RC PADA ARUS AC
Resume Rangkaian Listrik 2 2
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
I. PENDAHULUAN
Pada resume kali ini akan dibahas mengenai memahami gejala dankonsep
transien pada rangkaian RLC pada arus DC, memahami gejala dan konsep transien
pada rangkaian RL pada arus AC.untuk menambah pemahaman kita tentang rangkaian
listrik.
Transien ialah gejala peralihan yang terjadi pada rangkaian listrik. Baik tegangan,
arus, maupun waktu. Gejala transien terjadi pada rangkaian-rangkaian yang mengandung
komponen penyimpan energi seperti inductor dan/atau kapasitor. Gejala ini timbul karena
energi yang diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut tidak dapat berubah
seketika (arus pada induktor dan tegangan pada kapasitor).
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan kapasitor
yang dapat dihubungkan secara seri maupun paralel.
𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑞 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
Persamaannya menjadi :
𝑑𝑖 1
𝐿 + 𝑅𝐼 + ∫ 𝑖. 𝑑𝑡 = 𝑉
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝑖
Bila di deferensialkan terhadap 𝑑𝑡 , maka persamaannya menjadi:
𝑑2 𝑖 𝑑𝑖 1
𝐿 2
+ 𝑅 + 𝑖=0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐶
1
Kemudian kalikan dengan 𝐿, sehingga :
𝑑 2 𝑖 𝑅 𝑑𝑖 1
2
+ + 𝑖=0
𝑑𝑡 𝐿 𝑑𝑡 𝐿𝐶
Misalkan ,:
𝑑𝑖
=𝐷
𝑑𝑡
𝑅 1
(𝐷2 + 𝐷+ )𝑖 = 0
𝐿 𝐿𝐶
Maka akar –akar persamaannya adalah ,
𝑅 𝑅2 4
− 𝐿 + √( 𝐿 ) − 𝐿𝐶
𝐷1 =
2
𝑅 𝑅2 4
− 𝐿 − √( 𝐿 − 𝐿𝐶
𝐷1 =
2
𝑅 𝑅 4
Misal : 𝛼 = − 2𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝛽 = √( 𝐿 )2 − 𝐿𝐶
Resume Rangkaian Listrik 2 4
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
Maka,
𝑫𝟏 = 𝜶 + 𝜷
𝑫𝟐 = 𝜶 − 𝜷
1.
𝑹 𝟐 𝟏
( ) > ( 𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 )
𝟐𝑳 𝑳𝑪
Akar-akar D1 dan D2 riil dan berbeda.
[𝐷 − (𝛼 + 𝛽)][𝐷 − (𝛼 − 𝛽)] = 0
𝐼 = 𝐶1 𝑒 (𝛼+𝛽).𝑡 + 𝐶2 𝑒 (𝛼−𝛽).𝑡
Atau
𝐼 = 𝑒 𝛼 .𝑡 (𝐶1 𝑒 𝛽 .𝑡 − 𝐶2 𝑒 𝛼 .𝑡 )
2.
Resume Rangkaian Listrik 2 5
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
𝑹 𝟐 𝟏
( ) = (𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦)
𝟐𝑳 𝑳𝑪
Akar-akar D1 dan D2 adalah sama
(𝐷 − a ) (𝐷 − a) 𝑖 = 0
𝐼 = 𝑒 a 𝑡 (𝐶1 + 𝐶2 𝑡)
3.
𝐑 𝟐 𝟏
( ) < (𝐊𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐦)
𝟐𝐋 𝐋𝐂
Akar – akar D1 dan D2 adalah kompleks sekawan.
Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan :
𝑽 = 𝑽𝟎 𝒔𝒊𝒏 (𝒕 + )
𝑽 = 𝑽𝑳 + 𝑽𝑹
𝑑𝑖
𝑉 = 𝐿 + 𝑅. 𝐼 = 𝑉0 sin(t + )
𝑑𝑡
Hubungannya ialah:
HASIL PERSAMAAN = HASIL PERSAMAAN HOMOGEN + HASIL ISTIMEWA
𝑑𝑖 𝑅
= − 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐿
𝑑𝑖 𝑅
= − 𝑑𝑡
𝑡 𝐿
𝑅
𝐿𝑛 𝐼 = − 𝑡+𝐾
𝐿
–𝑅𝑡
+𝐾
𝐼=𝑒 𝐿
–𝑅𝑡
𝐼=𝑒 𝐿 . 𝑒𝑘
𝑉0
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑖𝑠𝑡𝑖𝑚𝑒𝑤𝑎 = sin(t + )
𝑍
Sehingga ,
Resume Rangkaian Listrik 2 8
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
∞ 𝑉0
𝐼 = 𝐾′𝑒 − 𝐿 + sin(t + )
𝑍
❖ 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 = 0 , 𝐼 = 0
Masukkan ke persamaan menjadi :
𝑉0
0 = 𝐾′𝑒0 + sin(t + )
𝑍
𝑉0
K′ = − sin
𝑍
𝑉0 – 𝑅𝑡 𝑉0
I =− sin . 𝑒 + sin(t + )
𝑍 𝐿 𝑍
❖ Menghitung impedansi :
|𝑍| = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝜔𝐿
𝑡𝑔𝜃 =
𝑅
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
𝑍 = |𝑍|𝜃
𝜔𝐿
𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
Substitusikan lagi ke persamaan :
𝑉0 𝑅𝑡 𝑉0
𝐼=− sin 𝑒 − 𝐿 + sin (𝜔𝑡 + )
𝑍 𝑍
𝑉0 𝑅𝑡 𝑉0
𝐼 =− sin( − 𝜃) 𝑒 − 𝐿 + sin(𝜔𝑡 + − 𝜃)
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
❖ Untuk 𝜃 :
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
Kemudian masukkan ke persamaan menjadi :
𝑽𝟎 𝝎𝑳 −𝑹𝒕 𝑽𝟎 𝝎𝑳
𝑰=− 𝐬𝐢𝐧 ( − 𝒂𝒓𝒄𝒕𝒈 )𝒆 𝑳 + 𝐬𝐢𝐧 (𝝎𝒕 + − 𝒂𝒓𝒄𝒕𝒈 )
√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳)𝟐 𝑹 √𝑹𝟐 + (𝝎𝑳)𝟐 𝑹
Resume Rangkaian Listrik 2 9
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 + − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 = ∞
𝐼𝑃 = 0
𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆
𝐿
Tetapan waktu TC dapat dicari dengan 𝑇𝐶 =
𝑅
Contoh soal :
Tentukan :
a) Persamaan arus
Jawab :
a) 𝑋𝑙 = 𝜔 𝑥 𝐿
𝑋𝑙 = 100 𝑥 0.6 = 60 𝛺
𝜔𝐿 60
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 = 36,78
𝑅 80
𝜋 180
∅ = = =900
2 2
200 400𝑡
𝐼𝑃 = − sin(90 − 36.87) 𝑒 − 3
√802 + (100)2
400𝑡
𝐼𝑃 = −2 sin 53.13 𝑒 − 3
400𝑡 400𝑡
𝐼𝑃 = −2𝑒 − 3 𝑥 0.799 = −1.59 𝑒 − 3
200
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 + 53.13)
√802 + (60)2
𝐼𝑆 = 2 sin(𝜔𝑡 + 53.13)
𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆
400𝑡
𝐼 = −1.59 𝑒 − 3 + 2 sin(𝜔𝑡 + 53.13)
b) Tetapan Waktu
𝐿 0.6
Tc = = = 7.5 x 10-3
𝑅 80
Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan:
𝑽 = 𝑽𝟎 𝒔𝒊𝒏 (𝒕 + )
→=→ + →
𝑉 𝑉𝑅 𝑉𝐶
𝑞
𝐼𝑅 + = 𝑉0 sin (𝜔𝑡 + )
𝐶
Merupakan Persamaan Deferensial derajat satu yang tidak homogen.
Hubungannya ialah:
𝑉 = 0
𝑞
𝐼𝑅 + =0
𝐶
Maka,
𝑞
𝑅. 𝐼 = −
𝐶
𝑑
Jika kedua ruas didiferensialkan terhadap 𝑑𝑡 , maka persamaannya menjadi :
Resume Rangkaian Listrik 2 12
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
𝑑𝑖 1 𝑑𝑞
𝑅∙ =− ∙
𝑑𝑡 𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑖 1
𝑅∙ =−
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝐼 1
=− 𝑑𝑡
𝐼 𝑅𝐶
𝑑𝐼 1
∫ =− ∫ 𝑑𝑡
𝐼 𝑅𝐶
1
𝐿𝑛 𝐼 = − 𝑡+𝐾
𝑅𝐶
dimana K adalah konstanta
𝑡 𝑡
𝐼 = 𝑒 −𝑅𝐶+𝐾 = 𝑒 −𝑅𝐶 ∙ 𝑒 𝐾
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐾 ′ = 𝑒 𝐾 , maka :
–𝒕
𝑰 = 𝑲′ . 𝒆𝑹𝑪
Apabila,
𝑉 𝑉𝑂
𝐼= = sin (𝜔𝑡 + )
𝑍 𝑍
Maka :
𝑉𝑂
sin(𝜔𝑡 + ) = 𝐾′ ∙ 𝑒−∞ + HASIL ISTIMEWA
𝑍
❖ Untuk perhitungan HASIL ISTIMEWA :
𝑉𝑂
HASIL ISTIMEWA = sin(𝜔𝑡 + )
𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 13
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
Sehingga :
𝑡 𝑉𝑂
𝐼 = 𝐾′ ∙ 𝑒−𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + )
𝑍
𝑉𝑂
❖ 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 = 0 , 𝐼 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝐼 = 𝐼0 = sin(𝜔𝑡 + )
𝑅
𝑉𝑂 ′ 𝑉𝑂
sin(0 + ) = 𝐾 ∙ 𝑒0 + sin(0 + )
𝑅 𝑍
𝑉𝑂 𝑉𝑂
𝐾′ = ( − ) sin
𝑅 𝑍
Bila disubstitusikan pada persamaan awal, maka akan menjadi;
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin ∙ 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + )
𝑅 𝑍 𝑍
1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( )
𝜔𝐶
1
− 𝜔𝐶
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝑅
1
= −𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔
𝜔𝐶 ∙ 𝑅
Maka, kita dapatkan persamaan umumnya,
𝑽𝑶 𝑽𝑶 𝒕 𝑽𝑶
𝑰=( − ) 𝐬𝐢𝐧( + 𝜽) 𝒆−𝑹𝑪 + 𝐬𝐢𝐧(𝝎𝒕 + + 𝜽)
𝑹 𝒁 𝒁
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 14
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 + + 𝜃)
𝑍
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 = ∞
𝐼𝑃 = 0
𝐼 = 𝐼𝑃 + 𝐼𝑆
𝐼 = 0 + 𝐼𝑆
1.
Jawab:
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡 𝑉0 𝜔𝐿
a. 𝐼 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿 + sin (𝜔𝑡 + − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝑅
100.0,2 2 2
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √40 + (100.0,2)
40
Resume Rangkaian Listrik 2 15
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
20
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √402 + 202
40
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
100 𝜋 −
40𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 26,56°) 𝑒 0,2
44,72 2
𝐼𝑃 = −1,99𝑒 −200𝑡
𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 + − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
100 𝜋
𝐼𝑆 = sin (100𝑡 + − 26,56°)
44,72 2
2.
Resume Rangkaian Listrik 2 16
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
Jawab:
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡 𝑉0 𝜔𝐿
a. 𝐼 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿 + sin (𝜔𝑡 + − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅 √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
𝜔𝐿
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2
𝑅
50.0,4 2
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √102 + (50.0,4)
10
20
= 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 = √102 + 202
10
𝑉0 𝜔𝐿 −𝑅𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )𝑒 𝐿
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
120 𝜋 −
10𝑡
𝐼𝑃 = − sin ( − 63,43°) 𝑒 0,4
22,36 4
𝐼𝑃 = 1,69𝑒 −400𝑡
Resume Rangkaian Listrik 2 17
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
𝑉0 𝜔𝐿
𝐼𝑆 = sin (𝜔𝑡 + − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 )
√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 𝑅
120 𝜋
𝐼𝑆 = sin (50𝑡 + − 63,43°)
22,36 4
1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( ) = √1002 + 2002 = √50000 = 223,60
𝜔𝐶
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
200 200 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin(60° − 63,43°)𝑒−𝑅𝐶
100 223,60
1∙106𝑡
𝐼𝑃 = (2 − 0,89) −sin 3,43 𝑒−100∙20 = 1,11 ∙ −0,05 𝑒−500𝑡 = −0,06 𝑒−500𝑡
𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 + + 𝜃)
𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 18
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
200
𝐼𝑆 = sin(250𝑡 + 60° − 63,43°)
223,60
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin( + 𝜃) 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + + 𝜃)
𝑅 𝑍 𝑍
4.
Di samping adalah rangkaian RC seri, R=300,
R C C=30F, dan dihubungkan dengan sumber
tegangan V= 300 sin (300t+30O). kemudian sakelar
I
ditutup. Tuliskan persamaan arusnya dan tetapan
waktu (TC)!
S
Jawab:
1 1 1 ∙ 106
𝑋𝐶 = = = = 111,1
𝜔𝐶 300 ∙ 30 ∙ 10−6 9000
𝑥𝑐 111,1
= 30° 𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 − = −20,32°
𝑅 300
1 2
|𝑍| = √𝑅 2 + ( ) = √3002 + 111,12 = √102343,21 = 319,9
𝜔𝐶
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin( + 𝜃) 𝑒−𝑅𝐶
𝑅 𝑍
Resume Rangkaian Listrik 2 19
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
300 300 𝑡
𝐼𝑃 = ( − ) sin(30° − 20,32°)𝑒−𝑅𝐶
300 319,9
1∙106 𝑡
−
𝐼𝑃 = (1 − 0,93) sin 9,68 𝑒 300∙30 = 0,07 ∙ 0,16 𝑒 −111,1𝑡 = 0,011 𝑒 −111,1𝑡
𝑉𝑂
𝐼𝑆 = sin(𝜔𝑡 + + 𝜃)
𝑍
300
𝐼𝑆 = sin(300𝑡 + 30° − 20,32°)
319,9
𝑉𝑂 𝑉𝑂 𝑡 𝑉𝑂
𝐼=( − ) sin( + 𝜃) 𝑒 −𝑅𝐶 + sin(𝜔𝑡 + + 𝜃)
𝑅 𝑍 𝑍
5. Sebuah rangkaian pada saat saklar di on kan dengan tahanan 2000 Ω dan kapasitor
sebesar 20μF dihubungkan pada sumber tegangan 200 V arus searah. Pada saat t = 0
dan t = RC, hitunglah :
a. I
b. VR
c. Vc
Jawab :
a. t = RC
= 2000 × 10−5= 0,04
t
I = I0 . e−RC
t
V
= R e−RC
Resume Rangkaian Listrik 2 20
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
0,04
200 −
= 2000 e 0,04
Fungsi utama ballast pada lampu TL adalah untuk membatasi aliran arus
listrik agar rangkaian lampu dapat bekerja sesuai daya yang dibutuhkan. Ballast pada
rangkaian lampu TL merupakan perwujudan dari sebuah induktor.
7. Diketahui:
R = 20Ω
L=2H
C = 31250 µF
(terhubung seri)
Resume Rangkaian Listrik 2 21
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
D2
𝑅 𝑅 2 4
− 𝐿 − √( 𝐿 ) − 𝐿𝐶
𝐷2 =
2
20 20 2 4
− − √( 2 ) − 2 .31250 𝑥 10−6
2
𝐷2 =
2
4 𝑥 106
−10 − √(10)2 − 62500
𝐷2 =
2
−10 − √100 − 64
𝐷2 =
2
−10 − √36
𝐷1 =
2
−10 − 6
𝐷1 =
2
Resume Rangkaian Listrik 2 22
Transien RLC pada DC dan Transien RL RC pada AC
−16
𝐷1 =
2
𝐷1 = −8
Jawaban :
𝑅 2 20 2 20 2
( ) =( ) = ( ) = 52 = 25
2𝐿 2 . (2) 4
1 1 1
= (2).(31250 𝑥 10−6) = 62500 𝑥 10−6 =16
𝐿𝐶
𝑅 2 1
dikarenakan (2𝐿) > 𝐿𝐶,maka rangkaian RLC pada soal nomor 2 dalam
DAFTAR PUSTAKA
Kemmerly, Jack E.. Jr, William H. Hayt. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta:
Erlangga.
Guntoro, Nanang Arif. 2013. Fisika Terapan. Jakarta: Rosda