Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang
dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :
1. Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.
2. .Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu
kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan
memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara tegangan dan
jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai
tegangan pada setiap lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasi dapat dirumuskan :
E 1 : N1 = E 2 : N2
Contoh : E 1 : N1 = E 2 : N2
220 : 220 = 1 : 1
Jika tegangan dari PLN stabil 220 v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka perbandingan output di sekunder =
1:1 maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1 volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi 230 v dan lilitan primer 220, maka perbandingan output 1 : 1;
230 v : 220 1 : 1
agar diperoleh nilai tegangan setiap lilitan (pada output / sekunder) akan tetap 1 : 1 maka kita harus menambah
jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
E 1 : N1 = E 2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi tetap.
Jika tegangan dari PLN turun menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220 maka perbandingan pada
sekunder (output) 1 : 1
210 v : 220 1 : 1
Agar tetap diperoleh perbandingan transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus mengurangi jumlah lilitan primer
sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 : 1
Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.
1. Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau
menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan
sekundernya menjadi satu dalam satu core
3. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.
6. Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara
mana.
Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic
emission bisa di kendalikan sehingga jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung
rontgen bisa dicontrol.
1. EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan
pada C arus akan mendahului tegangannya rebasar 90 o. Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan
mempunyai besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini
menyebabkan terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan pada stabilisator tegangan
adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan R impedansi.
Selector pada SCC ini digank dengan kvp selector moyar dengan maksud agar pada saat kita memilih besar
tegangan kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan
KV tertinggi maka pada SCC nilai R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal ini
dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan digank dengan KV selector, maka
nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada
pemanas filamen berkurang, jadi walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang
ditarik sedikit maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan.. Kemudian pada saat KV
turun maka nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR yang telah digank dengan KV selector akan
turun juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas
filamen bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin banyak) sehingga walaupun energi yang
menarik electron kecil tapi electron yang ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan
mA control
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus
tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita
sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin besar pilihan mA maka
pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin
kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya
tegangan pada trasformator filamen. Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus
transformator filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir
pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas yang dihasilkan.
EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo
filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi
menyebabkan voltage drop yang lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.
Stand by Resistance
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating
sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi
yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan
tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan
tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith
terhubung dan kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan melewati
kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filament pada tegangan normal.
Trafo filament
Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12
v/18 v tergantung spesifikasi tabung.
Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode. X
ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar x.
~ Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1 examination”
~ Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2 Examination.
1) Timer Mekanik
Cara kerja:
1. menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan
jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari
normally open menjadi close.
2. setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA mengunci roda gigi W.
3. sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan
ada arus yang mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power
supply.
4. sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak SW3 hingga rangkaian power supply dan
rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose (penyinaran) dimulai.
5. sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai
berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga
membuka kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor SW3 membuka kembali,
sehingga akan memutuskan hubungan antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator
tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.
2) Timer Elektrik
Cara kerja :
1. menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang diikuti lengan A kearah kiri (berlawanan jarum
jam), misalnya 0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2. pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1 kearah kanan (searah jarum jam).
3. saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan maka PB SWE, terminal 1 terhubung dengan
terminal 2, terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4. dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari Power Supply akan mengalir arus (menuju relay S)
kembali ke power supply, sehingga relay S energized. Dengan energizednya relay, maka plat D2 akan menempel
dengan plat D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan knop K.
5. pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke kontaktor 3-4 lalu ke kontak
lalu ke relay SW dan kemudian kembali ke power supply.
3) Timer elektronik
Cara kerja:
4.Timer Automatic
Cara kerja :
1. menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C
2. pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3
lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke supply.
3. maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju
kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C.
4. setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan mengaktifkan relay S1.
5. dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalir pada primer
trafo tegangan tinggi.
6. prose penyinaran telah selesai.