Disusun Oleh :
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan job PI, PD, and PID Controller (Pengontrol PI, PD, dan
PID) adalahsebagai berikut:
Menganalisis respon dari kontrol PI pada step signal dan ketergantungan pada
sinyalinput dari aksi perbandingan penguatan Kp dan Ki
Menganalisis respon dari kontrol PD pada step signal dan ketergantungan
sinyalinput dari aksi perbandingan penguatan Kp dan Kd
Menganalisis karakteristik dari kontrol PID dan mengkorelasikan dari ketiga
kontroldasar P, I, dan D
Menganalisis respon dari kontrol PID pada step signal dan ketergantungan
sinyal input dari aksi perbandingan penguatan Kp, Ki, Kd, dan adopsi
konfigurasi
Menganalisis respon dari kontrol PID pada ramp signal dan ketergantungan
sinyal input dari aksi perbandingan penguatan Kp, Ki, Kd, dan adopsi
konfigurasi.
B. Dasar Teori
Berdasarkan uraian sebelumnya terkait dasar teori tentang P Controller, I
Controller, dan D Controller, maka diberikan ringkasan kembali yaitu sebagai
berikut:
P Controller (y Ɛ)
P Controller memerlukan sebuah non null input signal (Ɛ), dan mampu
menyediakan sebuah non null output signal (y)
Untuk beberapa alasan, dapat membatalkan error. Pengaturan aksi
proporsional adalah cocok untuk scope yang hanya dapat diterima untuk
kuantitas pengaturan deviasi yangtertinggal dari nilai preset
Deviasi yang tertingal (off set) adalah sebanding dengan pita (band)
proporsional, Jika pita proporsional terlalu sempit (agar mengurangi deviasi
akhir), maka terjasi ketidakstabilan
Kontrol P adalah sebuaah aksi kontrol laju / cepat.
Dapat menyediakan a non null output signal juga ketika input sinyal tidak ada
Untuk alasan, mampu membatalkan eror. Fasa kekal fana yang mensifati
adalah memperkecil jenis periodical, tidak selalu dapat diterima karena ini
menyatakan secaratidak langsung penyelesaian dari set-point
I Controller adalah kontrol aksi lambat.
Menyediakan a null output signal ketika sinyal masukan konstan (null atau
non null).
Untuk alasan, tidak dapat menghilangkan eror. Pengatur yang berdasarkan
hanya aksi D tidak memiliki praktikal menarik. Bagaimanapun juga aksi ini
dapat dimanfaatkan dengan penggabungan aksi P & I dan memiliki kemajuan
fungsi yang menemukan aplikasi berguna dalam beberapa tipe dari proses
D Controller adalah kontrol aksi sangat lambat.
𝑌 = 𝐾𝑝 (𝜀 + 1
∫ 𝜀𝑑𝑡)
𝑇1
- Konfigurasi seri, di mana aksi proporsional disuplai dengan sinyal eror,
diletakkandalam seri kedua lainnya.
𝑌 = 𝐾𝑝 (𝜀 + 1
∫ 𝜀𝑑𝑡)
𝑇1
D. Langkah Kerja:
1. Siapkan dan pasang modul peralatan sesuai petunjuk job praktikum seperti
yangditunjukkan dalam gambar 4.6, 4.7, 4.8, dan gambar 4.9
2. Aturlah Oscilloscope (Digital Storage Oscilloscope) GDS-2000A Series;
PI Controller; Pada trace 1 (probe 1) untuk sinyal U1 / terminal Y1 (channel
1)pada modul model LBv-2 (function generator) diatur / di-set 500 mvolt/div
DC
(pada posisi garis ke 5), dan pada trace 2 (probe 2) untuk sinyal U2 / terminal
Y2 (channel 2) pada modul model LBv-2 (controller) diatur / di-set 1 volt/div
DC (pada posisi garis ke 0) dengan TB (Time Base) 20 msecond/div
PD Controller; Pada trace 1 (probe 1) untuk sinyal U1 / terminal Y1 (channel
1)
pada modul model LBv-2 (function generator) diatur / di-set 1 volt/div DC
(padaposisi garis ke 5), dan pada trace 2 (probe 2) untuk sinyal U2 / terminal
Y2 (channel 2) pada modul model LBv-2 (controller) diatur / di-set 5 volt/div
DC (pada posisi garis ke 0) dengan TB (Time Base) 50 msecond/div
PID Controller; Pada trace 1 (probe 1) untuk sinyal U1 / terminal Y1 (channel
1)pada modul model LBv-2 (function generator) diatur / di-set 5 volt/div DC
(padaposisi garis ke 5), dan pada trace 2 (probe 2) untuk sinyal U2 / terminal
Y2 (channel 2) pada modul model LBv-2 (controller) diatur / di-set 5 volt/div
DC (pada posisi garis ke 0) dengan TB (Time Base) 20 msecond/div.
3. Aturlah modul model LBv-2 (function generator). Tombol untuk seleksi jenis
fungsigelombang di-set pada fungsi gelombang kotak.
PI Controller; Potensiometer untuk pengaturan amplitudo di-set pada U1 = 1
volt. Tombol untuk pemilihan "signal/period tinggi" di posisi 9/10.
Potensiometer untuk peraturan frekuensi ulangan pada f = 10 Hz (approx;
periode sekitar 0,1 second)
PD Controller; Potensiometer untuk pengaturan amplitudo di-set pada U1 = 1
volt. Tombol untuk pemilihan "signal/period tinggi" di posisi 9/10.
Potensiometer untuk peraturan frekuensi ulangan pada f = 10 Hz (approx;
periode sekitar 0,1 second)
PID Controller; Potensiometer untuk pengaturan amplitudo di-set pada U1 = 5
volt. Tombol untuk pemilihan "signal/period tinggi" di posisi 9/10.
Potensiometer untuk peraturan frekuensi ulangan pada f = 10 Hz (approx;
periode sekitar 0,1 second)
4. Aturlah pengontrol PID pada modul model LBv-2 (controller). Saklar dan
potensiometer diatur sesuai data setting percobaan PI, PD, dan PID untuk
masing- masing besaran Kp, Kis-1, Kds
5. Prosedur Pengujian. Switch / saklar pada modul model LBv-2 (catu daya) pada
posisi
on, ukur dan gambarkan dengan baik dan benar sinyal masukan U1 (terminal
Y1) dan sinyal keluaran U2 (terminal Y2) dengan mengatur garis / line pada
osiloskop yang relevan sehingga didapatkan gambar dengan baik / tepat. Hasil
pengukuran (data percobaan) dibuat dalam bentuk tabel dan kemudian evaluasi
Kp, Kis-1, Kds terhadapU2 untuk masing-masing percobaan PI, PD, dan PID.
6. Prosedur Percobaan. Switch / saklar pada modul model model LBv-2
(controller) pada posisi on, atur amplitudo U1 modul model LBv-2 (function
generator), ukur dan gambarkan dengan baik dan benar sinyal masukan U1
(terminal Y1) dan sinyal keluaran U2 (terminal Y2) dengan mengatur garis /
line pada osiloskop yang relevansehingga didapatkan gambar dengan baik /
tepat. Hasil pengukuran (data percobaan) dibuat dalam bentuk tabel untuk
masing-masing:
PI Controller; Percobaan A: U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp = 3, Kis-1 = 0,1;
PercobaanB: U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp = 5, Kis-1 = 0,1; Percobaan C: U1 = 2
volt, f = 10 Hz,Kp = 4, Kis-1 = 0,4; Percobaan D: U1 = 2 volt, f = 10 Hz, Kp =
4, Kis-1 = 0,45;
PD Controller; Percobaan A: U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,45; Kds = 0,4;
Percobaan B: U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,45; Kds = 1; Percobaan C: U1 = 1
volt, f = 10 Hz, Kp = 0,45; Kds = 2; Percobaan D: U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp
= 0,55; Kds = 2;
PID Controller; Percobaan A: U1 = 5 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,1; Kis-1 = 0,01;
Kds
= 0,1; Percobaan B: U1 = 5 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,1; Kis-1 = 0,01; Kds =
1;Percobaan C: U1 = 5 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,1; Kis-1 = 0,003; Kds = 1;
Percobaan D: U1 = 5 volt, f = 10 Hz, Kp = 0,1; Kis-1 = 0,001; Kds = 1;
7. Operasikan sistem peralatan sesuai petunjuk job praktikum (setting variabel
/konstanta modul peralatan sesuai kebutuhan) untuk memperoleh data
percobaan terbaik yang diharapkan dalam bentuk grafik f(t) menggunakan
modul osiloskop
8. Ukurlah semua besaran / variabel input-output (arah vertikal dan horizontal)
dengan menggunakan fasilitas function keys osiloskop (measure dan cursor)
sesuai kebutuhan job
9. Hasil percobaan job praktikum berupa data percobaan terbaik disimpan dalam
bentuk soft file (menggunakan flash disk masing-masing kelompok), dan soft
copy- nya segera diserahkan ke tim pengajar / instruktur untuk disalin.
E. Hasil Percobaan
PI Controller
1. Percobaan A (U1 = 1 volt, f = 10 Hz, Kp = 3, Kis-1 = 0,1)
G. Pertanyaan
1. Sesuai referensi pada kondisi-kondisi yg telah dijelaskan pada percobaan
prosedur PID 04 A, berapa TI?
Jawab Kp
T = ,T 0.1 = 10
1 1 =
Ki 0.01
2. Sesuai kondisi operasi yang telah dijabarkan pada percobaaan prosedur PID 04
B,setelah mempunyai setting KP =2, berapa TI ?
Jawab : T1 = 2. = 200
0 01
3. Sesuai kondisi operasi yang telah dijabarkan pada percobaaan prosedur PID 04
A,setelah mempunyai setting KP =2, berapa TI ?
Jawab : =
2 = 200
0.01
T1
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik pengontrol PID sangat dipengaruhi oleh ketiga parameter yaitu
P,I,dan D. Penyetelan konstanta Kp,Ki,dan Kd akan mengakibatkan penonjolan
sifat masing-masing pengontrol. Konstanta yang menonjol yang akan
memberikan pengaruh terhadap respon sistem. Komponen I dan D tidak dapat
berdiri sendiri dan akan selalu dipasangkan dengan komponen P. PID merupakan
kontroler yang dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
kontrol PI dan PD.