Untuk proses ini lebih lanjut, pulsa TTL yang dihasilkan oleh
diode penerima harus menghasilkan sinyal tegangan analog. Untuk
melakukan ini digunakan converter frekuensi-tegangan (f / V converter).
1
Gambar 1.2. Sirkuit Diagram Blok Sistem Pengontrol Kecepatan
Motor
Sensor optic dengan output TTL
Converter f/V
2
Gambar 1.3. Kurva Titik Singgung dari Diagram
Respon-Step
3
Tabel 1. Aturan optimisasi dari Chien, Hrones, dan Reswick
untuk system dengan kompensasi.
Tg > 3 Tu
4
Tabel 2. Aturan Optimisasi dari Chien, Hrones, dan Reswick
untuk system tanpa kompensasi.
5
3. PERCOBAAN KONTROL PUTARAN MOTOR DENGAN P, PI, PID
a. Percobaan I : Kontrol Kecepatan Otomatis dengan Pengontrol-P
1) Prosedur Percobaan
Membuat Rangkaian seperti pada gambar berikut:
6
Menentukan karakteristik variable yang dikontrol (Channel A)
dan variable yang dimanipulasi (Channel B). Menyalin step-
response ke tempat di bawah ini.
Dan berikut adalah hasil grafiknya
7
Karakteristik variable terkontrol dan yang dimanipulasi
untuk KP = 5.
Sekarang yang terakhir, mengulang eksperimen untuk
nilai KP = 10. Menyalin step-response ke tempat dibawah
ini.
Dan berikut adalah hasil grafiknya :
8
berosilasinya naik dengan naiknya nilai Kp. Pengontrolan-P
tidak bisa digunakan disini karena operasinya tidak terlalu
presisi atau dapat menyebabkan keluar dari batas terlalu besar.
9
Mengaktifkan plotter time diagram dan mengkonfigurasi seperti
ditunjukkan pada table berikut :
10
Step-response untuk control-PI dengan respon yang baik
pada perubahan set-point dan overshoot.
Sekarang mengulangi desain untuk Pengontrolan-PI untuk
respon perubahan set-point yang baik tetapi tanpa
overshoot.
Menentukan parameter pengontrol yang telah ditentukan
Kp = 2
Tn = 1,6 s
Menentukan respon-step untuk pengaturan pengontrol ini
dan menyalin grafiknya kebawah ini.
Dan berikut adalah grafiknya :
11
Hasil dari percobaan II, dengan menentukan nilai Kp dan
nilai TN disebut juga dengan Pengontrol-PI. Dengan
menggunakan pengontrol-PI, grafik menghasilkan sisa sinyal
eror yang kecil dibandingkan dengan pengontrol-P.
Pengontrol-PI yang telah dioptimasi menjadi cukup cepat dan
melemahkan loop control. Jika nilai KP dinaikkan, loop control
menjadi lebih cepat tetapi kecenderungan untuk berosilasi juga
meningkat.
12
Mengatur parameter kartu pengontrol PID sehingga beroperasi
sebagai pengontrol-PID dan mengatur parameter yang telah
ditentukan di atas.
Mengaktifkan plotter time diagram dan mengkonfigurasi
seperti pada ditunjukkan dalam table berikut :
13
Respon-step untuk pengontrol-PID dengan respon yang baik
terhadap perubahan step dengan overshoot.
Sekarang mendesain ulang pengontrol-PID dengan respon
yang baik terhadap perubahan set-point namun tanpa
overshoot.
Memasukkan parameter pengontrol yang telah ditentukan
kedalam kotak jawaban berikut :
KP = 7
TN = 3.2 s
TV = 0.28 s
Sekarang mengulangi desain untuk pengontrol-PI untuk respon
perubahan set-point yang baik tetapi tanpa overshoot.
14
2) Analisis Hasil Percobaan
Hasil dari percobaan III dengan menggunakan pengontrol-
PID menyebabkan waktu muncul variable terkontrol lebih cepat
dengan kecenderungan berosilasi yang lebih besar. Pengaruh
komponen-D menyebabkan variable yang dimanipulasi
menghasilkan beberapa background noise.
4. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum Kontrol Putaran Motor dengan
Kontroler P, PI, PID kami dapat menarik kesimpulan
a. Pengontrol-PID dapat menstabilkan system atau output
mendekati atau sesuai dengan harapan walaupun terdapat
gangguan atau noise
b. Pengontrol-P bersifat penguat sehinggan mempercepat respon
dan rise time. Pengontrol-PI dapat memperbaiki sekaligus
mengurangi sisa sinyal nilai error, namun pemilihan TN yang
tidak tepat dapat menyebabkan ketidakstabilan system.
Pengontrol-PID menyebabkan waktu muncul variable
terkontrol muncul lebih cepat dengan kecenderungan berosilasi
yang lebih besar.
15