Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

WATT METER

Disusun Oleh :

1. Arifa Eka Adelia (1803332071)


2. Muhammad Sultan Fauzan (1803332023)
3. Syifa Azkamalyani (1803332010)
TT/1C

Program Studi Teknik Telekomunikasi


Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta
Depok, 2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis


dalam bilangan sebagai hasil untuk membandingkan dengan suatu
besaran baku yang diterima sebagai satuan.Dalam pengukuran
dibutuhkan instrumen untuk membantu ketrampilan manusia dalam
menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui. Dengan
demikian instrumen dapat didefinisikan sebagai sebuah alat yang
digunakan untuk menentukan besaran dari suatu kuantitas dan variabel.
Telah disadari bahwa besaran listrik seperti arus, tegangan daya, dan yang
lainnya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita.
Untuk memungkinkan pengukuran, maka besaran listrik ini
ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis ke dalam besaran yang
memungkinkan untuk diamati oleh panca indra kita. Dengan demikian
kegiatan yang dilakukaan untuk merubah besaran listrik kedalam suatu
phenomena fisis yang dapat diamati oleh panca indra kita dikenal sebagai
pengukuran besaran listrik. Listrik merupakan kebutuhan hidup yang
tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita. Listrik mempunyai ukuran
sehingga dapat diketahui kebaradaanya juga besar nilainya. Daya
merupakan besaran kekuatan listrik. Adapun ukuran dalam daya menurut
satuan internasional adalah watt.Wattdisini biasa digunakan untuk
mengukur daya yang digunakan atau yang dipakai dari suatu beban listrik.
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur daya adalah Wattmeter.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Wattmeter


2. Untuk mengetahui fungsi dari Wattmeter
3. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam Wattmeter
4. Untuk mengetahui fungsi setiap komponen dalam Wattmeter
5. Untuk mengetahui prinsip kerja dari Wattmeter
6. Untuk mengetahui cara menggunakan Wattmeter
7. Untuk mengetahui macam-macam Wattmeter
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wattmeter


Wattmeter pada dasarnya merupakan penggabungan dari dua alat ukur yaitu
Amperemeter dan Voltmeter, untuk itu pada Wattmeter terdiri dari kumparan arus
(kumparan tetap) dan kumparan tegangan (kumparan putar), sehingga
pemasangannya juga sama yaitu kumparan arus dipasang seri dengan beban dan
kumparan tegangan dipasang paralel dengan sumber tegangan.
Wattmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya listrik
secara langsung. Wattmeter dapat digunakan untuk pengukuran pada arus searah
maupun arus bolak-balik. Untuk arus searah, maka daya yang dipakai dalam
beban tahanan R dinyatakan sebagai :

P=V I = I2 R = V2/R

Dengan V adalah tegangan beban dan I adalah arus beban. Pada arus bolak-
balik, daya yang dipakai pada beban pada saat tegangan beban V dan arus beban I
dinyatakan sebagai P = V.I dengan V dan I adalah tegangan dan arus sebagai
fungsi waktu yang memenuhi persamaan sinusoida. Terdapat beberapa jenis
Wattmeter yaitu diantaranya Wattmeter Elektrodinamis, Wattmeter Induksi,
Wattmeter Elektrostatis, Wattmeter Digital, Wattmeter Analog.

2.2 Fungsi Wattmeter


Fungsi Wattmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya
listrik secara langsung. Wattmeter dapat digunakan untuk pengukuran pada arus
searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC).

2.3 Komponen-komponen Wattmeter


Wattmeter Analog
Wattmeter analog yang paling sederhana adalah wattmeter jenis
elektrodinamis, dimana terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut
kumparan arus dan kumparan bergerak yang disebut kumparan tegangan
(potensial). Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara seri, sedangkan
kumparan potensial dihubungkan secara paralel dengan rangkaian alat ukurnya.
Selain itu pada wattmeter ini, kumparan potensial membawa jarum yang bergerak
di atas skala untuk menunjukkan pengukuran. Sebuah arus yang mengalir melalui
arus kumparan menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar kumparan. Kuat
medan ini sebanding dan sefase dengan arus. Sebuah resistor bernilai tinggi
dihubungkan secara seri dengan alat ini untuk mengurangi arus yang mengalir
melewatinya. Kumparan potensial pada wattmeter umumnya memiliki resistansi
yang tinggi. Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum penunjuk sebanding
dengan arus dan tegangan, dan memenuhi persamaan : P = V.I

2.4 Fungsi Setiap Komponen Dalam Wattmeter

Wattmeter Analog
a. Jarum Penunjuk, berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
b. Kaca, berfungsi untuk meminimalisir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
c. Pengatur Nol (Zero), berfungsi untuk mengatur posisi nol dari penunjuk
jarum.
d. Skala, berfungsi untuk membaca dari hasil pengukuran.
e. Terminal tegangan, berfunsi untuk menyambungkan tegangan. Terminal
common tegangan diberi tanda (±), dan terminal tegangan yang lain
mengindikasikan ukuran tegangan terukur.
f. Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda (±) untuk menunjukkan
bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan
terminal arus yang lain mengindikasikan ukuran arus terukur.
g. Tabel perkalian, letak tabel perkalian di sisi samping alat ukur, tabel ini
digunakan untuk menentukan besarnya daya nyata dari nilai penunjukkan.

2.5 Prinsip Kerja Wattmeter


Pada Wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga
besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus
yang mengalir melalui kumparan arus tersebut.
Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis
sama (tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin
besar (sesuai dengan besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang
ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang
menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan juga makin nkuat,
yang menyebabkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar.
Pada rangkaian arus bolak-balik, simapangan jarum penunjuk sebanding
dengan rata-rata arus dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dan AC tersebut
dapat mengalami kerusakan oleh adanya arus yang berlebihan. Pada Amperemeter
dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan menimbulkan panas dimana ini
merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk jadi tidak dapat bergerak lagi
karena melebihi bata skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan akan
menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjuukan jarum melebihi batas skala.
Wattmeter bekerja berdasarkan prinsip kerja gaya Lorentz. Gaya dimana gerak
partikel akan menyimpang searah dengan gaya Lorentz yang memengaruhi. Arah
gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah
tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan
magnet B.
Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I). Jari telunjuk menunjukkan arah
medan magnet (B). Jari tengah menunjukkan arah gaya Lorentz. Untuk muatan
positif arah gerak searah dengan arah arus, sedangkan untuk muatan negatif arah
gerak berlawanan arah arus.

2.6 Cara Menggunakan Wattmeter


Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum
penunjuknya; jika kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti wattmeter
sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum penunjuk belum tepat
pada angka 0, maka harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan
jarum.
Diagram hubungan wattmeter dapat diperlihatkan seperti pada gambar di bawah.

Dari gambar diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa terminal


tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara paralel,
sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan secara seri. Gambar a
terlihat bahwa terminal-terminal hubungan disambung antara terminal atas dan
terminal bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan pada gambar b terminal
samping kanan disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut hubungan
paralel.
Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan
jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis
hubungannya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Diagram Hubungan Wattmeter
MultIple
Volt
60 V 120 V 240 V
Ampere
Seri 0.5 A 0.25 o.5 1
Paralel 1A o.5 1 2
Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Dalam hubungan seri, batas ukur arus listriknya 0.5 ampere, jika
digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan
dengan 0.25; 0.5; 1.
 Dalam hubungan paralel, batas ukur arus listriknya 1 ampere, jika
digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan
dengan 0.5; 1; 2.
 Dalam hubungan seri, batas ukur dayanya sebesar 120 X 1 (Watt) = 120
Watt.
 Dalam hubungan paralel, batas ukur dayanya sebesar 120 X 2 (Watt) =
240 Watt.

2.7 Macam-macam Wattmeter

Wattmeter dibagi menjadi dua yaitu, Wattmeter Analog dan Wattameter


Digital.
2.7.1 Wattmeter Analog
Wattmeter analog terdiri dari dua tipe, yaitu Wattmeter tipe
elektrodinamometer dan Wattmeter tipe induksi.
a. Wattmeter Elektrodinamometer
Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup
familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan
voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam
pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secaraseri dengan
rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa
arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-
induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi
arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional
dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil dari wattmeter

Wattmeter Elektrodinamometer

b. Wattmeter Induksi
Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi
hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau
searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induks
imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai
peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan
arus eddy.Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur
wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan
arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan
tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.Daya listrik
dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan
catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.Daya listrik DC
dirumuskan sebagai Dimana P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus
(Ampere). Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya
untuk tiga phase.Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI
P = V . Icos f

Wattmeter Induksi

c. Wattmeter Thermokopel
Alat pengukur wattmeter tipe thermokopel merupakan contoh dari suatu
alat pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus. Bila arus-
arus berbanding lurus terhadap tegangannya, sehingga memenuhi persamaan :
i1 = k1 v dan i2 = k2 i
(i1 + i2)2 – (i1 – i2)2 = 4i1i2 = 4k1k2vi
Prinsip kerja thermokopel bekerja berdasarkan pada adanya gaya listrik
termons. Wattmeter jenis thermokopel ini biasanya digunakan untuk mengukur
daya yang kecil yaitu pada frekuensi radio.

Jika ditinjau dari fasanya, Wattmeter ada 2 yaitu : wattmeter satu fasa dan
wattmeter tiga fasa.
- Wattmeter satu fasa
Secara luas dalm pengukuran daya, wattmeter tipe elektrodinamometer
dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolak-balik
(AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas
pada gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari
satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus
dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan,
sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut yang
berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui
kumparan-kumparan tersebut.

Diagram susunan wattmeter satu fasa


- Wattmeter tiga fasa
Sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau lebih
wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan
pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel
menyatakan bahwa “daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu
elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak,
dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap
semua rangkaian potensial.”

Diagram susunan wattmeter tiga fasa

2.7.2 Wattmeter Digital


Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel
tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang
dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi
oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer
menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA,
power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana
menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih
canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta
dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.

Wattmeter Digital
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
- Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik secara langsung.
- Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter
dan voltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer
adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak-
balik sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan
suplai listrik bolak-balik (AC) atau searah (DC).
- Berdasarkan dari fasanya, jenis-jenis wattmeter ada 2 yaitu : wattmeter
satu fasa dan wattmeter tiga fasa.
- Prinsip kerja wattmeter sama dengan prinsip kerja amperemeter dan
voltmeter, dimana alat tersebut menggunakan prinsip kerja gaya Lorentz.
- Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan
arus dan tegangan dan memenuhi persamaan P = V.I, dimana persamaan
tersebut merupakan persamaan daya listrik.
3.2 Saran
Wattmeter merupakan alat ukur listrik yang sering digunakan, maka dari itu
sebelum menggunakan wattmeter kita harus mengerti dulu tentang cara memakai
wattmeter dengan benar serta dalam pengoperasiannya harus memperhatikan
manual book yang ada, jangan menggunakan alat dengan sembarangan,
gunakanlah dengan benar sesuai dengan fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai