Disusun Oleh :
NIM : K2320043
Kelas : A
PENDIDIKAN FISIKA
2021
A. Judul Praktikum
Rangkaian Seri dan Paralel
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
a) Mengetahui hubungan kuat arus dan tegangan pada rangkaian DC sederhana
b) Mengetahui karakteristik dalam rangkaian seri
c) Mengetahui karakteristik dalam rangkaian pararel
C. Teori Dasar
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyak jenis
komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah
mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri
dan rangkaian paralel (Yasmanrianto, 2012). Untuk menghasilkan arus listrik pada
rangkaian dibutuhkan beda potensial. Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah
dengan batteray. Geard Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada ujung kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke
ujung-ujungnya 1 ∞ V . Beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan
menyebabkan aliran aruslistrik lebih besar (Sutrisno. 2009:146).
Untuk sebuah rangkai seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama besar pada
kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1 pasti juga melewati R2
dalam seling waktu yang sama. Beda potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri
akan bercabang diantara resistor-resistor yang ada (Serway, 2010;402).
∆ V =IRekivalen =I ( R1 + R2 ) atau Rekivalen =R1+ R2
Rekuivalen adalah ekivalen dengan gabungan seri dari R1 + R2 dengan syarat arus
rangkaian yang tidak berubah ketika Reku ivalen menggantikan R1 + R2 . Hambatan yang
ekivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah Rekivalen =R1+ R2+ R 3 +…
besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat
karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi hambatan ini, semakin
kecil arus untuk suatu tegangan V . Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga
arus berbanding terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan
kesebandingan diatas, didapatkan I + V /RDimana R adalah hambatan kawat, V adalah
beda porensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya
(Sutrisno,2009:147).
Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan ekivalen dari rangkaian resistor yang
dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resitor dan selalu lebih
daripada masing-masing resistornya (Serway, 2010:403).
Selain itu, rangkaian elektronika secara paralel juga memiliki ciri apabila
terjadinya putus arus pada salah satu cabang tahanan muka arus yang terputus akan tetap
bekerja dan tak akan terganggu atau terpengaruhi oleh cabang rangkaian yang
terputustersebut. Tegangan ditiap-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama dengan
tegangan dari sumber.
Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanan-
tahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara :
1. Seri (dua penahan dihubungkan deret).
2. Paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
3. Gabungan antara seri dan paralel.
Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-tahanan mempunyai kuat arus
yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-masing,
sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan
jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan
masing-masing (Daryanto, 2000; 23-26).
D. Metode Eksperimen
1. Tempat Eksperimen : Rumah jalan Laskar Putri no.18, Sibela Utara, Mojosongo,
Jebres, Surakarta
2. Waktu Eksperimen : Senin, 22 Maret 2021, pukul 19.30 WIB
3. Alat dan Bahan :- Laptop
- Jaringan Internet
- Simulator PhET
- Microsoft Word
- Microsoft Excel
- Kertas
- Alat tulis
4. Tahapan Eksperimen :
Kegiatan I
1. Menyiapakan alat dan bahan
2. Masuk kedalam halaman simulasi PhET Colorado
https://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-construction-kit-dc-virtual-
lab/latest/circuit-construction-kit-dc-virtual-lab_en.html
7. Mencatat hasil dari tabel hasil penelitian dan mengubanya ke grafik hubungan
tegangan dan kuat arus
Kegiatan 3
1. Merangkai rangkaian pada simulasi sesuai gambar kegiatan 3
4. Mengulangi langkah 3 pada kedua ujung hambatan R2 serta pada ujung baterai
7. Mencatat hasil dari tabel hasil penelitian dan mengubanya ke grafik hubungan
tegangan dan kuat arus
E. Data Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan dan simulasi Rangkaian Seri dan Paralel didapatkan data
sebagai berikut:
Kegiatan I
No Kuat Arus Screen Shoot
Tegangan (Volt)
. (Ampere)
1. 10,00 1,00
2. 15,00 1,50
3. 20,00 2,00
4. 25,00 2,50
Kegiatan II
Tabel Tegangan Rangkaian Seri
V1 V2 Vtotal V1+ V2
48,00 72,00 120,00 120,00
-
Tabel Kuat Arus Rangkaian Seri
I1 I2 I3
2,40 2,40 2,40
Kegiatan III
Tabel Tegangan Rangkaian Paralel
V1 V2 Vtotal
120,00 120,00 120,00
F. Analisis Hasil
1. Analisis Kuantitatif
Kegiatan 1
3
2.5
f(x) = 0.1 x
2
1.5
I (A)
1
0.5
0
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
V (V)
Kegiatan 2
R1=20 Ω
R2=30 Ω
I =2,4 A
V 1 V 1=I R1 V 2=I R 2 V =I ( R1 + R2 )
V 1=( 2,4 A )( 20 Ω) V 2=( 2,4 A )( 30 Ω) V = ( 2,4 A ) ( 20 Ω+ 30 Ω )
V 1=48 V V 2=72 V V =120 V
Kegiatan 3
R1=20 Ω
R2=30 Ω
V =120 V
V V
I 1=
R1
I 2=
R2
I =V ( R1 + R1 )
1 2
120 V 120 V 1 1
I 1= I 2=
20 Ω 30 Ω I =( 120 V ) ( +
20 Ω 30 Ω )
I 1=6 A I 2=4 A
I =10 A
2. Analisis kualitatif
a) Bedasarkan dari data dan analisis kuantitatif kegiatan 1 dapat dilihat bahwa grafik
hubungan tegangan V dan arus listrik I linear, artinya semakin besar tegangan V
maka arus listrik I juga semakin besar. Maka, diperoleh bahwa tegangan V
berbanding lurus dengan arus listrik I. Serta dengan menggunakan persamaan
grafik linear dari grafik hubungan tegangan V dan arus listrikI diperoleh
R=10V / A ≈ 10 Ω
b) Pada kegiatan 2 ini untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor,
arusnya sama besar pada kedua resistor karena jumlah muatan yang melewati R1
pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Hambatan ekuivalen dari
rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing
resistor dan selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya
c) Pada kegiatan 3 ini ketika resistor-resistor dihubungkan secara paralel, beda
potensial pada resistor adalah sama. Kebalikan dari hambatan ekuivalen untuk
dua resistor atau lebih yang dihubungkan secara paralel sama dengan
penjumlahan kebalikan dari masing-masing resistor dan hambatan ekuivalennya
selalu lebih kecil daripada hambatan terkecil dalam kelompok tersebut
G. Analisis Pengolahan Data
1) Analisis Satuan
Pada perhitungan analisis satuan sudah benar
2) Menentukan Nilai ∆ x (Ketidakpastian Pengukuran)
Dalam praktikum ini, ketidakpastian pengukuran belum dihitung karena adanya
menghitung analisis satuan
Penghitungan yang benar sesuai dengan teori alat ukur adalah sebagai berikut :
V V 2
Maka, No.
I ( )
I
1 10 100 1
Δ R= √ ¿ ¿¿
2 10 100 4
3 10 100
4 10 100
Σ 40 400
R 10 100
2
( ∑ R ) =1600 N ∑ R2=1600
1 1600−1600
Δ R=
4√ 4−1
1 0
Δ R=
√
4 3
1
Δ R= √0
4
Δ R=0
3) Menentukan Nilai KR (Ketidakpastian Relatif)
Dalam praktikum ini, KR belum dihitung karena hanya menghitung analisis satuan.
Penghitungan nilai KR yang benar adalah sebagai berikut :
∆R
KR= ×100 %
R
0
KR= × 100 %
10
KR=0 %
4) Hasil Penghitungan pada Percobaan
Dalam praktikum ini, hasil penghitungan belum ada karena hanya menghitung
analisis satuan.
R=Ŕ ± ∆ R
R=10 Ω± 0 %
R=10 Ω
A. JUDUL PRAKTKUM
Elektomagnet
B. DATA PRAKTIKUM
a. Tabel Pengamatan besar gaya berat
C. ANALISA DATA
Analisa Kuantitatif
Tabel besar arus listrik dan gaya grafitasi
Inti A
1. Metode standard deviasi
Mencari nilai a yaitu konstanta kesebandingan medan magnet dan gaya tarik
inti
1 2F
F=a μ0 ∋→a=
2 μ 0∋¿ ¿
N=360lilitan
L=5,3 cm=0,053 m=5,3× 10−2 m
N 360
n= = =6792,45 lilitan /meter
L 5,3 ×10−2
μ0=4 π ×10−3 Tm / A
2. Tegangan 4,5V
2F
a=
2 ∙ 0,2
μ 0∋¿= =104138,4629 ¿
4 π ×10−3 ∙ 6792,45∙ 4,5 ×10−4
3. Tegangan 6V
2F
a=
2 ∙0,3
μ 0∋¿= =121195,7179 ¿
4 π ×10−3 ∙ 6792,45∙ 5,8 ×10−4
4. Tegangan 7,5V
2F
a=
2∙ 0,4
μ 0∋¿= =144191,7179 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 6,5 ×10−4
−3
5. Tegangan 9V
2F
a=
2∙ 0,4
μ 0∋¿= =128389,8858¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 7,3 ×10−4
−3
6. Tegangan 12V
2F
a=
2 ∙0,5
μ 0∋¿= =142872,8912¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 8,2 ×10−4
−3
No a a2
1 90119,8237 8121582624
2 104138,4629 10844819465
3 121195,7179 14688379514
4 144191,7179 2079125151
5 128389,8858 16483962782
6 142872,8912 20412663050
Σ 730908,4066 91342658952
Σ2 5,34227.1011
á=
∑ a = 730908,4066 =121818,0678
N 6
4. Menghitung simpangan pengukuran nilai a
∆ a=
1
N √ N ( ∑ a2 ) −( ∑ a) 1 6 ( 9134265892 )−5,34227 ∙10 11
N −1
=
√
6 5
=8765,099626
5. Kesalahan Relatif
∆a 8765,099626
KR= ∙100 %= ∙ 100 %=7,195237773 % →(3 AP)
á 121818,0678
6. Ketelitian
¿ 100 %−KR=100 %−7,195237773 %=92,80476223 %
7. Hasil yang dilaporkan
( 1,22 ∙105 ± 8,8 ∙103 ) =( 122± 8,8 ) 103
D. ANALISIS DATA KUANTITATIF
Pada analisa data kuantitatif terdapat kesalahan, yaitu tertulis perolehan
gaya∈ti=gaya total ∙ gaya berat, yang seharusnya yang benar adalah
gaya inti=gaya total−gaya berat. Sedangkan analisa data pada bagian tabel sudah
benar.
Inti A
1. Metode Standard Deviasi
Pada metode standard deviasi terdapat kesalahan dalam menghitung nilai
konstanta (a) pada setiap tegangan. Pembetulan dalam mencari nilai a sebagai
berikut :
Mencari nilai a yaitu konstanta kesebandingan medan magnet dan gaya tarik inti
1 2F
F=a μ0 ∋→a=
2 μ 0∋¿ ¿
N=360lilitan
L=5,3 cm=0,053 m=5,3× 10−2 m
N 360
n= = =6792,45 lilitan /meter
L 5,3 ×10−2
μ0=4 π ×10−3 Tm / A
1. Tegangan 3V
2F
a=
2 ∙ 0,1
μ 0∋¿= =9,01655 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 2,6 ×10−4
−7
2. Tegangan 4,5V
2F
a=
2 ∙ 0,2
μ 0∋¿= =10,4191 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 4,5 × 10−4
−7
3. Tegangan 6V
2F
a=
2 ∙0,3
μ 0∋¿= =12,1257 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 5,8 ×10−4
−7
4. Tegangan 7,5V
2F
a=
2∙ 0,4
μ 0∋¿= =14,4265 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 6,5 ×10−4
−7
5. Tegangan 9V
2F
a=
2∙ 0,4
μ 0∋¿= =12,8455 ¿
4 π ×10 ∙ 6792,45∙ 7,3 ×10−4
−7
6. Tegangan 12V
2F
a=
2 ∙0,5
μ 0∋¿= =14,2945 ¿
4 π ×10−7 ∙ 6792,45∙ 8,2 ×10−4
No a
1 9,01655
2 10,4191
3 12,1257
4 14,4265
5 12,8455
6 14,2945
Σa 73,12785
Deviasi
¿ 12,16 ×10 4 ± 1,65 ×104
Deviasi maksimal
¿ 12,16 ×10 4+ 1,65× 104
¿ 13,81× 104
Deviasi minimal
¿ 12,16 ×10 4−1,65 ×10 4
¿ 10,51× 104
5. Kesalahan Relatif
Pada perhitungan kesalahan relatif salah karena pengaruh kesalahan
sebelumnya pada nilai ∆ a dan á. Selain itu, rumus yang digunakan dalam
menghitung kesalahan relatif juga salah. Maka, perhitungan yang benar adalah :
∆a 1,6675
KR= ×100 %= ×100 %=13,68 % → ( 2 AP )
á 12,187975
6. Ketelitian
Pada hasil penelitian salah karena pengaruh kesalahan nilai ∆ a dan KR.
Pembetulannya yaitu:
Ketelitian=100 %−KR =100 %−13,68 %=86,32 %