2 Juli 2020
FATHIN SAIFUR RAHMAN
fathinsr@stei.itb.ac.id
KK Teknik Ketenagalistrikan
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
Silabus
Introduction
Power system component representation
AC transmission lines and underground cables
Transmission lines performance
Admittance model and network calculation
Impedance model and network calculation
Power flow analysis
Short-circuit analysis
Transient stability of power system
Introduction to power system controls
Introduction to power system economics
Penilaian & Buku
UTS: 30%
UAS: 40%
Tugas, Quiz, dll: 30%
Buku:
John J. Grainger & William D. Stevenson, Jr, Power System Analysis: McGraw-Hill,
Inc.
Komponen Sistem Tenaga Listrik
Setiap sistem tenaga akan memiliki 3 komponen utama:
Aspek lingkungan.
Daya dan Energi
Daya (power): konsumsi energi sesaat
Satuan: watt, kW, MW, GW
Beban puncak:
Sistem Jawa-Bali: sekitar 28000 MW
Seluruh Indonesia: sekitar 40000 MW (kapasitas terpasang sekitar 56000 MW)
Baik kebutuhan daya maupun energi harus dapat dipenuhi oleh sistem tenaga listrik.
Rangkaian Satu Fasa
Komponen rangkaian satu fasa:
a I b
Sumber tegangan atau sumber arus
L VL
Impedansi (resistansi, induktansi, dan kapasitansi) V
R VR
Komponen dihubungkan secara seri atau parallel
10
Sumber tegangan menghasilkan tegangan sinusoidal 𝑉𝑚
5
1 𝑇 2 𝑑𝑡
L VL
𝑋𝑟𝑚𝑠 = න 𝑥 𝑡 V
𝑇 0
R VR
Arus juga merupakan fungsi sinusoidal
𝑣 𝑡
𝑖 𝑡 = 2 𝐼𝑟𝑚𝑠 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 10
5 𝐼𝑚
𝐼𝑟𝑚𝑠 : nilai arus rms 𝑖 𝑡
0
𝜃
𝜃 : sudut antara tegangan dan arus 5
10
𝜃 = 𝜃𝑣 − 𝜃𝑖 0 60 120 180 240 300 360
deg
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝑍: impedansi [ohm] 𝑇
𝑍
360° = 2𝜋 [𝑟𝑎𝑑]
Impedansi: Resistansi, Reaktansi Induktif, Reaktansi Kapasitif
3 komponen impedansi 𝐙: 1
𝐙 = 𝑅 + 𝑗𝜔𝐿 + = 𝑅 + 𝑗 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶
Resistansi 𝑅 𝑗𝜔𝐶
Reaktansi induktif 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 𝐙 = 𝑅 + 𝑗𝑋
Sumbu imajiner
1
Reaktansi kapasitif 𝑋𝐶 = j
𝜔𝐶
Segitiga impedansi:
𝐙 Contoh untuk 𝑋𝐿 > 𝑋𝐶
𝐙 = 𝑅2 + 𝑋2 X
𝜃
𝑋 Sumbu riil
𝜃 = tan−1 R
𝑅
-j
Catatan:
𝑗 = −1
1 1 𝑗 −1
= . = = −𝑗
𝑗 𝑗 𝑗 −1
Notasi Kompleks
Perhitungan teknis memerlukan amplitudo (nilai rms)
dan sudut fasa antara tegangan dan arus.
Tegangan, arus, dan impedansi dinyatakan dengan
kompleks fasor
I V
Sumbu riil
𝑉𝑚
𝐕 = 𝑉𝑚 ∠0 𝐈= ∠0
𝑅
-j
Fasor arus sefasa dengan tegangan
Rangkaian Resistif, Induktif, Kapasitif
Rangkaian induktif murni
Rangkaian terhubung dengan reaktansi 𝑗𝑋𝐿
𝑣 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑖i
+ 𝑣 𝑣 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 − 90°
𝑣v 𝑖= = −𝑗 = = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 − 90°
𝑗𝑋
jX L𝐿 𝑗𝜔𝐿 𝜔𝐿 𝜔𝐿
V
90o 𝑉𝑚 Sumbu imajiner
𝐕 = 𝑉𝑚 ∠0 𝐈= ∠ − 90° j
𝜔𝐿
1−cos 2𝛼
dengan hubungan sin2 𝛼 = dan sin 2𝛼 = 2 sin 𝛼 cos 𝛼
2
𝑣v(t)
𝑡 𝑖 i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
Tinjauan Daya pada Rangkaian Resistif, Induktif, dan Kapasitif
Persamaan daya sesaat:
𝑝 𝑡 = 𝑣 𝑡 . 𝑖 𝑡 = 2 𝑉 sin 𝜔𝑡 . 2 𝐼 sin 𝜔𝑡 − 𝜃 𝑉 dan 𝐼 dalam rms
𝑃 = 𝑉𝐼 cos 𝜃 𝑄 = 𝑉𝐼 sin 𝜃
Pada rangkaian induktif murni (𝜃 = 90°): 𝜃 positif: beban induktif (arus lagging)
𝑃=0 𝑄 = 𝑉𝐼 𝜃 negatif: beban kapasitif (arus leading)
𝑄 positif menyerap daya reaktif
𝑣v(t)
𝑡 𝑖i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
0 90 180 270 360 450 540
𝑣 𝑡
𝑣 𝑡
𝑣v(t)
𝑡 𝑖i(t)
𝑡 𝑣v(t)xi(t)
𝑡 𝑖 𝑡
Magnituda sama
Beda fasa 120o untuk masing-masing fasa
Fasa a Fasa b Fasa c
𝐈I𝐚a
𝑣𝑎𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 aa
𝑣𝑏𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 120°
𝑣𝑐𝑛 𝑡 = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 240° = 𝑉𝑚 cos 𝜔𝑡 − 240° 𝐕V𝐚𝐧
an
𝐕V𝐚𝐛ab
n
n 𝐕
Vbn
𝐛𝐧
𝐈𝐛Ib 𝐕
V𝐜𝐚
Dalam fasor: ca
bb
𝐕𝐚𝐧 = 𝑉𝑚 ∠0° 𝐕V𝐜𝐧
cn
𝐈𝟎
Arus saluran: c bb
bb 𝐕V𝐜𝐧
cn