Anda di halaman 1dari 22

TRANSIEN RLC PADA ARUS DC, TRANSIEN RL DAN

RC PADA ARUS AC
Resume Rangkaian Listrik 2 2
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

I. PENDAHULUAN

Pada pembahasan rangkaian listrik, arus maupun tegangan yang dibahas


adalahuntuk kondisi steady state/mantap. Akan tetapi sebenarnya sebelum
rangkaianmencapai keadaan steady state, arus maupun tegangan pada rangkaian
mengalamitransisi (transient), dan apabila transisi ini berakhir maka dikatakanlah arus
maupuntegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai keadaan steady state.

Pada resume kali ini akan dibahas mengenai memahami gejala dankonsep
transien pada rangkaian RLC pada arus DC, memahami gejala dan konsep transien
pada rangkaian RL pada arus AC.untuk menambah pemahaman kita tentang rangkaian
listrik.

II. TRANSIEN RLC

Transien ialah gejala peralihan yang terjadi pada rangkaian listrik. Baik tegangan,
arus, maupun waktu. Gejala transien terjadi pada rangkaian-rangkaian yang mengandung
komponen penyimpan energi seperti inductor dan/atau kapasitor. Gejala ini timbul karena
energi yang diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut tidak dapat berubah
seketika (arus pada induktor dan tegangan pada kapasitor).

III. PENGISIAN PADA RLC

Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan kapasitor
yang dapat dihubungkan secara seri maupun paralel.

Perhatikan gambar di bawah ini.


Resume Rangkaian Listrik 2 3
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Saat rangkaian dihubungkan ke posisi 2, maka akan terjadi proses pengisian.


Berikut adalah persamaan rangkaian pada saat saklar di on-kan (pengisian),:
𝑑𝑖 𝑞
𝐿 + 𝑅. 𝐼 + = 𝑉
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝑞
❖ 𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑖 = 𝑑𝑡 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑞 = 𝑖. 𝑑𝑡

𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑞 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
Persamaannya menjadi :
𝑑𝑖 1
𝐿 + 𝑅𝐼 + ∫ 𝑖. 𝑑𝑡 = 𝑉
𝑑𝑡 𝐶

Dimana V adalah sumber tegangan.

𝑑𝑖
Bila di deferensialkan terhadap 𝑑𝑡 , maka persamaannya menjadi:

𝑑2 𝑖 𝑑𝑖 1
𝐿 2
+ 𝑅 + 𝑖=0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐶
1
Kemudian kalikan dengan 𝐿, sehingga :

𝑑 2 𝑖 𝑅 𝑑𝑖 1
2
+ + 𝑖=0
𝑑𝑡 𝐿 𝑑𝑡 𝐿𝐶
Misalkan ,:

𝑑𝑖
=𝐷
𝑑𝑡
𝑅 1
(𝐷2 + 𝐷+ )𝑖 = 0
𝐿 𝐿𝐶
Maka akar –akar persamaannya adalah ,

𝑅 𝑅2 4
− 𝐿 + √( 𝐿 ) − 𝐿𝐶
𝐷1 =
2

𝑅 𝑅2 4
− 𝐿 − √( 𝐿 − 𝐿𝐶
𝐷1 =
2

𝑅 𝑅 4
Misal : 𝛼 = − 2𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝛽 = √( 𝐿 )2 − 𝐿𝐶
Resume Rangkaian Listrik 2 4
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Maka,

𝑫𝟏 = 𝜶 + 𝜷

𝑫𝟐 = 𝜶 − 𝜷

Dalam hal ini ada 3 kasus yang mungkin akan terjadi :

1.

𝑹 𝟐 𝟏
( ) > ( 𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 )
𝟐𝑳 𝑳𝑪
Akar-akar D1 dan D2 riil dan berbeda.

Rangkaian tersebut di sebut dengan OVER DAMPED (keadaan teredam lebih)

Dari persamaan 2 dapat ditulis dalam bentuk faktor

[𝐷 − (𝛼 + 𝛽)][𝐷 − (𝛼 − 𝛽)] = 0

Dan persamaan arusnya adalah :

𝐼 = 𝐶1 𝑒 (𝛼+𝛽).𝑡 + 𝐶2 𝑒 (𝛼−𝛽).𝑡

Atau

𝐼 = 𝑒 𝛼 .𝑡 (𝐶1 𝑒 𝛽 .𝑡 − 𝐶2 𝑒 𝛼 .𝑡 )

2.
Resume Rangkaian Listrik 2 5
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

𝑹 𝟐 𝟏
( ) = (𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦)
𝟐𝑳 𝑳𝑪
Akar-akar D1 dan D2 adalah sama

Maka rangkaian di sebut CRITICALLY DAMPED (kritis teredam)

Dari persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk faktor

(𝐷 − a ) (𝐷 − a) 𝑖 = 0

Dan persamaan arusnya adalah

𝐼 = 𝑒 a 𝑡 (𝐶1 + 𝐶2 𝑡)

3.

𝐑 𝟐 𝟏
( ) < (𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦)
𝟐𝐋 𝐋𝐂
Akar – akar D1 dan D2 adalah kompleks sekawan.

Rangkaian di sebut dengan UNDER DAMPED (dibawah teredam)

Persamaan arusnya adalah:

𝑖 = 𝑒 𝛼.𝑡 (𝐶1 𝑐𝑜𝑠𝛽 + 𝐶2 sin 𝛽. 𝑡)


Resume Rangkaian Listrik 2 6
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

IV. TRANSIEN RL PADA ARUS AC

Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan :

𝑽 = 𝑽𝟎 𝒔𝒊𝒏 (𝒕 + )

Maka persamaan tegangan rangkaiannya dapat kita tuliskan;

𝑽 = 𝑽𝑳 + 𝑽𝑹
𝑑𝑖
𝑉 = 𝐿 + 𝑅. 𝐼 = 𝑉0 sin(t + )
𝑑𝑡

Merupakan Persamaan Deferensial derajat satu yang tidak homogen.

Hubungannya ialah:
HASIL PERSAMAAN = HASIL PERSAMAAN HOMOGEN + HASIL ISTIMEWA

1. Hasil Persamaan Homogen:


𝑑𝑖
𝐿 + 𝑅𝐼 = 0
𝑑𝑡
Resume Rangkaian Listrik 2 7
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

𝑑𝑖 𝑅
= − 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐿

𝑑𝑖 𝑅
 = − 𝑑𝑡
𝑡 𝐿
𝑅
𝐿𝑛 𝐼 = − 𝑡+𝐾
𝐿
–𝑅𝑡
+𝐾
𝐼=𝑒 𝐿

–𝑅𝑡
𝐼=𝑒 𝐿 . 𝑒𝑘

Misalkan K’=ek, maka:


–𝑹𝒕
𝑰 = 𝑲′ . 𝒆 𝑳

2. Persamaan Tidak Homogen:


𝑅𝑡
𝐼 = 𝐾 ′ 𝑒 − 𝐿 + 𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝐼𝑆𝑇𝐼𝑀𝐸𝑊𝐴

Untuk 𝑡 = ∞, Rangkaian dikatakan mencapai keadaan Stasioner



𝐼 = 𝐾 ′ 𝑒 − 𝐿 + 𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝐼𝑆𝑇𝐼𝑀𝐸𝑊𝐴
Apabila :
𝑉 𝑉0
𝐼= = sin(t + )
𝑍 𝑍
Maka :
𝑉0
sin(t + ) = 𝐾𝑒 −∞ + 𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝐼𝑆𝑇𝐼𝑀𝐸𝑊𝐴
𝑍

❖ Untuk perhitungan HASIL ISTIMEWA :

𝑉0
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑖𝑠𝑡𝑖𝑚𝑒𝑤𝑎 = sin(t + )
𝑍
Sehingga ,
Resume Rangkaian Listrik 2 8
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

∞ 𝑉0
𝐼 = 𝐾′𝑒 − 𝐿 + sin(t + )
𝑍

❖ 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 = 0 , 𝐼 = 0
Masukkan ke persamaan menjadi :
𝑉0
0 = 𝐾′𝑒0 + sin(t + )
𝑍
𝑉0
K′ = − sin 
𝑍

Kemudian substitusikan ke persamaan awal :


𝑅𝑡
𝐼 = 𝐾 ′ 𝑒 − 𝐿 + 𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿 𝐼𝑆𝑇𝐼𝑀𝐸𝑊𝐴

𝑉0 – 𝑅𝑡 𝑉0
I =− sin  . 𝑒 + sin(t + )
𝑍 𝐿 𝑍

❖ Menghitung impedansi :

|𝑍| = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝜔𝐿
𝑡𝑔𝜃 =
𝑅
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅

𝑍 = |𝑍|𝜃
𝜔𝐿
𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2  𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
Substitusikan lagi ke persamaan :
𝑉0 𝑅𝑡 𝑉0
𝐼=− sin  𝑒 − 𝐿 + sin (𝜔𝑡 + )
𝑍 𝑍
𝑉0 𝑅𝑡 𝑉0
𝐼 =− sin( − 𝜃) 𝑒 − 𝐿 + sin(𝜔𝑡 +  − 𝜃)
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2

❖ Untuk 𝜃 :
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
Kemudian masukkan ke persamaan menjadi :
𝑽𝟎 𝝎𝑳 −𝑹𝒕 𝑽𝟎 𝝎𝑳
𝑰=− 𝐬𝐢𝐧 ( − 𝒂𝒓𝒄𝒕𝒈 )𝒆 𝑳 + 𝐬𝐢𝐧 (𝝎𝒕 +  − 𝒂𝒓𝒄𝒕𝒈 )
√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳)𝟐 𝑹 √𝑹𝟐 + (𝝎𝑳)𝟐 𝑹
Resume Rangkaian Listrik 2 9
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

Maka dapat kita tuliskan;


𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 +  − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 = ∞

𝐼𝑃 = 0

𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐼 = 𝐼𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑲𝑬𝑨𝑫𝑨𝑨𝑵 𝑺𝑻𝑨𝑺𝑰𝑶𝑵𝑬𝑹

𝐿
Tetapan waktu TC dapat dicari dengan 𝑇𝐶 =
𝑅

Contoh soal :

Tentukan :

a) Persamaan arus

b) Tetapan waktu (TC)


Resume Rangkaian Listrik 2 10
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Jawab :

a) 𝑋𝑙 = 𝜔 𝑥 𝐿

𝑋𝑙 = 100 𝑥 0.6 = 60 𝛺
𝜔𝐿 60
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 = 36,78
𝑅 80
𝜋 180
∅ = = =900
2 2

200 400𝑡
𝐼𝑃 = − sin(90 − 36.87) 𝑒 − 3
√802 + (100)2
400𝑡
𝐼𝑃 = −2 sin 53.13 𝑒 − 3

400𝑡 400𝑡
𝐼𝑃 = −2𝑒 − 3 𝑥 0.799 = −1.59 𝑒 − 3

200
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 + 53.13)
√802 + (60)2

𝐼𝑆 = 2 sin(𝜔𝑡 + 53.13)

𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆
400𝑡
𝐼 = −1.59 𝑒 − 3 + 2 sin(𝜔𝑡 + 53.13)

b) Tetapan Waktu
𝐿 0.6
Tc = = = 7.5 x 10-3
𝑅 80

V. TRANSIEN RC PADA ARUS AC


Resume Rangkaian Listrik 2 11
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan:
𝑽 = 𝑽𝟎 𝒔𝒊𝒏 (𝒕 + )

Bila saklar S ditutup, persamaan tegangannya adalah :

→=→ + →
𝑉 𝑉𝑅 𝑉𝐶

𝑞
𝐼𝑅 + = 𝑉0 sin (𝜔𝑡 + )
𝐶
Merupakan Persamaan Deferensial derajat satu yang tidak homogen.

Hubungannya ialah:

HASIL PERSAMAAN = HASIL PERSAMAAN HOMOGEN + HASIL ISTIMEWA

1. Hasil Persamaan Homogen:

𝑉 = 0
𝑞
𝐼𝑅 + =0
𝐶
Maka,
𝑞
𝑅. 𝐼 = −
𝐶
𝑑
Jika kedua ruas didiferensialkan terhadap 𝑑𝑡 , maka persamaannya menjadi :
Resume Rangkaian Listrik 2 12
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

𝑑𝑖 1 𝑑𝑞
𝑅∙ =− ∙
𝑑𝑡 𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑖 1
𝑅∙ =−
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝐼 1
=− 𝑑𝑡
𝐼 𝑅𝐶
𝑑𝐼 1
∫ =− ∫ 𝑑𝑡
𝐼 𝑅𝐶
1
𝐿𝑛 𝐼 = − 𝑡+𝐾
𝑅𝐶
dimana K adalah konstanta
𝑡 𝑡
𝐼 = 𝑒 −𝑅𝐶+𝐾 = 𝑒 −𝑅𝐶 ∙ 𝑒 𝐾

𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐾 ′ = 𝑒 𝐾 , maka :

–𝒕
𝑰 = 𝑲′ . 𝒆𝑹𝑪

2. Hasil Persamaan Tidak Homogen:


𝑡
𝐼 = 𝐾′ ∙ 𝑒−𝑅𝐶 + HASIL ISTIMEWA

Untuk 𝑡 = ∞ rangkaian dikatakan mencapai keadaan Stasioner.



𝐼 = 𝐾′ ∙ 𝑒−𝑅𝐶 + HASIL ISTIMEWA

Apabila,

𝑉 𝑉𝑂
𝐼= = sin (𝜔𝑡 + )
𝑍 𝑍
Maka :

𝑉𝑂
sin(𝜔𝑡 + ) = 𝐾′ ∙ 𝑒−∞ + HASIL ISTIMEWA
𝑍
❖ Untuk perhitungan HASIL ISTIMEWA :
𝑉𝑂
HASIL ISTIMEWA = sin(𝜔𝑡 + )
𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 13
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Sehingga :
𝑡 𝑉𝑂
𝐼 = 𝐾′ ∙ 𝑒−𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + )
𝑍
𝑉𝑂
❖ 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 = 0 , 𝐼 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝐼 = 𝐼0 = sin(𝜔𝑡 + )
𝑅

Masukkan ke persamaan menjadi :

𝑉𝑂 ′ 𝑉𝑂
sin(0 + ) = 𝐾 ∙ 𝑒0 + sin(0 + )
𝑅 𝑍
𝑉𝑂 𝑉𝑂
𝐾′ = ( − ) sin 
𝑅 𝑍
Bila disubstitusikan pada persamaan awal, maka akan menjadi;

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin  ∙ 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + )
𝑅 𝑍 𝑍

❖ Menghitung impedansi dan 𝜃 :

1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( )
𝜔𝐶

1
− 𝜔𝐶
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
1
= −𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝜔𝐶 ∙ 𝑅
Maka, kita dapatkan persamaan umumnya,

𝑽𝑶 𝑽𝑶 𝒕 𝑽𝑶
𝑰=( − ) 𝐬𝐢𝐧( + 𝜽) 𝒆−𝑹𝑪 + 𝐬𝐢𝐧(𝝎𝒕 +  + 𝜽)
𝑹 𝒁 𝒁

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

Maka dapat kita tuliskan :

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 14
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 +  + 𝜃)
𝑍
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 = ∞

𝐼𝑃 = 0

𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆

𝐼 = 0 + 𝐼𝑆

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐼 = 𝐼𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑲𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝑺𝑻𝑨𝑺𝑰𝑶𝑵𝑬𝑹.

VI. SOAL DAN JAWABAN

1.

Dari gambar di samping, untuk R=40, L=0,2H,


𝜋
dan V=100 sin (100t + ). Tentukan:
2
a. Persamaan arus.
b. Tetapan waktu (TC).

Jawab:
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡 𝑉0 𝜔𝐿
a. 𝐼 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿 + sin (𝜔𝑡 +  − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝑅
100.0,2 2 2
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √40 + (100.0,2)
40
Resume Rangkaian Listrik 2 15
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

20
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √402 + 202
40

= 26,56° = √2000 = 44,72

𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

100 𝜋 −
40𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 26,56°) 𝑒 0,2
44,72 2

𝐼𝑃 = −2,23 sin(90° − 26,56°) 𝑒 −200𝑡

𝐼𝑃 = −2,23 sin 63,44 𝑒 −200𝑡

𝐼𝑃 = −1,99𝑒 −200𝑡

𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 +  − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

100 𝜋
𝐼𝑆 = sin (100𝑡 + − 26,56°)
44,72 2

𝐼𝑆 = 2,23 sin(100𝑡 + 63,44°)

Sehingga, persamaan arusnya adalah; 𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆

𝐼 = −1,99𝑒 −200𝑡 + 2,23 sin(100𝑡 + 63,44°)

b. Tetapan waktu TC:


𝐿 0,2
𝑇𝐶 = = = 0,005
𝑅 40

2.
Resume Rangkaian Listrik 2 16
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Dari gambar di samping, untuk R=10, L=0,4H,


𝜋
dan V=120 sin (50t + 4 ). Tentukan:
a. Persamaan arus.
b. Tetapan waktu (TC).

Jawab:
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡 𝑉0 𝜔𝐿
a. 𝐼 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿 + sin (𝜔𝑡 +  − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝑅
50.0,4 2
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √102 + (50.0,4)
10

20
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √102 + 202
10

= 63,43° = √500 = 22,36

𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

120 𝜋 −
10𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 63,43°) 𝑒 0,4
22,36 4

𝐼𝑃 = −5,36 sin(45° − 63,43°) 𝑒 −400𝑡

𝐼𝑃 = −5,36 . −sin 18,43° 𝑒 −400𝑡

𝐼𝑃 = 1,69𝑒 −400𝑡
Resume Rangkaian Listrik 2 17
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 +  − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅

120 𝜋
𝐼𝑆 = sin (50𝑡 + − 63,43°)
22,36 4

𝐼𝑆 = 5,36 sin(50𝑡 − 18,43°)

Sehingga, persamaan arusnya adalah; 𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆

𝐼 = 1,69𝑒 −400𝑡 + 5,36 sin(50𝑡 − 18,43°)

b. Tetapan waktu TC:


𝐿 0,4
𝑇𝐶 = = = 0,004
𝑅 10

3. Di samping adalah rangkaian RC seri, R=100,


R C C=10F, dan dihubungkan dengan sumber
tegangan V= 100 sin (100t+45O). kemudian sakelar
I
Jawab: ditutup. Tuliskan persamaan arusnya dan tetapan
waktu (TC)!
1 1 1 ∙ 106
𝑋𝐶 = = = = 200
𝜔𝐶 250 ∙ 20 ∙ 10−6 5000
S
𝑥𝑐 200
 = 60° 𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = −63,43°
𝑅 100

1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( ) = √1002 + 2002 = √50000 = 223,60
𝜔𝐶

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
200 200 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin(60° − 63,43°)𝑒−𝑅𝐶
100 223,60
1∙106𝑡
𝐼𝑃 = (2 − 0,89) −sin 3,43 𝑒−100∙20 = 1,11 ∙ −0,05 𝑒−500𝑡 = −0,06 𝑒−500𝑡

𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 +  + 𝜃)
𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 18
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

200
𝐼𝑆 = sin(250𝑡 + 60° − 63,43°)
223,60

𝐼𝑆 = 0,89 sin(250𝑡 − 3,43° )

Maka, persamaan umumnya adalah:

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin( + 𝜃) 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 +  + 𝜃)
𝑅 𝑍 𝑍

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

∴ 𝐼 = −0,06 𝑒−500𝑡 + 0,89 sin(250𝑡 − 3,43° )

𝐾𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑇𝐶 = 𝑅 ∙ 𝐶 = 100 ∙ 20 ∙ 10−6 = 0,002

4.
Di samping adalah rangkaian RC seri, R=300,
R C C=30F, dan dihubungkan dengan sumber
tegangan V= 300 sin (300t+30O). kemudian sakelar
I
ditutup. Tuliskan persamaan arusnya dan tetapan
waktu (TC)!

S
Jawab:

1 1 1 ∙ 106
𝑋𝐶 = = = = 111,1
𝜔𝐶 300 ∙ 30 ∙ 10−6 9000
𝑥𝑐 111,1
 = 30° 𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = −20,32°
𝑅 300

1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( ) = √3002 + 111,12 = √102343,21 = 319,9
𝜔𝐶

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 19
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

300 300 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin(30° − 20,32°)𝑒−𝑅𝐶
300 319,9
1∙106 𝑡

𝐼𝑃 = (1 − 0,93) sin 9,68 𝑒 300∙30 = 0,07 ∙ 0,16 𝑒 −111,1𝑡 = 0,011 𝑒 −111,1𝑡
𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 +  + 𝜃)
𝑍
300
𝐼𝑆 = sin(300𝑡 + 30° − 20,32°)
319,9

𝐼𝑆 = 0,93 sin(300𝑡 + 9,68° )

Maka, persamaan umumnya adalah:

𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin( + 𝜃) 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 +  + 𝜃)
𝑅 𝑍 𝑍

ARUS PERALIHAN ARUS STASIONER


IP IS

∴ 𝐼 = 0,011 𝑒−111,1𝑡 + 0,93 sin(300𝑡 + 9,68° )

𝐾𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑇𝐶 = 𝑅 ∙ 𝐶 = 300 ∙ 30 ∙ 10−6 = 0,009

5. Sebuah rangkaian pada saat saklar di on kan dengan tahanan 2000 Ω dan kapasitor
sebesar 20μF dihubungkan pada sumber tegangan 200 V arus searah. Pada saat t = 0
dan t = RC, hitunglah :
a. I
b. VR
c. Vc

Jawab :
a. t = RC
= 2000 × 10−5= 0,04
t
I = I0 . e−RC
t
V
= R e−RC
Resume Rangkaian Listrik 2 20
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

0,04
200 −
= 2000 e 0,04

= 0,1. e−1 = 0,036


t
b. VR = V. e−RC
0,04

= 200. e 0,04

= 200 e−1 = 73,57


t
c. VC = V(1 − e−RC )
0,04

= 200 (1 − e 0,04 )
= 200 (1 − e−1 ) = 126,42

6. Bagaimanakah fungsi ballast pada lampu TL?

Fungsi utama ballast pada lampu TL adalah untuk membatasi aliran arus
listrik agar rangkaian lampu dapat bekerja sesuai daya yang dibutuhkan. Ballast pada
rangkaian lampu TL merupakan perwujudan dari sebuah induktor.

7. Diketahui:

R = 20Ω
L=2H
C = 31250 µF
(terhubung seri)
Resume Rangkaian Listrik 2 21
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

Ditanyakan : D1 dan D2sewaktu sakelar dihubungkan ke posisi (1)


Jawaban :
D1
𝑅 𝑅 2 4
− 𝐿 + √( 𝐿 ) − 𝐿𝐶
𝐷1 =
2
20 20 2 4
− + √( 2 ) − 2 .31250 𝑥 10−6
2
𝐷1 =
2
4 𝑥 106
−10 + √(10)2 − 62500
𝐷1 =
2
−10 + √100 − 64
𝐷1 =
2
−10 + √36
𝐷1 =
2
−10 + 6
𝐷1 =
2
−4
𝐷1 =
2
𝐷1 = −2

D2
𝑅 𝑅 2 4
− 𝐿 − √( 𝐿 ) − 𝐿𝐶
𝐷2 =
2
20 20 2 4
− − √( 2 ) − 2 .31250 𝑥 10−6
2
𝐷2 =
2
4 𝑥 106
−10 − √(10)2 − 62500
𝐷2 =
2
−10 − √100 − 64
𝐷2 =
2
−10 − √36
𝐷1 =
2
−10 − 6
𝐷1 =
2
Resume Rangkaian Listrik 2 22
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC

−16
𝐷1 =
2
𝐷1 = −8

8. Keadaan apakah yang terjadi pada rangkaian soal nomor 2?

Jawaban :

𝑅 2 20 2 20 2
( ) =( ) = ( ) = 52 = 25
2𝐿 2 . (2) 4
1 1 1
= (2).(31250 𝑥 10−6) = 62500 𝑥 10−6 =16
𝐿𝐶

𝑅 2 1
dikarenakan (2𝐿) > 𝐿𝐶,maka rangkaian RLC pada soal nomor 2 dalam

keadaan OVER DAMPED

DAFTAR PUSTAKA

Kemmerly, Jack E.. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Guntoro, Nanang Arif. 2013. Fisika Terapan. Jakarta: Rosda

Anda mungkin juga menyukai