Anda di halaman 1dari 10

Percobaan II

Rangkaian AC
I Putu Astika Cittacora Dhananjaya (13117062)
Asisten: Hilmi Aziz (13116150)
Tanggal Percobaan: 08/03/2019
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Pada rangkaian yang menggunakan sumber AC akan timbul


Abstrak—Praktikum ini bertujuan agar praktikan dikenalkan response yang bergantung pada besarnya kapasitansi dan/atau
dengan rangkaian arus bolak-balik (alternating current), untuk induktansi dalam rangkaian tersebut. Dalam arus bolak-balik,
memahami konsep dari impedansi dalam arti fisiknya, serta untuk bentuk gelombang sinus, impedansi adalah perbandingan
hubungannya dengan resistansi dan reaktansi pada rangkaian-
rangkaian seperti rangkaian seri RC dan RL. phasor tegangan dan phasor arus. Beban kapasitif menyatakan
impedansi yang kapasitansinya lebih besar dari induktansinya.
Kata Kunci—rangkaian AC, inductor, capacitor Begitupun sebaliknya, beban induktif menyatakan bahwa
induktansi pada rangkaian lebih besar dibandingkan dengan
kapasitansinya. Dari hubungan tegangan dan arus seperti pada
I. PENDAHULUAN persamaan:

P raktikum modul “Rangkaian AC” ini memberikan


gambaran dari sifat-sifat dari rangkaian sederhana arus
bolak balik secara lebih mendalam.
𝑉 = 𝑅𝑖
𝑑𝑖 𝑑𝑣
𝑉 = 𝐿 ;𝑖 = 𝐶
𝑑𝑡 𝑑𝑡
II. LANDASAN TEORETIS
Maka akan terlihat bahwa untuk sinyal tegangan sinusoidal
Alternating current atau biasa disebut arus bolak-balik (sinus atau kosinus):
merupakan adalah arus listrik di mana besarnya dan arahnya pada R, tegangan sefasa dengan arusnya.
arus berubah-ubah secara bolak-balik. Bentuk gelombang dari pada L, fasa tegangan mendahului 90° terhadap arusnya.
listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang pada C, fasa tegangan tertinggal 90° dari arusnya.
sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi
yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik
yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, A. Rangkaian RC
misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau Sebuah rangkaian seri hambatan dan kapasitor yang
bentuk gelombang segi empat (square wave). dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang
disebut rangkaian seri RC.

Gambar 2.2. Contoh Rangkaian RC sederhana


Sumber: http://nyarifisika.blogspot.com/2017/10/rangkaian-seri-rl-rc-dan-rlc-
pada.html

Apabila VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung


Gambar 2.1. Gelombang sinusoidal yang digunakan pada listrik 120V dan
240V AC
hambatan (R), VC menyatakan tegangan pada ujung-ujung
Sumber: https://www.sunpower-uk.com/wp- kapasitor, maka dalam rangkaian ini nilai VR sefasa dengan arus
content/uploads/sites/42/2014/07/Alternating-Current.jpg listrik, sedangkan VC tertinggal fasa arusnya sebesar 90°. Sudut
ketertinggalan dapat ditentukan oleh perbandingan reaktansi
dan resistansinya. Besarnya tegangan V dapat dicari dengan 1
menjumlahkan nilai VR dan VC secara phasor yaitu: 𝑉𝑖 ≈ ∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝐶

atau
𝑉 = √𝑉𝑅2 + 𝑉𝐶2
Dengan: 𝑑𝑣𝑡
𝑖≈𝐶
𝑉𝑅 = 𝐼 𝑅; 𝑉𝐶 = 𝐼 𝑋𝐶 𝑑𝑡

Dalam Hukum Kirchhoff Voltage Law, dapat ditulis: Dengan demikian diperoleh hubungan output (Vo = Vr)
dengan input (Vi) sebagai berikut:
1 𝑑𝑣𝑡
𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 + ∫ 𝑖 𝑑𝑡 𝑉𝑜 = 𝑅𝐶
𝐶 𝑑𝑡
Dengan:
𝑉𝑖 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐶 D. Integrator
Dari persamaan:
B. Rangkaian RL 1
𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 + ∫ 𝑖 𝑑𝑡
Sebuah rangkaian seri hambatan dan induktor yang 𝐶
dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang Bila output diambil pada kapasitor (Vo = Vc), untuk VR >>
disebut rangkaian seri RL. VC akan diperoleh 𝑉𝑖 ≈ 𝑉𝑅 sehingga menjadi 𝑉𝑖 ≈ 𝑅𝑖 . Pada
output akan diperoleh:

1 1 𝑉𝑖 1
𝑉𝑜 = 𝑉𝐶 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡 = ∫ 𝑑𝑡 = ∫ 𝑉𝑖 𝑑𝑡
𝐶 𝐶 𝑅 𝑅𝐶

E. High-pass Filter
Dari persamaan 𝑉̅𝐼 = ̅̅̅
𝑉𝑅 + ̅̅̅
𝑉𝐶 , bila diambil ̅̅̅
𝑉𝑂 = ̅̅̅
𝑉𝑅 , maka
Gambar 2.2. Contoh Rangkaian RL sederhana dapat dituliskan:
Sumber: http://nyarifisika.blogspot.com/2017/10/rangkaian-seri-rl-rc-dan-rlc-
pada.html 𝑉̅𝑜 𝑅 1 1
= = = 𝜔
Apabila VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung ̅
𝑉𝐼 𝑅 + 1 1 1−𝑗 𝑂
1+ 𝜔
hambatan (R), VL menyatakan tegangan pada ujung-ujung 𝑗𝜔𝐶 𝑗𝜔𝐶𝑅
induktor, maka dalam rangkaian ini nilai VR sefasa dengan arus
listrik, sedangkan VL mendahului fasa arusnya sebesar 90°. Dengan nilai utama dari fungsi:
̅𝑜
𝑉
Sudut ketertinggalan dapat ditentukan oleh perbandingan  Untuk Ꞷ >> Ꞷo akan diperoleh ̅𝐼
≈1
𝑉
reaktansi dan resistansinya. Besarnya tegangan V dapat dicari ̅𝑜
𝑉
dengan menjumlahkan nilai VR dan VL secara phasor yaitu:  Untuk Ꞷ << Ꞷo akan diperoleh ̅𝐼
≈0
𝑉
̅𝑜
𝑉 1
 Untuk Ꞷ = Ꞷo akan diperoleh 1 | ̅ | ≈
𝑉𝐼 √2
𝑉 = √𝑉𝑅2 + 𝑉𝐿2
F. Low-pass Filter
Dengan: Dari persamaan 𝑉̅𝐼 = ̅̅̅
𝑉𝑅 + ̅̅̅
𝑉𝑅 , bila diambil ̅̅̅
𝑉𝑂 = ̅̅̅
𝑉𝐶 , maka
𝑉𝑅 = 𝐼 𝑅; 𝑉𝐿 = 𝐼 𝐼𝐿 dapat dituliskan:
Dalam Hukum Kirchhoff Voltage Law, dapat ditulis: 1
𝑉̅𝑜 𝑗𝜔𝐶 1 1
𝑑𝑖 = = =
𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 + 𝐿 𝑉̅𝐼 𝑅+
1 1 + 𝑗𝜔𝐶𝑅 1 + 𝑗 𝜔𝑂
𝑑𝑡 𝑗𝜔𝐶 𝜔
Dengan:
𝑉𝑖 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 Dengan nilai utama dari fungsi yang sama dengan high-pass
filter.
C. Differentiator
Dari persamaan:
1
𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 +
∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝐶
Bila output diambil pada resistor (Vo = Vr), untuk Vc >>
Vr akan diperoleh Vi = Vc sehingga:
III. METODOLOGI c) Rangkaian Differentiator

A. Alat dan Bahan


Praktikum modul “Rangkaian AC” ini menggunakan power Susun rangkaian seperti
supply AC, digital multimeter, signal generator, oscilloscope, Catat hasilnya
pada gambar di bawah
berbagai resistor dengan nilai resistansi berbeda, kapasitor
dengan nilai yang berbeda, sebuah induktor dengan nilai 2.5
mH, project board, serta beberapa buah dan jenis kabel untuk
menyambung rangkaian dengan komponen dan alat pengukur.
Hitung konstanta waktu
B. Langkah Kerja Atur input dengan RC dengan harga-harga C
gelombang squarewave dan R yang tersedia, dan
a) Rangkaian RC sebesar 4 Vpp, 500Hz ukur bentuk gelombang
pada osiloskop
Susun rangkaian Catat dan
seperti pada bandingkan
gambar di bawah hasilnya

Hitung dan ukur Cari beda fasa


nilai dari VR dan antara VI dan VR
VC. dengan osiloskop Gambar 3.3. Rangkaian Percobaan Differentiator
Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

d) Rangkaian Integrator

Susun rangkaian seperti


Catat hasilnya
pada gambar di bawah

Gambar 3.1. Rangkaian Percobaan RC


Hitung konstanta waktu
b) Rangkaian RL Atur input dengan RC dengan harga-harga C
gelombang squarewave dan R yang tersedia, dan
sebesar 4 Vpp, 500Hz ukur bentuk gelombang
Susun rangkaian Catat dan pada osiloskop
seperti pada bandingkan
gambar di bawah hasilnya

Cari beda fasa


Hitung dan ukur antara VI dan VR,
nilai dari VR dan VL. dan VR dengan VL
dengan osiloskop
Gambar 3.4. Rangkaian Percobaan Integrator
Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.2. Rangkaian Percobaan RL


e) Pengaruh Frekuensi Diamati pada Domain
Frekuensi

Susun rangkaian seperti Susun rangkaian seperti


Lakukan percobaan yang
pada rangkaian pada rangkaian
sama seperti rangkaian
differentiator, dengan integrator, dengan
sebelumnya
R=10KΩ; C=10nF R=10KΩ; C=10nF

Atur input dengan


gelombang squarewave Catat hasilnya
sebesar 4 Vpp, 50Hz

Ukur bentuk gelombang


Hitung konstanta waktu output dengan frekuensi
RC dan frekuensi cut-off 50Hz, 500Hz, 5KHz, dan
50KHz

Gambar 4.2. Hasil Pengukuran dari Rangkaian RC, beda fasa ƟVIVR
IV. HASIL DAN ANALISIS
Setelah melakukan percobaan, didapatkan data percobaan a) Analisis
yang dapat memperjelas tentang rangkaian AC.
Dari hasil nilai perhitungan, pengukuran, dan hasil simulasi
A. Tugas I : Rangkaian RC terdapat adanya perbedaan nilai dari ketiga sumber hasil yang
Dengan menggunakan digital multimeter untuk menghitung diamati. Dalam modul praktikum, diminta pengecekan apakah
nilai tegangan, oscilloscope untuk mengetahui beda fasa, serta Vi = VR + VC benar. Dari hasil perhitungan, bisa didapat hasil
hasil simulasi dari software Proteus 8 Professional, didapatkan yang mendekati; 2 V + 1.1 x 10-6 = 2.0000011 V. Namun, untuk
hasil dalam tabel berikut: hasil pengukuran dan simulasi, rumus tersebut tidak
mendapatkan hasil yang sama:
Tabel 1. Hasil dari Rangkaian RC
Komponen Perhitungan Pengukuran Simulasi Pengukuran Simulasi
Vi 2 VRMS 1.992 V 1.22 V 1.763 V + 0.911 V = 1.05 + 0.63 =
VR 2V 1.763 V 0.63 V 2.674 V 1.68 V
VC 1.1 x 10-6 V 0.911 V 1.05 V 1.992 V ≠ 2.674 V 1.22 V ≠ 1.68 V
ƟVRVC -3 x 10-5 ° -96° -
ƟVIVR 0° -25° - Dikarenakan pada perhitungan sudah menggunakan rumus
*phase shift pada simulasi tidak terdapat data karena tidak tersedianya fitur penjumlahan VR dan VC secara phasor yang sudah disebutkan
tersebut dalam program simulasi yang digunakan. di atas, sehingga hasilnya mendekati Vi. Apabila rumus tersebut
diimplementasikan ke nilai pengukuran:

Pengukuran Simulasi
√(1.763)2 + (0.911)2 √(1.05)2 + (0.63)2
= 1.985 V = 1.225 V
1.985 V ≈ 1.992 V 1.225 V ≈ 1.22 V

Jadi, dapat disimpulkan bahwa rumus Vi = VR + VC tidak


benar, karena Vi merupakan penjumlahan geometris dari VR
dan VC. [1]
Dari hasil pengamatan melalui oscilloscope, didapatkan
terjadinya phase shift pada keluaran tegangan. Dimana, dari
hasil simulasi, sinyal sinusoidal dari Vi (channel A, berwarna
kuning) terlihat mendahului sinyal dari channel lainnya. Ini
membuktikan bahwa tegangan pada C akan tertinggal sampai
dengan 90° dari fasa Vi.
Namun, dari hasil perhitungan yang menyatakan bahwa
Gambar 4.1. Hasil Pengukuran dari Rangkaian RC, beda fasa ƟVRVC phase shift pada ƟVIVR adalah 0°, adalah salah, terbukti dengan
hasil dari simulasi dan hasil pengukuran langsung yang
menyatakan masih adanya ketertinggalan fasa dari fasa
tegangan Vi. Ini dikarenakan bagaimanapun juga tegangan
masuk menuju VR akan tetap dipengaruhi oleh kapasitor yang
terdapat pada rangkaian. Terkecuali apabila kapasitor dilepas
dan hanya memiliki resistor saja, maka tidak aka nada pengaruh
yang terjadi pada fasa tegangan.

Gambar 4.3. Hasil Simulasi dari Rangkaian RC


Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.5. Hasil Pengukuran dari Rangkaian RC, beda fasa ƟVIVR

B. Tugas 2: Rangkaian RL a) Analisis


Dengan menggunakan digital multimeter untuk menghitung Dari hasil nilai perhitungan, pengukuran, dan hasil simulasi
nilai tegangan, oscilloscope untuk mengetahui beda fasa, serta terdapat adanya perbedaan nilai dari ketiga sumber hasil yang
hasil simulasi dari software Proteus 8 Professional, didapatkan diamati, sama seperti pada rangkaian RC.
hasil dalam tabel berikut: Dari hasil pengamatan melalui oscilloscope, didapatkan
terjadinya phase shift pada keluaran tegangan. Dimana, dari
Tabel 2. Hasil dari Rangkaian RL hasil simulasi, sinyal sinusoidal dari VR (berwarna pink)
Komponen Perhitungan Pengukuran Simulasi mendahului sinyal Vi dan sinyal dari VL. Namun, phase shift
Vi 2 VRMS 1.906 V 1.22 V yang terjadi antara sinyal Vi dan VL pada simulasi terjadi sangat
VR 2V 1.768 V 1.2 V besar, yaitu hingga 180°. Ini bisa saja dikarenakan ada
VL 1.1 x 10-6 V 0.71 V 0.25 V kesalahan pada pemasangan probe pada oscilloscope simulator.
ƟVRVL -3 x 10-5 ° -51° - Dari hasil perhitungan yang menyatakan bahwa phase shift
ƟVIVR 0° -23° - pada ƟVIVR adalah 0°, seperti pada percobaan sebelumnya,
*phase shift pada simulasi tidak terdapat data karena tidak tersedianya fitur salah. Terbukti dari hasil pengukuran -23° yang ada pada
tersebut dalam program simulasi yang digunakan. ƟVIVR dan adanya phase shift pada gelombang berwarna
kuning dan berwarna pink pada simulator.

Gambar 4.6. Hasil Simulasi dari Rangkaian RL


Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.4. Hasil Pengukuran dari Rangkaian RC, beda fasa ƟVRVL
C. Tugas 3: Rangkaian Differentiator
Dengan menggunakan oscilloscope untuk mengamati bentuk
gelombang yang terbentuk, serta hasil simulasi dari software
Proteus 8 Professional, didapatkan hasil dalam tabel berikut:

Tabel 3. Hasil dari Rangkaian Differentiator


C R tw Ʈ Ʈosiloskop
0.1 µF 1KΩ 1000µs 10-3 s 280 µs
0.1 µF 10KΩ 1 ms 10-2 s 1 ms
0.1 µF 100KΩ 1 ms 10-1 s 1 ms

Gambar 4.9. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differentiator, 10KΩ (1)

Gambar 4.7. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differentiator, 1KΩ (1)

Gambar 4.10. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differentiator, 10KΩ (2)

Gambar 4.8. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differentiator, 1KΩ (2)

Gambar 4.11. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differentiator, 100KΩ


a) Analisis D. Tugas 4: Rangkaian Integrator
Dengan menggunakan oscilloscope untuk mengamati
bentuk gelombang yang terbentuk, didapatkan hasil dalam tabel
berikut:

Tabel 4. Hasil dari Rangkaian Integrator


C R tw Ʈ Ʈosiloskop
100 nF 1KΩ 1000µs 10-3 s 440 µs
100 nF 10KΩ 1000µs 10-2 s 1000 µs
100 nF 100KΩ 1000µs 10-1 s 100 µs
10 nF 1KΩ 1000µs 10-5 s 40 µs
10 nF 10KΩ 1000µs 10-4 s 400 µs
10 nF 100KΩ 1000µs 10-3 s 1000 µs
Gambar 4.12. Hasil Simulasi dari Rangkaian Differentiator, 1KΩ
Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.13. Hasil Simulasi dari Rangkaian Differentiator, 10KΩ


Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.15. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 100nF 1KΩ

Gambar 4.14. Hasil Simulasi dari Rangkaian Differentiator, 100KΩ


Sumber: Software Proteus 8 Professional, Dokumentasi Pribadi

Dari hasil data-data gambar grafik, serta membandingkannya


dengan hasil simulasi, dapat disimpulkan bahwa rangkaian
differentiator akan bekerja lebih ideal apabila konstanta
waktunya semakin kecil, yang diakibatkan oleh adanya
peningkatan nilai resistansi yang muncul pada rangkaian.
Terlihat dari apabila nilai resistor semakin tinggi, bahwa bentuk
dari kedua sinyal semakin mendekati satu sama lain, sehingga
menjadi satu bentuk menjadi sinyal kotak kembali yang sama Gambar 4.16. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 100nF 10KΩ
seperti input.
Gambar 4.17. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 100nF 100KΩ Gambar 4.20. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 10nF 100KΩ

a) Analisis
Dari hasil data-data gambar grafik, seperti pada rangkaian
differentiator, dapat disimpulkan bahwa rangkaian integrator
akan bekerja lebih ideal apabila konstanta waktunya semakin
kecil, yang diakibatkan oleh adanya peningkatan nilai resistansi
yang muncul pada rangkaian. Terlihat dari apabila nilai resistor
semakin tinggi, bahwa bentuk dari sinyal keluaran akan
menjadi bentuk sinyal segitiga.

E. Tugas 5: Pengaruh Frekuensi Diamati pada Domain


Frekuensi
Dengan menggunakan oscilloscope untuk mengamati bentuk
gelombang yang terbentuk, didapatkan hasil dalam tabel
berikut:
Gambar 4.18. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 10nF 1KΩ
Tabel 5. Hasil dari Domain Frekuensi, Rangkaian
Differentiator
F VO Vi VO/Vi dB Freq. Beda
Fasa
0.01fo 1.385 1.390 0.996 V -3.1x10-2 19 Hz 0°
V V
0.1fo 1.405 1.319 1.065 V 5.5x10-1 190 Hz -5°
V V
fo 1.407 1.391 1.012 V -9.9x10-2 1900 0°
V V Hz
10fo 1.374 1.387 0.991 V -8.2x10-2 19000 0°
V V Hz
100fo 0.904 0.911 0.992 V -6.7x10-2 190000 0°
V V Hz

Gambar 4.19. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Integrator, 10nF 10KΩ


Gambar 4.23. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differential, Domain
Frekuensi
Gambar 4.21. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differential, Domain
Frekuensi

Gambar 4.24. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differential, Domain


Frekuensi

Gambar 4.22. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differential, Domain


Frekuensi
IV. KESIMPULAN
 Praktikan sudah dapat memahami apa konsep impedansi
dalam arti fisik
 Praktikan sudah dapat memahami hubungan antara
impedansi resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RL
dan RC.
 Praktikan sudah dapat memahami hubungan tegangan dan
arus pada rangkaian seri RL dan RC.
 Praktikan sudah dapat mengukur fasa tegangan dan arus
pada rangkaian seri RL dan RC.
 Hasil dari perhitungan, pengukuran, dan simulasi tidak
selalu sama. Maka itu, ketiga hasil tersebut dapat digunakan
sebagai perbandingan untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Intisari dari rangkaian differentiator dan integrator adalah
pembentukan sinyal yang dipengaruhi oleh perioda dari
Gambar 4.25. Hasil Pengukuran dari Rangkaian Differential, Domain resistansi dan frekuensi.
Frekuensi
V. REFERENSI

a) Analisis [ R. P. Dewi, "Academia," [Online]. Available:


Pada percobaan ini, sebenarnya bisa dibilang kurang berhasil 1 https://www.academia.edu/9278770/Laporan_Praktikum_-
karena grafik dan hasil yang didapat tidak sesuai dengan ] Laboratorium_Dasar_Teknik_Elektro_STEI_ITB_MODU
harapan dan masih terdapat banyak kesalahan. Salah satunya L_V_RANGKAIAN_AC_Laboratorium_Dasar_Teknik_El
adalah dalam grafik pengukuran untuk percobaan ini, ektro_-Sekolah_Teknik_Elektro_dan_Informatika_ITB.
seharusnya menggunakan gelombang kotak dalam [Accessed 11 March 2019].
penggunakan signal generator-nya, bukan gelombang [ Institut Teknologi Sumatera, Petunjuk Praktikum:
sinusoidal. Karena waktu yang sudah tidak mencukupi, kami 2 Praktikum Rangkaian Elektrik II, Lampung Selatan:
melakukan percobaan ini dengan tergesa-gesa, sehingga ] Institut Teknologi Sumatera, 2019.
analisis percobaan ini tidak dapat dilakukan karena terlalu [ N. N. Bhargava, S. C. Gupta and D. C. Kulshreshtha, Basic
banyaknya kesalahan pada data, dan tidak adanya grafik untuk 3 Electronics and Linear Circuits, New Delhi: Tata McGraw-
rangkaian integrator. ] Hill Publishing Co. Ltd., 1984.
Namun, dari refrensi lain yang dibaca, percobaan ini
sebenarnya memiliki perubahan yang ada pada semakin [ Sunpower Group Holdings LTD, "Sunpower Electronics,"
4 [Online]. Available: https://www.sunpower-
besarnya frekuensi yang diberikan pada rangkaian, untuk
rangkaian differential, ] uk.com/glossary/alternating-current/. [Accessed 10 March
2019].

Anda mungkin juga menyukai