Anda di halaman 1dari 25

ELEKTRONIKA DAYA

Konversi AC-DC
Penyearah Tak Terkendali Gelombang Penuh dan
Penyearah Tak Terkendali Phasa Banyak
Penyearah Tak Terkendali Beban R
𝒊𝒔

𝒊𝟎
𝑫𝟏 𝑫𝟑

𝑹 𝒗𝟎
𝒗𝒔

𝑫𝟒 𝑫𝟐

Pada rangkaian di atas, 2 dioda selalu konduksi


selama interval waktu tegangan suplai AC. D1
dan D2 menghantarkan arus saat tegangan
suplai 𝒗𝒔 (+), sedangkan D3 dan D4
menghantarkan arus saat tegangan suplai 𝒗𝒔 (-).
Selama beban bersifat resistif, maka arus beban
memiliki bentuk gelombang yang sama dengan
tegangan beban:
𝑣0
𝑖0 =
𝑅
Dari gambar bentuk gelombang di atas, nilai tegangan beban rata-rata 𝑉𝑑𝑐 dapat dicari
melalui persamaan:
𝜋
1 𝑉𝑚 𝟐𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = − cos 𝜋 + cos 0° =
𝜋 𝜋 𝝅
0
Penyearah Tak Terkendali Beban R
Dari persamaan tegangan beban rerata
sebelumnya:
𝟐𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 =
𝝅

Dapat dicari nilai arus beban rerata 𝐼𝑑𝑐 dan daya


beban rata-rata 𝑃𝑑𝑐 , yaitu:
𝑉𝑑𝑐 𝟐𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 = =
𝑅 𝝅𝑹
𝑽𝟐𝒅𝒄
𝑷𝒅𝒄 = 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 =
𝑹

Maka nilai tegangan beban RMS 𝑉0𝑅𝑀𝑆 dapat


dicari, sebagai berikut:
𝜋 𝜋
1 1
𝑉0𝑅𝑀𝑆 = න 𝑣𝑠2 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = න 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 2 𝑑𝜔𝑡
𝜋 𝜋
0 0

𝜋
𝑉𝑚 2 1 𝑽𝒎
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = න 1 − cos 2𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 =
𝜋 2 𝟐
0
Penyearah Tak Terkendali Beban R
Maka nilai arus beban RMS 𝐼0𝑅𝑀𝑆 menjadi:
𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝑽𝒎
𝑰𝟎𝑹𝑴𝑺 = =
𝑅 𝟐𝑹
Daya keluaran AC 𝑃𝑎𝑐 , diberikan oleh:
𝑽𝟐𝟎𝑹𝑴𝑺 𝟎, 𝟕𝟎𝟕 𝑽𝒎 𝟐
𝑷𝒂𝒄 = 𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝐼0𝑅𝑀𝑆 = =
𝑹 𝑹
Rating tiap dioda (4 unit dioda) ditetapkan pada kondisi tegangan balik puncaknya (Peak
Inverse Voltage – PIV) → arus maju (forward current) sebesar 𝑽𝒎 . Untuk nilai faktor riak
(Ripple Factor – RF) dapat dicari melalui:
𝑽 𝟐
− 𝑽 𝟐 𝑽𝟐𝒎 𝟒𝑽𝟐𝒎
𝑽𝒂𝒄 𝟎𝑹𝑴𝑺 𝒅𝒄 𝟐 − 𝝅𝟐
𝑹𝑭 = = = ≈ 𝟎, 𝟒𝟖
𝑽𝒅𝒄 𝑽𝒅𝒄 𝟐𝑽𝒎
𝝅
Nilai arus suplai rerata dan RMS, dapat ditunjukkan pada persamaan berikut:
2𝜋
1
𝑰𝒔 (𝒎𝒆𝒂𝒏) = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = 𝟎
2𝜋
0 Arus suplai merupakan sinusoidal murni karena
penerapan tegangan sinusoidal pada beban
2𝜋 2 resistif menyebabkan arus suplai sinusoidal
1 𝑉𝑚 𝑽𝒎 sephasa dengan tegangan suplai
𝑰𝒔 (𝑹𝑴𝑺) = න sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 𝑅 𝟐𝑹
0
Jika mengabaikan jatuh tegangan pada diode, maka:
daya masukan = daya keluaran → PF = 1
Penyearah Tak Terkendali Beban R Gelombang
Penuh Sadap Tengah
𝒗𝑫𝟏
𝒊𝒔

𝒗𝑺
𝑹
𝒊𝟎
𝒗𝑷
𝒗𝟎
𝑵𝑷 𝑵𝑺 𝒗𝑺
𝒗𝑫𝟐

Perhitungan dan Analisis


Perhitungan dan Analisis
Penyadapan Tengah
4 Dioda
(2 Dioda)
Penyearah Tak Terkendali Beban R
Contoh Soal:
Suatu sumber AC ideal 1 phasa 110V, 50Hz mensuplai daya ke rangkaian
penyearah tak terkendali gelombang penuh dengan beban resistor R = 25Ω,
Hitung:
a) Nilai rerata tegangan keluaran dan arus keluaran;
b) Nilai RMS tegangan keluaran dan arus keluaran; dan
c) Daya DC yang diserap oleh beban (𝑃𝑑𝑐 ) dan nilai daya rerata yang disalurkan
ke beban (𝑃𝑎𝑐 ).

Jawab:
a) Nilai rerata tegangan beban:
𝜋
1 2𝑉𝑚 2 2 110
𝑽𝒅𝒄 = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = = ≈ 𝟗𝟗, 𝟎𝟑𝟓𝑽
𝜋 𝜋 𝜋
0
Nilai rerata arus beban:
𝑉𝑑𝑐 99,035
𝑰𝒅𝒄 = = ≈ 𝟑, 𝟗𝟔𝟏𝑨
𝑅 25
Penyearah Tak Terkendali Beban R

Jawab:
b) Nilai RMS tegangan beban:
𝑉𝑚 2 110
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = = = 𝟏𝟏𝟎𝑽
2 2
Nilai RMS arus beban:
𝑉0𝑅𝑀𝑆 110
𝑰𝟎𝑹𝑴𝑺 = = = 𝟒, 𝟒𝑨
𝑅 25

c) Daya DC dan AC:


2
𝑉𝑑𝑐 99,035 2
𝑷𝒅𝒄 = = ≈ 𝟑𝟗𝟐, 𝟑𝟏𝑾
𝑅 25
2 2
𝑉0𝑅𝑀𝑆 110
𝑷𝒂𝒄 = = = 𝟒𝟖𝟒𝑾
𝑅 25
Penyearah Tak Terkendali Beban Induktif Tinggi
𝒊𝒔
𝒊𝟎
𝑫𝟑
𝑫𝟏 𝑹
𝒗𝒔 𝒗𝟎

𝑫𝟐 𝑳
𝑫𝟒

Asumsikan rangkaian di atas memiliki beban induktif


tinggi (beban R-L dengan L >>> R), sehingga
konstanta waktu (time constant) 𝝉 = 𝑳Τ𝑹 sangat
tinggi dan dapat dianggap tak terhingga. Maka, arus
beban dapat dianggap sebagai konstan.
Dari gambar bentuk gelombang di samping, selama
konduksi D1 dan D2 secara bersamaan, sinyal
tegangan suplai secara langsung melintasi beban
sehingga teganga beban 𝑣0 (𝜔𝑡) tetap sama.
Maka nilai rerata tegangan beban 𝑉𝑑𝑐 dapat dihitung:
𝜋
1 𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = − cos 𝜋 + cos 0°
𝜋 𝜋
0

𝟐𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 =
𝝅
Penyearah Tak Terkendali Beban Induktif Tinggi
Karena beban bersifat induktif tinggi, maka arus beban
dapat konstan (arus bebas riak) dan nilai rerata diberikan oleh
persamaan:
𝑉𝑑𝑐 𝟐𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 = =
𝑅 𝝅𝑹
Dan daya DC oleh persamaan:
𝑽𝟐𝒅𝒄
𝑷𝒅𝒄 = 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 =
𝑹
Nilai RMS tegangan beban 𝑉0𝑅𝑀𝑆 dapat dicari, sebagai berikut:
𝜋
𝑉𝑚 2 1 𝑽𝒎
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = න 1 − cos 2𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 =
𝜋 2 𝟐
0

Maka nilai arus beban RMS 𝐼0𝑅𝑀𝑆 seharusnya menjadi:


𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑚
𝐼0𝑅𝑀𝑆 = =
𝑅 2𝑅
Akibat arus beban konstan maka: 𝑰𝟎𝑹𝑴𝑺 = 𝑰𝒅𝒄 , karena 𝑰𝒔
berbentuk sinyal kotak AC, karena tingginya nilai L terhadap R.
Daya keluaran AC diberikan oleh:
𝑽𝒎 𝟐𝑽𝒎 𝟐𝑽𝟐𝒎
𝑷𝒂𝒄 = 𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝐼0𝑅𝑀𝑆 = =
𝟐 𝝅𝑹 𝝅𝑹
Penyearah Poly Phasa
Tujuan phasa banyak disearahkan agar mendapatkan sinyal DC
yang lebih halus dengan lebih sedikit komponen AC, dikarenakan
adanya overlap pulsa saat pergeseran phasa.

Asumsi Pertimbangan:
1. Semua phasa pada sisi suplai harus identik, seimbang,
berbentuk sinusoidal murni;
2. Reaktansi bocor pada sisi suplai diabaikan untuk masing-
masing phasa;
3. Fungsi pensaklaran simetris dan pergeseran phasa memenuhi
syarat 360o/p, dimana p = jumlah phasa (misal: p = 3 → sistem 3
phasa, p = 6 → sistem 6 phasa)
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Setengah
Gelombang Beban R
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Setengah
Gelombang Beban R

Dari gambar gelombang di samping merupakan


tegangan beban/keluaran yang dihasilkan oleh
rangkaian penyearah tak terkendali 3 phasa
setengah gelombang, dengan:
𝑉𝑎𝑛 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 Nilai rerata tegangan beban dicari dengan persamaan:
5𝜋ൗ
𝑉𝑏𝑛 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 2𝜋ൗ3 1
6
3𝑉𝑚 5𝜋ൗ
4𝜋 𝑉𝑑𝑐 = න 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = − cos 𝜔𝑡 ȁ 𝜋 6
𝑉𝑐𝑛 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − ൗ3 2𝜋ൗ 2𝜋 ൗ6
3 𝜋ൗ6
3𝑉𝑚 3 3 𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 = − − − =
2𝜋 2 2 𝟐𝝅

Maka:
𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 =
𝟐𝝅𝑹
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Gelombang
Penuh Beban R

Untuk menghasilkan tegangan rerata 𝑉𝑑𝑐 pada


beban serta terdapat tegangan antar saluran (line
to line), yang dapat dijelaskan oleh persamaan:
𝑣𝑎𝑏 = 𝑣𝑎𝑛 − 𝑣𝑏𝑛 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + 2𝜋ൗ3

Maka:
𝑣𝑎𝑏 𝜔𝑡 = 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + 𝜋ൗ6

𝑣𝑏𝑐 𝜔𝑡 = 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝜋ൗ2

𝑣𝑐𝑎 𝜔𝑡 = 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 7𝜋ൗ6


Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Gelombang
Penuh Beban R

Bentuk gelombang tegangan beban

Nilai rerata 𝑉𝑑𝑐 tegangan keluaran dapat dihitung melalui persamaan:


𝜋ൗ 𝜋ൗ 𝜋ൗ
2 2 2
3 3 3
𝑉𝑑𝑐 = න 𝑣𝑎𝑏 (𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = න 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + 𝜋ൗ6 𝑑𝜔𝑡 = න 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 cos 𝜋ൗ6 − cos 𝜔𝑡 sin 𝜋ൗ6 𝑑𝜔𝑡
𝜋 𝜋 𝜋
𝜋ൗ 𝜋ൗ 𝜋ൗ
6 6 6

𝜋ൗ
2
3 3 1 3 3𝑉𝑚 𝜋 𝜋 3 𝜋 𝜋 1
𝑉𝑑𝑐 = න 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = − cos + cos + sin − sin
𝜋 2 2 𝜋 2 6 2 2 2 2
𝜋ൗ
6

𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 =
𝝅

Maka arus beban 𝐼𝑑𝑐 : Sedangkan daya rerata diberikan oleh persamaan:
𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 = 3 3𝑉𝑚 3 3𝑉𝑚 𝟐𝟕𝑽𝟐𝒎
𝝅𝑹 𝑷𝒅𝒄 = 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 = × = 𝟐
𝜋 𝜋𝑅 𝝅 𝑹
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Gelombang
Penuh Beban R
Bentuk Gelombang Arus Suplai melalui phasa a

Bentuk Gelombang Arus melalui Dioda D1

Untuk menghitung faktor daya PF, misalnya untuk phasa a, maka:


5𝜋ൗ
6 2
1 2
𝐼𝑎−𝑑𝑐 5𝜋 𝜋 2
𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 = න 𝐼𝑎−𝑑𝑐 𝑑𝜔𝑡 = − = 𝐼
𝜋 𝜋 6 6 3 𝑎−𝑑𝑐
𝜋ൗ
6

3𝑉𝑚
𝑃 = 𝑉𝑎−𝑑𝑐 𝐼𝑎−𝑑𝑐 = 𝐼
𝜋 𝑎−𝑑𝑐
Maka PF dicari berdasarkan persamaan:
3𝑉𝑚 𝐼𝑎−𝑑𝑐
𝑃 𝜋 𝟑
𝑷𝑭 = = = ≈ 𝟎, 𝟗𝟔
𝑉𝑎𝑅𝑀𝑆 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑚 2 𝝅
𝐼𝑎−𝑑𝑐
2 3
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang
Persamaan umum untuk tegangan keluaran rerata DC dapat diturunkan untuk sejumlah p
phasa saat beban dihubungkan dengan rangkaian penyearah dan netral-nya dihubungkan
melalui sisi sekunder trafo. Rangkaian penyearah p phasa memiliki tegangan maksimum
𝑉𝑚
𝑝ℎ𝑎𝑠𝑎
. Bentuk tegangan keluaran ditunjukkan oleh gambar di bawah.
Tegangan DC rerata 𝑉𝑑𝑐 memiliki persamaan:
𝜋
+
1 𝑝
𝑉𝑑𝑐 = න 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
2𝜋ൗ −𝜋
𝑝 𝑝
𝑝 𝜋 𝜋 𝑝 𝑉𝑚 𝜋
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 sin − − sin − = 2 sin
2𝜋 𝑝 𝑝 2𝜋 𝑝
𝒑 𝝅
𝑽𝒅𝒄 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏
𝝅 𝒑
Misal tegangan keluaran rerata dari rangkaian
penyearah setengah gelombang 3 phasa:
𝑝 𝜋 3 𝜋 𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 =
𝜋 𝑝 𝜋 3 𝟐𝝅
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang
Arus dalam rangkaian penyearah p phasa disuplai oleh masing-masing phasa pada sisi
sekunder trafo untuk periode 2𝜋Τ𝑝 pada tiap siklus, maka pulsa kendali arus sekunder
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Arus DC rerata 𝐼𝑎−𝑑𝑐 untuk phasa a memiliki
persamaan:
2𝜋
1 𝑝 𝑰𝒅𝒄
𝑰𝒂−𝒅𝒄 = න 𝐼𝑑𝑐 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 0 𝒑
Arus RMS:
2𝜋
1 𝑝
2
𝑰𝒅𝒄
𝑰𝒂𝑹𝑴𝑺 = න 𝐼𝑑𝑐 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 0 𝒑
Misal arus keluaran rerata dari rangkaian
penyearah setengah gelombang 6 phasa:
𝐼𝑑𝑐
𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 =
6
Arus keluaran rerata dari rangkaian penyearah
setengah gelombang 12 phasa:
𝐼𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐
𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 = =
12 2 3
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang

Faktor daya PF suatu rangkaian penyearah diberikan oleh persamaan:

𝑝 𝜋
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑅𝑖𝑖𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 𝑝 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝟐𝒑 𝝅
𝜋 𝑝
𝑷𝑭 = = = = 𝐬𝐢𝐧
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑚𝑢 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 𝑉 𝑉 𝝅 𝒑
𝑝 𝑚 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝑝 𝑚 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆
2 2
Pertimbangan Harmonisa pada Tegangan dan
Arus Keluaran Koefisien Fourier didefinisikan oleh
Analisis Fourier persamaan-persamaan:
2𝜋
𝑎0 1
Sebelum menganalisis bentuk gelombang = න 𝑓 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
2 2𝜋
tegangan dan arus keluaran dari rangkaian 0
penyearah phasa tunggal gelombang penuh 2𝜋
1
ditunjukkan pada gambar di samping. Maka perlu 𝑎𝑛 = න 𝑓 𝜔𝑡 cos 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
dipelajari dahulu mengenai Analisis Fourier. 𝜋
0
Suatu fungsi periodik non-sinusoidal 𝑓(𝜔𝑡) dapat 2𝜋
dijelaskan sebagai suatu penjumlahan dari sudut 1
𝑏𝑛 = න 𝑓 𝜔𝑡 sin 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
pandang harmonisa: 𝜋
∞ ∞ 0
𝒂𝟎 Misal: komponen fundamental (n=1)
𝒇 𝝎𝒕 = + ෍ 𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝝎𝒕 + ෍ 𝒃𝒏 𝒔𝒊𝒏 𝒏𝝎𝒕 2𝜋
𝟐
𝒏=𝟏 𝒏=𝟏 1
∞ 𝑎1 = න 𝑓 𝜔𝑡 cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
𝒂𝟎 𝜋
𝒇 𝝎𝒕 = + ෍ 𝑪𝒏 𝒔𝒊𝒏 𝒏𝝎𝒕 + 𝝍𝒏 0
𝟐 2𝜋
𝒏=𝟏 1
dengan: Dimana: 𝑏1 = න 𝑓 𝜔𝑡 sin 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
𝑎𝑛 : bentuk cosinus koefisien Fourier 𝜋
0
𝐶𝑛 = 𝑎𝑛2 + 𝑏𝑛2 𝑏𝑛 : bentuk sinus koefisien Fourier
𝐶𝑛 : amplitudo harmonisa orde ke-n 𝐶1 = 𝑎12 + 𝑏12
dan 𝜓𝑛 : sudut phasa komponen harmonisa ke-n
𝑎𝑛 n : harmonisa orde ke-n (n = 1,2,3,…..) 𝑎1
𝜓𝑛 = tan−1 𝜓1 = tan−1
𝑏𝑛 𝑏1
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Bentuk gelombang tegangan keluaran 𝑣0 (𝜔𝑡) dalam rangkaian penyearah p-phasa pada
gambar di bawah, kemungkinan terdapat komponen harmonisa, sehingga membutuhkan
analisis Fourier:

𝒗𝟎 𝝎𝒕 = 𝒂𝟎 + ෍ 𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝝎𝒕 + 𝒃𝒏 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝝎𝒕


𝒏=𝟏
Memiliki koefisien Fourier 𝑎0 , 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 yang dapat
Diperoleh dari persamaan-persamaan:

𝝎𝒕
𝟏 +𝟐
𝒂𝟎 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐
𝝎𝒕
𝟐 +𝟐 Untuk fungsi 𝑓 𝜔𝑡 simteris, maka 𝜔𝑡 = 0
𝒂𝒏 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕 (bahkan jika fungsi harmonisa hanya
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐 berupa deret). Sehingga:
𝝎𝒕
𝒑 𝝅 𝒑 𝝅
𝟐 +𝟐 𝒂𝟎 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏 → 𝑽𝒅𝒄 = 𝒂𝟎 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏
𝝅 𝒑 𝝅 𝒑
𝒃𝒏 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝐬𝐢𝐧(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕 = 𝟎
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Untuk nilai 𝑎𝑛 , maka perlu menggunakan persamaan integral: ‫ ׬‬cos 𝜔𝑡 cos 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 ,
sehingga dapat menggunakan persamaan integral parsial: ‫ 𝑢𝑣 = 𝑣𝑑 𝑢 ׬‬− ‫𝑢𝑑 𝑣 ׬‬, dimana
cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = 𝑑𝑣 dan cos 𝑛𝜔𝑡 = 𝑢, untuk 𝜔𝑡 = 𝜃, maka:
න cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 = sin 𝜃 cos 𝑛𝜃 + 𝑛 න sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃

Bentuk ‫ ׬‬sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 menerapkan lagi persamaan integral parsial: ‫ 𝑢𝑣 = 𝑣𝑑 𝑢 ׬‬− ‫𝑢𝑑 𝑣 ׬‬,
dimana sin 𝜃 = 𝑑𝑣 dan sin 𝑛𝜃 = 𝑢, sehingga:
න sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 = − cos 𝜃 sin 𝑛𝜃 − 𝑛 න − cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃

Maka persamaan keseluruhan menjadi:

න cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 = sin 𝜃 cos 𝑛𝜃 + 𝑛 − cos 𝜃 sin 𝑛𝜃 + 𝑛 න cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃

𝟏
න 𝒄𝒐𝒔 𝜽 𝒄𝒐𝒔 𝒏𝜽 𝒅𝜽 = 𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
𝒏𝟐 − 𝟏
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Dari pesamaan sebelumnya:
𝟏
න 𝒄𝒐𝒔 𝜽 𝒄𝒐𝒔 𝒏𝜽 𝒅𝜽 = 𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝜽
𝒏𝟐 − 𝟏
maka nilai 𝑎𝑛 untuk p phasa, dapat diperoleh dengan persamaan:
𝜋
𝑝 +𝑝 𝑉𝑚 𝑝 𝜋ൗ
𝑝
𝑎𝑛 = න 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑛𝜔𝑡 − 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜔𝑡 ȁ
𝜋 −𝜋 𝜋(𝑛2 −1) − 𝜋ൗ𝑝
𝑝
𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑛 𝑐𝑜𝑠 − 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 −𝑛 𝜋ൗ𝑝 + 𝑠𝑖𝑛 − 𝜋ൗ𝑝 cos −𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛2 −1)
Jika n = cp → perkalian p, maka: 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋Τ𝑝 = 0 dan cos 𝑛 𝜋Τ𝑝 = ±1, sehingga:
𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑛 𝑐𝑜𝑠 − 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 −𝑛 𝜋ൗ𝑝 + 𝑠𝑖𝑛 − 𝜋ൗ𝑝 cos −𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛2 −1)

𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 2
− 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛 −1)
𝑽𝒎 𝒑
𝒂𝒏 = − 𝟐
𝟐𝒔𝒊𝒏 𝝅ൗ𝒑 𝒄𝒐𝒔 𝒏 𝝅ൗ𝒑 dengan:
𝝅(𝒏 −𝟏)
𝑪𝒏 = 𝒂𝟐𝒏 + 𝒃𝟐𝒏 = 𝒂𝟐𝒏 + 𝟎 = 𝒂𝒏
𝒂𝒏 𝒂𝒏
𝝍𝒏 = 𝐭𝐚𝐧−𝟏 = 𝒕𝒂𝒏−𝟏 = ∞ → 𝝍𝒏 = 𝟗𝟎°
𝒃𝒏 𝟎
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Misal: diketahui rangkaian penyearah phasa tunggal gelombang penuh sehingga memiliki p =
2, maka analisis Fourier, sebagai berikut:

𝑣0 𝜔𝑡 = 𝑎0 + ෍ 𝑎𝑛 cos 𝑛𝜔𝑡 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝜔𝑡


𝑛=1

𝑝 𝜋 2 𝜋 2𝑉𝑚
𝑎0 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 =
𝜋 𝑝 𝜋 2 𝜋
𝑉𝑚 𝑝 𝜋ൗ 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋ൗ = − 4𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋ൗ
𝑎𝑛 = − 2𝑠𝑖𝑛 𝑝 𝑝 2 2
𝜋(𝑛2 −1) 𝜋(𝑛2 −1)
𝑏𝑛 = 0, seperti penjelasan di awal
Maka:
𝟐𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎
𝒗𝟎 𝝎𝒕 = − 𝒄𝒐𝒔 𝟐𝝎𝒕 − 𝒄𝒐𝒔 𝟒𝝎𝒕 − 𝒄𝒐𝒔 𝟔𝝎𝒕 − ⋯
𝝅 𝟑𝝅 𝟏𝟓𝝅 𝟑𝟓𝝅

Harmonisa muncul pada n → genap, karena jika ganjil, misal: n = 1, maka 𝑐𝑜𝑠 𝜋Τ2 = 0.
sedangkan jika n = 3, maka 𝑐𝑜𝑠 3𝜋Τ2 = 0, maka berarti jika n → ganjil, maka terdapat pengali
0 di 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋Τ2 .
Dari uraian ini, maka dapat disimpulkan bahwa untuk rangkaian penyearah phasa tunggal
gelombang penuh memiliki harmonisa ke-n → genap
Terima kasih
Lampiran
0o 30o 45o 60o 90o 120o 135o 150o 180o
θ 𝝅 𝝅 𝝅 𝝅 𝟐𝝅 𝟑𝝅 𝟓𝝅
0 𝝅
𝟔 𝟒 𝟑 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔
Sin θ 0
1 1
2
1
3 1
1
3
1
2
1
0
2 2 2 2 2 2
Cos θ 1
1
3
1
2
1
0 −
1

1
2 −
1
3 −1
2 2 2 2 2 2
Tan θ 0
1
3 1 3 N/A − 3 −1 −
1
3 0
3 3
Cot θ N/A 3 1
1
3 0 −
1
3 −1 − 3 N/A
3 3

210o 225o 240o 270o 300o 315o 330o 360o


θ 𝟕𝝅 𝟓𝝅 𝟒𝝅 𝟑𝝅 𝟓𝝅 𝟕𝝅 𝟏𝟏𝝅 𝟐𝝅
𝟔 𝟒 𝟑 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔
Sin θ −
1
1
1
2
1
− 3 −1 −
1
3 −
1
2 −
1
0
2 2 2 2 2 2
Cos θ −
1
3 −
1
2 −
1
0
1 1
2
1
3 1
2 2 2 2 2 2
Tan θ 1
3 1 3 N/A − 3 −1 −
1
3 0
3 3
Cot θ 3 1
1
3 0 −
1
3 −1 − 3 N/A
3 3

Anda mungkin juga menyukai