D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis
Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki
fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan
perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan
jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk
sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor
dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Resistor Dan Kapasitor ?
2. Gambar dan symbol ?
3. Bagaimana cara Kerja Sebuah Resistor Dan Kapasitor ?
4. Macam macam jenis Resistor dan Kapasitor ?
5. Bagaimana menentukan nilai sebuah Resistor dan Kapasitor ?
6. Bahan bahan apa saja yang digunakan untuk membuat resistor dan kapasitor ?
7. Apa saja masalah yang biasa terjadi pada Resistor Dan Kapasitor ?
8. Cara penggunaan Resistor dan Kapasitor ?
1. Pengertian Resistor dan Kapasitor?
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika
Kapasitor atau kondensator oleh ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867) pada
hakikatnya adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/ muatan listrik di dalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik atau
komponen listrik yang mampu menyimpan muatan listrik yang dibentuk oleh permukaan
(piringan atau kepingan) yang berhubungan yang dipisahkan oleh suatu penyekat.
Fungsi Resistor
• Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur
resistive.
• Fungsi resistor untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang
baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound resistor.
Fungsi kapasitor
• Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS).
• Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor Jenis ini sering disebut juga dengan variable resistor
ataupun potensiometer.
• Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut
dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
• Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor jenis ini disebut
dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
• Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak berpolaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya
maka kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari kapasitor kertas, kapasitor mika, kapasitor polyster
dan kapasitor keramik.
• Kapasitor yang nilainya tetap tetapi memiliki polaritas positif dan negatif, kapasitor tersebut
adalah kapasitor elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan kapasitor tantalum.
• Kapasitor yang nilainya dapat diatur, kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable
Capasitor.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna
yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di
tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang
terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)
Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak
menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk
Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body
Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh :
Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai
berikut :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
untuk dapat menghitung nilai kapasitor, kita juga perlu mengetahui tentang apa itu
nilai kapasitor terlebih dahulu. Secara singkat, nilai kapasitor merupakan kemampuan
sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik (kapasintasi). Satuan kapasitansi ini
umum dilambangkan dengan Farad.
Asal tahu saja, ternyata 1 Farad memiliki nilai yang sangat besar. Terlebih apabila
ingin diterapkan pada sirkuit dalam sebuah perangkat. Itulah mengapa nilainya perlu
disederhanakan terlebih dahulu dalam satuan yang lebih kecil.
Yang mana:
Lalu, bagaimana cara membaca kode angka pada kapasitor? Anda dapat
mempelajarinya pada contoh-contoh berikut ini:
Kapasitor elektrolit atau ELCO sudah memiliki informasi yang lengkap dan biasanya
terletak pada badan kapasitor.
Untuk membaca nilai kapasintasi dari alat tersebut, Anda dapat melihat gambar di
bawah ini:
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa kapasintasi dari kapasitor ELCO adalah
100 μF. Sedangkan untuk tingkat tegangan maksimalnya adalah 25 volt. Terminal
negatif dan positif pun sudah tertera dengan jelas pada badan kapasitor.
Kapasitor keramik memiliki ukuran yang kecil, sehingga kodenya biasanya ditulis
dengan 2 atau 3 digit angka saja. Dalam kode digit yang terdapat pada badan
kapasitor, dapat disimpulkan bahwa:
Pada gambar diatas terdapat angka 22. Karena hanya terdapat dua digit angka, artinya
nilai kapasitansi alat tersebut adalah 22 pF.
Kapasitor polyster tidak memiliki polaritas dan satuannya dilambangkan dengan pico
Farad. Simak tabel kode kapasitor di bawah ini:
Dua digit angka pertama (2A) yang setara dengan 100 volt.
5 adalah nilai numerik dari alat tersebut.
6 juga merupakan nilai numerik.
3 adalah jumlah nol, jadi jumlah nolnya ada tiga (000).
J merupakan toleransi dari kapasitor. Berdasarkan tabel, nilai toleransi dengan
kode J adalah 5%.
Jadi, kapasitor diatas dengan kode 2A463J adalah 56000 pF atau bisa dibulatkan
menjadi 56 nF. Kapasitor tersebut juga memiliki tegangan kerja 100 Volt dengan nilai
toleransi sebanyak 5%.
Cara menghitung nilai kapasitor dengan kode warna dapat dilakukan dengan melihat
tabel kapasitor berikut ini:
Apabila sebuah kapasitor ditulis dalam 4 atau 5 ring warna. Cara menghitung nilai
kapasintasinya sebenarnya cukup mudah. Anda dapat menggunakan patokan berikut
ini:
Jika kuning = 4
Ungu adalah = 7
Merah = 2 (00)
Hijau = 5%
Maka dapat disimpulkan jika nilai kapasintasi dari kapasitor tersebut adalah 4+7+00=
4700 pF atau 4,7 nF. Kapasitor tersebut juga memiliki nilai toleransi sebanyak 5%.
Tabel Karakteristik Kapasitor
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa spesifikasi penting dari sebuah kapasitor
adalah sebagai berikut:
Mari kita ambil satu contoh yang terdapat sebuah kapasitor dengan nilai 10uF 25V.
Dapat diartikan tegangan yang diberikan pada alat tersebut tidak boleh lebih dari 25
volt DC.
Kesimpulan
Kapasitor hanya dapat menyimpan energi listrik sesuai dengan kapasitas dari alat
tersebut. Untuk mengetahui nilai kapasitor yang dijual di pasaran, terlebih dahulu
Anda harus mengetahui cara menghitung nilai kapasitor.
Dan untuk membaca kode kapasitor, baik yang menggunakan angka ataupun warna
kurang lebih memiliki kesamaan. Untuk menghitung nilai sebuah kapasitor, Anda
hanya perlu mempelajari pedoman berikut ini:
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
a. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan
bahan kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya
kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya
yang besar
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan
utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak
digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai
dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3
Watt.
Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan
resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik.
Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor
metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang
digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini
juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.
Kapasitor sendiri merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 (dua) pelat konduktor
yang umumnya terbuat dari logam & sebuah Isolator yang diantaranya sebagai pemisah. Dan
dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor sendiri disingkat dengan huruf “C”.