PERCOBAAN IV
ENERGI METERING
A. Tujuan Percobaan
Mendapatkan konstanta meter dari maximum demand indicator
B. Dasar Teori
Kilo Watt Hour (KWH) meter adalah alat untuk mengukur energi
aktif yang menggunakan suatu alat hitung serta memakai asas induksi. KWH
meter tersebut merupakan alat untuk menghitung jumlah kerja listrik (Watt jam)
dalam waktu tertentu. Jadi KWH meter dilengkapi dengan satu buah piringan
aluminium serta alat hitung yang dapat disebut penghitung mekanis. Maximum
Demand Indicator adalah alat untuk mengukur jumlah maksimum energi listrik
yang dibutuhkan oleh konsumen tertentu selama periode waktu tertentu.
Instrumen MDI mencatat kebutuhan beban dasar energi listrik. Mereka juga
dapat mengukur beban puncak, tetapi tidak dapat merekam korsleting mendadak
atau arus start motor yang tinggi. Bagian utama dari MDI adalah:
- Dial terhubung dengan sistem bergerak
- Penunjuk pada dial
- Setel ulang perangkat
- Perangkat pecahan
- Penunjukkan pin
Tipe tipe MDI (Maximum Demand Indicator) ada dua yaitu:
1. Wright Maximum Demand Indicator
Pada dasarnya indikator termal dioperasikan oleh arus. Ia bekerja
berdasarkan prinsip termometer diferensial. Itu terdiri dari tabung kaca
berbentuk U dengan dua bola lampu di ujung atas tabung. Bohlam sisi kiri
terdiri dari udara dan strip logam di sekitarnya yang kemudian dihubungkan
dengan rangkaian beban secara seri. Di bawah bohlam sisi kanan, timbangan
dipasang bersama dengan tabung Indeks lubang sempit. Tabung utama
D. Prosedur Percobaan
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Konstanta Meter Dari Maximum Demand Indicator
t/
Konstanta
R (Ω) P total I (A) U (V) rotations.
meter
Sec.
100 % 267,88 0,39 229 18 750
80 % 370,92 0,54 229 14 750
60 % 398,39 0,58 229 12,31 750
40 % 686,89 1 229 7,5 750
= 0,005
Konstanta meter
1
CM =
daya ( kWh )∗waktu per jam
1
¿
0,267∗0,005
¿ 749,06
% Error
¿ 0,12 %
Untuk hasil perhitungan data selanjutnya dapat di lihat pada tabel 4.1.2
Tabel 4.1.2 hasil perhitungan konstanta meter hitung dan persentase error, diketahui
R 100 % = 500 Ω
P total t/ I
I ukur CM CM %
R (Ω) 3Ø U (V) rotations. t/h hitung
(A) ukur hitung Error
(kW) Sec. (A)
100% 0,267 0,39 229 18 750 0,005 749,06 0,12 0,458
80% 0,370 0,54 229 14 750 0,0038 711,23 5,45 0,5725
60% 0,398 0,58 229 12,31 750 0,0034 738,98 1,49 0,763
40% 0,686 1 229 7,5 750 0,002 728,86 2,90 1,145
Berdasarkan tabel 4.1.2 dapat dianalisa bahwa beban resistif pada rangkaian
diberikan sebesar 100% sampai dengan 20% dimana untuk nilai R 100% = 500 Ω, R
80% = 400 Ω, R 60% = 300 Ω, dan R 20% = 200 Ω. Untuk nilai tegangan yang
diberikan konstan, yaitu sebesar 229 volt. Nilai arus ukur dan arus hitung yang
didapatkan semakin meningkat seiring dengan menurunnya nilai beban, sehingga
didapatkan daya yang semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan :
V
I=
R
Nilai waktu putaran piringan pada maximum demand indikator semakin cepat,
hal ini dikarenakan nilai beban yang digunakan semakin kecil sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk menghabiskan energi lebih sedikit, untuk nilai konstanta meter
ukur yang terdapat pada alat, yaitu 750 dan didapatkan nilai konstanta meter
hitungnya fluktuaktif, yaitu 749,06, 711,23, 738,98 dan 728,86. Untuk nilai konstanta
meter hitung dapat dicari menggunakan persamaan :
1
CM =
daya ( kWh )∗waktu per jam
Untuk nilai presentase eror yang didapatkan fluktuatif, dimana ini merupakan
selisih nilai antara konstanta meter hitung dengan konstanta meter ukur, sesuai
dengan persamaan :
1200
600
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
CM ukur CM hitung
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dianalisa bahwa nilai konstanta meter hitung
yang didapat nilainya fluktuaktif yaitu 749,06, 711,23, 738,98 dan 728,86. Nilai
konstanta meter hitung dipengaruhi oleh daya dan waktu piringan maximum demand
indicator untuk mencapai satu putaran sehingga nilainya berubah-ubah. Hal ini sesuai
dengan persamaan :
1
CM =
daya ( kWh ) x Waktu perjam
1.5 0.763
Arus (A)
0.5725
1
1 0.458
0.54 0.58
0.39
0.5
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dianalisa bahwa nilai beban yang diberikan
semakin kecil maka nilai arus yang didapatkan semakin besar, hal ini dikarenakan
nilai arus berbanding terbalik dengan nilai beban, sesuai dengan persamaan :
V
I=
R
10
7.5
8
6
4
2
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
t / rotations. Sec.
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dianalisa bahwa nilai satu putaran piringan
berbanding lurus terhadap nilai beban. Dimana ketika diberikan nilai beban yang
semakin kecil maka waktu yang dibutuhkan piringan maximum demand indikator
untuk mencapai satu putaran semakin cepat. Hal ini dikarenakan daya yang semakin
besar sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan jumlah energi yang
sama lebih sedikit.
0.37 0.398
0.4
0.267
0.3
0.2
0.1
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
P total
G. Kesimpulan
Untuk nilai konstanta meter ukur konstan yaitu sebesar 750 dan nilai
konstanta meter hitung didapatkan fluktuatif yaitu 749,06, 711,23, 738,98 dan
728,86. Kemudian untuk mencari nilai presentase error didapatkan dari selisih
nilai konstanta meter hitung dengan nilai konstanta meter ukur yang konstan,
dimana nilai persentase error dapat dicari menggunakan persamaan :
D. Prosedur Percobaan
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.2.1 Hasil Pengamatan Konstanta Meter Dari kWh Meter dan kVar Meter
= 0,047
Konstanta meter
1
CM =
daya ( kWh ) × waktu per jam
1
¿
0,192× 0,047
¿ 110.29
% Error
¿ 8.8 %
= 0,069
Mencari nilai daya reaktif
Q = 3 x V x I x Sin . Cos-1 (0.87)
= 3 x V x I x Sin (29.5)
= 3 x 228 x 0,28 x Sin (29.5)
= 94.4 = 0,0944 kVAr
Konstanta meter
1
CM =
daya ( kVAr ) × waktu per jam
1
¿
0,0944 ×0,69
¿ 153.77
% Error
¿ 51.24 %
Tabel 4.2.2 Hasil Perhitungan kWh meter dan kVArh meter, diketahui R 100% = 500 Ω
Konstanta meter kWh Konstanta meter kVArh
t/ rot t/rot P total Q
R (Ω) P (W) I (A) U (VL-N) CM CM % CM CM %
(kWh) (kVArh) (kW) (Var)
ukur hitung Error ukur hitung Error
100 % 192 0.28 228 170 248 120 110.29 8,8% 75 153.77 51.24% 0.192 94.4
80% 219 0.32 228 145 243 120 113.37 5.85% 75 137.30 45.38% 0.219 107.9
60% 239 0.35 228 114 238 120 132.13 9.18% 75 128.19 41.49% 0.239 118
40% 274 0.4 228 77 234 120 170.63 29.67% 75 114.04 34.24% 0.274 134.9
Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat dianalisa bahwa pada rangkaian diberikan beban resistif sebesar 100% sampai dengan 40%, kemudian nilai
tegangan konstan yaitu 228 volt. Didapatkan nilai arus semakin meningkat yakni dari 0.28 A sampai dengan 0.4 A seiring dengan
penurunan nilai beban, sehingga nilai daya juga semakin besar yakni dari 192 W sampai dengan 274 W. Hal ini sesuai dengan persamaan :
V
I=
R
Pada tabel 4.2.2. nilai waktu putaran piringan yang semakin kecil baik pada kWh meter dan kVArh meter hal ini dipengaruhi oleh
nilai arus dan daya yang semakin besar sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan energi menjadi lebih sedikit atau waktu
putaran semakin cepat. Nilai konstanta meter kWh memiliki nilai sebesar 120, didapatkan nilai konstanta meter hitung kWh yang semakin
meningkat yaitu dari 110.29 sampai dengan 170.63. Nilai konstanta meter hitung ini dapat dicari menggunakan persamaan :
1
CM =
daya ( kWh )∗waktu per jam
Sedangkan untuk nilai konstanta meter kVArh memiliki nilai 75 dan didapatkan nilai konstanta hitung kVArh yang semakin menurun
yakni dari 153.77 sampai dengan 114.04. nilai konstanta meter hitung ini dapat dicari menggunakan persamaan
1
CM =
daya ( kVAr )∗waktu per jam
sementara itu besar atau kecilnya selisih nilai dari konstanta meter hitung dengan konstanta meter ukur inilah yang menentukan besar atau
kecilnya nilai persentase error, selisih nilai antara konstanta meter hitung dengan konstanta meter ukur ini dapat dihitung dengan
persamaan persentase error yaitu:
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
I (A)
V
I=
R
200
50
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
CM ukur CM hitung
Gambar 4.12 Grafik hubungan konstanta kWh terhadap perubahan nilai beban
150
100 75 75 75 75
50
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
CM ukur CM hitung
250
200 170
145
150 114
100 77
50
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan waktu putaran piringan terhadap nilai beban
Berdasarkan gambar 4.14 dapat dianalisis bahwa pada kWh meter dan kVArh
meter semakin kecil nilai beban yang di berikan maka waktu yang dibutuhkan
piringan untuk mencapai satu putaran juga semakin cepat.
0.2
0.15
0.1
0.05
0
100% 80% 60% 40%
Beban R (Ω)
P total
Berdasarkan gambar 4.15 dapat dianalisis bahwa nilai daya aktif berbanding
terbalik terhadap nilai beban yang dimana semakin menurunnya nilai beban maka
nilai daya aktifnya meningkat. Sesuai dengan persamaan daya aktif yaitu :
G. Kesimpulan
B. Dasar Teori
Energi meter adalah alat untuk mengukur besarnya daya listrik selama waktu
tertentu. Tipe-tipe Kwh meter adalah:
a. Tipe electrolytic meter.
Kerjanya tergantung pada proses elektrolisa.
Alat ini utk mengukur rangkaian DC sbg Amper jam meter dan Watt jam
meter (krg baik krn tdk cocok digunakan pada tegangan yang bervariasi). Kerja
elektrolisa, air raksa dimuaikan atau gas/ uap logam dibebaskan shg jumlah arus
yang lewat ditandai dengan ketinggian air raksa pada suatu pipa kapiler. Arus
kerja dilewatkan melalui elektrolit pada bagian voltmeter.
b. Tipe Motor meter.
Instrumen ini adalah motor listrik dgn daya kecil. Jenisnya antara lain :
Mercury motor meter (DC), Commutator Motor meter (AC / DC), dan Induction
Motor meter (AC).Sistem penggerak berputar secara kontinu.banyaknya putaran
dicatat secara mekanis melelui roda gigi.
c. Clock meter.
Fungsinya seperti mekanis jam
Daya listrik didefinisikan sebagai kecepatan aliran energi listrik pada satu
titik jaringan listrik tiap satu satuan waktu. Dengan satuan watt atau Joule per
detik dalam SI, daya listrik menjadi besaran terukur adanya produksi energi
listrik oleh pembangkit, maupun adanya penyerapan energi listrik oleh beban
listrik.
Daya Nyata
Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban
resistif. Daya nyata menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit
listrik ke jaringan beban untuk dapat dikonversikan menjadi energi lain.
Sebagai contoh, daya nyata yang digunakan untuk menyalakan kompor listrik.
Energi listrik yang mengalir dari jaringan dan masuk ke kompor listrik,
dikonversikan menjadi energi panas oleh elemen pemanas kompor tersebut.
Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik
dengan tegangan.
P=IxV
P = I x V x cos ∅
Daya Reaktif
Daya reaktif menjadi tema bahasan yang dianggap cukup sulit bagi
sebagian orang. Berbagai bentuk ilustrasi dan pengandaian digunakan untuk
memudahkan kita memahami daya reaktif. Kali ini kita akan membahas daya
reaktif menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan sederhana dan
pendekatan ilmiah. Kita akan cukup dalam membahas daya reaktif secara
Praktikum Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik 2023 / F1B020035
Energi Metering
ilmiah agar kita memahaminya dengan lebih total dan ‘menancap’ di kepala
kita.
Daya Semu
Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris
Apparent Power, adalah hasil perkalian antara tegangan efektif (root-mean-
square) dengan arus efektif (root-mean-square).
S = VRMS x IRMS
Dimana Vmax dan Imax adalah nilai tegangan maupun arus listrik pada titik
tertinggi di grafik gelombang sinusoidal listrik AC.
D. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan alat percobaan.
2. Merangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.16.
3. Menyalakan sumber tegangan AC
4. Mengatur nilai resistor berdasarkan Tabel 4.3.1
5. Mencatat daya aktif (P), daya reaktif (Q) pada wattmeter, arus (I), tegangan
(V)
6. Menggunakan stopwatch untuk mengetahui waktu sekali putaran piringan
pada kWh meter dan kVAr meter.
7. Melakukan perubahan beban resistor sesuai yang tertera pada Tabel 4.3.1
8. Setelah selesai melakukan pengukuran dan pencatatan, matikan sumber
tegangan.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.3.1 Hasil Pengamatan Konsumsi Daya Aktif dan Reaktif menggunakan
Konstanta Meter
Active Active Reactive Reactive
Q U(V energy t energy energy t energy
I(A) P(W)
(Var) ) per rot. calculated per rot. calculated
Sec/R power Sec/R power
0,28 196,07 191 228 170 120 248 75
0,32 199 218 228 145 120 243 75
0,35 202,02 239 228 114 120 238 75
0,4 205,12 273 228 77 120 234 75
1
Jawaban : Phitung =
( 1000
CM
) x( ht )
1
=
( 1000
120
) x( 0,047)
= 177,30 W
% Error= | P hitung−P
P hitung
ukur
|x 100 %
|177,30−191
¿
177,30 |
x 100 %
¿ 7,27 %
b). Menghitung Daya Reaktif
1
Jawaban : Qhitung =
( 1000
CM
) x( ht )
Praktikum Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik 2023 / F1B020035
Energi Metering
1
=
( 1000
75
) x( 0,06)
= 196,07 VAr
Tabel 4.3.2 Hasil perhitungan pengamatan konsumsi daya aktif dan reaktif
menggunakan konstanta meter, diketahui R = 100%
Berdasarkan tabel 4.3.2 dapat dianalisa bahwa pada saat diberikan beban
yang semakin kecil, maka didapatkan nilai arus yang semakin besar dengan nilai
tegangan konstan yaitu 228 V. Nilai arus yang didapatkan semakin besar ini
disebabkan karena arus yang berbanding terbalik terhadap nilai beban R, sesuai
dengan persamaan
V
I=
R
Pada Tabel 4.3.2 juga didapatkan nilai waktu putaran piringan yang semakin
kecil baik pada kWh meter dan kVArh meter hal ini dipengaruhi oleh nilai arus dan
daya aktif ukur yang semakin besar sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
menghabiskan energi menjadi lebih sedikit atau waktu putaran semakin cepat, dan
untuk nilai konstanta meter ukur pada kWh meter dan kVArh meter bernilai konstan
yaitu 75 pada kVArh meter dan 120 pada kWh meter. Untuk nilai daya aktif yang
diukur didapatkan nilainya semakin meningkat yaitu 191, 218, 239, dan 273 hal ini
dipengaruhi oleh nilai arus yang semakin meningkat, sesuai dengan persamaan :
P3Ø = V x I x Cos φ
Dan untuk nilai daya aktif yang dihitung didapatkan nilainya semakin
meningkat hal ini dipengaruhi oleh nilai konstanta meter dan t rotation, sesuai dengan
persamaan:
1
Phitung =
( 1000
CM
) x( ht )
% Error= | P hitung−P
P hitung
ukur
|x 100 %
177.3
400
273
300 218 239
191
200
100
0
100% 80% 60% 40%
Beban R(Ω)
P ukur P hitung
Gambar 4.17 Grafik hubungan daya aktif terhadap perubahan nilai beban
198 196.07
196
194
192
190
100% 80% 60% 40%
Beban R(Ω)
Q (Var)
Berdasarkan gambar 4.18 dapat dianalisa bahwa nilai daya reaktif berbanding
terbalik dengan nilai beban, dimana semakin kecil nilai beban yang diberikan maka
daya reaktif yang didapatkan semakin besar.
250
200
150
100
50
0
100% 80% 60% 40%
Beban R(Ω)
kVArh kWh
Gambar 4.19 Grafik hubungan waktu putaran piringan terhadap perubahan nilai
beban
Berdasarkan gambar 4.19 dapat dianalisa bahwa semakin kecil nilai beban yang
di berikan, maka waktu yang dibutuhkan untuk piringan kWh meter dan kVArh
meter untuk mencapai satu putaran semakin kecil.
G. Kesimpulan
1. Daya aktif yang di konsumsi akan semakin besar seiring dengan penurunan
nilai beban. Hal ini juga mengakibatkan waktu yang dibutuhkan piringan
untuk mencapai satu putaran lebih sedikit, karena semakin besar dayanya
maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi
yang sama. Dari percobaan ini didapatkan hasil daya aktif ukur 3Ø sebesar
191, 218, 239, dan 273 Watt, hal ini sesuai dengan persamaan:
P3Ø = V x I x Cos φ
Sedangkan untuk daya aktif hitung menggunakan konstanta meter didapatkan
daya aktif sebesar 177.30, 208.3, 268.81, dan 396.82 Watt. Hal ini sesuai
dengan persamaan :
1
Phitung =
( 1000
CM
) x( ht )
2. Daya reaktif semakin meningkat dan cenderung konstan seiring dengan
berkurangnya nilai beban. Hal ini juga mengakibatkan waktu yang
dibutuhkan piringan untuk mencapai satu putaran semakin singkat.
Didapatkan hasil perhitungan dari daya reaktif menggunakan konstanta meter
adalah 196.07, 199, 202.02, dan 205.12 Var, hal ini didapatkan dengan
persamaan :
1
Qhitung =
( 1000
CM
) x( ht )