Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN R SERI, PARALLEL, Dan SERI

– PARALLEL

Nama : Shafriel Afido I.


NIM : 4.34.23.1.24
Tanggal : 27 September 2023

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023/2024
A. KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Dapat menggunakan dan menguasai multimeter sebagai alat ukur ampermeter.
2. Dapat mengukur dan menghitung arus cabang.
3. Dapat menentukan dan menghitung besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seri.
4. Dapat menentukan dan menghitung besarnya arus yang mengalir pada rangkaian parallel.
5. Dapat menentukan dan menghitung besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seri –
parallel.
6. Memahami dan dapat merangkai rangkaian r seri,parallel dan,seri-parallel

B. DASAR TEORI
a. Arus Listrik
Arus listrik mengacu pada aliran listrik dalam sirkuit elektronik, dan
jumlah listrik yang mengalir melalui sirkuit. Diukur dalam ampere (A). Semakin
besar nilai dalam ampere, semakin banyak listrik yang mengalir di sirkuit.
Perhitungan arus listrik pada rangkaian resistor menggunakan persamaan
hukum Ohm sebagai berikut:

𝑉
𝐼=
𝑅

b. Multimeter
Salah satu fungsi Multimeter adalah kegunaannya sebagai Amperemeter
dalam mengukur kuat arus listrik antara 0 – 1000 mili-Ampere (mA) atau lebih
tergantung spesifikasi Multimeter. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi
DcmA, batas ukur (range) pada angka 0,25, 25, atau 500 DcmA, sesuai kebutuhan.
Hasil pengukuran dibaca pada papan skala 0-250 DCV, A.Pada posisi mengukur
kuat arus, Multimeter diletakkan secara seri/deret cara pemasangannya adalah seri
terhadap beban yang akan diukur arusnya.

Pengukuran Ampere Pada Multimeter


Pengukuran ampere (arus) pada multimeter merupakan salah satu fungsi penting dalam
analisis rangkaian listrik. Untuk melakukan pengukuran ini, langkah-langkah berikut harus
diikuti secara cermat dan hati-hati:
1. Pemilihan Mode: Pastikan multimeter Anda memiliki mode pengukuran arus (ampere) yang sesuai.
Mode ini biasanya dilambangkan dengan simbol "A" atau "mA" untuk arus besar dan arus kecil
(miliampere). Pilih mode yang sesuai dengan perkiraan besar arus yang akan diukur. Jika arus yang diukur
diperkirakan dalam rentang miliampere (mA), pilih mode "mA."

2
2. Pengaturan Rentang: Sesuaikan rentang pengukuran arus pada multimeter. Rentang yang tepat harus
dipilih agar hasil pengukuran akurat. Jika Anda tidak tahu berapa besar arus yang akan diukur, mulailah
dengan rentang terbesar, kemudian turunkan sesuai kebutuhan.
3. Hubungkan Probe: Sambungkan probe multimeter dengan benar. Probe merah biasanya terhubung ke
terminal "A" atau "10A" pada multimeter, sedangkan probe hitam terhubung ke terminal "COM"
(common).
4. Hubungkan dalam Rangkaian: Matikan sumber arus listrik yang akan diukur. Setelah itu, buat
rangkaian dengan memasukkan multimeter ke dalam rangkaian dengan arus yang akan diukur.
Hubungkan probe multimeter dengan benar, yaitu probe merah ke rangkaian positif dan probe hitam ke
rangkaian negatif.
5. Baca Hasil: Nyalakan sumber arus listrik. Multimeter akan menampilkan hasil pengukuran arus pada
layar. Pastikan untuk membaca hasil dengan hati-hati dan mencatatnya sesuai dengan unit yang
ditampilkan (biasanya dalam ampere atau miliampere).
6. Awas terhadap Kebijakan Pengamanan: Selalu ingat untuk mengikuti prinsip keselamatan saat
melakukan pengukuran arus, terutama jika Anda mengukur arus yang besar. Pastikan multimeter Anda
memiliki fuse (pengaman) yang sesuai dengan rentang pengukuran arus yang dipilih, dan ganti fuse jika
diperlukan.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan yang disediakan oleh produsen multimeter dan memastikan
pemahaman yang baik tentang prosedur pengukuran arus pada multimeter guna menghindari potensi risiko dan
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dalam praktikum ini.

Resistor (Tahanan)
Tahanan atau resistor biasanya terhubung membentuk suatu susunan tertentu. Ada tiga
macam susunan, yaitu:
1. Rangkaian Seri
I = V/R
Rt = R1 + R2 + R3

3
I1 = I2 = I3 = It
I1, I2, dan I3 adalah arus pada masing masing tahanan pada rangkaian.

2. Rangkaian Paralel
I = V/R
Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

It = I1 + I2 + I3
I1 : I2 : I3 = 1/R1 : 1/R2 : 1/R3
I1, I2, dan I3 adalah arus pada masing masing tahanan pada rangkaian.
3. Rangkaian Campuran
I = V/R
Rt = R1 + (1/R2 + 1/R3)

It = I1 + I2
I2 : I3 = 1/R2 : 1/R3
I1, I2, dan I3 adalah arus pada masing masing tahanan pada rangkaian.

Pengukuran arus adalah langkah penting dalam analisis rangkaian listrik, dan
pemahaman tentang bagaimana arus terdistribusi dalam rangkaian seri, paralel, dan campuran
4
sangatlah krusial dalam perancangan, pemecahan masalah, dan pemeliharaan sistem listrik dan
elektronik. Pastikan untuk mengikuti aturan dasar dalam mengukur arus dan menggunakan
peralatan yang sesuai untuk menghindari risiko atau kerusakan yang tidak diinginkan.

C. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIPERLUKAN


1) Power Supply DC (1 buah)
2) Multimeter Digital (1 buah)
3) Project board (1 buah)
4) Modul Resistor :
100Ω → 1 buah 330Ω → 1 buah
150Ω → 1 buah 470Ω → 1 buah
220Ω → 1 buah 1KΩ → 2 buah

D. GAMBAR RANGKAIAN

5
6
E. LANGKAH KERJA
1. Letakkan posisi saklar multimeter pada Ampere yaitu pengukuran arus.
2. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.1 ukur A1, A2, dan A3 untuk 𝑠 = 5 𝑣𝑜𝑙𝑡.
Catat hasilnya dalam Table 3.2 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1, R2 dan 𝑅3.
3. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.2 ukur A1, A2, A3, dan At untuk 𝑉𝑠 = 5
𝑣𝑜𝑙𝑡.Catat hasilnya dalam Table 3.3 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1, R2 dan 𝑅3.
4. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.3 ukur A1, A2, dan A3 untuk 𝑠 = 5 𝑣𝑜𝑙𝑡.
Catat hasilnya dalam Table 3.4 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1, R2 dan 𝑅3
5. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.4 ukur A1, A2, A3, A4 dan A5 untuk 𝑉𝑠 = 5
𝑣𝑜𝑙𝑡. Catat hasilnya dalam Table 3.5 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1, R2, R3 dan
𝑅4 .
6. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.5 ukur A1, A2, dan A3 untuk 𝑠 = 5 𝑣𝑜𝑙𝑡. Catat
hasilnya dalam Table 3.6 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1 dan R 2 .
7. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.6 ukur A1, A2, A3, dan At untuk 𝑉𝑠 = 5
𝑣𝑜𝑙𝑡.Catat hasilnya dalam Table 3.7 untuk beberapa variasi nilai 𝑅1, R2 dan 𝑅3.
8. Letakkan posisi saklar multimeter pada Ohm untuk pengukuran resistansi.
9. Letakkan posisi saklar multimeter pada Volt untuk pengukuran tegangan.
10. Hubungkan rangkaian sesuai Gambar 3.7 ukur 𝑅𝐴𝐶 dan R𝐴𝐵 kemudian ukur pula 𝑉𝐴𝐶
dan 𝑉𝐴𝐵 untuk 𝑉𝑠 = 5 𝑣𝑜𝑙𝑡. Catat hasilnya dalam Table 3.8 untuk 2 variasi nilai
potensiometer.

7
F. HASIL PERCOBAAN

Jenis Pengukuran

No Rangkaian R1 R2 R3 Perhitungan A1 A2 A3
1. Seri 1KΩ 470 330 𝑉𝑠 5𝑉 2,8 2,8 2,8
𝐼𝑡 = =
Ω Ω 𝑅𝑡 1 00Ω mA mA mA
= 2,7𝑚𝐴

It = I1 = I2 = I3

2. Seri 330 220 100 𝑉𝑠 5𝑉 7,6 7,67 7,69


𝐼𝑡 = =
Ω Ω Ω 𝑅𝑡 650Ω mA mA mA
= 7,69 𝑚𝐴

It = I1 = I2 = I3

Tabel 3. 2 Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.1

8
Jenis R1 R2 R3 Perhitungan Pengukuran
Rangkaian
No A1 A2 A3 At

1. Parallel 1KΩ 470 330 Rt = 162, 39 Ω 5mA 10,64 15,2 30,74


Ω Ω mA mA mA
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 162,39Ω

= 30,79 𝑚𝐴

5𝑉
𝐼1 = = 5 𝑚𝐴
1000Ω
5𝑉
𝐼2 =
470Ω

= 10,6 𝑚𝐴5𝑉
𝐼3 =
330Ω
= 15,15 𝑚𝐴

2. Parallel 100 150 220 Rt = 47,14 Ω 49,2 33 22,09 103,2


Ω Ω Ω mA mA mA mA
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 47,14Ω

= 106 𝑚𝐴

5𝑉
𝐼1 = = 50 𝑚𝐴
100Ω
5𝑉
𝐼2 =
150Ω
= 33 𝑚𝐴

5𝑉
𝐼3 =
220Ω
= 22 𝑚𝐴

Tabel 3. 3 Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.2

9
Jenis Pengukuran
R1 R2 R3 Perhitungan
Rangkaian
No A1 A2 A3
1. Seri – Parallel 1K 470 330 Rt = 1.193,9 Ω 4,2 1,73 2,47
Ω Ω Ω mA mA mA
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1 = =
𝑅𝑡 1.193,9Ω
= 4,18 𝑚𝐴

V1 = I1xR1

= 4,18 mA x 1000 Ω

= 4,18V

Vs – V1 = 5V – 4,18V

= 0,82V

0,82𝑉
𝐼2 =
470Ω
= 1,74 𝑚𝐴

0,82𝑉
𝐼3 =
330Ω
= 2,47 𝑚𝐴

2. Seri – Parallel 330 220 100 Rt = Rp + 330 Ω 12,5 3,86 8,74


3
Ω Ω Ω mA mA mA
= 68,75 Ω + 330V

= 398,74 Ω

𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1 = =
𝑅𝑡 398,75Ω
= 12,54 𝑚𝐴

V1 = I1xR1

= 12,54 mA x 330 Ω

= 4,138V

Vs – V1 = 5V – 4,138V

10
= 0,862V
0,862𝑉
𝐼2 =
220Ω

= 3,9 𝑚𝐴0,862𝑉
𝐼3 =
100Ω
= 8,62 𝑚𝐴

Tabel 3. 4 Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.3

Jenis R1 R2 R3 R4 Perhitungan Pengukuran


Rangkaian
No A1 A2 A3 A4 At

1. Seri-parallel 1KΩ 470 330 220 Rt = Rp1 + Rp2 3,48 7,58 4,51 6,6 11,1
Ω Ω Ω mA mA mA mA 6mA
= 319,73Ω + 132 Ω

= 451,73 Ω

𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 451,73Ω
= 11,06 𝑚𝐴

Vp1 = It xRp1

= 11,06 mA x 319,73Ω

= 3,53V

Vp2 = It xRp2

= 11,06 mA x 132Ω

= 1,46V

𝑉𝑝1 3,53𝑉
𝐼1 = =
𝑅1 1000fi
= 3,53𝑚𝐴

11
𝑉𝑝1 3,53𝑉
𝐼2 = =
𝑅2 470fi

= 7,51𝑚𝐴
𝑉𝑝2 1,46𝑉
𝐼3 = =
𝑅3 330fi

= 4,42𝑚𝐴
𝑉𝑝2 3,53𝑉
𝐼4 = =
𝑅4 220fi

= 6,63𝑚𝐴

2. Seri-parallel 100 150 220 470 Rt = Rp1 + Rp2 14,4 9,49 16,05 7,71 23,7
Ω Ω Ω Ω mA mA mA mA 8mA
= 60Ω + 149,8 Ω

= 209,8 Ω
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 209,8Ω

= 23,83 𝑚𝐴

Vp1 = It xRp1

= 23,83 mA x 149,8Ω

= 1,43V

Vp2 = It xRp2

= 23,83 mA x 60Ω

= 3,57V
𝑉𝑝1 1,43 𝑉
𝐼1 = =
𝑅1 100fi

= 14,3𝑚𝐴
𝑉𝑝1 1,43𝑉
𝐼2 = =
𝑅2 150fi

= 9,53𝑚𝐴
𝑉𝑝2 3,57𝑉
𝐼3 = =
𝑅3 220fi
= 16,22𝑚𝐴

12
𝑉𝑝2 3,57𝑉
𝐼4 = =
𝑅4 470fi

= 7,59𝑚𝐴

Tabel 3. 5 Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.4

Jenis Pengukuran
Rangkaian
No R1 R2 Perhitungan A1 A2 At

1. Parallel 1KΩ 1KΩ Rp = 500 Ω 5,04 5,04 10,0


mA mA 5
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = = mA
𝑅𝑡 500Ω

= 10𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1 = =
𝑅1 1000Ω
= 5𝑚𝐴

I2 = I1

= 5mA

2. Parallel 1K 470 Rp = 319,72 Ω 5,01 10,74 15,


Ω Ω mA mA 76
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = = mA
𝑅𝑡 319,72Ω

= 15,63𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1 = =
𝑅1 1000Ω

= 5𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼2 = =
𝑅2 470Ω

= 10,63𝑚𝐴

Tabel 3. 6 Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.5

13
N Jenis R1 R2 R3 Perhitungan Pengukuran
o Rangkaian A1 A2 A3 At
1. Seri - 1K 470 330 𝑅𝑠 𝑥 𝑅3 3,43 3,1 15, 18,68
𝑅𝑡 =
parallel Ω Ω Ω 𝑅𝑠 + 𝑅3 m 2 27 mA
1470Ω x 330Ω A m m
=
1470Ω + 330Ω A A
485.100Ω
= = 269,5Ω
1800Ω
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 269,5Ω
= 18,55𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1&2 = =
𝑅𝑠 1470Ω
= 3,4𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼3 = =
𝑅3 330Ω
= 15,15𝑚𝐴

2. Seri - 100 150 220 𝑅𝑠 𝑥 𝑅3 19, 19,4 22, 42,1


𝑅𝑡 =
parallel Ω Ω Ω 𝑅𝑠 + 𝑅3 250Ω 60 2 33 mA
x 220Ω m mA m
=
250Ω + 220Ω A A
55.000Ω
= = 117,02Ω
470Ω
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼𝑡 = =
𝑅𝑡 117,02Ω
= 14,27𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼1&2 = =
𝑅𝑠 250Ω
= 20𝑚𝐴
𝑉𝑠 5𝑉
𝐼3 = =
𝑅3 220Ω
= 22,7𝑚𝐴

Tabel 3. 7Data hasil perhitungan dan pengukuran arus rangkaian Gambar 3.6

14
G. ANALISA :

Gambar 3. 8 Percobaan rangkaian seri

Pengukuran arus rangkaian seri pada gambar 3.1 diperoleh nilai sebesar A1 = 2,8mA,
A2 = 2,8mA dan A3 = 2,8mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan A1 = 2,7mA, A2
= 2,7 mA dan A3 = 2,7mA, dengan menggunakan resistor bernilai 1K Ω, 470Ω, dan 330 Ω.

Pengukuran arus rangkaian seri pada gambar 3.1 diperoleh nilai sebesar A1 = 7,6mA,
A2 = 7,67 mA dan A3 = 7,69 mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan A1 = 7,69mA,
A2 = 7,69 mA dan A3 = 7,69mA, dengan menggunakan resistor bernilai 330Ω, 220Ω, dan 100
Ω.

Gambar 3. 9 Percobaan rangkaian parallel

15
Pengukuran arus rangkaian parallel pada gambar 3.2 diperoleh nilai sebesar A1 = 5mA,
A2 = 10,64 mA, A3 = 15,2 mA, dan At = 30,74 mA. sedangkan secara perhitungan teori
didapatkan A1 = 5mA, A2 = 10,6mA, A3 = 15,15mA, dan At =30,79mA, dengan menggunakan
resistor bernilai 1KΩ, 470Ω, dan 330 Ω.

Pengukuran arus rangkaian parallel pada gambar 3.2 diperoleh nilai sebesar A1 = 49mA,
A2 = 33mA, A3 = 22,09 mA, dan At = 103,2mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan
A1 = 50mA, A2 = 33mA, A3 = 22mA, dan At = 106mA, dengan menggunakan resistor bernilai
100Ω, 150Ω, dan 330 Ω.

Gambar 3. 10 Percobaan rangkaian seri-parallel (1)

Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.3 diperoleh nilai yang sama,
antara perhitungan teori dengan praktik. Menggunakan resistor bernilai 1K Ω , 470 Ω, dan
330 Ω.

Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.3 diperoleh nilai sebesar A1 =
12,5 mA, A2 = 3,86 mA, dan A3 = 8,74 mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan A1
=12,54 mA, A2 = 3,9 mA, dan A3 = 8,62 mA, dengan menggunakan resistor bernilai 330Ω,
220Ω, dan 100 Ω.

Gambar 3. 11 Percobaan rangkaian seri-parallel (2)

16
Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.4 diperoleh nilai sebesar A1 =
3,48 mA, A2 = 7,58 mA, A3 = 4,51 mA, A4 = 6,6 mA dan At = 11,1mA. sedangkan secara
perhitungan teori didapatkan A1 = 3,53 mA, A2 = 7,51mA, A3 = 4,42mA, A4 = 6,63mA, dan At
= 11,06mA, dengan menggunakan resistor bernilai 1KΩ, 470Ω, 330 Ω, dan 220 Ω.

Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.4 diperoleh nilai sebesar A1 =
14,4 mA, A2 = 9,49 mA, A3 = 16,05 mA, A4 = 7,71 mA dan At = 23,7mA. sedangkan secara
perhitungan teori didapatkan A1 = 14,3mA, A2 = 9,53mA, A3 = 16,22mA, A4 = 7,59mA, dan
At = 23,83mA, dengan menggunakan resistor bernilai 100Ω, 150Ω, 220 Ω, dan 470 Ω.

Gambar 3. 12 Percobaan rangkaian parallel (3)

17
Pengukuran arus rangkaian parallel pada gambar 3.5 diperoleh nilai sebesar A1 = 5,04 mA, A2
= 5,04mA, dan At = 10,05 mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan A1 = 5mA, A2
= 5mA, dan At = 10mA, dengan menggunakan resistor bernilai 1KΩ dan 1KΩ.

Pengukuran arus rangkaian parallel pada gambar 3.5 diperoleh nilai sebesar A1 = 5,01
mA, A2 = 10,74 mA, dan At = 15,76 mA. sedangkan secara perhitungan teori didapatkan A1
= 5mA, A2 = 5mA, dan At = 15,63mA, dengan menggunakan resistor bernilai 1KΩ dan 470Ω.

Gambar 3. 13 Percobaan rangkaian seri-parallel (4)

Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.6 diperoleh nilai sebesar A1 =
3,43 mA, A2 = 3,12 mA, A3 = 15,27 1mA, dan At = 18,68 mA. sedangkan secara perhitungan
teori didapatkan A1 = 3,4mA, A2 = 3,4mA, A3 = 15,15mA, dan At = 18,55mA, dengan
menggunakan resistor bernilai 1KΩ, 470Ω, dan 330 Ω.

Pengukuran arus rangkaian seri-parallel pada gambar 3.6 diperoleh nilai sebesar A1 =
19,60 mA, A2 = 19,42 mA, A3 = 22,33 mA, dan At = 42,1 mA. sedangkan secara perhitungan
teori didapatkan A1 = 20mA, A2 = 20mA, A3 = 22,7mA, dan At = 14,27 mA, dengan
menggunakan resistor bernilai 100Ω, 150Ω, dan 220 Ω.

H. KESIMPULAN :

Resistor yang dirangkai secara seri dan paralel memiliki karakteristik arus listrik yang
berbeda. Resistor yang dirangkai secara seri memiliki jumlah nilai arus listrik yang sama karena
resistor berada pada satu cabang. Sedangkan untuk resistor yang dirangkai secara paralel
mengalami pembagian jumlah arus listrik berdasarkan nilai resistansi dari setiap resistor.
Artinya arus listrik untuk setiap resistor memiliki nilai yang berbeda-beda bergantung nilai
resistansi yang dimiliki oleh setiap resistor. Nilai arus listrik setiap resistor yang disusun
paralel dapat bernilai sama satu dengan yang lain apabila setiap resistor memiliki nilai
resistansi yang sama.

18
19

Anda mungkin juga menyukai