
R1 R2
10 15
1A

R3
20

Rumus
𝑅3 20 20 4
𝐼1′′ =−𝐼 𝑅 = −1 10+15+20 = −1 × = − 9 = −0.44𝐴
1 +𝑅2 +𝑅3 45

Hasil akhir I1?


𝑉−(𝑅3 . 𝐼) 20−(20 . 1) 20−(20) 0
I1 = 𝐼1′ + 𝐼1′′ = = = = 9= 0𝐴
𝑅1 +𝑅2 +𝑅3 10+15+20 45

NB : Langkah-langkah pengerjakan terdapat di contoh dasar teori


diatas!!

13

Anda mungkin juga menyukai