Anda di halaman 1dari 11

Modul Praktikum Rangkaian Listrik II

Nama : Yoga Bayu Anggana Pratama


NIM : 170400390
Kelas : TKK 2C

Praktikum I
Analisa Mesh Pada Rangkaian Loop Tertutup

A. Tujuan
1. Mampu menganalisa rangkaian listrik tertutup dengan analisa mesh.
2. Mampu menganalisa rangkaian listrik tertutup yang tidak bisa di selesaikan dengan
analisa seri-parallel dengan anasila mesh.
3. Mengetahui cara analisis menggunakan metode mesh (loop).

B. Dasar Teori
Ketika merancang atau memperbaiki suatu rangkaian listrik, kita harus bisa
menganalisa dan mengetahui metode-metode analisa agar kita bisa memecahkan masalah
yang ada. Analisa seri-parallel adalah analisa yang paling umum digunakan dalam
menganalisa rangkaian lisrik. Apabila ditemukan sebuah rangkaian yang rumit dan tidak
bisa di analisa menggunakan analisa seri-parallel maka Analisa mesh akan digunakan.
Mesh dalam bahasa Indonesia berarti lubang atau sesuatu yang melingkar. Analisa ini
menggunakan Hukum Kirchoff Tegangan atau Kirchoff’s Voltage Law (KVL) yang
berbunyi “Jumlah tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”. Untuk
menggunakan analisa Mesh, tulis persamaan KVL untuk setiap putaran tertutup (closed
loop) dalam suatu rangkaian.
Analisa ini dapat diterapkan pada rangkaian sumber searah (DC) maupun sumber
arus bolak-balik (AC). Analisa mesh harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a)
Apabila arah arusnya sama dengan arah tegangan, maka arus dianggap positif (+), (b)
Apabila hasil penjumlahan ternyata arus mempunyai tanda negative (-), berarti arah arus
berlawanan dengan sumber.

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II

Langkah-langkah untuk menghitung Analisa rangkaian mesh adalah sebagai


berikut:
1. Menggambar dan memberi nama arus putarannya seperti pada gambar rangkaian.
Arah putaran tidak harus searah jarum jam dan dalam satu rangkaian, arah tidak harus
sama semua. Tapi untuk contoh gambar rangkaian (a), semua searah jarum jam
dikarenakan hanya mempunyai 1 sumber tegangan yang di bebani beberapa tahanan
seperti diatas.
2. Menandai polaritas dari tiap komponen dalam rangkaian tersebut. Saat menandai
polaritas pada satu putaran, abaikan putaran yang lain. Dimulai dari putaran yang
terdapat sumber tegangan. Pada putaran 1 (l1), polaritas pada kaki R1 yang terhubung
ke sumber tegangan menjadi positif karena polaritas tegangan adalah positif. Disusul
dengan negatif pada kaki R1 yang terhubung dengan R2. Pada R1, R2, R3 memiliki
polaritas yang berbeda dari sudut pandang putaran yang berbeda. Jangan bingung
dengan hal ini, karena ini hanya membantu untuk menentukan persamaan nantinya.
3. Menulis persamaan mesh dari tiap putaran yang telah digambar pada tahap 1

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II

C. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian sederhana Analisa Mesh dengan 1 sumber tegangan

D. Alat dan Bahan


1. Trainer rangkaian analisa node dan mesh
2. Kabel Penghubung

E. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat praktikum untuk percobaan analisa mesh
2. Pilih nilai resistor yang akan digunakan untuk praktikum
3. Rangkai resistor seperti pada gambar rangkaian
4. Ukur /nilai tegangan dan arus di masing-masing loop dengan multimeter
5. Catat hasilnya pada table pengamatan

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II

F. Tabel Hasil Pengamatan

No Param Praktik Teori %error


eter
R1 = 30 Ω
1 Semua nilai hambatan R1 R2 R3 - R2 = 22 Ω -
R3 = 10 Ω

E1 = 5 v E1 = 5 v VR1 = 18,4 %
Semua besar tegangan pada E2 = - E2 = - VR2 = 25 %
2 hambatan VR1 = 3,8 V VR1 = 5,01 V VR3 = 20,3 %
E1 E2 VR1 VR2 VR3 VR2 = 2,4 V VR2 = 1,76 V E1 = 0%
VR3 = 1,3 v VR3 = 0,8 V

Semua besar arus pada loop I1 = 0,167 A


3 - -
I1 dan I2 I2 = 0,08 A

G. Analisis Data

Loop 1 Loop 2
0 = E – VR1 0 = VR1 + VR2 + VR3
E = VR1 0 = I2. . R1 – I1 . R1 + I2. . R2 + I2. . R3
5 = I1 . R1 0 = 30I2 - 30I1 + 22I2 + 10I2
5 = I1 . 30 0 = 62I2 – 30I1
𝐈𝟏 0 = 62I2 – 30 . 0,0167
I1 =
𝟑𝟎 0 = 62I2 - 5,01
I1 = 0,167 A 5,01 = 62I2
I2 = 0,08 A

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
Untuk mencari VR1, VR2, VR3 dapat dihitung menggunakan persamaan V=I.R, dengan nilai I
yang telah diketahui dari persamaan sebelumnya.

VR1 = I1.R1
= 0,167 . 30
= 5,01 V
VR2 = I2.R2
= 0,080 . 22
= 1,76 V
VR3 = I2 . R3
= 0,080 . 10
= 0,8 V

Data diatas adalah hasil dari perhitungan secara teori dan dari hasil praktek yang sudah
dilakukan, dari data tersebut dapat diketahui persen erornya. Dari percobaan diatas dapat kita
lihat bahwa teori dan praktek belum sesuai, karena dibuktikan dengan tingkat error yang
lumayan besar. Berikut perhitungan erorr nya:

T−P
%erorr = x 100 %
T
3,8−4,5
%erorr VR1 = x 100 % = 18,4 %
3,8
2,4 − 3
%erorr VR1 = x 100 % = 25 %
2,4
1,08−1,3
%erorr VR1 = x 100 % = 20,3 %
1,08
Dari error diatas terlihat error yang cukup besar yang lebih dari 15 %, kemungkinan
dikarenakan alat yang rusak atau human erorr.

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II

H. Kesimpulan
1. Pembuktian hukum Hukum Kirchoff Tegangan atau Kirchoff’s Voltage Law
(KVL) bahwa pada suatu rangkaian loop tertutup jumlah tegangan = 0
2. Nilai arus yang mengalir bergantung pada besarnya tegangan dan hambatan yang
diberikan. Sedangkan Pada loop I2 nilai arus yang mengalir dipengaruhi juga oleh
I1 dikarenakan arah arus yang berlawanan dengan I1.
3. Dikarenakan eror yang lumayan besar maka hal ini dapat disebabkan karena
human eror (perhitungan dan pengamatan) serta faktor alat yang rusak (seperti
alat terbakar).

I. Tugas Tambahan
Gunakan Analisa Mesh pada rangkaian di bawah ini, Hitung tegangan tiap resistor
dan Hitungglah arus yang menalir pada tiap loop

Jawab:

Gambar kiri :

loop 1 :
E+ R1 (I1-I3) + R2 (I1-I2) =0
-12 + 100 (I1-I3) + 500 (I1-I2) = 0
-12 + 100*I1 -100*I3 + 500*I1 – 500*I2 =0
600*I1 – 500*I2 – 100*I3 = 12
loop 2 :
R2 (I2 – I1) + R3 (I2 – I3) + R5 (I2) = 0
500 (I2 – I1) + 100 (I2 – I3) + 200 (I2) = 0
500*I2 – 500*I1 + 100*I2 – 100*I3 +200*I2 = 0
-500*I1 + 800*I2 – 100*I3 = 0

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
Putaran 3 :

R4 (I3) + R3 (I3 – I2) + R1 (I3 – I1) = 0


300 (I3) + 100 (I3 – I2) + 100 (I3 – I1) = 0
300*I3 +100*I3 -100*I2 + 100*I3 – 100*I1 = 0
-100*I1 – 100*I2 + 500*I3 = 0

Ubah menjadi bentuk matrik:

600 −500 −100 12


−500 800 −100 = 0
−100 −100 500 0

Cari determinan:

600 −500 −100


−500 800 −100 = A
−100 −100 500

Det(A)
=600*800*500+(-500*(-100)*(-100))+((-100)*(-500)*(-100))-(600*(-100)*(-100))-((-500)*(-
500)*500)-((-100)*800*(-100))
= 240000000+(-5000000)+(-5000000)-(6000000)-(125000000)-(8000000)
= 240000000-5000000-5000000-6000000-125000000-8000000
= 91000000

12 −500 −100
A1 = 0 800 −100
0 −100 500

Det(A1) =12*800*500+(-500*(-100)*0)+(100*0*(-100))-(12*(-100)*(-100))-((-500)*0*500)-
(100*800*0)

=4800000 + 0 + 0 -120000 – 0 -0

=4680000

600 12 −100
A2 = −500 0 −100
−100 0 500

Det(A2)
=600*0*500+(12*(-100)*(-100))+(100*(-500)*0)-(600)*(-100)*0) - (12*(-500)*500)-(100*0*(-
100))
=0+ 120000 + 0 – 0 +3000000-0
=3120000

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
600 −500 12
A3= −500 800 0
−100 −100 0

Det(A3)
=600*800*0+((-500)*0*(-100))+(12*(-500)*(-100))
-(600*0*(-100))-((-500)*(-500)*0)-(12*800*(-100))
=0+0+600000-0-0+960000
= 1560000

Sehingga,

det(𝐴1) 4680000
I1 = = = 51,4 mA
det(𝐴) 91000000

det(𝐴2) 3120000
I2 = = = 34,2 mA
det(𝐴) 91000000

det(𝐴3) 1560000
I3 = = = 17,1 mA
det(𝐴) 91000000

IR1 = I1 – I3 = 51,4 mA – 17,1 mA = 34,3 mA

IR2 = I1 – I2 = 51,4 mA – 34,2 mA = 17,2 mA

IR3 = I2 – I3 = 34,2 mA – 17,1 mA = 17,1 mA

IR4 = I3 = 17,1 mA

IR5 = I2 = 34,2 mA

VR1=IR1*R1= 34,3 mA * 100 ohm = 3,43 V

VR2=IR2*R2= 17,2 mA * 500 ohm = 8,6 V

VR3=IR3*R3=17,1 mA * 100 ohm= 1,71 V

VR4=IR4*R4 = 17,1 mA * 300 ohm = 5,13 V

VR5=IR5*R5= 34,2 mA * 200 ohm = 6,84 V

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
pembuktian pada proteus untuk gambar kiri:

Jawaban Gambar kanan:

Loop 1:

V1 − V3 − R2 ( I1 − I3 ) − R4 ( I1 − I2 ) = 0

V1 − V3 = I1 ( R2 + R4 ) − I2 . R4 − I3 . R2

9 – 5 = I1 ( 100 + 500 ) − I2 . 500 − I3 . 100

4 = 600I1 − 500I2 − 100I3

Loop 2:

−V2 − R3 ( I 2 − I 3 ) − R4 ( I 2 − I1 ) = 0

− V2 = − I1R4 + I2 ( R3 + R4 ) − I3 . R3

-12 = − 500I1 + I2 ( 100 + 500 ) − I3 . 100

-12 = − 500I1 + 600I2 − 100I3

Loop 3:
Politeknik Negeri Madiun 2018
Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
V3 − R1I 3 − R3( I3 − I2 ) − R2( I3 − I1 ) = 0

V3 = − I1R2 − I2R3 + I3(R1 + R2 + R3)

5 = − 100I1 – 100I2 + 500I3

Ubah menjadi bentuk matrix,

600 −500 −100 4


−500 600 −100 = −12
−100 −100 500 5

Cari determinan,

600 −500 −100


A =−500 600 −100
−100 −100 500

Det(A) = (600*600*500)+((-500)*(-100)*((-100)+((-100)*(-500)*(-100)) – ((-100)*600*(-100))


– ((-100)*(-100)*600) – (500*(-500)*(-500))
= 180000000 – 5000000 – 5000000 – 6000000 – 6000000 – 125000000
= 33000000

4 −500 −100
A1= −12 600 −100
5 −100 500

Det(A1) = (4*600*500) + ((-500)*(-100)*(5) + ((-100)*(-12)*(-100)) – ((5)*600*(-100)) – ((-


100)*(-100)*4) – (500*(-12)*(-500))
= 1200000 + 250000 – 120000 + 300000 – 40000 - 3000000
= - 1410000

600 4 −100
A2= −500 −12 −100
−100 5 500

Det(A2) = (600*(-12)*500) + (4*(-100)*(-100)) + ((-100)*(-500)*(5)) – ((-100)*(-12)*(-100))


– ((5)*(-100)*600) – (500*(-500)*4)
= -3600000 + 40000 + 250000 + 120000 + 300000 +1000000
= - 1890000

600 −500 4
A3=−500 600 −12
−100 −100 5

Det(A3) = (600*600*(5)) + ((-500)*(-12)*(-100))+(4*(-500)*(-100)) – ((-100)*600*4) – ((-


100)*(-12)*600) – ((5)*(-500)*(-500))
= 1800000 – 600000 + 200000 +240000 -720000 - 1250000
= -330000

Sehingga,

Politeknik Negeri Madiun 2018


Modul Praktikum Rangkaian Listrik II
det(𝐴1) −1410000
I1 = = = -42,73 mA
det(𝐴) 33000000

det(𝐴2) −1890000
I2 = = = - 57,27 mA
det(𝐴) 33000000

det(𝐴3) −330000
I3 = = = - 10 mA
det(𝐴) 33000000
IR1 = I3 = - 10 mA

IR2 = I1 – I3 = -42,73mA – (-10 mA) = -32,73 mA

IR3 = I2 – I3 = -57,27 mA –(-10 mA) = -47,27 mA

IR4 = I1 – I2 = -42,73 mA – (-57,27 mA) = 14,54 mA

VR1=IR1*R1= -10 mA * 300 ohm = -3 V

VR2=IR2*R2= -32,73 mA * 100 ohm = -3,273 V

VR3=IR3*R3= -47,27 mA * 100 ohm= -4,727 V

VR4=IR4*R4 = 14,54 mA * 500 ohm = 7,27 V

Politeknik Negeri Madiun 2018

Anda mungkin juga menyukai