PERCOBAAN IV
ENERGI METERING
A. Tujuan Percobaan
▪ Mendapatkan konstanta meter dari Maximum demand indicator
B. Dasar Teori
Maximum demand indicator merupakan alat yang mengukur jumlah daya
maksimum yang dibutuhkan oleh konsumen pada interval waktu tertentu dalam satuan
kW. Indikatornya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengukur beban dasar
dan beban puncak sesuai dengan total beban yang ada. Maximum demand indicator
memiliki 2 tipe, yakni:
1. Wright maximum demand indicator
Wright maximum demand indicator merupakan generasi pertama dari alat
pengukur indikator kebutuhan. Selait itu alat ini dapat mengukur arus maksimal
yang mengalir, tegangan, dan factor daya. Prinsip kerjanya pemanas pada alat
akan disambungkan pada rangkaian. Ketika arus mengalir pada pemanas, akan
menimbulan panas yang menyebabkan timbulnya semakin banyak uap yang akan
mendorong kebawah cairan H2SO4. Cairan tersebut akan meningkat seiring
dengan semakin panas tabung sampai cairan akan tumpah pada tabung pengukur.
Besaran cairan yang tumpah dapat diukur menggunakan skala pada tabung
pengukur yang akan menunjukan keadaan saat kebutuhan yang minimal ataupun
maksimal.
D. Prosedur Percobaan
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Konstanta Meter Dari Maximum Demand Indicator
t/
Konstanta
R (Ω) P total I (A) U (V) rotations.
meter
Sec.
100 % 281,42 0,41 228,8 23,26 750
80 % 356,92 0,52 228,8 16,61 750
60 % 480,48 0,7 228,8 13,52 750
40 % 768,76 1,12 228,8 8,33 750
Diketahui :
R = 500
I = 0,41 A
V = 228,8
Ptot = 281,42 W = 0,281
t/rot = 23,26 S
KM = 750
Ditanya :
a. Konstanta meter
b. % Error konstanta meter
Penyelesaian:
𝑡
a. Waktu putaran piringan per jam =
ℎ
23,26
=
3600
= 0,00646
1
Konstanta meter = 𝑃𝑡𝑜𝑡 .𝑡/𝑟𝑜𝑡
1
= 0,281 . 0,00646
= 550,88
= 36,14 %
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Konstanta Meter Dari Maximum Demand Indicator
t/ Konstanta Konstanta
%
R (Ω) P total I (A) U (V) rotations. meter meter
Error
Sec. ukur hitung
100 550,88 36,14
281,42 0,41 228,8 23,26 750
%
80 % 356,92 0,52 228,8 16,61 750 609 23,15
60 % 480,48 0,7 228,8 13,52 750 563 33,21
40 % 768,76 1,12 228,8 8,33 750 563 33,21
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dianalisa ketika beban R semakin meningkat maka nilai
arus dan daya total yang didapatkan adalah semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa
arus berbanding lurus dengan daya sesuai dengan persamaan:
P=V.I
Semakin besar nilai beban R maka waktu yang dibutuhkan piringan untuk berputar
semakin lama. Nilai persentase error dapat disebabkan karena adanya selisih antara
nilai hitung dan nilai ukur.
0,8 0,7
Arus (A)
0,6 0,52
0,41
0,4
0,2
0
40% 60% 80% 100%
Beban R
Arus (A)
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisa bahwa ketika beban R semakin besar, maka
arus yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan beban R yang
menghambat nilai arus sesuai dengan persamaan :
𝑉
I=
𝑅
500
356,92
400
281,42
300
200
100
0
40% 60% 80% 100%
Beban R
Arus (A)
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisa bahwa ketika beban R semakin besar, maka
daya yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan beban R yang
menghambat nilai arus sehingga berpengaruh terhadap daya sesuai dengan persamaan
:
𝑉
P=
𝐼
G. Kesimpulan
B. Dasar Teori
1. kWh meter
kWh meter digunakan oleh pihak penyedia tenaga listrik/ PLN untuk
menghitung besar pemakaian energi listrik konsumen. Bagian utama dari
sebuah kWh meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan
aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari
induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran
piringan aluminium. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan
magnet dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat
dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter digit
sebagai tampilan jumlah kWh nya. kWh meter mengukur energi nyata secara
langsung melalui hasil kali tegangan, arus faktor kerja dan waktu yang tertentu
(UI Cos φ t) yang bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut.
Prinsip bekerjanya induksi magnetis oleh medan magnet yang dibangkitkan
arus yang mengalir melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh
meter. Induksi magnetis yang dibangkitkan oleh kumparan arus berpotongan
dengan induksi magnetis yang dibangkitkan oleh arus yang melewati
kumparan tegangan terhadap disc yang sama. Hal ini dimungkinkan dengan
konstruksi kumparan tegangan dibuat dalam jumlah besar gulungan sehingga
dapat dianggap induktansi murni. Dalam pengukuran energi listrik, terdapat
beberapa jenis kWh meter yang dapat digunakan, diantaranya: A. KWh meter
1 fasa B. KWh meter 3 fasa
2. kVAr Meter
kVAr meter adalah instrument ukur listrik yang mengukur energi
reaktif dalam satuan VAr/jam atau kVArh jam, alat ukur ini digunakan untuk
pengkuran energi listrik komersil. Kumparan arus seri dihubungkan dengan
hantaran dan kumparan tegangan, dihubungkan secara paralel. Karena
D. Prosedur Percobaan
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Konstanta Meter Dari kWh Meter dan kVar Meter
R (Ω) Ptotal I U (V) t/rotation t/rotation Kontanta Konstanta
(A) sec. kWh sec. meter meter
kVAr kWh kVAr
100% 390,28 1,13 229,2 142 60 120 75
80 % 390,79 1,13 229,5 113 60,35 120 75
60 % 390,45 1,13 229,3 86 60,28 120 75
40 % 390,96 1,13 228,6 70,54 59,91 120 75
▪ Konstanta meter
1
𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑘𝑊ℎ) ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
2. Hitung persentase error antara konstanta meter ukur dengan baca
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Konstanta Meter Dari kWh Meter dan kVar Meter
R Ptot I U t/rot t/rota Konta Konsta Error Q Konsta Konsta Error
(Ω) al (A) (V) ation tion nta nta Konsta tota nta nta Konsta
sec. sec. meter meter nta l meter meter nta
kWh kVAr kWh hitung Meter (VA kVAr hitung Meter
(%) r) (%)
100 390 1,13 229,2 142 60 120 65,7 82,65 675, 75 154,35 51,41
% ,28 98
80 390 1,1 229, 113 60,35 120 82,54 45,38 676, 75 150,52 50,17
% ,79 3 5 86
60 390 1,1 229, 86 60,28 120 106,71 12,45 676, 75 153,36 51,09
% ,45 3 3 27
40 390 1,1 228, 70,5 59,91 120 134,62 10,86 674, 75 154,08 51,32
% ,96 3 6 4 21
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai beban R yang
diberikan dengan tegangan yang konstan maka arus dan daya yang dihasilkan akan
semakin menurun. Hal ini menunjukan bahwa arus berbanding lurus dengan daya
sesuai dengan persamaan:
𝑉
P = V . I dan I =
𝑅
Nilai %error dapat terjadi dikarenakan terdapat selisih antara niai hitung dengan nilai
ukur.
Dari gambar gafik di atas dapat dianalisa bahwa ketika beban (R) yang
diberikan semakin menurun maka waktu yang dibutuhkan oleh piringan untuk
melakukan satu putaran penuh semakin cepat seiring dengan menurunya beban. Hal
ini sesuai dengan persamaan:
P = ((3600/t)/K)*1000
Dimana:
P = Daya listrik sebuah alat (Watt)
t = Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu putaran (detik)
K = Standar putaran per kwh (putaran/kwh)
Dari gambar gafik di atas dapat dianalisa bahwa ketika beban (R) yang
diberikan semakin menurun maka daya total yang dihasilkan fluktuaktif dengan selisih
yang sangat kecil. Hal ini terjadi karena fluktuaktifnya daya total dipengaruhi oleh
nilai arus yang bernilai konstan.
Dari gambar gafik di atas dapat dianalisa bahwa ketika beban (R) yang
diberikan semakin menurun maka nilai arus (A) yang dihasilkan konstan dengan nilai
1,13 A yang dimana seharusnya semakin kecil beban yang diberikan maka nilai arus
yang dihasilkan semakin meningkat sesuai dengan persamaan:
I = V/R
G. Kesimpulan
B. Dasar Teori
Daya aktif dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W (Watt).
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya, misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain–lain. Daya ini digunakan
secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja.
P=V x I x Cosφ
P 3ϕ= √ 3 x V x I x Cosφ
Daya reaktif dengan lambang huruf Q dan diukur dalam satuan VAr(Volt-
Amps reaktif). Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan
magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, dan
lain–lain.
Q=V x I x Sinφ
Q 3ϕ =√3 x V x I x Sinφ
Daya semu adalah penjumlahan secara vektor antara daya aktif dengan daya
reaktif dalam rangkaian arus bolak-balik, Daya semu dilambangkan dengan huruf S
dan diukur dalam satuan VA (Volt-Amps).
S=VxI
S = P + jQ
D. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan alat percobaan.
2. Merangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.3.
3. Menyalakan sumber tegangan AC
4. Mengatur nilai resistor berdasarkan Tabel 4.3
5. Mencatat daya aktif (P), daya reaktif (Q)pada wattmeter, arus (I), tegangan (V)
6. Menggunakan stopwatch untuk mengetahui waktu sekali putaran piringan pada
kWh meter dan kVAr meter.
7. Melakukan perubahan beban resistor sesuai yang tertera pada Tabel 4.2.
8. Setelah selesai melakukan pengukuran dan pencatatan, matikan sumber
tegangan.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Konsumsi Daya Aktif dan Reaktif menggunakan
Konstanta Meter
Active Active Reactive Reactive
Q U(V energy t energy energy t energy
I(A) P(W)
(Var) ) per rot. calculated per rot. calculated
Sec/R power Sec/R power
390,28 229,2
1,13 142 60
390,79 229,2
1,13 113 60,35
390,45 229,2
1,13 86 60,28
390,96 229,2
1,13 70,54 59,91
390,28 229,2
1,13 142 60
390,79 229,2
1,13 113 60,35
𝑡 𝑥. 𝑠𝑒𝑐 ∗ ℎ
=
ℎ 3600 𝑠𝑒𝑐
▪ Daya Aktif
1
𝑈 ℎ
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑘𝑊ℎ 𝑈
▪ Daya Reaktif
1
𝑈 ℎ
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑘𝑉𝐴𝑟ℎ 𝑈
b. Buatlah grafik yang menyatakan besar daya aktif ukur dan hitung,
daya reaktif ukur dan hitung
G. Kesimpulan
H. Tugas Tambahan
Tugas tambahan dapat diperoleh dari asisten percobaan.