Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK

“JEMBATAN WHEATSTONE”

Disusun oleh : Tania Sonya Sihombing


Kelompok 4
Anggota Kelompok : Tania Sonya Sihombing
Raja M Raffy Wibisono
Rizky Mulia
Rizky Wulandary
Rizky Rahmat Arifin
Vira Eka Safitri
Kelas : En-2B
Tanggal Praktikum : 20 April 2022
Tanggal Penyerahan Laporan : 26 April 2022
Pembimbing : Sonky Prasetya, S.T., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2022
DAFTAR ISI LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Percobaan

BAB II DASAR TEORI

A. Jembatam Wheatstone
BAB III LANGKAH KERJA

A. Alat dan Bahan


B. Langkah Kerja

BAB IV DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA

A. Tabel 1. Data untuk rangkaian gambar 1.


B. Tabel 2. Data untuk rangkaian gambar 2.
C. Tabel 3. Data untuk rangkaian gambar 3.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yangditemukan oleh Samuel
Hunter Christie pada 1833lalu meningkat dan dipopulerkan oleh Sir
CharlesWheatstone pada tahun 1843. Umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untukmemperoleh ketelitian dalam melaksanakanpengukuran
terhadap suatu tahanan yangnilainya relatif kecil sekali. Rangkaian ini
dibentukoleh empat buah tahanan (R) yag merupakansegiempat A-B-C-D dan
rangkaian inidihubungkan dengan sumber tegangan. Jembatan Wheatstone
adalah alat yang palingumum digunakan untuk pengukuran tahananyang teliti
dalam daerah 1 sampai 100000Ω.Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan
R1, R2, R3dimana tahanan tersebut merupakan tahananyang diketahui
nilainya dengan teliti dan dapatdiatur
B. Tujuan Percobaan

Setelah selesai melakukan percobaan, praktikan diharapkan dapat:

 Menentukan nilai tahanan pada suatu rangkaian dengan menggunakan


Jembatan Wheatstone.
 Menerangkan prinsip kerja JembatanWheatstone.
BAB II

DASAR TERORI

A. Jembatam Wheatstone

Prinsip kerja jembatan Wheatstone sering digunakan dalam menentukan suatu


nilai tahanan atau impedansi, dalam suatu rangkain listrik. Jembatan wheatstone pada
dasarnya terdiri dari empat buah komponen. Komponen- komponen tersebut dapat berupa
tahanan atau berupa kapasitor, induktor, transistor dan lain-lain.

Gambar 1. Rangkaian Wheatstone

Prinsip kerja jembatan wheatstone dapat dijelaskan sebagai berikut :

Rangkaian jembatan wheatstone ditunjukkan seperti pada gambar 1. Rangkaian


pada sisi kiri berupa susunan tahanan seri dari dua buah tahanan R₁ dan R₂. Rangkaian
pada sisi kanan identik dengan rangkaian pada sisi kiri. Tahanan pada sisi kanan adalah R₃
dan R₄. Kemudian antara R₁ dan R₂ diberi terminal hubung c dan diantara R3 dan R4
diberi terminal hubung d. Tahanan- tahanan pada jembatan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga bila titik antara c dan d dihubungkan tidak ada arus yang mengalir dengan kata
lain Vcd=0. Dalam kondisi ini jembatan dinyatakan dalam keadaan setimbang. Jika
jembatan dalam kondisi setimbang berlaku persamaan :
R₁ : R₂ = R₃ : R₄.............................................(1)

Atau

..............................................
R₁ =𝑅₂
𝑅₄ . 𝑅₃ (2)

Sehingga bila harga tahanan R₂,R₃ dan R₄ diketahui besarnya, maka harga R₁
dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan (2).

Yang menjadi persoalan dalam penggunaan jembatan Wheatstone ini adalah


bagaimana memdapatkan dan menyakinkan agar tegangan Vcd =0. Dalam percobaan ini ada
2 alat untuk mengindikasikan bahwa beda potensial Vcd adalah nol yaitu dengan volt meter
dan lampu. Jembatan dalam keadaan setimbang dicapai apabila jarum penunjuk pada volt
meter menunjukkan angka nol. Sementara untuk lampu, lampu akan tidak menyala apabila
beda potensial Vcd adalah nol.
BAB III

LANGKAH KERJA

A. Daftar peralatan

1. Componen Rangkaian

 Resistor variable 75Ω 1 buah


 Resistor 47Ω, 100Ω, 1kΩ, 1k2Ω 1 buah
 Sumber tegangan arus searah 0-15 V ( Power Supply) 1 unit
 Protto board 1 unit
 Lampu 6 V 1 buah
 Kabel secukupnya
 Multitester 1 buah
 Voltmeter 1 buah
B. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian seperti pada gambar 2 dan beri R₁ = 1kΩ dan untuk R₂ = 1k2Ω.
2. Beri tegangan Vs =10 V
3. Atur potensiometer (R₁, R₂, R₃ dan R₄) hingga penunjukan tegangan pada voltemeter V
ada angka nol.

Gambar 2. Jembatan Wheatstone dengan indikator menggunkan voltmeter

4. Lepaskan rangkaian kemudian ukur tahanan R₁, R₂, R₃ dan R₄ dengan Ω


meter. Hasil pengukuran masukkan pada tabel 1.
5. Buat rangakaian seperti gambar 3. Gunakan R₁ dan R₂ adalah resistor yang
bernilai resistansi tetap masing masing 100Ω dan 47Ω.
6. R₃ dan R₄ adalah potensio meter dengan nilai 75Ω.

Gambar 3. Indikator yang mneunjukkan kesetimbangan digunakan lampu.

7. Berikan tegangan Vs =10 V.


8. Atur potensio meter hingga lampu tidak menyala.
9. Lepaskan rangkaian kemudian ukur R₃ dan R₄ dengan ohm meter
kemudian masukkan nilainya pada tabel 2.
10. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian untuk menentukan nilai tahanan R

11. R₃ adalah potensio meter yang berfungsi mengatur tegangan di R₃ agar beda
potensial voltmeter V menjukkan angka nol.
12. Buat nilai Rx= 100Ω, R₁=47Ω, R₂= 1kΩ.
13. Beri tegangan Vs= 10 V dan atur tahanan variable R₃ sehingga tegangan
pada voltmeter = 0.
14. Lepaskan rangkaian kemudian ukur tahanan R₃ dengan ohm meter.
15. Hitung nilai Rx dengan menggunakan rumus (2). Apakah nilai tahanan sesuai dengan
nilai spesifikaninya? Beri kesimpulan.
BAB IV

DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA

A. Tabel 1. Data untuk rangkaian gambar 1.

Vs A R₁ R₂ R₃ R₄ R₁xR₄ = R₂xR₃
0 0 0 0 0 0 0
5 5,2 mA 1kΩ 1k2Ω 700Ω 450Ω 450kΩ = 840kΩ
10 15 mA 1kΩ 1k2Ω 600Ω 500Ω 500kΩ = 720kΩ
0 0 0 0 0 0 0
Untuk menghitung nilai kesetimbangan dari dari data di atas dapat menggunakan
persamaan:

R₁ : R₂ = R₃ : R₄

Dimana pada tengan sumber 5 Volt:

R1 x R4 = R2 x R3

1KΩ x 450 Ω = 1K2Ω x 700 Ω

450000 Ω = 840000 Ω

Selisih: 390000 Ω

Pada tengan sumber 10 Volt:

R1 x R4 = R2 x R3

1KΩ x 500 Ω = 1K2Ω x 600 Ω

500000 Ω = 720000 Ω

Selisih 220000 Ω

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai resistor antara ruas kanan
dan ruas kiri tidak sama dengan perbedaan sebesar 39000ohm pada rangkaian 5 Volt dan
220000 ohm pada rangkaian 10 volt. Hal ini dapat diakibatkan kesalahan saat
pengukuran. Selaian itu, selisih data yang jauh juga dapat diakibatkan tidak sengaja
memutar potensio meter, dimana potensio meter yang digunakan memiliki sensifitas
yang cukup tinggi.

B. Tabel 2. Data untuk rangkaian gambar 2.

Vs I R₁ R₂ R₃ R₄ R₁xR₄ = R₂xR₃
10 0,165 A 100Ω 47Ω 200Ω 150Ω 15kΩ = 9.400Ω
Untuk menghitung nilai kesetimbangan dari dari data di atas dapat menggunakan
persamaan:

R₁ : R₂ = R₃ : R₄

Dimana pada tengan sumber 10 Volt

R1 x R4 = R2 x R3

100 x 150 Ω = 47 x 200 Ω

15000 Ω = 9400 Ω

Selisih 5600 Ω

Pada rangkaian ini besar resistor pada ruas kanan dan kiri juga memiliki perbedaan yang
cukup jauh. Hal dapat diakibatkan kesalahan dalam pengukuran.

C. Tabel 3. Data untuk rangkaian gambar 3.

Vs I Rx R₁ R₂ R₃ Rx = R₁xR₂/R₃
10 0,08 A 1kΩ 47Ω 1kΩ 155Ω 1kΩ = 303,22Ω
Untuk menghitung nilai kesetimbangan dari dari data di atas dapat menggunakan
persamaan:

𝑅₂ . 𝑅₃
R₁ = 𝑅₄

Sehingga diperoleh
data:

Rx = R1 x R2 / R3
100 Ω = 47 x 1KΩ / 155 Ω

100 Ω = 303,22 Ω

Selisih 203,22 Ω

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai reristor ruas kanan dan ruas kiri
tidak sama. Hal ini dapat diakibatkan ketidak telitian dalam melakukan pengukuran.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip kerja jembatan Wheatstone sering digunakan dalam menentukan suatu
nilai tahanan atau impedansi, dalam suatu rangkain listrik. Jembatan wheatstone pada
dasarnya terdiri dari empat buah komponen. Komponen- komponen tersebut dapat
berupa tahanan atau berupa kapasitor, induktor, transistor dan lain-lain.

B. Saran
Pelajari lembar kerja sebelum melakukan praktek. Memahami teori praktek
akan membantu dalam pelaksanaan praktikum. Pastikan tetap mengikuti sesuai
dengan tahapan pada lembar praktek. Pastikan semua sambungan setelah selesai
melakukan praktikum

Anda mungkin juga menyukai