Anda di halaman 1dari 10

 Pesawat radiology adalah alat / pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi pengion baik itu sinar

nuklir,gamma,sinar X dan lain-lain


 Pesawat roentgen adalah alat / pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi sinar X, baik untuk
keperluan fluoroskopi maupun radiografie.

Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang
dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :

1. Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.

2. .Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.

3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu
kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan
memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara tegangan dan
jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai
tegangan pada setiap lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasi dapat dirumuskan :

E 1 : N1 = E 2 : N2

Dimana E1 = Tegangan di primer


N1 = Jumlah lilitan di primer
E2 = Tegangan di sekunder
N2 = Jumlah lilitan di sekunder

Contoh : E 1 : N1 = E 2 : N2
220 : 220 = 1 : 1

Jika tegangan dari PLN stabil 220 v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka perbandingan output di sekunder =
1:1 maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1 volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi 230 v dan lilitan primer 220, maka perbandingan output  1 : 1;
230 v : 220  1 : 1
agar diperoleh nilai tegangan setiap lilitan (pada output / sekunder) akan tetap 1 : 1 maka kita harus menambah
jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
E 1 : N1 = E 2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi tetap.
Jika tegangan dari PLN turun menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220 maka perbandingan pada
sekunder (output)  1 : 1
210 v : 220  1 : 1
Agar tetap diperoleh perbandingan transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus mengurangi jumlah lilitan primer
sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 : 1
Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.

1. Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau
menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan
sekundernya menjadi satu dalam satu core

2. Line Resistance ( R Mate)


Setiap pesawat mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu
R=0,04-0,08Ω, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang
berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.
R internal = R. mate (line) + R. Eksternal (pengkabelan).

3. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.

4. KVP selector Mayor


Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih
tiap terminal x 10 KV

5. KVP selector Minor


Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih
tiap terminalnya 1 KV

6. Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara
mana.

Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic
emission bisa di kendalikan sehingga jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung
rontgen bisa dicontrol.

Rangkaian ini terdiri dari :

 Rangkaian Stabilisator Tegangan.


Fungsinya untuk menstabilkan tegangan untuk rangkaian pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi
tegangan PLN tidak mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini
terdiri lagi kumparan primer yang kita sebut N 1, kemudian kumparan sekunder yang terdiri dari N 2 dan N3. N2 di
paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.

Ada 3 kemungkinan keadaan pada stabilizer tegangan :

1. EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan
pada C arus akan mendahului tegangannya rebasar 90 o. Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan
mempunyai besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini
menyebabkan terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan pada stabilisator tegangan
adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan R impedansi.

2. EK 1> EK 2 ( kenaikan tegangan PLN)


Karena terjadi kenaikan tegangan PLN, maka tegangan pada N2 juga akan mengalami kenaikan. Pada saat
tersebut adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan pada C masih tetap (tidak mengalami perubahan),
sehingga antara tegangan pada N dan tegangan pada C terjadi beda fase sebesar IX N2 - IXC ( karena Xc lebih
kecil ), sehingga besar keluaran pada N dan C (parallel) = IX N2 - IXC + I.R

3. Pada saat Ek1


Jika tegangan diprimer Turín maka tegangan di sekunder juga akan ikut turun (N2 dan N3 tegangannya akan
turun). Meskipun tegangan di N2 turun tapi tegangan di C tidak akan langsung turun, hal ini karena belum
terjadi stedy state sehingga antara teganagn di C dan N2 terjadi selisih fase dimana tegangan di C akan lebih
besar dari tegangan di N2.
maka pada E = IXC + IXN2 sehingga Ek2 = E + IXN3

 Space Charge Compensator


Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih meskipun terjadi
perubahan tegangan tinggi pada tabung roentgen. Rangkaian ini berupa variable resistor (VR) yang terdiri dari
tap-tap, yang tiap tap-tapnya mempunyai nilai R yang berbeda-beda.
Karakteristik tabung roentgen:
- Semakin tinggi tegangan maka arus akan semakin besar.
- Tabung roentgen hanya bekerja pada daerah space charge.

Selector pada SCC ini digank dengan kvp selector moyar dengan maksud agar pada saat kita memilih besar
tegangan kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan
KV tertinggi maka pada SCC nilai R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal ini
dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan digank dengan KV selector, maka
nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada
pemanas filamen berkurang, jadi walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang
ditarik sedikit maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan.. Kemudian pada saat KV
turun maka nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR yang telah digank dengan KV selector akan
turun juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas
filamen bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin banyak) sehingga walaupun energi yang
menarik electron kecil tapi electron yang ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan

 mA control
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus
tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita
sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin besar pilihan mA maka
pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin
kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya
tegangan pada trasformator filamen. Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus
transformator filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir
pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas yang dihasilkan.
EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo
filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi
menyebabkan voltage drop yang lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.

Stand by Resistance

Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating
sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi
yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan
tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan
tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith
terhubung dan kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan melewati
kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filament pada tegangan normal.

 Filament limiter (mA limiter)


Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di
atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut
memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa terutama pada tabung
rontgen yang mengunakan double focus, yaitu focus besar dan focus kecil yang masing-masing dilengkapi
filament limiter sendiri. Untuk yang large focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small focus
nilai tahanan limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.

 Trafo filament

Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12
v/18 v tergantung spesifikasi tabung.

 Filamen tabung rontgen


Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang mempunyai titik lebur yang tinggi 3600 oC dengan nomor atom 74. Filamen ini
berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda
Katoda / filament terbagi 2, yaitu :
a. Katoda Direct
Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus berfungsi sebagai katoda
a. Katoda Indirect
Disebut juga katoda tak langsung yaitu filament hanya berfungsi sebagai sumber elaktron sedangkan katodanya
dipisah (didepan filament), katodanya bias terhubung dengan transformator filament atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing Cup yaitu alat yang menyerupai mangkok untuk mengfokuskan jalannya
electron dari anoda ke katoda.
Katoda juga bisa berupa :
a. Single focus
b. Double focus
Maksud digunakannya double focus agar dapat melayani pengunaan mA(arus) yang berbeda-beda.

Blok Rangkaian Tegangan Tinggi


Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda
dan katoda dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas
negatif agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari satu rangkaian
kerangkaian lain. Bila transformator tersebut untuk menaikkan tegangan disebut transformator step up ( pada
HTT )dan apabila untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down ( pada trafo filamen ).
transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada jumlah lilitan primernya
sedangkan transformator step down mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan
primernya. Pada HTT jenis transformator yang digunakan adalah step up dan perbandingan transformasinya
bisa mencapai 1 : 1000 atau tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer dialiri arus
bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah tergantung dari besarnya arus
yang mengalir. Perubahan garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl )
pada lilitan sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada setiap perubahan waktu.

ok rangkaian tabung rontgen

Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode. X
ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar x.
~ Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1 examination”
~ Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2 Examination.

Ada 2 macam x ray tube :


- x ray tube over table  berada diluar patient table
- x ray tube under table  berada di bawah universal patient table

5. Blok tangkaian timer

Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran


Terdapat 4 jenis timer yaitu:

1) Timer Mekanik
Cara kerja:
1. menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan
jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari
normally open menjadi close.
2. setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA mengunci roda gigi W.
3. sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan
ada arus yang mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power
supply.
4. sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak SW3 hingga rangkaian power supply dan
rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose (penyinaran) dimulai.
5. sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai
berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga
membuka kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor SW3 membuka kembali,
sehingga akan memutuskan hubungan antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator
tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.

2) Timer Elektrik
Cara kerja :
1. menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang diikuti lengan A kearah kiri (berlawanan jarum
jam), misalnya 0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2. pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1 kearah kanan (searah jarum jam).
3. saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan maka PB SWE, terminal 1 terhubung dengan
terminal 2, terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4. dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari Power Supply akan mengalir arus (menuju relay S)
kembali ke power supply, sehingga relay S energized. Dengan energizednya relay, maka plat D2 akan menempel
dengan plat D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan knop K.
5. pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke kontaktor 3-4 lalu ke kontak
lalu ke relay SW dan kemudian kembali ke power supply.

3) Timer elektronik
Cara kerja:

1. kita menentukan lamanya penyinaran waktu yang ada, T= R.C


2. SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian kondensator dengan arah arus dari
terminal(+)→SWR→kondensator C→terminal 1. sementara itu, kontak SWS (bawah) akan close (karena digank
dengan SWE), sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup, sehingga rangkaian power supply
dan rangkaian HTT akan terhubung dan expose akan berlangsung.
3. berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian kondensator, sehingga saat muatan kondensator penuh
(time konstan 63%, karena merupakan fungsi linier setiap perubahan waktu), yang merupakan tegangan “critical
gride”, maka pada posisi 63% itu maka relay SB akan bekerja.
4. dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB sehingga relay SB akan bekerja, dengan
bekerjanya relay SB maka kontaktor SW3 membuka.
5. membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply dengan HTT.

4.Timer Automatic

Cara kerja :
1. menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C
2. pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3
lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke supply.
3. maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju
kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C.
4. setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan mengaktifkan relay S1.
5. dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalir pada primer
trafo tegangan tinggi.
6. prose penyinaran telah selesai.

Anda mungkin juga menyukai