Konversi AC-DC
Penyearah Tak Terkendali Gelombang Penuh dan
Penyearah Tak Terkendali Phasa Banyak
Penyearah Tak Terkendali Beban R
𝒊𝒔
𝒊𝟎
𝑫𝟏 𝑫𝟑
𝑹 𝒗𝟎
𝒗𝒔
𝑫𝟒 𝑫𝟐
𝜋
𝑉𝑚 2 1 𝑽𝒎
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = න 1 − cos 2𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 =
𝜋 2 𝟐
0
Penyearah Tak Terkendali Beban R
Maka nilai arus beban RMS 𝐼0𝑅𝑀𝑆 menjadi:
𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝑽𝒎
𝑰𝟎𝑹𝑴𝑺 = =
𝑅 𝟐𝑹
Daya keluaran AC 𝑃𝑎𝑐 , diberikan oleh:
𝑽𝟐𝟎𝑹𝑴𝑺 𝟎, 𝟕𝟎𝟕 𝑽𝒎 𝟐
𝑷𝒂𝒄 = 𝑉0𝑅𝑀𝑆 𝐼0𝑅𝑀𝑆 = =
𝑹 𝑹
Rating tiap dioda (4 unit dioda) ditetapkan pada kondisi tegangan balik puncaknya (Peak
Inverse Voltage – PIV) → arus maju (forward current) sebesar 𝑽𝒎 . Untuk nilai faktor riak
(Ripple Factor – RF) dapat dicari melalui:
𝑽 𝟐
− 𝑽 𝟐 𝑽𝟐𝒎 𝟒𝑽𝟐𝒎
𝑽𝒂𝒄 𝟎𝑹𝑴𝑺 𝒅𝒄 𝟐 − 𝝅𝟐
𝑹𝑭 = = = ≈ 𝟎, 𝟒𝟖
𝑽𝒅𝒄 𝑽𝒅𝒄 𝟐𝑽𝒎
𝝅
Nilai arus suplai rerata dan RMS, dapat ditunjukkan pada persamaan berikut:
2𝜋
1
𝑰𝒔 (𝒎𝒆𝒂𝒏) = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = 𝟎
2𝜋
0 Arus suplai merupakan sinusoidal murni karena
penerapan tegangan sinusoidal pada beban
2𝜋 2 resistif menyebabkan arus suplai sinusoidal
1 𝑉𝑚 𝑽𝒎 sephasa dengan tegangan suplai
𝑰𝒔 (𝑹𝑴𝑺) = න sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 𝑅 𝟐𝑹
0
Jika mengabaikan jatuh tegangan pada diode, maka:
daya masukan = daya keluaran → PF = 1
Penyearah Tak Terkendali Beban R Gelombang
Penuh Sadap Tengah
𝒗𝑫𝟏
𝒊𝒔
𝒗𝑺
𝑹
𝒊𝟎
𝒗𝑷
𝒗𝟎
𝑵𝑷 𝑵𝑺 𝒗𝑺
𝒗𝑫𝟐
Jawab:
a) Nilai rerata tegangan beban:
𝜋
1 2𝑉𝑚 2 2 110
𝑽𝒅𝒄 = න 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡) 𝑑𝜔𝑡 = = ≈ 𝟗𝟗, 𝟎𝟑𝟓𝑽
𝜋 𝜋 𝜋
0
Nilai rerata arus beban:
𝑉𝑑𝑐 99,035
𝑰𝒅𝒄 = = ≈ 𝟑, 𝟗𝟔𝟏𝑨
𝑅 25
Penyearah Tak Terkendali Beban R
Jawab:
b) Nilai RMS tegangan beban:
𝑉𝑚 2 110
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = = = 𝟏𝟏𝟎𝑽
2 2
Nilai RMS arus beban:
𝑉0𝑅𝑀𝑆 110
𝑰𝟎𝑹𝑴𝑺 = = = 𝟒, 𝟒𝑨
𝑅 25
𝑫𝟐 𝑳
𝑫𝟒
𝟐𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 =
𝝅
Penyearah Tak Terkendali Beban Induktif Tinggi
Karena beban bersifat induktif tinggi, maka arus beban
dapat konstan (arus bebas riak) dan nilai rerata diberikan oleh
persamaan:
𝑉𝑑𝑐 𝟐𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 = =
𝑅 𝝅𝑹
Dan daya DC oleh persamaan:
𝑽𝟐𝒅𝒄
𝑷𝒅𝒄 = 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 =
𝑹
Nilai RMS tegangan beban 𝑉0𝑅𝑀𝑆 dapat dicari, sebagai berikut:
𝜋
𝑉𝑚 2 1 𝑽𝒎
𝑽𝟎𝑹𝑴𝑺 = න 1 − cos 2𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 =
𝜋 2 𝟐
0
Asumsi Pertimbangan:
1. Semua phasa pada sisi suplai harus identik, seimbang,
berbentuk sinusoidal murni;
2. Reaktansi bocor pada sisi suplai diabaikan untuk masing-
masing phasa;
3. Fungsi pensaklaran simetris dan pergeseran phasa memenuhi
syarat 360o/p, dimana p = jumlah phasa (misal: p = 3 → sistem 3
phasa, p = 6 → sistem 6 phasa)
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Setengah
Gelombang Beban R
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Setengah
Gelombang Beban R
Maka:
𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 =
𝟐𝝅𝑹
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Gelombang
Penuh Beban R
Maka:
𝑣𝑎𝑏 𝜔𝑡 = 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + 𝜋ൗ6
𝜋ൗ
2
3 3 1 3 3𝑉𝑚 𝜋 𝜋 3 𝜋 𝜋 1
𝑉𝑑𝑐 = න 3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = − cos + cos + sin − sin
𝜋 2 2 𝜋 2 6 2 2 2 2
𝜋ൗ
6
𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑽𝒅𝒄 =
𝝅
Maka arus beban 𝐼𝑑𝑐 : Sedangkan daya rerata diberikan oleh persamaan:
𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑰𝒅𝒄 = 3 3𝑉𝑚 3 3𝑉𝑚 𝟐𝟕𝑽𝟐𝒎
𝝅𝑹 𝑷𝒅𝒄 = 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 = × = 𝟐
𝜋 𝜋𝑅 𝝅 𝑹
Penyearah Tak Terkendali 3 Phasa Gelombang
Penuh Beban R
Bentuk Gelombang Arus Suplai melalui phasa a
3𝑉𝑚
𝑃 = 𝑉𝑎−𝑑𝑐 𝐼𝑎−𝑑𝑐 = 𝐼
𝜋 𝑎−𝑑𝑐
Maka PF dicari berdasarkan persamaan:
3𝑉𝑚 𝐼𝑎−𝑑𝑐
𝑃 𝜋 𝟑
𝑷𝑭 = = = ≈ 𝟎, 𝟗𝟔
𝑉𝑎𝑅𝑀𝑆 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝑉𝑚 2 𝝅
𝐼𝑎−𝑑𝑐
2 3
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang
Persamaan umum untuk tegangan keluaran rerata DC dapat diturunkan untuk sejumlah p
phasa saat beban dihubungkan dengan rangkaian penyearah dan netral-nya dihubungkan
melalui sisi sekunder trafo. Rangkaian penyearah p phasa memiliki tegangan maksimum
𝑉𝑚
𝑝ℎ𝑎𝑠𝑎
. Bentuk tegangan keluaran ditunjukkan oleh gambar di bawah.
Tegangan DC rerata 𝑉𝑑𝑐 memiliki persamaan:
𝜋
+
1 𝑝
𝑉𝑑𝑐 = න 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
2𝜋ൗ −𝜋
𝑝 𝑝
𝑝 𝜋 𝜋 𝑝 𝑉𝑚 𝜋
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 sin − − sin − = 2 sin
2𝜋 𝑝 𝑝 2𝜋 𝑝
𝒑 𝝅
𝑽𝒅𝒄 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏
𝝅 𝒑
Misal tegangan keluaran rerata dari rangkaian
penyearah setengah gelombang 3 phasa:
𝑝 𝜋 3 𝜋 𝟑 𝟑𝑽𝒎
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 =
𝜋 𝑝 𝜋 3 𝟐𝝅
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang
Arus dalam rangkaian penyearah p phasa disuplai oleh masing-masing phasa pada sisi
sekunder trafo untuk periode 2𝜋Τ𝑝 pada tiap siklus, maka pulsa kendali arus sekunder
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Arus DC rerata 𝐼𝑎−𝑑𝑐 untuk phasa a memiliki
persamaan:
2𝜋
1 𝑝 𝑰𝒅𝒄
𝑰𝒂−𝒅𝒄 = න 𝐼𝑑𝑐 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 0 𝒑
Arus RMS:
2𝜋
1 𝑝
2
𝑰𝒅𝒄
𝑰𝒂𝑹𝑴𝑺 = න 𝐼𝑑𝑐 𝑑𝜔𝑡 =
2𝜋 0 𝒑
Misal arus keluaran rerata dari rangkaian
penyearah setengah gelombang 6 phasa:
𝐼𝑑𝑐
𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 =
6
Arus keluaran rerata dari rangkaian penyearah
setengah gelombang 12 phasa:
𝐼𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐
𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 = =
12 2 3
Formula Umum Penyearah Tak Terkendali
P-Phasa Setengah Gelombang
𝑝 𝜋
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑅𝑖𝑖𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 𝑝 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝟐𝒑 𝝅
𝜋 𝑝
𝑷𝑭 = = = = 𝐬𝐢𝐧
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑚𝑢 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 𝑉 𝑉 𝝅 𝒑
𝑝 𝑚 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆 𝑝 𝑚 𝐼𝑎𝑅𝑀𝑆
2 2
Pertimbangan Harmonisa pada Tegangan dan
Arus Keluaran Koefisien Fourier didefinisikan oleh
Analisis Fourier persamaan-persamaan:
2𝜋
𝑎0 1
Sebelum menganalisis bentuk gelombang = න 𝑓 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
2 2𝜋
tegangan dan arus keluaran dari rangkaian 0
penyearah phasa tunggal gelombang penuh 2𝜋
1
ditunjukkan pada gambar di samping. Maka perlu 𝑎𝑛 = න 𝑓 𝜔𝑡 cos 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
dipelajari dahulu mengenai Analisis Fourier. 𝜋
0
Suatu fungsi periodik non-sinusoidal 𝑓(𝜔𝑡) dapat 2𝜋
dijelaskan sebagai suatu penjumlahan dari sudut 1
𝑏𝑛 = න 𝑓 𝜔𝑡 sin 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
pandang harmonisa: 𝜋
∞ ∞ 0
𝒂𝟎 Misal: komponen fundamental (n=1)
𝒇 𝝎𝒕 = + 𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝝎𝒕 + 𝒃𝒏 𝒔𝒊𝒏 𝒏𝝎𝒕 2𝜋
𝟐
𝒏=𝟏 𝒏=𝟏 1
∞ 𝑎1 = න 𝑓 𝜔𝑡 cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
𝒂𝟎 𝜋
𝒇 𝝎𝒕 = + 𝑪𝒏 𝒔𝒊𝒏 𝒏𝝎𝒕 + 𝝍𝒏 0
𝟐 2𝜋
𝒏=𝟏 1
dengan: Dimana: 𝑏1 = න 𝑓 𝜔𝑡 sin 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡
𝑎𝑛 : bentuk cosinus koefisien Fourier 𝜋
0
𝐶𝑛 = 𝑎𝑛2 + 𝑏𝑛2 𝑏𝑛 : bentuk sinus koefisien Fourier
𝐶𝑛 : amplitudo harmonisa orde ke-n 𝐶1 = 𝑎12 + 𝑏12
dan 𝜓𝑛 : sudut phasa komponen harmonisa ke-n
𝑎𝑛 n : harmonisa orde ke-n (n = 1,2,3,…..) 𝑎1
𝜓𝑛 = tan−1 𝜓1 = tan−1
𝑏𝑛 𝑏1
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Bentuk gelombang tegangan keluaran 𝑣0 (𝜔𝑡) dalam rangkaian penyearah p-phasa pada
gambar di bawah, kemungkinan terdapat komponen harmonisa, sehingga membutuhkan
analisis Fourier:
∞
𝝎𝒕
𝟏 +𝟐
𝒂𝟎 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐
𝝎𝒕
𝟐 +𝟐 Untuk fungsi 𝑓 𝜔𝑡 simteris, maka 𝜔𝑡 = 0
𝒂𝒏 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝐜𝐨𝐬(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕 (bahkan jika fungsi harmonisa hanya
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐 berupa deret). Sehingga:
𝝎𝒕
𝒑 𝝅 𝒑 𝝅
𝟐 +𝟐 𝒂𝟎 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏 → 𝑽𝒅𝒄 = 𝒂𝟎 = 𝑽𝒎 𝒔𝒊𝒏
𝝅 𝒑 𝝅 𝒑
𝒃𝒏 = න 𝒗(𝝎𝒕) 𝐬𝐢𝐧(𝝎𝒕) 𝒅𝝎𝒕 = 𝟎
𝝎𝒕 −𝝎𝒕
𝟐
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Untuk nilai 𝑎𝑛 , maka perlu menggunakan persamaan integral: cos 𝜔𝑡 cos 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 ,
sehingga dapat menggunakan persamaan integral parsial: 𝑢𝑣 = 𝑣𝑑 𝑢 − 𝑢𝑑 𝑣 , dimana
cos 𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = 𝑑𝑣 dan cos 𝑛𝜔𝑡 = 𝑢, untuk 𝜔𝑡 = 𝜃, maka:
න cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 = sin 𝜃 cos 𝑛𝜃 + 𝑛 න sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃
Bentuk sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 menerapkan lagi persamaan integral parsial: 𝑢𝑣 = 𝑣𝑑 𝑢 − 𝑢𝑑 𝑣 ,
dimana sin 𝜃 = 𝑑𝑣 dan sin 𝑛𝜃 = 𝑢, sehingga:
න sin 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 = − cos 𝜃 sin 𝑛𝜃 − 𝑛 න − cos 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝟏
න 𝒄𝒐𝒔 𝜽 𝒄𝒐𝒔 𝒏𝜽 𝒅𝜽 = 𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
𝒏𝟐 − 𝟏
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Dari pesamaan sebelumnya:
𝟏
න 𝒄𝒐𝒔 𝜽 𝒄𝒐𝒔 𝒏𝜽 𝒅𝜽 = 𝒏 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝒏𝜽
𝒏𝟐 − 𝟏
maka nilai 𝑎𝑛 untuk p phasa, dapat diperoleh dengan persamaan:
𝜋
𝑝 +𝑝 𝑉𝑚 𝑝 𝜋ൗ
𝑝
𝑎𝑛 = න 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜔𝑡 𝑑𝜔𝑡 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑛𝜔𝑡 − 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑛𝜔𝑡 ȁ
𝜋 −𝜋 𝜋(𝑛2 −1) − 𝜋ൗ𝑝
𝑝
𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑛 𝑐𝑜𝑠 − 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 −𝑛 𝜋ൗ𝑝 + 𝑠𝑖𝑛 − 𝜋ൗ𝑝 cos −𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛2 −1)
Jika n = cp → perkalian p, maka: 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋Τ𝑝 = 0 dan cos 𝑛 𝜋Τ𝑝 = ±1, sehingga:
𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑛 𝑐𝑜𝑠 − 𝜋ൗ𝑝 𝑠𝑖𝑛 −𝑛 𝜋ൗ𝑝 + 𝑠𝑖𝑛 − 𝜋ൗ𝑝 cos −𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛2 −1)
𝑉𝑚 𝑝
𝑎𝑛 = 2
− 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝 − 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ𝑝 cos 𝑛 𝜋ൗ𝑝
𝜋(𝑛 −1)
𝑽𝒎 𝒑
𝒂𝒏 = − 𝟐
𝟐𝒔𝒊𝒏 𝝅ൗ𝒑 𝒄𝒐𝒔 𝒏 𝝅ൗ𝒑 dengan:
𝝅(𝒏 −𝟏)
𝑪𝒏 = 𝒂𝟐𝒏 + 𝒃𝟐𝒏 = 𝒂𝟐𝒏 + 𝟎 = 𝒂𝒏
𝒂𝒏 𝒂𝒏
𝝍𝒏 = 𝐭𝐚𝐧−𝟏 = 𝒕𝒂𝒏−𝟏 = ∞ → 𝝍𝒏 = 𝟗𝟎°
𝒃𝒏 𝟎
Analisis Harmonisa Rangkaian Penyearah Tak
Terkendali P-Phasa
Misal: diketahui rangkaian penyearah phasa tunggal gelombang penuh sehingga memiliki p =
2, maka analisis Fourier, sebagai berikut:
∞
𝑝 𝜋 2 𝜋 2𝑉𝑚
𝑎0 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 =
𝜋 𝑝 𝜋 2 𝜋
𝑉𝑚 𝑝 𝜋ൗ 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋ൗ = − 4𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 𝜋ൗ 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋ൗ
𝑎𝑛 = − 2𝑠𝑖𝑛 𝑝 𝑝 2 2
𝜋(𝑛2 −1) 𝜋(𝑛2 −1)
𝑏𝑛 = 0, seperti penjelasan di awal
Maka:
𝟐𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎 𝟒𝑽𝒎
𝒗𝟎 𝝎𝒕 = − 𝒄𝒐𝒔 𝟐𝝎𝒕 − 𝒄𝒐𝒔 𝟒𝝎𝒕 − 𝒄𝒐𝒔 𝟔𝝎𝒕 − ⋯
𝝅 𝟑𝝅 𝟏𝟓𝝅 𝟑𝟓𝝅
Harmonisa muncul pada n → genap, karena jika ganjil, misal: n = 1, maka 𝑐𝑜𝑠 𝜋Τ2 = 0.
sedangkan jika n = 3, maka 𝑐𝑜𝑠 3𝜋Τ2 = 0, maka berarti jika n → ganjil, maka terdapat pengali
0 di 𝑐𝑜𝑠 𝑛 𝜋Τ2 .
Dari uraian ini, maka dapat disimpulkan bahwa untuk rangkaian penyearah phasa tunggal
gelombang penuh memiliki harmonisa ke-n → genap
Terima kasih
Lampiran
0o 30o 45o 60o 90o 120o 135o 150o 180o
θ 𝝅 𝝅 𝝅 𝝅 𝟐𝝅 𝟑𝝅 𝟓𝝅
0 𝝅
𝟔 𝟒 𝟑 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔
Sin θ 0
1 1
2
1
3 1
1
3
1
2
1
0
2 2 2 2 2 2
Cos θ 1
1
3
1
2
1
0 −
1
−
1
2 −
1
3 −1
2 2 2 2 2 2
Tan θ 0
1
3 1 3 N/A − 3 −1 −
1
3 0
3 3
Cot θ N/A 3 1
1
3 0 −
1
3 −1 − 3 N/A
3 3