Anda di halaman 1dari 13

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL

Hendra Darmawan
Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, hendradarmawan11@gmail.co m

Ibnu Kahfi Bachtiar ST, M.Sc


Dosen Pembimbing, Program Stui Teknik Elektro, FT UMRAH, kahfi@umrah.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat turbin angin t ipe Savonius L sumbu
vertikal sebagai pembangkit terbarukan, dimana energi angin belu m dimanfaat kan dengan baik.
Rata-rata kecepatan angin di daerah kota Tanjungpinang perharinya sekitar 4 m/s sampai 6 m/s
serta kecepatan maksimu m sebesar 10,13 m/s. Maka turbin angin tipe Savonius L adalah salah satu
tipe turbin angin yang membutuhkan kecepatan angin yang rendah untuk beroperasi. Tempat
penelitian dilaku kan di dua lo kasi antara lain di Do mpak dan di Senggarang Kota Tanjungpinang
Kepulauan Riau. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengukuran kecepatan
angin serta RPM (Rotasi per Menit) yang di hasilkan o leh turbin, kemud ian menambahan motor
AC serta pembebanan agar diketahui berapa daya (watt) yang dihasilkan oleh turbin, dari hasil
pengujian maka dapat disimpulkan turbin mampu menyalakan beban sebesar 3 watt

Kata kunci : Pembangkit terbarukan, Turbin angin, Savonius L, RPM (Rotasi per Menit)

I. PENDAHULUAN dengan alasan kurangnya daya listrik untuk


A. Latar Belakang daerah Kepulauan Riau khususnya kota
Kepulauan Riau merupakan salah Tanjungpinang. Pengembangan sistem
satu wilayah Indonesia yang mempunyai pembangkit terbarukan merupakan langkah
wilayah marit im yang sangat luas, dengan awal dalam mengatasi krisis energi yang
luas wilayah terdiri dari 5 kabupaten dan 2 dialami oleh kota Tanjungpinang, salah
kota, 66 kecamatan serta 141 kelurahan, 275 satunya adalah pembangkit listrik tenaga
desa dengan ju mlah 2.408 pulau besar dan angin, dimana energi angin belu m
kecil yang 30% belu m bernama dan dimanfaatkan dengan baik.
berpenduduk. Adapun luas wilayahnya Kecepatan dan arah angin merupakan
sebesar 252.601 km, sekitar 95% salah satu kunci dimana dalam mendesain
merupakan lautan dan hanya sekitar 5% blade turbin angin agar lebih optimal
daratan serta memiliki garis pantai sehingga bisa didapatkan daya (watt) yang
diperkirakan 2.367,6 km, dengan potensi akan dihasilkan oleh perputaran blade pada
garis pantai yang sangat luas maka potensi turbin angin. Rata-rata kecepatan angin
sumber energi yang dimiliki oleh Provinsi didaerah kota Tanjungpinang perharinya
Kepulauan Riau tentunya sangat berlimpah. sekitar 4m/s sampai 6m/s serta kecepatan
Kondisi daerah Kepulauan Riau saat maksimu m sebesar 10,13m/s (BMKG
ini terjad i krisis energi, pemadaman listrik Tanjungpinang, 2014), ju mlah blade akan
dilakukan secara bergilir, hal in i dilakukan sangat berpengaruh pada daya (watt) yang

1
akan dihasilkan. Sudut pada turbin angin kajian terdahulu diperlukan agar proses
merupakan salah satu ko mponen utama yang penulisan dilakukan agar leb ih optimal. Ada
mempengaruhi turbin menghasilkan putaran beberapa kajian penelitian yang sudah
maksimal. Menurut Rusnoto dan Laudi dilakukan penulis - penulis sebelumnya,
Sofani (2010) dalam penelit ian tentang diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Pengaruh Susunan Sudut Turbin Angin Daryanto (2007) dalam penelitian Kajian
Savonius terhadap Karakteristik Daya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu,
Turbin, konsep turbin angin savonius ini mengatakan pada umu mnya turbin yang
sangat praktis dan sederhana, tidak memiliki ju mlah blade yang banyak,
terpengaruh oleh arah angin dan dapat memiliki torsi yang besar, sehingga dapat
dioperasikan di daerah pantai. diketahui bahwa semakin sedikit ju mlah
Eksperimen perbandingan pengaruh blade pada turbin angin, torsi semakin kecil.
susunan blade pada turbin angin savonius Penelit ian selanjutnya dilakukan o leh
memberikan hasil yang berbeda dari tiap- Dewi L, M (2010) yaitu Analisis Kinerja
tiap kecepatan angin pada setiap s usunan Turbin Angin Po ros Vert ikal dengan
blade pada turbin angin yang berbeda yang Modifikasi Rotor Savonius L untuk
berindikasi pada putaran rotor, sehingga Optimasi Kinerja Turbin , semakin besar
mempengaruhi karakteristik daya turbin, sudut kelengkungan turbin, jari-jari turbin
selain itu ju mlah diameter pada turbin angin semakin besar, ini menyebabkan gaya
juga mempengaruhi nilai RPM yang hambat yang dialami turbin pun semakin
dihasilkan oleh turbin. besar sehingga kecepatan putar turbin
berkurang, besar jari-jari turbin
B. Tujuan Penelitian mempengaruhi besar torsi, namun putaran
Penelitian ini bertujuan : yang dihasilkan turbin semakin kecil, tetapi
1. Merancang turbin angin tipe Savonius L penelitian yang dilakukan o leh Dewi L, M
sumbu vertikal. (2010) hanya menggunakan jari-jari turbin
2. Merancang turbin angin yang sesuai yang relatif kecil yaitu 7,3 cm, dan proses
untuk kecepatan angin rendah yaitu percobaan masih menggunakan kipas angin
turbin angin tipe Savonius L. sebagai sumber angin agar mudah
3. Menambahkan beban berupa lampu pada melakukan pengukuran angin menggunakan
tahap akhir proses pengujian turbin. anemometer.
Sudut pada turbin angin merupakan
II. KAJIAN LITERATUR salah satu komponen utama yang
A. Penelitian Terdahulu mempengaruhi turbin untuk menghasilkan
Penelit ian terdahulu merupakan salah putaran maksimal. Menurut Rusnoto, dan
satu referensi yang diperlu kan oleh penulis Laudi Shofan i (2010) dalam penelitian
dalam menyelesaikan tulisan. Selain itu, tentang Pengaruh Susunan Sudut Turbin

2
Angin Savonius terhadap Karakteristik Daya yang lebih maksimal sehingga blade dapat
Turbin, konsep turbin angin savonius ini berputar dengan baik pula, dalam
sangat praktis dan sederhana, tidak pengambilan data mencari debit air yang
terpengaruh oleh arah angin dan dapat maksimu m dari pengujian kecepatan angin 1
dioperasikan di daerah pantai. Eksperimen m/s sampai dengan 4 m/s diperoleh debit air
perbandingan pengaruh s usunan blade pada yang paling tinggi.
turbin angin savonius memberikan hasil
yang berbeda dari tiap-tiap kecepatan angin B. Landasan Teori
pada setiap susunan blade pada turbin angin Terdapat beberapa teori yang
yang berbeda yang berindikasi pada putaran dibutuhkan agar proses penulisan men jadi
rotor, sehingga mempengaruhi karakteristik lebih mudah. Berikut adalah beberapa teori
daya turbin. pendukung sekaligus acuan penulis dalam
Penelit ian berikutnya yang dilaku kan menyelesaikan penelitian.
oleh Adityo Putranto dkk (2011), yaitu 1. Turbin Angin
tentang Rancang Bangun Turbin Angin Turbin angin d iklasifikasikan dalam
Vertikal untuk Penerangan Ru mah Tangga. dua tipe yaitu sumbu horizontal dan sumbu
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut vertikal. Su mbu horizontal, memiliki blade
adalah turbin angin dapat membangkitkan atau kipas yang berputar sejajar dengan
daya lampu sebesar 6 watt. Penelitian tanah, sedangkan pada sumbu vertikal
tersebut menggunakan 6-blade turbin angin memiliki blade atau kipas yang berputar
dengan mengansumsikan nilai RPM sebesar tegak lurus ke tanah, namun sangat sedikit
40 RPM dan kecepatan angin sebesar 6,3 turbin angin dengan sumbu vertikal yang
m/s. tersedia secara ko mersial d ibandingkan
Salah satu fungsi turbin angin adalah dengan sumbu horizontal. Setiap des ain
sebagai penggerak pompa air. Menurut rotor memiliki kelebihan dan kekurangan,
Slamet Riyadi dkk (2013) dalam penelitian dibawah ini merupakan keleb ihan dan
tentang Turbin Angin Poros Vert ikal untuk kekurangan dari turb in angin sumbu
Penggerak Po mpa Air, hasil penelitian horizontal dan turbin angin sumbu vertikal.
diperoleh data yaitu daya terbesar turbin Keleb ihan turbin angin sumbu
angin poros vertikal 68,32 watt yang horizontal yaitu memiliki efisiensi yang
menghasilkan debit air sekitar 0,000143 tinggi, dan cut-in wind speed rendah.
m3/s, dengan daya pompa 0,42 watt dan Kekurangannya, yaitu turbin jenis ini
karakter dari turbin angin poros vertikal ini memiliki desain yang lebih ru mit karena
dapat berputar jika dikenai kecepatan angin rotor hanya dapat menangkap angin dari satu
yang rata-rata 3 m/s, sehingga turbin angin arah sehingga dibutuhkan pengarah angin
poros vertikal in i membutuhkan tempat yang selain itu penempatan dinamo atau generator
lapang atau tinggi untuk mendapatkan hasil berada di atas tower sehingga menambah

3
beban tower. Adapun keleb ihan dari turbin b. Turbin angin Savonius l
angin sumbu vertikal adalah memiliki torsi Turbin angin savonius L merupakan
tinggi sehingga dapat berputar pada pengembangan bentuk dari Turbin angin
kecepatan angin rendah, dinamo atau Savonius, pada Turbin angin Savonius L
generator dapat ditempatkan dibagian bawah aliran udara pada sisi b ilah yang lurus lebih
turbin sehingga mempermudah perawatan, besar dibandingkan pada sisi bilah lengkung
tidak berisik, dan kerja turb in tidak seperempat lingkaran (Soelaiman, 2006).
dipengaruhi arah angin. Kekurangannya Lihat gambar 2 :
adalah kecepatan angin dibagian bawah
sangat rendah sehingga apabila tidak
memakai tower akan menghasilkan putaran
yang rendah, dan efisiensi lebih rendah
dibandingkan turbin sumbu horizontal.
Aspek yang paling penting pada
desain blade atau kipas pada turbin angin Gambar 2. Contoh Blade dan Arah Angin
adalah merancang blade yang bisa pada Turbin Savonius L
mengambil energi angin secara optimal, baik (Sumber: Soelaiman, 2006)
dalam kondisi kecepatan angin yang rendah
maupun dalam kecepatan angin yang tinggi. 2. Menghitung efisiensi rotor pada
turbin angin
a. Vertical axis wind turbine (VAWT) Efisiensi pada daya rotor dapat
Vertical axis wind turbine (VAWT) dihitung dengan menggunakan rumus:
merupakan turbin angin yang memiliki
Efisiensi: wt = (1)
gerakan poros dan rotor sejajar dengan arah
Keterangan rumus: wt : Efisiensi
angin, sehingga rotor dapat berputar pada
Pt : Power Turbine
semua arah angin. Terdapat berbagai tipe
Pw : Power Wind
dari Vertical axis wind turbine (VAWT),
adalah daya yang terdapat pada angin:
gambar 1 merupakan beberapa contoh dari
P(w) = (vA) (v 2 ) = Av 3 (2)
Vertical axis wind turbine (VAWT).
Keterangan rumus: : massa jenis udara
A : Luas permukaan turbin
v: kecepatan udara
Sedangkan adalah daya yang
terdapat pada turbin angin:
Gambar 1. Savonius Rotor, Darrieus 3
Pt = (3)
Rotor, H-rotor
(Sumber:www.sihana.sta-
ff.ugm.ac.id)

4
3. Airfoil 4. Teori momentum elementer betz
Airfoil adalah suatu bidang seperti sayap Energ i mekanik turbin hanya dapat
pesawat terbang yang direncanakan untuk diperoleh dari energi kinetik yang tersimpan
memperoleh reaksi udara b ila benda tersebut dalam aliran angin, berarti tanpa perubahan
bergerak di udara. Airfoil yang efisien aliran massa udara, kecepatan angin
adalah Airfoil yang penampangnya dibelakang turbin haruslah mengalami
berbentuk hampir seperti tetesan air, berikut penurunan, dan pada saat yang bersamaan
adalah gambar bentuk Airfoil: luas penampang yang dilewat i angin
haruslah lebih besar, sesuai dengan
persamaan kontinuitas (Dewi, 2010). Jika
v1= kecepatan angin didepan rotor,
v
dan v 2 = kecepatan angin dibelakang rotor,
maka daya mekan ik turbin d iperoleh dari
selisih energi kinetik angin sebelum dan
setelah melewati turbin (lihat Gambar 4).

Gambar 3. Airfoil
(Sumber: Manwell,1980)

Bagian bagian Airfoil :


1. Leading edge adalah bagian terdepan
dari sebuah Airfoil.
2. Trailing edge adalah bagian yang paling
Gambar 4. Kecepatan angin melewati
belakang dari Sebuah Airfoil.
penampang rotor
3. Mean chamber line atau yang biasa
(Sumber: Dutta, 2006)
disebut dengan mean line adalah garis
Dapat diketahui bahwa daya mekanik turbin
yang merupakan tempat kedudukan titik-
angin adalah :
titik yang sama jauhnya terhadap
P
permu kaan atas dan bawah sebuah t = (A 1 v 1 3 A 2 v 2 3 ) (4)

Airfoil. Dari persamaan kontinuitas diperoleh:


4. Chordline adalah sebuah garis lurus yang A 1v1 = A2v2 (5)
yang menghubungkan kedua ujung mean Sehingga,
line sebuah Airfoil. PT= A 1 v 1 3 (v 12 v 2 2 ) (6)

Mensubstitusikan persamaan (5) dengan (6)


maka akan diperoleh:

5
PT = m (v 1 2 v 2 2 ) (7) = ( ) (v 1 2 v 2 2 )

Keterangan rumus : PT: Power Turbine = = vA (v 1 + v 2 ) (v 1 2 v 2 2 ) (12)


m: massa udara
Perbandingan daya mekan ik turb in
v : kecepatan udara
dan daya keluaran teoritiknya, yang biasa
Kesimpulan dari persamaan 7 adalah
disebut sebagai faktor daya ( Cp ) adalah:
untuk mendapat daya mekanik maksimu m,
v2 harus bernilai nol tetapi pada Cp = = (13)

kenyataannya tidaklah mungkin. Jika v 2 = 0, Keterangan Rumus : Cp : Faktor daya


v 1 haruslah bernilai nol yang berart i t idak Pt : Daya turbin
terjadi aliran udara sehingga tidak ada daya Pw : Daya angin
yang dihasilkan, untuk mendapatkan daya : massa jenis udara
maksimu m, maka diperlukan suatu nilai A: Luas penampang
perbandingan (rasio) antara v 1 dan v2 , untuk
Cp maksimu m d iperoleh apabila =
mendapatkan rasio ini diperlukan suatu
yang menghasilkan nilai sebesar 0,593. Ini
persamaan yang menunjukkan daya mekanik
berarti, meski dengan asumsi ideal, dimana
turbin.
aliran dianggap tanpa gesekan dan daya
Gaya yang bekerja pada turbin :
keluaran dihitung dengan tanpa
FT = m (v 1 v 2 ) (8)
mempertimbangkan jenis turbin yang
Keterangan rumus : FT : Gaya turbin
digunakan, daya maksimu m yang bisa
m: massa udara
diperoleh dari energi angin adalah 0,593
v: kecepatan udara
yang artinya hanya sekitar 60% saja daya
Maka daya turbin adalah:
angin yang dapat dikonversi menjadi daya
PT = FT v = m (v 1 v 2 ) v (9)
mekanik. Angka ini disebut faktor Betz.
Dari persamaan (8) dan (9) maka diperoleh:
5. Tip speed ratio (TSR)
m (v 1 2 v 2 2 )= m (v 1 v 2 ) v
Tip Speed Ratio (TSR) adalah
m (v 1 + v 2 )(v 1 v 2 ) = m (v 1 v 2 ) v perbandingan antara kecepatan sudut turbin

m (v 1 + v 2 )(v 1 v 2 ) () dan jari-jari turbin (R) dengan kecepatan


angin ( ).
m (v 1 v 2 )
= (14)
v = (v 1 + v 2 ) (10)

Kecepatan aliran pada turbin Keterangan rumus : : Tip Speed Ratio

sebanding dengan nilai v 1 dan v 2 . Aliran R : sudut turbin

massa udara menjadi: v w : Kecepatan angin


TSR juga dapat diperoleh dengan
m = vA = (v 1 + v 2 ) (11)
menggunakan persamaan:
Daya mekanik turbin menjadi:
= (15)
PT = m (v 1 + v 2 )

6
Blade tip speed merupakan kecepatan B. Jenis Penelitian
ujung blade atau rotor, dimana: Jenis penelitian yang dilaku kan

TSR = (16) adalah dengan menggunakan metode


pengukuran kecepatan angin serta RPM
(Rotasi per Menit) yang dihasilkan oleh
Berikut adalah gambar kurva Tip Speed
turbin, kemudian menambah motor AC serta
Ratio (TSR).
pembebanan agar diketahui berapa daya
(watt) yang dihasilkan oleh turbin.

C. Alat dan Bahan Penelitian


Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kayu
2. Pipa
Gambar 5. Kurva Tip Speed Ratio
3. Bearing
(Sumber: Manwell dkk, 1980)
4. Baut
5. Kabel ties
III. METODOLOGI PENELITIAN
6. Anemometer
Metode penelitian yang dilaku kan
7. Tacometer
adalah dengan menggunakan metode
8. Penggaris
eksperimental. Kegiatan yang dilakukan
9. Dinamo
adalah pembuatan turbin angin, setup alat
10. Rantai
dan pengambilan data hasil dari putaran
11. Gear sepeda
turbin angin (Rotasi per Menit ). Pembahasan
12. Besi
pada bab ini adalah lo kasi, waktu penelitian
dan metode perancangan.
D. Proses Pembentukan Alat
Proses awal adalah melaku kan
A. Waktu dan Tempat Penelitian
perangkaian alat yaitu seperti gambar
Tempat penelitian dilaku kan didua
dibawah ini :
lokasi antara lain di Do mpak dan di
Senggarang kota Tanjungpinang Kepulauan
Riau, hal in i dikarenakan penulis melakukan
survei terhadap lokasi angin yang
memungkinkan untuk melakukan penelitian
terhadap turbin angin.

Gambar 6. Panjang Blade

7
Berdasarkan persamaan 16, akan Pemilihan sudut yang sesuai
diperoleh besar dan panjang blade, yaitu: merupakan ko mponen pendukung terhadap

= proses pembuatan turbin. Pemilihan sudut


pada gambar 8 dilaku kan dengan mencoba
berbagai sudut yang memungkinkan untuk
memutar turbin, sehingga penulis
Persamaan 16 menjelaskan bahwa menetapkan 30o merupakan sudut yang
diameter yang digunakan adalah sebesar 98 digunakan pada proses perancangan, selama
cm, hal ini dikarenakan sesuai dengan melakukan proses pengujian putaran turbin
panjang blade sebesar 61,544 cm. tetap stabil sehingga dapat disimpulkan
bahwa sudut 30o adalah sudut yang tepat
untuk turbin angin yang penulis rancang.
Jumlah blade yang digunakan adalah
empat blade, hal ini berdasarkan pada
penelitian yang dilaku kan oleh Zulfikar dkk
(2010), apabila menggunakan dua blade
maka putaran rotor kurang stabil, jika
penulis memilih tiga blade, maka akan
mempengaruhi ju mlah watt yang dihasilkan
Gambar 7. Linear bearing
oleh turbin. Pemilihan empat blade adalah
solusi yang tepat, dikarenakan selama
Sebagai pemutar rotor, penulis
pengujian alat berlangsung, putaran turbin
menggunakan linear bearing, dikarenakan
tetap stabil.
desain pada linear bearing memiliki
diameter sebesar 16 mm, sehingga sesuai
dengan besi shalf yang digunakan.

Gambar 9. Turbin angin tipe savonius L

Gambar 9 menjelaskan bahwa


sebagai blade, penulis menggunakan pipa
Gambar 8. Sudut pada turbin angin
dengan diameter 4 inch. Sebagai poros

8
pemutar turbin, penulis menggunakan linear mempermudah proses pengerjaan alat
bearing. Siku besi digunakan untuk sehingga proses penelitian dan pengerjaan
menempelkan pipa terhadap lengan ke poros alat berlangsung dengan baik.
turbin. Kabel Ties berfungsi sebagai perekat 2. Observasi
antara siku besi dan pipa. Jika menggunakan Melakukan pengamatan langsung
lem sebagai perekat pipa dengan siku besi dilapangan terutama lokasi penelitian yang
maka apabila blade tersapu oleh angin dapat menunjukkan kecepatan angin tertentu,
men imbulkan kerusakan. Kerusakan yang pemilihan tempat yang strategis merupakan
terjadi adalah lepasnya blade turbin dari siku salah satu faktor pendukung sehingga turbin
besi, sebagai alas untuk berdirinya turbin angin mampu beroperasi dengan baik.
angin, penulis menggunakan bekas
penopang kipas angin yang sudah tidak IV. PENGUJ IAN DAN PEMBAHASAN
digunakan lagi, selain itu penambahan tinggi Pembuatan turbin angin sederhana
pada turbin juga dilakukan dengan tujuan perlu dilaku kan beberapa pengujian, hal ini
mendapatkan nilai kecepatan angin yang dilakukan agar dapat diketahui kekurangan
lebih tinggi sehingga putaran turbin angin dan kelebihan turbin angin yang telah
lebih optimal. dirancang. Sehingga turbin angin bisa
diperbaiki agar mendekati hasil yang
E. Data yang diperlukan diinginkan.
Data diperlukan pada penelitian ini Proses pengujian alat dilaku kan
adalah : dengan menggunakan metode pengukuran
1. Kecepatan angin. kecepatan angin, pengaruh diameter turbin
2. Nilai RPM (Rotasi per Menit) yang angin, serta pengukuran Rotasi per Menit
dihasilkan oleh turbin. (RPM) yang hasilkan oleh putaran turbin
3. Nilai beban yang digunakan pada proses angin. Hal-hal yang perlu diperhatikan
mengaktifkan beban sederhana berupa dalam proses pengukuran kecepatan angin
lampu. adalah lokasi pengujian. Hal ini dikarenakan
pada proses pengujian turbin angin,
F. Metode Pengumpulan Data dibutuhkan lokasi yang mempunyai
Metode pengumpulan data yang kecepatan angin yang stabil, sehingga data
digunakan pada penelitian in i adalah sebagai yang didapat menjadi leb ih optimal.
berikut : Ketinggian tempat pengujian juga perlu
1. Studi literatur diperhatikan, hal ini dikarenakan pengaruh
Mencari referensi dari buku-buku, sumber angin yang akan menerpa blade pada
jurnal-jurnal serta peralatan yang berkaitan turbin angin.
dan mendukung penelit ian baik saran
maupun kritikan yang positif sehingga

9
A. Pengujian Alat Kecepatan angin 5,5 m/s nilai RPM
Pengujian pertama d ilakukan di (Rotasi per Menit) yang dihasilkan oleh
daerah Do mpak Kota Tanjungpinang. turbin adalah 74,4 RPM. Hasil tersebut
Namun dikarenakan kondisi angin tidak merupakan nilai RPM tertinggi selama
memungkinkan, maka turbin tidak berputar. proses pengukuran yang dihasilkan oleh
Pengujian ke dua dilakukan di Senggarang turbin angin. Dapat dilihat seperti pada
kota Tanjungpinang tepatnya disekitar gambar 11:
Kantor Walikota kota Tanjungpinang.
Berikut adalah hasil yang didapat oleh
penulis diantaranya sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan kecepatan angin dan
rotasi per- menit
Kecepatan angin Rotasi per Menit
(m/s) (RPM) Gambar 11. Nilai RPM tertinggi selama
1,7 18,7 proses pengukuran
1,9 25,5
2,1 27,2 Gambar 11 men jelaskan tentang nilai
3,1 41,9 tertinggi yang dihasilkan oleh turbin pada
kecepatan angin sebesar 5,5 m/s adalah 74,4
Bulan Agustus penulis melan jutkan RPM . Data keseluruhan hasil kecepatan
penelitian masih di daerah yang sama, angin dan nilai RPM (Rotasi per Menit)
dimana kondisi angin sudah mulai yang dihasilkan oleh turbin angin, ketika
memungkinkan untuk melakukan penelitian. melakukan pengukuran kecepatan angin,
Pada kecepatan angin 3,5 m/s nilai RPM penulis juga mendapatkan data kecepatan
(Rotasi per Menit) yang dihasilkan oleh angin di kota Tanjungpinang yaitu kisaran 2
turbin adalah 47,9 RPM . Dapat dilihat m/s sampai 6 m/s dari BMKG kota
seperti pada gambar 11 : Tanjungpinang. Hasilnya adalah sebagai
berikut :

Gambar 10. Pengujian dengan hasil 47,9


RPM

10
Tabel 2. Total perbandingan kecepatan B. Perbandingan Daya dan Kecepatan
angin dan rotasi per menit Angin pada Turbin
Kecepatan angin Rotasi per Menit Gambar 13 adalah ju mlah kecepatan
(m/s) (RPM) angin yang mampu mengaktifkan putaran
1,7 18,7 turbin angin secara stabil sehingga beban
1,9 25,5 (lampu) b isa bekerja dengan baik. Lampu

2,1 27,2 yang digunakan adalah lampu 3 watt. Hasil

3,1 41,9 percobaan dapat dilihat seperti gambar 13 :

3,5 47,9
4,0 55,7
4,2 57,9
4,7 60,5
5,5 74,4

Berikut adalah grafik dari kecepatan


angin dengan Rotasi per Menit (RPM) yang
Gambar 13. Kecepatan angin untuk
dihasilkan oleh turbin angin:
mengaktifkan beban

RPM
80 Hasil pengukuran pada gambar
70 Cut In Speed 13dapat diketahui bahwa 4,7 m/s adalah
60 nilai kecepatan angin yang mengaktifkan
50
beban berupa lampu 3 watt, pada kecepatan
40
angin tersebut, lampu beroperasi dengan
30
20 baik.
10
0
1,7 1,9 2,1 3,1 3,5 4 4,2 4,7 5,5
Kecepatan angin (m/s)

Gambar 12. Grafik perbandingan nilai RPM


dengan kecepatan angin

Gambar 12 men jelaskan bahwa nilai


RPM pada kecepatan angin 5,5 m/s adalah Gambar.14 Pembebanan dengan lampu
74,4 RPM, sedangkan untuk nilai RPM
terendah adalah pada kecepatan angin 1,7 Gambar 14 merupakan pengujian
m/s, yang di hasilkan adalah 18,7 RPM turbin angin dengan melakukan pembebanan

11
berupa lampu. Lama waktu beroperasinya lampu. Lama waktu beroperasinya lampu
lampu tergantung pada kestabilan kecepatan tergantung kondisi angin, hal ini
angin. Pengukuran membu ktikan bahwa membu ktikan bahwa turbin dapat bekerja
turbin angin mampu mengaktifkan beban sesuai harapan penulis.
berupa lampu 3 watt, selain itu ket inggian
turbin juga mempengaruhi nilai daya (watt) B. Saran
yang dihasilkan o leh angin, hal ini Alat yang dibuat sudah bekerja sesuai
dikarenakan semakin tinggi letak turbin harapan, hanya saja masih perlu
maka akan semakin tinggi nilai kecepatan pengembangan lebih lanjut dari teman-
angin yang dihasilkan. teman mahasiswa atau masyarakat dengan
tujuan mengoptimalkan prinsip kerja pada
V. KESIMPULAN DAN SARAN alat tersebut. Berikut d iberikan saran untuk
A. Kesimpulan mengembangkan alat yang sudah dibuat :
Setelah semua percobaan atau 1. Penambahan ju mlah blade pada turbin
penelitian dilaku kan, maka d iambil angin untuk kondisi angin yang relatif
kesimpulan dari beberapa ru musan masalah rendah sangat diperlukan.
dalam perancangan turbin angin sumbu 2. Mengurangi diameter pada turbin.
vertikal dengan tipe savonius L untuk dapat 3. Menggunakan Motor DC agar turbin bisa
disimpulkan bahwa: menghidupkan lampu LED 12 volt.
1. Turbin angin tipe savonius L sumbu 4. Penambahan tinggi turbin angin untuk
vertikal berhasil dirancang dengan mendapatkan hasil kecepatan angin yang
spesifikasi turbin angin menggunakan 4 lebih optimal.
o
blade serta sudut blade sebesar 30 , dari 5. Mengganti material yang digunakan,
hasil pengukuran yang dilakukan maka karena semakin ringan material yang
diperoleh nilai cut in speed sebesar 1,7 m/s, digunakan maka cut in speed pada turbin
dan nilai RPM (Rotasi per Menit) pada akan semakin rendah.
kecepatan angin 5,5 m/s adalah 74,4 RPM.
2. Turbin angin dapat beroperasi dalam
kondisi angin yang rendah seperti pada
kondisi kecepatan angin 2 m/s hingga 4 m/s,
kondisi kecepatan angin tersebut adalah
kondisi angin untuk kota Tanjungpinang,
sehingga dapat diketahui bahwa turbin angin
mampu diterapkan.
3. Turbin dapat mengoperasikan lampu 3
watt melalui percobaan akhir yang dilakukan
pada proses penambahan beban berupa

12
DAFTAR PUSTAKA www.sihana.staff.ugm.ac.id 17
Agustus 2015
Dewi, Lustia Marizka. 2010. Analisis Soelaiman, F., Tandian, Nathanael P., dan
Kinerja Turbin Angin Poros Vertikal Rosidin, N., 2006. Perancangan,
Dengan Modifikasi Rotor Savonius L Pembuatan dan Pengujian Prototipe
Untuk Optimasi Kinerja Turbin. SKEA Menggunakan Rotor Savonius
Skripsi, Faku ltas Matematika Dan dan Windside untuk Penerangan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jalan Tol; Bandung. ITB
Sebelas Maret. Surakarta Zhuga, tendai andrew,. 2006. Design of
Manwell, 1980. Wind Energy Explained : Alternative Energy Systems: A Self-
Theory, Design, and Application Starting Vertical Axis Wind Turbine
Eldrige. German for Stand-Alone Applications
Marten, David and Juliane Wendler. 2013. (charging batteries). Ch inhoyi,
Qblade Guidlines. Berlin . German ZIMBA BW E. Ch inhoyi University of
Muttaqin, ridha farid, . 2011. Pemilihan Technology
Sudut Pitch Optimal Untuk Prototipe Zulfikar, Nusyirwan, Rakiman. 2010. Kajian
Turbin Angin Skala Kecil Dengan Eksperimental Ju mlah Sudu
Tipe Bilah _on-Uniform Airfoil _rel Terhadap Torsi Dan Putaran Turb in
S83n. Skripsi. Depart ment of Savonius Type U, Staff Pengajar
Engineering Physics, Faculty of Jurusan Teknik Mesin, Politekn ik
Industrial Technology ITS. Surabaya Negeri Padang, Padang.
Riyadi, Slamet , Mustaqim, Ah mad Farid
2010.Turbin Angin Poros Vertikal
untuk Penggerak Pompa Air, Prodi
Teknik Mesin Fakultas Universitas
Pancasakti, Tegal
Rusnoto dan Laudi Shofani, 2013. Pengaruh
Susunan Sudut Turbin Angin
terhadap Karakteristik Daya Turbin,
e-journal, Tegal.
Sebastianus (2014), Tugas Elektron
http://sebastianusk277.wordpress.co
m/tugas/tugas-elektron/ tanggal 10
Januari 2014
Sihana. (2010), Membuat Turb in Angin
Vertikal

13

Anda mungkin juga menyukai