Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH

PENGARUH BERAT DAN JUMLAH SUDU TERHADAP KINERJA


TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL

Disusun Oleh :

Munawir Sajali
NIM. 1604102010017

Bidang Keahlian Konversi Energi

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2021
2
PENGARUH BERAT DAN SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN POROS
HORIZONTAL

Munawir Sajali, Ahmad Syuhada, Ilham Maulana


Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111, Indonesia
e-mail: ranggayo18@gmail.com

Abstrak
Energi angin merupakan salah satu energi terbarukan yang dikembangkan untuk mengkonversi energi mekanik
menjadi energi listrik. Di daerah pantai Banda Aceh, kecepatan angin berhembus berkisar 4-6 m/s selama 4-5 jam/hari
sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai pembangkit energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh berat dan jumlah sudu berdasarkan kecepatan angin untuk digunakan pada turbin angin propeller yang
dipasang generator 2 kW guna mengetahui kinerja yang optimal untuk pemanfaatan energi angin yang maksimal.
Pengambilan data dilakukan selama 12 hari dengan menggunakan turbin angin poros horizontal dengan berat sudu
0.75 Kg, 1 Kg, 1.25 Kg dan 1.5 Kg dengan jumlah sudu 4, 5 dan 6 bilah sudu pada kecepatan angin 3-8 m/s, turbin
dihubungkan dengan generator 2 kW pada beban 1200 watt menggunakan pulley 1:5 sebagai transmisi. Dari hasil
penelitian didapatkan berat sudu yang paling optimal 1.5 Kg dengan 5 bilah sudu yang menghasilkan putaran poros
turbin maksimal 760 rpm, dan daya listrik 264 watt pada kecepatan angin 6 m/s.

Kata kunci: Horizontal turbin, berat sudu, kinerja turbin, daya turbin

1
1. Pendahuluan (sudu) turbin angin akan menangkap energi angin untuk
Masalah pencemaran lingkungan adalah isu penting memutar sudu dan kemudian mengerakan generator dan
yang telah menarik perhatian dunia, dengan meningkat kemudian menghasilkan energi listrik [8].
kesadaran terhadap lingkungan, sumber energi Penelitian oleh Ikhsan Fahriza tahun 2018 yang
terbarukan telah menarik banyak penelitian untuk berjudul studi pengaruh jumlah sudu kincir angin sumbu
pembangunan berkelanjutan tetapi juga untuk horizontal terhadap putaran poros. Pada penelitian ini
mengurangi polusi. Dengan demikian semakin banyak jumlah sudu yang diuji 3-7 sudu dengan kecepatan angin
negara yang berfokus pada penelitian energi terbarukan 6 m/s. Pada jumlah kincir 5 sudu dihasilkan nilai
[1-4]. karakteristik kincir angin yang optimal dengan nilai tip
Energi terbarukan adalah energi yang ramah speed ratio 6 𝜆 dan nilai dari daya kincir angin (Pout)
lingkungan karena tidak ada emisi yang merugikan 148,23 watt [6].
lingkungan. Energi terbarukan meliputi: energi air, Penelitian oleh Dewi Maryam tahun 2019 yang
panas bumi, matahari, angin, biogas, bio mass serta berjudul pengaruh kecepatan angin dan jumlah sudu
gelombang laut. Salah satu energi terbarukan yang terhadap daya turbin angin propheler. Pada pengujian ini
banyak dikembangkan untuk saat ini ialah energi angin, jumlah sudu yang diuji 5-7 sudu dengan kecepatan angin
sering dimanfaat untuk bidang pertanian, perikanan dan 3-9 m/s, mendapatkan daya angin yang optimal pada
bahkan bisa untuk pembangkitan energi listrik [3]. kecepatan angin 6 m/s dengan jumlah sudu 5 buah.
Angin merupakan sumber energi ramah lingkungan Turbin angin dengan sudu 6 dan 7 baru dapat
yang memiliki potensi besar untuk memenuhi menghasilkan listrik apabila kecepatan angin diatas 7
kebutuhan energi bagi manusia dan juga untuk m/s [9].
memitigasi perubahan iklim dari gas rumah kaca yang Penelitian oleh Said Fadhlillah tahun 2020 yang
dipancarkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. berjudul pengaruh panjang sudu turbin angin sumbu
Pemanfaatan energi angin untuk saat ini dimanfaatkan horizontal terhadap putaran poros. Pada pengujian ini
untuk menghasilkan energi listrik yang bersih, baik panjang sudu yang diuji 1,25m, 1,50m dan 1,75m dan
untuk penerangan, sumber panas atau tenaga jumlah sudu 3-5 sudu dengan kecepatan angin 3-8 m/s,
pembangkit untuk alat-alat rumah tangga dan industri. mendapatkan daya angin yang optimal 4-6 m/s dengan
Selain ramah lingkungan, sumber energi ini juga selalu panjang sudu 1,25 m dan jumlah sudu 5 buah lebih
tersedia setiap waktu[3-5]. optimal dengan putaran 820 rpm pada kecepatan angin
Kecepatan angin di Indonesia dalam jangka waktu 4 m/s dan putaran 1634 rpm pada kecepatan angin 6 m/s
6 jam/hari berkisar antara 2 m/s – 6 m/s. Keadaan ini [10].
dapat dinilai sangat cocok untuk membangun Banyak penelitian yang membahas tentang turbin
pembangkit listrik tenaga angin/turbin angin skala kecil angin dari berbagai aspek, mulai dari cara mendesain,
hingga sampai menengah (10 Kw – 100 Kw), yang bisa mendesain turbin angin, menguji kinerja turbin angin
dimanfaatkan untuk lampu, pompa, alat-alat dari banyaknya bilah sudu hingga panjang sudu[11-14].
elektronika, dan lain-lain. Di Nusa Tenggara Timur Bedasarkan literarur sebelumnya mendorong
potensi energi anginnya mencapai 9,286 MW, sehingga peneliti untuk mengkaji pengaruh berat sudu dan
dapat dikatakan sebagai kawasan terbesar sebagai pengaruh jumlah sudu terhadap kinerja turbin angin
penghasil energy angin dengan kecepatan rata-rata 5m/s. poros horizontal. Pengujian dilakukan di pantai ulee-
Namun hingga 2004 penggunaan energi angin masih lheue Banda Aceh. Panjang sudu 1 meter dengan
kurang dari 0,5MW [5]. memvariasikan jumlah sudu (4, 5 dan 6) dan berat sudu
Potensi kecepatan angin di Banda Aceh rata-rata 3,6 (1.5 kg, 1.25 kg, 1 kg,dan 0,75 kg ). Bahan sudu terbuat
m/s, namun angin dapat berhembus dengan kecepatan 3- dari jenis kayu meranti dengan bentuk sudu diambil dari
5 m/s dalam jangka waktu 4-5 jam/hari [6]. Dengan ketentuan airfoil tipe NACA 4418.
kecepatan angin yang berhembus hingga 3-5 m/s yang
hembusannya terjadi dalam jangka waktu 4-5 jam tidak
2. Metode Penelitian
mampu menggerakkan turbin terlampau berat, turbin a. Tempat dan Waktu
dengan jumlah blade 5 baru bisa digerakkan pada Penelitian ini telah dilakukan di Pantai Ulee Lheue,
kecepatan angin 4 m/s [7]. Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh
Sistem Konversi Energi Angin (SKEA), ada dua
b. Bahan Penelitian
jenis turbin angin yaitu turbin angin dengan poros
1. Sudu Turbin
horizontal dan turbin angin dengan poros vertikal, yang
merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang
Sudu turbin yang digunakan yaitu NACA 4418
memanfaatkan angin untuk memutar sudu sehingga dan memiliki berat yang bervariasi yaitu 0.75 Kg,
dapat dijadikan sebagai energi pembangkitnya. Blade

2
1 Kg, 1.25 Kg , dan 1.5 Kg. dengan pengujian 4. Transmisi
dilakukan 4, 5 dan 6 bilah sudu. Pada penelitian ini menggunakan transmisi pulley 5
banding 1 (5:1)

Gambar 4. Transmisi

c. Alat Penelitian
1. Anemometer
Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan
angin (m/s), dengan cara mengarahkan anemometer ke
Gambar 1. Sudu Turbin arah datangnya angin dengan ketinggian setara dengan
2. Hub rotor poros kincir angin. Anemometer yang digunakan bertipe
Hub rotor untuk jumlah bilah sudu 4, dan 6 dari plat anemometer AMF006 dengan kecepatan angin yang
besi dengan tebal 3 mm diameter 400 mm. dapat diambil 0 sampai 30 m/s.
Tebal Plat
40mm 2. Tacho Meter
20mm
Tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan
10mm putar (rpm) poros kincir angin, dengan cara
50mm

menempatkan tanda pada hub rotor yang akan dibaca


oleh sensor alat ukur kecepatan. Tachometer yang
digunakan bertipe Krisbow (KW06-563), Tachometer
3mm Krisbow (KW06-563) mempunyai 2 cara dalam
pengambilan data yaitu dengan cara test secara langsung
400mm

dan test menggunakan laser. Untuk test secara langsung


kecepatan yang bisa diambil 2 sampai 20.000 (rpm)
sedangkan untuk test menggunakan laser kecepatan
yang bisa diambil 2 sampai 99.999 (rpm) dengan waktu
pengambilan data selama 0,5 detik.
Gambar 2. Hub Rotor
3. Generator 3. Multitester
Pada penelitian ini digunakan tipe generator induksi Multitester digunakan untuk mengukur arus,
1 (satu) phasa dengan kapasitas 2 kW tegangan dan hambatan listrik. Ada dua jenis multitester
yang digunakan yaitu multitester bertipe Visero A830L
yang digunakan untuk mengukur tegangan (Volt) dan
Clamp Multitester KT87N yang digunakan untuk
mengukur arus (Amphere). Untuk tegangan yang dapat
diukur oleh multitester bertipe Visero A830L adalah
2V/20V/200V/600V dan untuk arus yang dapat diukur
oleh Clamp Multitester KT87N adalah 2A/200A/600A.

Gambar 3. Generator

3
3. Data dan Pembahasan
3.1 Data Hasil Pengujian diberi beban 1200 Watt. Parameter yang diukur yaitu
Dalam pengambilan data dilakukan dengan kecepatan angin, kecepatan putaran poros, amphere dan
memvariasikan berat sudu 0.75 kg, 1 kg, 1.25 kg dan 1.5 tegangan. Hasil pengujian dilapangan dapat dilihat dari
kg dengan jumlah sudu 4, 5, dan 6 bilah sudu. Pengujian grafik dibawah ini.
yang dilakukan dengan mengubungkan generator yang

Gambar 8. Grafik putaran poros terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 4 bilah sudu

Gambar 9. Grafik putaran poros terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 5 bilah sudu

Gambar 10. Grafik putaran poros terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 6 bilah sudu

4
Dapat dilihat pada Gambar 8, pada putaran sudu 4 putaran awalnya lebih tinggi dari pada sudu dengan
dengan berat 0.75 Kg mendapatkan putaran awal berat 1.25 Kg dan sudu dengan berat 1.5 Kg hal itu juga
tertinggi sampai pada kecepatan angin 4.5 m/s hal dipengaruhi oleh gaya inersia yang diterima oleh setiap
tersebut disebabkan karena gaya inersia terhadap sudu sudu. Namun, pada saat kecepatan angin mencapai 5-8
tubin angin poros horizontal lebih sedikit diterima oleh m/s putaran rotor tertinggi diperoleh sudu dengan berat
sudu dengan berat 0.75 Kg dari pada variasi berat sudu 1.5 Kg, dimana sudu dengan berat 1.5 Kg memiliki
lainnya. Begitu pula dengan berat sudu 1 Kg yang energi kinetik yang lebih besar dari pada variasi berat
putaran awalnya lebih tinggi dari pada sudu dengan sudu yang lainnya.
berat 1.25 Kg dan sudu dengan berat 1.5 Kg hal itu juga Dapat dilihat dari Gambar 10, pada sudu 6 bilah,
dipengaruhi oleh gaya inersia yang diterima oleh setiap sudu dengan berat 1.5 Kg pada kecepatan 3-4.5 m/s
sudu. Namun, pada saat kecepatan angin mencapai 5-8 memiliki putaran yang paling rendah, hal tersebut
m/s putaran rotor tertinggi diperoleh sudu dengan berat dikarenakan sudu dengan berat 1.5 Kg menerima gaya
1.5 Kg, dimana sudu dengan berat 1.5 Kg memiliki inersia atau gaya kelembaman terhadap putaran lebih
energi kinetik yang lebih besar dari pada variasi berat besar diterima dari pada sudu dengan variasi berat yang
sudu yang lainnya. lainnya (0.75 Kg, 1 Kg dan 1.25 Kg). Begitu juga
dengan berat sudu 1.25 Kg, memiliki putaran awal yang
Dapat dilihat dari Gambar 9, pada putaran sudu 5
lebih rendah dari pada sudu 0.75 Kg dan 1 Kg dan lebih
dengan berat 0.75 Kg mendapatkan putaran awal
tinggi putarannya dari sudu dengan berat 1.5 Kg, hal
tertinggi sampai pada kecepatan angin, hal tersebut
tersebut dikarenakan sudu dengan berat 1.25 Kg lebih
disebabkan karena gaya inersia terhadap sudu tubin banyak menerima gaya inersia terhadap putaran turbin
angin poros horizontal lebih sedikit diterima oleh sudu dari pada sudu dengan berat 0.75 Kg dan sudu dengan
dengan berat 0.75 Kg dari pada variasi berat sudu berat 1 Kg dan lebih rendah menerima gaya inersia dari
lainnya. Begitu pula dengan berat sudu 1 Kg yang sudu turbin angin dengan berat 1.5 Kg.

3.2 Grafik Hasil Perhitungan

Gambar 11. Grafik daya terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 4 bilah sudu

Gambar 12. Grafik daya terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 5 bilah sudu
5
Gambar 13. Grafik daya terhadap kecepatan angin dengan variasi berat sudu untuk 6 bilah sudu

Dapat dilihat pada Gambar 11, bahwa sudu dengan Sedangkan sudu yang menghasilkan daya yang paling
berat 1.5 Kg pada kecepatan 3-3.5 m/s dan sudu dengan rendah pada kecepatan rata-rata pantai Ulee-lheue kota
berat 1.25 Kg pada kecepatan angin 3 m/s menghasilkan Banda Aceh 4-6 m/s didapatkan oleh sudu dengan berat
daya dengan nilai 0 Watt, hal tersebut dikarenakan 0.75 Kg. Namun pada kecepatan 8 m/s sudu dengan
kecepatan putaran turbin angin poros horizontal belum kecepatan 1.5 Kg kehilangan daya, hal tersebut
mencapai putaran minimum pada generator untuk dikarenakan putaran turbin angin poros horizontal
mengahasilkan arus dan tegangan. Sedangkan sudu melebihi kapasitas/putaran maksimum dari generator.
dengan berat 0.75 Kg dan 1 Kg dari putaran awal sudah Dapat dilihat pada Gambar 13, bahwa sudu dengan
mendapatkan hasil daya, hal tersebut dikarekan putaran berat 1.5 Kg dan sudu dengan berat 1.25 Kg pada
turbin angin poros horizontal sudah diatas putaran kecepatan 3-3.5 m/s dan sudu dengan berat 1 Kg pada
minimum generator sehingga dari putaran awal sudu kecepatan 3 m/s menghasilkan daya dengan nilai 0 Watt,
dengan berat 0.75 Kg dan 1 Kg sudah menghasilkan arus hal tersebut dikarenakan kecepatan putaran turbin angin
dan tegangan. poros horizontal belum mencapai putaran minimum
Pada grafik daya terhadap kecepatan angin dengan pada generator untuk mengahasilkan arus dan tegangan.
variasi berat sudu untuk 4 bilah sudu, sudu yang dayanya Sedangkan sudu dengan berat 0.75 Kg dan dari putaran
paling tinggi atau dayanya yang paling optimal terhadap awal sudah mendapatkan hasil daya, hal tersebut
kecepatan angin rata-rata pantai Ulee-lheue kota Banda dikarekan putaran turbin angin poros horizontal sudah
Aceh 4-6 m/s didapatkan oleh sudu dengan berat 1.5 Kg. diatas putaran minimum generator sehingga dari putaran
Dapat dilihat pada Gambar 12, bahwa sudu dengan awal sudu dengan berat Kg dan 1 Kg sudah
berat 1.5 Kg dan sudu dengan berat 1.25 Kg pada menghasilkan arus dan tegangan.
kecepatan 3-3.5 m/s menghasilkan daya dengan nilai 0 Pada grafik daya terhadap kecepatan angin dengan
Watt, hal tersebut dikarenakan kecepatan putaran turbin variasi berat sudu untuk 6 bilah sudu, sudu yang dayanya
angin poros horizontal belum mencapai putaran paling tinggi atau dayanya yang paling optimal terhadap
minimum pada generator untuk mengahasilkan arus dan kecepatan angin rata-rata pantai Ulee-lheue kota Banda
tegangan. Sedangkan sudu dengan berat 0.75 Kg dan 1 Aceh 4-6 m/s didapatkan oleh sudu dengan berat 1.5 Kg.
Kg dari putaran awal sudah mendapatkan hasil daya, hal Sedangkan sudu yang menghasilkan daya yang paling
tersebut dikarekan putaran turbin angin poros horizontal rendah pada kecepatan rata-rata pantai Ulee-lheue kota
sudah diatas putaran minimum generator sehingga dari Banda Aceh 4-6 m/s didapatkan oleh sudu dengan berat
putaran awal sudu dengan berat 0.75 Kg dan 1 Kg sudah 0.75 Kg. Namun, sudu dengan berat 1.5 Kg pada
menghasilkan arus dan tegangan. kecepatan 7.5-8 m/s sudu dan sudu dengan berat 1.25
Pada grafik daya terhadap kecepatan angin dengan Kg pada kecepatan angin 8 m/s kehilangan daya, hal
variasi berat sudu untuk 5 bilah sudu, sudu yang dayanya tersebut dikarenakan putaran turbin angin poros
paling tinggi atau dayanya yang paling optimal terhadap horizontal melebihi kapasitas/putaran maksimum dari
kecepatan angin rata-rata pantai Ulee-lheue kota Banda generator. Sehingga pada kecepatan 8 m/s sudu dengan
Aceh 4-6 m/s didapatkan oleh sudu dengan berat 1.5 Kg. berat 1 Kg mendapatkan daya tertinggi.

6
3.3 Pembahasan Hasil [4] I. Rizianiza, D. Setiorini, dan A. Djafar. 2018.
Dari hasil pengambilan data dilapangan, data pada “Pengaruh Variasi Sudut Serang dan Kecepatan
kecepatan angin 4-6 m/s yang merupakan kecepatan Angin Terhadap Performansi Turbin Angin Sumbu
angin rata-rata dipantai Ulee-lheue Banda Aceh, Horizontal,” SNITT, hal. 44–50.
padakecepatan angin terhadap putaran bahwa pada 4 [5] Andika. 2007. “Kincir Angin Horizontal
bilah sudu putaran yang paling optimal didapatkan oleh Bersumbu Banyak”. Yogyakarta: Jurusan Teknik
sudu dengan berat 1.5 Kg, pada 5 bilah sudu didapatkan Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
oleh sudu dengan berat 1.5 Kg dan pada 6 bilah sudu
Sanata Dharma.
didapatkan oleh berat 1.5 Kg.
[6] Fahriza, Ikhsan. 2018. “Uji Pengaruh Jumlah
Daya yang dihasilkan rotor pada kecepatan angin 5-
Sudu Kincir Angin Sumbu Horizontal Tehadap
6.5 m/s, daya tertinggi dihasilkan oleh sudu dengan
berat 1,5 Kg dengan 6 bilah sudu. Namun, perbedaan Putaran Poros”. Banda Aceh: Jurusan Teknik
daya di antara berat dan banyaknya jumlah sudu mulai Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas
terlihat pada kecepatan angin diatas 6 m/s hal tersebut Syiah Kuala.
dapat dilihat pada grafik daya. Pada kecepatan angin 4- [7] Aryanto, Firman, I Made Mara dan Made Nuarsa.
7 m/s, sudu dengan berat 1.5 Kg lebih dominan 2013. “Pengaruh Kecepatan Angin Dan Variasi
menghasilkan daya yang optimal Jumlah Sudu Terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin
Poros Horizontal”. Mataram: Jurusan Teknik
4. Kesimpulan Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Hasil dari analisis data penelitian yang sudah [8] Ariyanto. 2012. “Pengaruh kecepatan Angin Dan
dilakukan, didapatkan hasil akhir yang dan dapat Variasi Jumlah Blade Terhadap Unjuk Kerja
disimpulkan dalam beberapa kesimpulan sebagai Turbin Angin Sumbu Horizontal”. Mataram:
berikut: Universitas Mataram.
• Daya yang dihasilkan rotor mulai terlihat [9] Maryam, Dewi. 2019. “Pengaruh Kecepatan
perbedaannya pada kecepatan angin diatas 5 m/s. Angin Jumlah Sudu Terhadap Daya Turbin Angin
• Pada kecepatan angin 3-8 m/s, daya turbin yang Propeler”. Banda Aceh: Jurusan Teknik Mesin
paling tinggi 523 watt didapatkan oleh sudu dengan dan Industri Fakultas Teknik, Universitas Syiah
berat 1.25 Kg dengan 5 bilah sudu.
Kuala
• Pada kecepatan angin rata-rata pantai Ulee-lheue
[10] Fadhlillah Said. 2020. “Pengaruh Panjang Sudu
kota Banda Aceh (4-6 m/s), putaran dan daya listrik
Turbin Angin Sumbu Horizontal Terhadap
yang paling optimal dihasilkan oleh sudu dengan
Putaran Poros”. Banda Aceh: Jurusan Teknik
berat 1.5 Kg dengan 5 bilah sudu yang menghasilkan
putaran poros turbin maksimal 760 rpm dan daya Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas
listrik 264 W pada kecepatan angin 6 m/s. Syiah Kuala.
[11] Huang, shiah Y.C, Chi-Jeng Bai, Chong W.T.
2015. “Experimental Study of the Protuberance
Daftar Pustaka Efefect on the Blade Performance of a Small
Horizontal Axis Wind Turbine,” J. Wind Eng.
[1] A. Laughton Michael. 2003. “Renewable Energy
Ind.Aerodyn. 147, 202-211.
Sources”. Behalf Of The Watt Committee On
[12] Khaled M, Ibrahim M, Hesham E, Abdel Hamed.
Energy by Elsevier Applied science, Report
2019. “Investigation of a Small Horizontal-Axis
Number 22.
Wind Turbine Performance with and without
[2] Zhang Chizhi dan Kong Fah Tee. 2018.
Winglet,” Energy 187, 115921.
“Application of gamma process and maintenance
[13] Gamiz F, Zulueta E, Boyano Ana, Ansoategui I,
cost for fatigue damage of wind turbine blade”.
and Uriarte Irantzu. 2017.“Five Megawatt Wind
Department of Engineering Science, University of
Turbine Power Output Improvements by Passsive
Greenwich, Chatham Maritime, Kent, ME4 4TB,
Flow Control Devices,” Energies, 10, 742;
UK.
doi:10.3390/en10060742
[3] Wenehenubun Frederikus, Andy Saputra dan Hadi
[14] Mohammadi, M., Mohammadi, A, and Farahat, S.
Sutanto. 2015.“An experimental study on the
2016. “A New Method for Horizontal Axis Wind
performance of Savonius wind turbines related
Turbine (HAWT) Blade Optimization,” Int.
with the number of blades”. Department of
Journal of renewable Energy Development, 5(1);
Mechanical Engineering, Atma Jaya Catholic
1-8.
University.

7
8

Anda mungkin juga menyukai