Anda di halaman 1dari 25

EP3075 Analisis Sistem Tenaga

2 Juli 2020
FATHIN SAIFUR RAHMAN

fathinsr@stei.itb.ac.id

Lab. Sistem Tenaga dan Distribusi Elektrik


Gedung Kerjasama PLN (Lt. 2)

KK Teknik Ketenagalistrikan
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
Silabus
 Introduction
 Power system component representation
 AC transmission lines and underground cables
 Transmission lines performance
 Admittance model and network calculation
 Impedance model and network calculation
 Power flow analysis
 Short-circuit analysis
 Transient stability of power system
 Introduction to power system controls
 Introduction to power system economics
Penilaian & Buku
 UTS: 30%
 UAS: 40%
 Tugas, Quiz, dll: 30%

 Buku:
 John J. Grainger & William D. Stevenson, Jr, Power System Analysis: McGraw-Hill,
Inc.
Komponen Sistem Tenaga Listrik
Setiap sistem tenaga akan memiliki 3 komponen utama:

 Unit pembangkitan: penyuplai tenaga listrik


Bahan bakar fosil: batubara, minyak bumi, gas
Energi terbarukan: air, photovoltaic, angin, geotermal, dll
Unit pembangkit beban dasar (base load) & peaker

 Beban: pemakai (konsumen) daya listrik


Berubah-ubah setiap waktu

 Sistem transmisi (dan distribusi)


Menyalurkan daya listrik dari unit pembangkitan ke beban
Sistem transmisi: dari unit pembangkitan ke gardu induk
Sistem distribusi: dari gardu induk ke konsumen
Sistem Tenaga Listrik
 Level tegangan transmisi di
High voltage
Indonesia saat ini: Power transmission lines
substation
Jawa-Bali: 150 kV, 500 kV
Sumatera: 150 kV, 275 kV
Sulawesi: 150 kV, 275 kV Power plant
Transformer
Wilayah lain: 150 kV
 Level tegangan distribusi: 20
dan 70 kV
 Tegangan sisi konsumen: Transformer
220 V (1-fasa)
 Frekuensi yang digunakan
Consumer
pada sistem tenaga listrik di
Indonesia: 50 Hz
Mengenai Sistem Tenaga Listrik
 Energi tidak dapat disimpan dalam skala besar dengan mudah.
 Beban selalu berubah-ubah.
Unit pembangkitan harus selalu menyesuaikan suplai energi sesuai kebutuhan
energi pada sistem.

 Potensi gangguan pada sistem tenaga akan selalu ada.


Apakah sistem akan tetap stabil jika terjadi gangguan?
Analisis kestabilan sistem tenaga (power system stability analysis)
Apakah kemampuan komponen sistem tetap mencukupi ketika terjadi gangguan?
Analisis hubung singkat (short-circuit analysis)
Apakah sistem proteksi yang dirancang sanggup melindungi sistem dengan baik?
Proteksi sistem tenaga (power system protection)

 Level pembebanan sistem perlu diketahui  untuk mencegah batasan-batasan operasi


sistem dan kemampuan komponen sistem terlampaui.
Analisis aliran daya (power flow analysis)
Mengenai Sistem Tenaga Listrik
Aspek-aspek penting lain:
 Kualitas daya (power quality): Energi listrik perlu disediakan dengan memenuhi
persyaratan tertentu, meliputi frekuensi, tegangan, dll

 Keandalan (reliability) sistem.

 Tingkat keekonomisan operasi sistem.


Sistem tenaga listrik harus dioperasikan secara ekonomis, namun tetap
memenuhi tingkat keandalan tertentu.

 Aspek lingkungan.
Daya dan Energi
 Daya (power): konsumsi energi sesaat
 Satuan: watt, kW, MW, GW
 Beban puncak:
 Sistem Jawa-Bali: sekitar 28000 MW
 Seluruh Indonesia: sekitar 40000 MW (kapasitas terpasang sekitar 56000 MW)

 Energi (energy): integrasi daya terhadap waktu


 Satuan: joule, kWh, Btu (British thermal unit)

 Baik kebutuhan daya maupun energi harus dapat dipenuhi oleh sistem tenaga listrik.
Rangkaian Satu Fasa
Komponen rangkaian satu fasa:
a I b
Sumber tegangan atau sumber arus
L VL
Impedansi (resistansi, induktansi, dan kapasitansi) V
R VR
Komponen dihubungkan secara seri atau parallel

10
Sumber tegangan menghasilkan tegangan sinusoidal 𝑉𝑚
5

𝑣 𝑡 = 2 𝑉𝑟𝑚𝑠 sin 𝜔𝑡 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 𝑣 𝑡 0


5
𝑉𝑟𝑚𝑠 : nilai tegangan rms [volt] 10
0 60 120 180 240 300 360
𝜔 : frekuensi angular [rad/detik] deg
𝑇
2𝜋 𝑓 : frekuensi [Hz]
𝜔 = 2𝜋𝑓 =
𝑇 𝑇 : perioda [detik]
360° = 2𝜋 [𝑟𝑎𝑑]
Nilai tegangan rms (untuk sinyal sinusoidal):
𝑉𝑚
𝑉𝑟𝑚𝑠 =
2
Rangkaian Satu Fasa
Perhitungan nilai rms (root-mean-square): a I b

1 𝑇 2 𝑑𝑡
L VL
𝑋𝑟𝑚𝑠 = න 𝑥 𝑡 V
𝑇 0
R VR
Arus juga merupakan fungsi sinusoidal
𝑣 𝑡
𝑖 𝑡 = 2 𝐼𝑟𝑚𝑠 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 10
5 𝐼𝑚
𝐼𝑟𝑚𝑠 : nilai arus rms 𝑖 𝑡
0
𝜃
𝜃 : sudut antara tegangan dan arus 5
10
𝜃 = 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖 0 60 120 180 240 300 360
deg
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝑍: impedansi [ohm] 𝑇
𝑍

360° = 2𝜋 [𝑟𝑎𝑑]
Impedansi: Resistansi, Reaktansi Induktif, Reaktansi Kapasitif
3 komponen impedansi 𝐙: 1
𝐙 = 𝑅 + 𝑗𝜔𝐿 + = 𝑅 + 𝑗 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶
 Resistansi 𝑅 𝑗𝜔𝐶
 Reaktansi induktif 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 𝐙 = 𝑅 + 𝑗𝑋
Sumbu imajiner
1
 Reaktansi kapasitif 𝑋𝐶 = j
𝜔𝐶

 Segitiga impedansi:
𝐙 Contoh untuk 𝑋𝐿 > 𝑋𝐶
𝐙 = 𝑅2 + 𝑋2 X
𝜃
𝑋 Sumbu riil
𝜃 = tan−1 R
𝑅

-j
Catatan:
𝑗 = −1
1 1 𝑗 −1
= . = = −𝑗
𝑗 𝑗 𝑗 −1
Notasi Kompleks
 Perhitungan teknis memerlukan amplitudo (nilai rms)
dan sudut fasa antara tegangan dan arus.
 Tegangan, arus, dan impedansi dinyatakan dengan
kompleks fasor

 Bentuk-bentuk notasi kompleks untuk impedansi:


1
Rectangular 𝐙 = 𝑅 + 𝑗𝜔𝐿 + = 𝑅 + 𝑗 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 = 𝑅 + 𝑗𝑋 𝒁
𝑗𝜔𝐶
X
𝜃
Eksponensial 𝐙 = 𝐙 𝑒 𝑗𝜃 R

Polar 𝐙 = 𝐙 ∠𝜃 = 𝐙 cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃 𝐙 = 𝑅2 + 𝑋 2


𝑋
dengan 𝑅 = 𝐙 cos 𝜃 dan 𝑋 = 𝐙 sin 𝜃 𝜃 = tan−1
𝑅
Rangkaian Resistif, Induktif, Kapasitif
Rangkaian resistif
 Rangkaian terhubung dengan resistansi 𝑅
Sumbu imajiner
𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 j
𝑖i
+
𝑣 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
v
𝑣 𝑖= = = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑅R 𝑅 𝑅

I V
Sumbu riil

𝑉𝑚
𝐕 = 𝑉𝑚 ∠0 𝐈= ∠0
𝑅
-j
Fasor arus sefasa dengan tegangan
Rangkaian Resistif, Induktif, Kapasitif
Rangkaian induktif murni
 Rangkaian terhubung dengan reaktansi 𝑗𝑋𝐿
𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑖i
+ 𝑣 𝑣 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 90°
𝑣v 𝑖= = −𝑗 = = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 − 90°
𝑗𝑋
jX L𝐿 𝑗𝜔𝐿 𝜔𝐿 𝜔𝐿
V
90o 𝑉𝑚 Sumbu imajiner
𝐕 = 𝑉𝑚 ∠0 𝐈= ∠ − 90° j
𝜔𝐿

I Fasor arus tertinggal 90° dari tegangan


Rangkaian kapasitif murni
Sumbu riil
 Rangkaian terhubung dengan reaktansi −𝑗𝑋𝐶 (arus lagging)
𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 -j
𝑖i 𝑣
+ 𝑖= = 𝑗𝜔𝐶𝑣 = 𝜔𝐶. 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 + 90° = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 + 90°
1/(𝑗𝜔𝐶)
v
𝑣
−𝑗𝑋
-jXC 𝐶 I 𝐕 = 𝑉 ∠0
𝑉
𝐈 = 𝑚 ∠90°
𝑚 1/𝜔𝐶

Fasor arus mendahului tegangan sebesar 90°


90o (arus leading)
V
Daya
Daya sesaat:
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 . 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 = 2 𝑉 sin 𝜔𝑡 . 2 𝐼 sin 𝜔𝑡 − 𝜃

sin 𝛼 − 𝛽 = sin 𝛼 cos 𝛽 − cos 𝛼 sin 𝛽 𝑉 dan 𝐼 dalam rms


dengan hubungan
𝜃 = 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖

Diperoleh 𝑝 𝑡 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 2 sin2 𝜔𝑡 − 𝑉𝐼 sin 𝜃 2 sin 𝜔𝑡 cos 𝜔𝑡

1−cos 2𝛼
dengan hubungan sin2 𝛼 = dan sin 2𝛼 = 2 sin 𝛼 cos 𝛼
2

Diperoleh persamaan daya sesaat


𝑝 𝑡 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 1 − cos 2𝜔𝑡 − 𝑉𝐼 sin 𝜃 sin 2𝜔𝑡
𝑝 𝑡 = 𝑃 1 − cos 2𝜔𝑡 − 𝑄 sin 2𝜔𝑡
Daya aktif adalah nilai rata-rata dari 𝑝 𝑡 . Merupakan
Daya aktif Daya reaktif daya yang ditransfer dari generator ke beban
𝑃 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 𝑄 = 𝑉𝐼 sin 𝜃
watt var
Daya
Ilustrasi daya sesaat dan rata-rata.
daya sesaat daya rata-rata
v(V), i(A), vxi

0 90 180 270 360 450 540

𝑣v(t)
𝑡 𝑖 i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
Tinjauan Daya pada Rangkaian Resistif, Induktif, dan Kapasitif
Persamaan daya sesaat:
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 = 2 𝑉 sin 𝜔𝑡 . 2 𝐼 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 𝑉 dan 𝐼 dalam rms

𝑝 𝑡 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 1 − cos 2𝜔𝑡 − 𝑉𝐼 sin 𝜃 sin 2𝜔𝑡 𝜃 = 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖

𝑃 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 𝑄 = 𝑉𝐼 sin 𝜃

Pada rangkaian resistif (𝜃 = 0):


𝑃 = 𝑉𝐼 𝑄=0

Pada rangkaian induktif murni (𝜃 = 90°): 𝜃 positif: beban induktif (arus lagging)
𝑃=0 𝑄 = 𝑉𝐼 𝜃 negatif: beban kapasitif (arus leading)
𝑄 positif  menyerap daya reaktif

Pada rangkaian kapasitif murni (𝜃 = −90°):


𝑃=0 𝑄 = −𝑉𝐼
𝑄 negatif  menyuplai daya reaktif
Ilustrasi Daya pada Rangkaian Resistif, Induktif, dan Kapasitif
Rangkaian induktif murni (𝜃 = 90°):
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 = 2 𝑉 sin 𝜔𝑡 . 2 𝐼 sin 𝜔𝑡 − 𝜃
𝑃=0 𝑄 = 𝑉𝐼
Rangkaian resistif (𝜃 = 0):
𝑃 = 𝑉𝐼 𝑄=0 𝑣 𝑡

v(V), i(A), vxi


daya rata-rata
0 90 180 270 360 450 540
v(V), i(A), vxi

𝑣v(t)
𝑡 𝑖i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
0 90 180 270 360 450 540

𝑣 𝑡
𝑣 𝑡
𝑣v(t)
𝑡 𝑖i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡

v(V), i(A), vxi


0 90 180 270 360 450 540

Rangkaian kapasitif murni (𝜃 = −90°):


𝑃=0 𝑄 = −𝑉𝐼
𝑣 v(t)
𝑡 𝑖 i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
Daya Kompleks, Faktor Daya
Daya kompleks (complex power)
𝑉 dan 𝐼 dalam rms
𝐒= 𝐕. 𝐈 ∗ = 𝑉. 𝐼∠ 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖 = 𝑉. 𝐼∠𝜃 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃 𝜃 = 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖
= 𝑃 + 𝑗𝑄 𝑆 adalah apparent power (daya nyata)

Contoh untuk beban induktif:


𝐼𝑃 𝑆
𝑆 = 𝑉. 𝐼 𝑄 𝑆= 𝑃2 + 𝑄2
𝜃 𝑉 𝑃 = 𝑉. 𝐼𝑃 = 𝑉. 𝐼 cos 𝜃 𝜃
𝐼𝑄 𝑃 𝑄
𝐼 𝑄 = 𝑉. 𝐼𝑄 = 𝑉. 𝐼 sin 𝜃 𝜃 = tan−1
Segitiga daya 𝑃

Faktor daya (power factor) Segitiga impedansi


𝑃
pf = = cos 𝜃 𝐙
𝐙 = 𝑅2 + 𝑋 2
𝑆
X −1
𝑋
𝜃 𝜃 = tan
𝑅
R
 Beban induktif: pf lagging, 𝑄 positif, menyerap 𝑄
 Beban kapasitif: pf leading, 𝑄 negatif, menyuplai 𝑄
Sistem Tiga-Fasa
Sistem tenaga listrik umumnya menggunakan a b c
sistem 3-fasa.
Sistem 3-fasa seimbang:
Tiga sumber tegangan sinusoid dengan 0 60 120 180 240 300 360 420 480

Magnituda sama
Beda fasa 120o untuk masing-masing fasa
Fasa a Fasa b Fasa c
𝐈I𝐚a
𝑣𝑎𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 aa
𝑣𝑏𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 120°
𝑣𝑐𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 240° = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 240° 𝐕V𝐚𝐧
an
𝐕V𝐚𝐛ab
n
n 𝐕
Vbn
𝐛𝐧
𝐈𝐛Ib 𝐕
V𝐜𝐚
Dalam fasor: ca
bb
𝐕𝐚𝐧 = 𝑉𝑚 ∠0° 𝐕V𝐜𝐧
cn

𝐕𝐛𝐧 = 𝑉𝑚 ∠ −120° 𝐕V𝐛𝐜bc


𝐕𝐜𝐧 = 𝑉𝑚 ∠ −240° 𝐈𝐜Ic
cc
Rangkaian Tiga-Fasa Hubungan Wye (Y) 𝐈I𝐚a
Tegangan line-to-neutral: aa

𝐕𝐚𝐧 = 𝑉𝑚 ∠0° 𝐕V𝐚𝐧


an
𝐕V𝐚𝐛ab 𝐕V𝐜𝐧cn
𝐕𝐛𝐧 = 𝑉𝑚 ∠ −120° n 𝐕 𝐕𝐜𝐚
n Vbn
𝐛𝐧 Vca 𝐕
Vab
𝐚𝐛
𝐕𝐜𝐧 = 𝑉𝑚 ∠ −240° 𝐈𝐛Ib 𝐕
V𝐜𝐚
ca −𝐕bn𝐛𝐧
-V
bb 30°

Jika sistem seimbang: 𝐕V𝐜𝐧


cn 120° Van
𝐕𝐚𝐧
𝐕𝐚𝐧 + 𝐕𝐛𝐧 + 𝐕𝐜𝐧 = 0 𝐕V𝐛𝐜bc
𝐕V𝐛𝐧bn
𝐈𝐜Ic
Tegangan line-to-line: c
𝐕𝐚𝐛 = 𝐕𝐚𝐧 − 𝐕𝐛𝐧 = 𝑉𝑚 1∠0° − 1∠ −120° 𝐕𝐛𝐜
Vbc

𝐕𝐚𝐛 = 𝑉𝑚 1 − 1. 𝑒 −𝑗120° = 3 𝑉𝑚 ∠30° Tegangan line-to-line mendahului


tegangan line-to-neutral sebesar 30°
Dengan cara yang sama:
𝐕𝐛𝐜 = 𝐕𝐛𝐧 − 𝐕𝐜𝐧 = 3 𝑉𝑚 ∠ −90° Besar tegangan line-to-line 3 kali
tegangan line-to-neutral
𝐕𝐜𝐚 = 𝐕𝐜𝐧 − 𝐕𝐚𝐧 = 3 𝑉𝑚 ∠ −210°
Cat:
𝑉𝑚 ∠𝜃 = 𝑉𝑚 . 𝑒 𝑗𝜃 = 𝑉𝑚 cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃
Rangkaian Tiga-Fasa Hubungan Wye (Y)
Untuk beban terhubung Y: Van
𝐕𝐚𝐧 𝐙
Z𝐚a
Setiap tegangan fasa mengalirkan arus ke beban a
𝐈I𝐚a
Arus fasa: 𝐕V𝐛𝐧bn V
𝐕ab
𝐚𝐛 𝐙Z𝐛b
𝐕𝐚𝐧 𝐕𝐛𝐧 𝐕𝐜𝐧 n
b
𝐈𝐚 = 𝐈𝐛 = 𝐈𝐜 = 𝐈I𝐛b
𝐙𝐚 𝐙𝐛 𝐙𝐜 V𝐜𝐧 𝐕𝐜𝐚 𝐕
V𝐛𝐜
𝐕 cn bc
𝐙Z𝐜c
Arus netral: c
𝐈𝟎 = 𝐈𝐚 + 𝐈𝐛 + 𝐈𝐜 𝐈𝐜

𝐈𝟎

Jika beban seimbang (𝐙𝐚 = 𝐙𝐛 = 𝐙𝐜 ), maka:


 𝐈𝟎 = 0
Dapat digunakan rangkaian ekivalen satu-fasa
Rangkaian Tiga Fasa Hubungan Delta (Δ) 𝐈I𝐚a
𝐈I𝐚a aa
Untuk beban terhubung delta: a aa
Arus fasa: 𝐕V𝐚𝐧
an
𝐕𝐜𝐚 Van 𝐕V𝐚𝐛ab
𝐕𝐚𝐛 𝐕𝐛𝐜 𝐕𝐜𝐚 𝐕𝐚𝐛 𝐕
𝐈𝐚𝐛 = 𝐈𝐛𝐜 = 𝐈𝐜𝐚 = Vab n
n Vbn
𝐛𝐧
𝐙𝐚𝐛 𝐙𝐛𝐜 𝐙𝐜𝐚 n 𝐕
Vbn
𝐛𝐧
𝐈𝐛Ib 𝐕
𝐈I𝐛b Vca
V𝐜𝐚
ca

Arus saluran: c bb
bb 𝐕V𝐜𝐧
cn

𝐈𝐚 = 𝐈𝐚𝐛 − 𝐈𝐜𝐚 𝐕V𝐜𝐧


cn

𝐕𝐛𝐜 Vbc 𝐕V𝐛𝐜bc


𝐈𝐛 = 𝐈𝐛𝐜 − 𝐈𝐚𝐛
𝐈𝐜 = 𝐈𝐜𝐚 − 𝐈𝐛𝐜 𝐈𝐜Ic 𝐈𝐜Ic
cc c
𝐈𝐚
Pada keadaan seimbang, dapat dihitung: a a

𝐈𝐚 = 3 𝐈𝐚𝐛 𝑒 −𝑗30° = 3 𝐈𝐚𝐛 ∠ −30° 𝐕𝐚𝐛


𝐙𝐚𝐛 𝐙𝐜𝐚
b 𝐈𝐚𝐛 𝐈𝐜𝐚
𝐕𝐜𝐚 𝐈𝐛 𝐈𝐛𝐜
𝐕𝐛𝐜
b c
𝐈𝐜 𝐙𝐛𝐜
c
Perhitungan Daya pada Rangkaian Tiga-Fasa
Total daya aktif pada sistem 3-fasa seimbang:
𝑃 = 3. 𝑃𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = 3 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 cos 𝜃
 Pada sistem terhubung Y:
𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = 𝑉𝐿𝑁 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 = 𝐼𝐿 𝑉𝐿𝐿 = 3 𝑉𝐿𝑁
𝑃 = 3 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 cos 𝜃 = 3 𝑉𝐿𝐿 𝐼𝐿 cos 𝜃

 Pada sistem terhubung delta:


𝐼𝐿 = 3 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝑉𝐿𝐿 = 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒
𝑃 = 3 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 cos 𝜃 = 3 𝑉𝐿𝐿 𝐼𝐿 cos 𝜃

Total daya reaktif pada sistem 3-fasa seimbang:


𝑄 = 3 𝑉𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 𝐼𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒 sin 𝜃 = 3 𝑉𝐿𝐿 𝐼𝐿 sin 𝜃

Anda mungkin juga menyukai