Anda di halaman 1dari 14

Perancangan Rotor Turbin Angin Savonius Tipe-L Untuk Pembangkit Listrik

Pada Rumah Tinggal

1)Woe Junior, 2)Stenly Tangkuman, dan 3)Tritiya Arungpadang


1)
Prodi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi
2),3)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado
Email: woejunior32@gmail.com ; 2)st75@unsrat.ac.id
1)

ABSTRAK

Rotor adalah salah satu komponen utama dalam pembuatan Pembangkit Listrik. Rotor
berperan mengkonversi energi angin menjadi energi putar / energi mekanik. Untuk menghubungkan
rotor ke roda gigi memerlukan poros. Penelitian ini bertujuan merancang rotor pada turbin angin
Savonius dengan tipe sudu L untuk Pembangkit Listrik. Tujuan dari penelitian ini ada dua, pertama
merancang rotor pada turbin angin Savonius dan mensimulasikannya pada perangkat lunak Ansys
Workbench 18.1 untuk melihat daya output. Kedua membuat rotor untuk melengkapi miniatur
Pembangkit Listrik dengan rasio 1:5.
Hasil dari perancangan rotor yaitu diameternya sebesar 1,25 m dan tinggi 2,5 m. Dapat
beroperasi pada kecepatan angin 6,25 m/s dengan daya keluar 120 Watt. Untuk miniatur rotor dapat
berfungsi dengan baik dan telah terpasang pada miniatur Pembangkit Listrik.

Kata kunci: Rotor, Pembangkit Listrik

ABSTRACT

Rotor is one of the main component in wind power plant. The rotor plays a role in converting
wind energy into rotary energy / mechanical energy. To connect the rotor to the gear requires a shaft.
This research aims to design a rotor Savonius Wind Turbine with an L blade type for a Wind Power
Plant. This research has two purposes, first to design the Rotor Savonius Wind Turbine and then
simulate the rotor in the Ansys Workbench 18.1 to sees the output power. Second is making a Rotor
to complete a miniature Wind Power Plant with a ratio of 1:5.
The result of the Rotor design is that the diameter is 1.25 m and the height is 2.5 m. Can
operate at 6.25 m/s with the output power is 120 Watt. The rotor miniature can function properly and
has been installed on a miniature Wind Power Plant.

Keywords: Rotor, Wind Power Plant

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 100


I. PENDAHULUAN putaran yang lebih besar dibandingkan
1.1 Latar Belakang turbin 3 dan 4 sudu, tetapi turbin 2 sudu
Salah satu energi yang sering memiliki momen torsi yang rendah
digunakan untuk pembangkit listrik dibandingkan turbin 3 dan 4 sudu.
adalah angin. Pemanfaatan energi angin Penelitian ini berfokus pada pengujian
untuk pembangkit listrik sudah sering eksperimental untuk mengetahui kinerja
dilakukan, namun energi listrik yang dari turbin savonius dengan variasi jumlah
dihasilkan sangat terbatas. Kecepatan sudu turbin. Jadi, penelitian tersebut tidak
angin di Indonesia juga cenderung berfokus pada perancangan rotor.
rendah. Jenis turbin angin yang bisa Meifry H.F. Tielung, (2019),
dipakai untuk kecepatan angin rendah menggunakan software Ansys
yaitu Turbin angin tipe Savonius. Turbin Workbench18.1 untuk mensimulasikan
ini terdiri dari beberapa komponen turbin yang telah dirancang. Dari hasil
penting yang berperan dalam pemodelan yang dibuat turbin
mengkonversi energi angin ke energi menghasilkan daya 210,77 Watt. Namun
listrik, salah satunya adalah rotor turbin. penelitian ini hanya sampai ditahap
Rotor turbin berperan dalam merubah pemodelan 3D pada software Solidwork
energi angin menjadi energi gerak / 2016.
energi mekanik. Pada penelitian ini akan dirancang
Sudah banyak penelitian mengenai dan dibuat sebuah miniatur rotor turbin
perbandingan kinerja turbin angin untuk melengkapi miniatur Turbin Angin
savonius menggunakan beberapa bentuk Savonius dengan tipe sudu L untuk
sudu yang variatif dan diperoleh sudu memanfaatkan energi angin di daerah
dengan tipe L memiliki efisiensi terbaik. pesisir pantai.
Dari Penelitian yang dilakukan Jamal
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri 1.2 Rumusan Masalah
Ujung Pandang Makassar pada tahun 2019 Rumusan masalah yaitu bagaimana
dengan judul “Pengaruh Jumlah Sudu merancang dan membuat rotor turbin yang
Terhadap Kinerja Turbin Angin sudunya berbentuk L pada turbin angin
Savonius”. turbin 2 sudu menghasilkan tipe Savonius dengan kecepatan angin

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 101


rendah dan memanfaatkan energi yang Turbin ini ditemukan pertama
didapat tersebut untuk pembangkit listrik kalinya di Finlandia oleh seorang sarjana
pada rumah tangga tinggal. Finlandia bernama Sigurd Johannes
Savonius pada tahun 1922 dan berbentuk
1.3 Batasan Masalah S apabila dilihat dari atas. Turbin jenis ini
Batasan masalah ada tiga. Pertama secara umumnya bergerak lebih perlahan
adalah sudu pada rotor turbin yang akan dibandingkan jenis turbin angin sumbu
dibuat untuk turbin angin tipe savonius horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
berbentuk L. Kedua adalah wilayah yang besar.
ditinjau dalam perhitungan energi angin
adalah Bukit Savana Pulisan, Minahasa
Utara, Sulawesi Utara. Ketiga adalah tidak
dirancangnya sistem control output daya,
generator dan penyimpan daya.

1.4 Tujuan Penelitian Gambar 2. 1 Turbin Angin Tipe Savonius

Penelitian ini bertujuan merancang (Savonius, 1922)

rotor turbin angin tipe Savonius yang 2.2 Turbin Savonius Tipe L
sudunya berbentuk L dan memanfaatkan Pada rancangan Savonius tipe L,
energi yang dihasilkan untuk kebutuhan angin yang menumbuk salah satu bilah
rumah tinggal. Perancangan berupa rotor diharapkan lebih banyak mengalir ke
gambar tiga dimensi menggunakan bilah rotor lainnya melalui celah dekat
perangkat lunak Solidwork 2016, serta poros sehingga menyediakan daya dorong
simulasi gaya – gaya menggunakan tambahan pada bilah rotor ini. Melalui
ANSYS Workbench 18.1. Setelah penambahan diameter, titik pusat gaya
dilakukan perancangan dan pengeceekan dorong angin pada rotor akan bergeser
tegangan, akan dibuat model rotor turbin. menjauhi poros rotor. Hai ini dimaksudkan
untuk mendapatkan torsi yang lebih besar
II. LANDASAN TEORI (Soelaiman, 2006).
2.1 Turbin Savonius

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 102


daya turbin dengan daya yang
dihasilkan oleh angin yang
melewati turbin angin yang
dihitung dengan persamaan berikut
ini (Hau, 2013).

Gambar 2. 2 Turbin Savonius Tipe L 𝑃


𝐶𝑝 = 𝑃 𝑡 (2.2)
𝑤
(Sadaaki dkk, 2003)
- Luas Penampang Aliran (A);
2.3 Parameter Desain Turbin Angin
Luas penampang aliran atau swept
Savonius
area adalah luas efektif dari bucket
Turbin angin tipe Savonius
wind turbine yang mampu
memiliki beberapa parameter utama yang
menerima energi kinetik dari angin,
menentukan performa secara keseluruhan
dan mengubahnya menjadi energi
(Bayu, 2012), antara lain;
mekanik (Gambar 2.8). Untuk tipe
- Kecepatan Angin (V);
Savonius, luas daerah sapuan untuk
Dalam proses perancangan turbin
turbin Savonius dinyatakan dengan
angin Savonius, diperlukan data
(Bayu, 2012)
kecepatan angin di suatu daerah
atau tempat dimana turbin tersebut 𝐴 = 𝐻 𝐷 (2.3)
akan dipasang. Berdasarkan data
kecepatan angin ini, akan dihitung
- Tip Speed Ratio (λ);
potensi energi angin yang dapat
Tip speed ratio merupakan
diserap oleh turbin angin yang
perbandingan antara kecepatan
kemudian dimanfaatkan untuk
tangensial sudu turbin dengan
PLTB (Hau, 2003). Daya angin
kecepatan angin (Hau, 2013)
dihitung dengan persamaan
sebagaimana yang ditunjukkan
1
𝑃𝑤 = 𝜌𝐴𝑣 3 (2.1) pada persamaan berikut ini
2

𝑉
- koefisien kinerja daya (Cp); 𝜆 = 𝑉𝑡 (2.4)
𝑤
Koefisien kinerja daya (Cp)
- Jumlah Bucket (n);
merupakan perbandingan antara
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 103
Menurut Blackwell, (1978), getaran untuk Ar adalah 2. Ar dapat
dinamis dan momen statik dari rotor dinyatakan dengan Persamaan 2.5.
Savonius sepanjang posisi angular 𝐻
Ar = 𝐷 (2.5)
dari advancing bucket, yakni bucket
yang maju mendorong ke depan, - Overlap Ratio (a dan e);
dapat dikurangi dengan Overlap ratio didefinisikan sebagai
penambahan bucket. Sehingga jarak overlap antara dua sudu (ex
secara signifikan mengurangi nilai dan ez) terhadap diameter sudu rotor
posisi angular untuk advancing atau bucket (d). Verifikasi dari
bucket, dimana momen rotor relatif parameter ex dan ez terhadap
rendah, karena kemungkinan dari pengaruh turbin angin tipe Savonius
bucket untuk berada di posisi yang telah lama diteliti. Berdasarkan
bagus agar mengekstrak momentum percobaan dan studi kasus Fujisawa
aliran udara bertambah. Hal (1996) dan Blackwell (1978), dapat
tersebut dapat dilihat pada gambar disimpulkan bahwa nilai ex = 0
berikut ini, yang juga menunjukkan memberikan performa terbaik untuk
siklus momen dari rotor untuk Savonius dengan profil bucket
jumlah bucket 2 dan 3. semi-circular. Sedangkan untuk
nilai ez, menurut Fujisawa (1996)
- Rasio Aspek (Ar);
nilai optimal untuk ez ini adalah
Rasio aspek atau aspect ratio (Ar)
sama dengan 15% dari diameter
merupakan rasio dari turbin angin
bucket. Sedangkan Blackwell
tipe Savonius yakni perbandingan
(1978), mengambil kesimpulan
tinggi turbin angin dengan diameter
bahwa nilai ez ideal berada antara
rotor. Semakin tinggi rasio ini,
10% dan 15% dari ukuran diameter
turbin angin akan memiliki losses
bucket.
yang rendah akibat efek dari ujung
bucket. Berdasarkan hasil studi - Penambahan Pelat Penutup;
kasus oleh Luc Menet, Jean dan Pelat penutup merupakan pelat
Bourabaa, Nachida, nilai optimal yang terpasang pada bagian atas dan
bawah turbin angin Savonius.
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 104
Penambahan pelat penutup dapat 2. Pengambilan data kecepatan angin
menambah nilai rata-rata Pada tahap ini adalah pengambilan
maksimum power coefficient (Cp data kecepatan angin dari situs
averaged). Nilai diameter didapatkan globalwindatlas.info dengan
dengan rumus (Bayu, 2012) jangka waktu 1 bulan.
3. Penentuan parameter desain
𝑅f = 1,1𝑅 (2.6)
Pada tahap ini, akan ditentukan
- Pemilihan Bentuk Bucket.
jumlah sudu, aspect ratio, overlap
Bucket merupakan komponen yang
ratio, pelat penutup, dan
akan menerima terpaan angin.
pemilihan bentuk bucket.
Akibat dari terpaan angin bucket
4. Perhitungan awal dimensi turbin
kemudian terdorong dan
Pada tahap ini, akan dilakukan
menimbulkan gerakan potensil.
perhitungan untuk mencari
Dari gerakan potensial ini bisa
diameter dan tinggi dari turbin.
dikonversikan ke energi listrik.
5. Permodelan 3D di perangkat lunak
Untuk penentuan lebar bucket
Solidwork 2016
tersebut bisa menggunakan rumus
Pada tahap ini dilakukan
dibawah.
pemodelan tiga dimensi turbin angin
𝑒𝑧
dr = R + ( 2 ) (2.7) savonius dengan tipe sudu L.

III. METODOLOGI PENELITIAN 6. Simulasi aliran angin pada

Penelitian ini dilaksanakan secara perangkat lunak Ansys Workbench

sistematis dan struktur pelaksanaannya 18.1

dengan prosedur penelitian seperti pada Pada tahap ini akan disimulasikan

gambar 3.1. Penjelasannya adalah sebagai turbin yang telah digambar pada

berikut : software Solidwork 2016.


Tujuannya untuk mencari kecepatan

1. Studi literatur tangensial pada sudu.

Pada tahap ini dilakukan studi 7. Kecepatan linier pada sudu

literatur yang berhubungan dengan


topik penelitian.
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 105
Pada tahap ini telah didapat Setelah diketahui tegangan von
kecepatan tangensial pada sudu dan misses yang terjadi pada sudu dan
dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya. poros, akan dilakukan
8. Simulasi daya output dan torsi pada pengecekan tegangan. Jika nilai
perangkat lunak Ansys Workbench tegangan yang terjadi melebihi
18.1 nilai dari tegangan izin, bahan
Pada tahap ini dilakukan simulasi yang dipakai harus diganti dan
pada software Ansys Workbench disimulasikan ulang. Namun jika tidak
18.1 untuk mengetahui daya dan torsi melebihi maka bahan yang dipilih
dari turbin yang telah dirancang. bisa dipakai dan dilanjutkan ke tahap
9. Validasi presentase perbedaan selanjutnya.
hasil simulasi dan perhitungan teoritis 13. Rancang Bangun
Pada tahap ini dilakukan validasi Pada tahap ini akan diproduksi
untuk melihat presentase perbedaan hasil miniatur turbin angin yang yang
simulasi dan perhitungan teoritis diperkecil 5 kali lipat dari ukuran
dari daya dan torsi. Jika presentase rancangan untuk melengkapi
perbedaannya tidak terlalu jauh, miniatur pembangkit listrik tenaga
perancangan di anggap valid. angin. Untuk pembuatan dan perakitan
10. Pemilihan bahan sudu dan poros akan dilakukan di Laboratorium
Pada tahap ini, akan dilakukan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
pemilihan bahan untuk sudu dan Teknik, Universitas Sam Ratulangi.
poros. 14. Kesimpulan dan saran
11. Simulasi tegangan pada Ansys Pada tahap ini dibuat kesimpulan
Workbench 18.1 dan s aran dari hasil penelitian yang
Setelah dipilih bahan untuk sudu telah dilakukan.
dan poros, maka akan disimulasikan
pada software Ansys Workbench 18.1
untuk mengetahui tegangan Von Misses
dari sudu dan poros.
12. Pengecekan Tegangan

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 106


Kecepatan angin diambil di situs
globalwindatlas.info pada bulan
Desember 2019 di Kabupaten Minahasa
Utara. Data yang akan digunakan dalam
analisis dimensi turbin dan simulasi pada
perangkat lunak adalah kecepatan angin
maksimum yaitu 6,25 m/s.

4.1.2 Jumlah Bucket


Jumlah bucket dipilih 2 dengan tebal
2 mm.

4.1.3 Aspect Ratio (Ar)


Aspect ratio dipilih 2.

4.1.4 Overlap Ratio (ex dan ez)


Berdasarkan percobaan dan studi
kasus Fujisawa (1996), Blackwell (1978),
Menet dkk (2014), dipilih untuk nilai ex =
0 dan nilai ez = 20% dari diameter turbin.

4.1.5 Pelat Penutup


Tebal pelat penutup dipilih 1 mm
untuk bagian atas dan bawah.

4.1.6 Pemilihan Bentuk Bucket


Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Model bucket dibuat dengan bentuk
L yang diharapkan dapat membuat efek
IV. PEMBAHASAN DAN HASIL angkat kecil sehingga meningkatkan
4.1 Penentuan Parameter dan efisiensi (Soelaiman, 2006).
Dimensi Turbin
4.1.7 Perhitungan Dimensi Turbin
4.1.1 Data Kecepatan Angin

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 107


Berdasarkan Persamaan yang telah
tertulis pada Bab sebelumnya, didapatkan
dimensi turbin sebagai berikut:

− lebar bucket (dr) = 0,6875 m;


− overlap ratio (ez) = 0,125 m;
− diameter turbin (D) = 1,25 m;
− tinggi turbin (H) = 2,5 m;
− jari - jari pelat penutup (Rf) =
0,6875 m.

4.2 Simulasi Aliran Angin dengan Gambar 4. 2 Pemodelan Turbin dalam


Ansys Workbench 18.1 bentuk 3D di Solidwork 2016
4.2.1 Pemodelan Turbin di Solidwork
2016

Pada tahap ini akan dibuat


4.2.2 Hasil Simulasi Aliran Angin
permodelan pada Solidwork 2016 dengan
menggunakan ukuran dimensi yang sudah
dihitung di subbab sebelumnya. Hasil
permodelan bisa dilihat pada gambar 4.1
dan 4.2.

Gambar 4. 3 Hasil simulasi kecepatan


angin pada turbin dalam bentuk animasi
2D

Gambar 4. 1 Pemodelan Turbin dalam


bentuk 2D

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 108


Gambar 4. 4 Hasil simulasi Streamline Gambar 4. 5 Hasil Simulasi Daya Output
pada turbin pada kecepatan putaran turbin 111,78 rpm

Gambar 4.3 dan 4.4 adalah hasil


simulasi aliran angin yang menghempas
sudu – sudu turbin. Selama simulasi
berlangsung hingga selesai tidak ada
terjadi indikator error. Hasil simulasi akan
dirangkum dalam Tabel 4.2.

Tabel 4. 1 Hasil Simulasi Aliran Angin


Gambar 4. 6 Hasil Simulasi Torsi pada
Kecepatan
4.2.3 Hasil Simulasi Daya & Torsi Kecepatan Kecepatan Linier Sudu
Jumlah
Turbin Angin Awal pada
Sudu
Pada tahap ini akan disimulasikan (m/s) (rpm) Simulasi
lagi turbin angin untuk mencari daya dan (m/s)
torsi dari turbin yang telah dirancang. 2 6,25 95,5 7,32

kecepatan putaran turbin 111,78 rpm

Dengan menggunakan metode interpolasi


bisa didapat nilai daya output dan torsi
pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Didapat

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 109


Daya output turbin dengan nilai 120 Watt Berdasarkan Gambar 4.7 besar tegangan
dan torsi 10 Nm. von Misses (𝜎 , ) maksimum yang terjadi
pada sudu adalah 20,94 MPa. Setelah
Tabel 4. 2 Hasil Simulasi Daya Output didapat besar tegangan akan di cek apakah
Kecepatan nilai tersebut melebihi tegangan izin
Daya Torsi
Putar material atau tidak dengan cara membagi
(Watt) (Nm)
(rpm) kekuatan tegangan luluh material dengan
111,78 120 10,24 faktor keamanan desain dengan nilai 2.5.
Diperoleh hasil pengecekan tegangan
sebagai berikut.
4.3 Simulasi Tegangan
206,8 𝑀𝑃𝑎
4.3.1 Pengecekan Tegangan Pada Sudu 𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝜎 ′ <
2,5
Sudu menggunakan paduan
𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 20,94 M𝑃𝑎
aluminium tipe 5456 ASTM B209-96,
< 82,72 𝑀𝑃𝑎
dengan massa jenis (ρ) = 2.660 kg/m3,
kekuatan tegangan luluh (σy) = 206,8 MPa Berdasarkan pengecekan tegangan diatas,

dan nilai kekuatan tegangan maksimum bahan yang telah dipilih dapat menahan

(σu) = 365,4 MPa. Dalam simulasi ini gaya yang bekerja pada sudu.

menggunakan gaya yang diakibatkan oleh


angin yang bernilai 43,7 N yang didapat
dengan Persamaan 2.10.
4.3.2 Pengecekan Tegangan Pada Poros

Poros menggunakan AISI 1020


carbon steel, dengan massa jenis (ρ) =
8.030 kg/m3, kekuatan tegangan luluh (σy)
= 294,8 MPa, kekuatan tegangan
maksimum (σu) = 394,7 MPa. Pada poros
akan dipasang dua bantalan sebagai
Gambar 4.7 Tegangan von Misses tumpuan. Dalam simulasi ini poros akan
Maksimum pada Turbin Angin dipengaruhi oleh momen yang terjadi

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 110


akibat terpaan angin, torsi dari turbin dan Maka dapat disimpulkan poros tidak akan
gaya berat sudu. mengalami kegagalan.

V. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa perancangan rotor
turbin angin savonius dengan tipe sudu L
menghasilkan daya (120 watt) untuk
Gambar 4. 8 Tegangan von Misses disalurkan ke rumah tinggal, berdasarkan
Maksimum pada Turbin Angin hasil simulasi Ansys Workbench 18.1.
Rotor yang telah dirancang mampu
Berdasarkan Gambar 4.15 dan Gambar beroperasi pada kecepatan angin 6,25 m/s
4.16 besar tegangan von Misses (𝜎 , ) dengan kecepatan putar turbin 111,78 rpm.
maksimum yang terjadi pada poros adalah Torsi yang diperoleh sebesar 10,24 Nm.
32,22 MPa. Setelah didapat besar Rotor turbin ini memiliki dimensi tinggi
tegangan akan di cek apakah nilai tersebut 2,5 m dengan diameter 1,25 m. Sedangkan
melebihi tegangan izin material atau tidak untuk miniatur yang telah dibuat
dengan cara membagi kekuatan tegangan berdimensi tinggi 0,5 m dan diameter 0,25
luluh material dengan faktor keamanan m.
desain dengan nilai 2.5. Diperoleh hasil Untuk pengecekan tegangan,
pengecekan tegangan sebagai berikut. bahan yang dipilih untuk sudu adalah
294,8 𝑀𝑃𝑎 paduan aluminium tipe 5456 ASTM
𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝜎 ′ <
2,5 B209-96 dengan tegangan von misses

𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 32,22 M𝑃𝑎 yang terjadi adalah 20,94 MPa dan untuk

< 117,92 𝑀𝑃𝑎 poros menggunakan bahan AISI 1020


carbon steel dengan tegangan von misses

Dari hasil pengecekan tegangan diperoleh nya 32,22 MPa, tegangan yang terjadi jauh

tegangan von Misses tidak melebihi lebih kecil daripada tegangan izin material

tegangan izin material. Sehingga poros yang dipilih untuk setiap komponen.

tidak akan mengalami kegagalan material. Sehingga disimpulkan bahan yang dipilih

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 111


dianggap layak untuk dipakai dalam Application, Economics Third
pembuatan turbin angin. Translated Edition. Berlin: Springer

Daftar Pusataka Junaidin, Buyung, 2016. Perancangan


Alexander AJ, Holownia BP. Wind tunnel Vertical Axis Wind Turbine
tests on a Savonius rotor. J Ind Aerod (VAWT) Skala Kecil. Program
1978;3:343–51. Studi Teknik Penerbangan Sekolah
Tinggi Teknologi Adisutjipto.
Bayu, A.I. 2012. Desain Vertical Axis Jogjakarta.
Wind Turbine Tipe Savonius
Optimalisasi Kecepatan Angin Rendah. Prayogo, A. 2019 Desain Model
Skripsi Program Studi Teknik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Mesin Universitas Indonesia. Depok. Portabel. Jurusan Teknik Mesin
Darmawan, Hendra. 2017. Perancangan Universitas Sam Ratulangi.
Turbin Angin Tipe Savonius L Manado.
Sumbu Vertikal. Program Studi
Tekniik Elektro Universitas Santoso, A. A. 2018. Perancangan Mesin
Maritim Raja Ali Haji. Stirling Beta Tenaga Matahari
Sebagai Penggerak Pompa Air.
Global Wind Atlas, Wind Power Density Jurusan Teknik Mesin Universitas
of Sulawesi Utara - Indonesia. Sam Ratulangi. Manado.
https://globalwindatlas.info/area/I
ndonesia/Sulawesi%20Utara/Min Simanjuntak, Josua Nugroho. 2021.
ahasaUtara Simulasi Pengaruh jumlah dan
Diakses tanggal: 23 September Panjang Sudu Terhadap Daya
2020 Turbin Angin Tipe Poros
Horisontal. Jurusan Teknik Mesin
Hau, E. 2013. Wind Turbines Universitas Sam Ratulangi.
Fundamentals, Technologies, Manado.

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 112


Soelaiman, F., Tandian, Nathanael P., dan
Rosidin, N., 2006. Perancangan,
Pembuatan dan Pengujian
Prototipe SKEA Menggunakan Rotor
Savonius dan Windside untuk
Penerangan Jalan Tol; Bandung. ITB

Supriyo, 2015. Perancangan Turbin


Straight Blade Darrieus Dengan
Tiga Sudu. Program Studi Teknik
Konversi Energi Polteknik Negeri
Semarang. Semarang.

Syamza, A.F. 2017. Rancang Bangun


Pembangkit Listrik Turbin Angin
Vertikal Sebagai Energi Alternatif.
Program Studi Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang.

Tielung, Meifri Haryanto Fransisko. 2019.


Simulasi Dan Permodelan Turbin
Angin Savonius Dengan
Konfigurasi Rotor Tipe L Untuk
Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu Skala Mikro. Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sam Ratulangi.
Manado.

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 113

Anda mungkin juga menyukai