ABSTRAK
Rotor adalah salah satu komponen utama dalam pembuatan Pembangkit Listrik. Rotor
berperan mengkonversi energi angin menjadi energi putar / energi mekanik. Untuk menghubungkan
rotor ke roda gigi memerlukan poros. Penelitian ini bertujuan merancang rotor pada turbin angin
Savonius dengan tipe sudu L untuk Pembangkit Listrik. Tujuan dari penelitian ini ada dua, pertama
merancang rotor pada turbin angin Savonius dan mensimulasikannya pada perangkat lunak Ansys
Workbench 18.1 untuk melihat daya output. Kedua membuat rotor untuk melengkapi miniatur
Pembangkit Listrik dengan rasio 1:5.
Hasil dari perancangan rotor yaitu diameternya sebesar 1,25 m dan tinggi 2,5 m. Dapat
beroperasi pada kecepatan angin 6,25 m/s dengan daya keluar 120 Watt. Untuk miniatur rotor dapat
berfungsi dengan baik dan telah terpasang pada miniatur Pembangkit Listrik.
ABSTRACT
Rotor is one of the main component in wind power plant. The rotor plays a role in converting
wind energy into rotary energy / mechanical energy. To connect the rotor to the gear requires a shaft.
This research aims to design a rotor Savonius Wind Turbine with an L blade type for a Wind Power
Plant. This research has two purposes, first to design the Rotor Savonius Wind Turbine and then
simulate the rotor in the Ansys Workbench 18.1 to sees the output power. Second is making a Rotor
to complete a miniature Wind Power Plant with a ratio of 1:5.
The result of the Rotor design is that the diameter is 1.25 m and the height is 2.5 m. Can
operate at 6.25 m/s with the output power is 120 Watt. The rotor miniature can function properly and
has been installed on a miniature Wind Power Plant.
rotor turbin angin tipe Savonius yang 2.2 Turbin Savonius Tipe L
sudunya berbentuk L dan memanfaatkan Pada rancangan Savonius tipe L,
energi yang dihasilkan untuk kebutuhan angin yang menumbuk salah satu bilah
rumah tinggal. Perancangan berupa rotor diharapkan lebih banyak mengalir ke
gambar tiga dimensi menggunakan bilah rotor lainnya melalui celah dekat
perangkat lunak Solidwork 2016, serta poros sehingga menyediakan daya dorong
simulasi gaya – gaya menggunakan tambahan pada bilah rotor ini. Melalui
ANSYS Workbench 18.1. Setelah penambahan diameter, titik pusat gaya
dilakukan perancangan dan pengeceekan dorong angin pada rotor akan bergeser
tegangan, akan dibuat model rotor turbin. menjauhi poros rotor. Hai ini dimaksudkan
untuk mendapatkan torsi yang lebih besar
II. LANDASAN TEORI (Soelaiman, 2006).
2.1 Turbin Savonius
𝑉
- koefisien kinerja daya (Cp); 𝜆 = 𝑉𝑡 (2.4)
𝑤
Koefisien kinerja daya (Cp)
- Jumlah Bucket (n);
merupakan perbandingan antara
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 103
Menurut Blackwell, (1978), getaran untuk Ar adalah 2. Ar dapat
dinamis dan momen statik dari rotor dinyatakan dengan Persamaan 2.5.
Savonius sepanjang posisi angular 𝐻
Ar = 𝐷 (2.5)
dari advancing bucket, yakni bucket
yang maju mendorong ke depan, - Overlap Ratio (a dan e);
dapat dikurangi dengan Overlap ratio didefinisikan sebagai
penambahan bucket. Sehingga jarak overlap antara dua sudu (ex
secara signifikan mengurangi nilai dan ez) terhadap diameter sudu rotor
posisi angular untuk advancing atau bucket (d). Verifikasi dari
bucket, dimana momen rotor relatif parameter ex dan ez terhadap
rendah, karena kemungkinan dari pengaruh turbin angin tipe Savonius
bucket untuk berada di posisi yang telah lama diteliti. Berdasarkan
bagus agar mengekstrak momentum percobaan dan studi kasus Fujisawa
aliran udara bertambah. Hal (1996) dan Blackwell (1978), dapat
tersebut dapat dilihat pada gambar disimpulkan bahwa nilai ex = 0
berikut ini, yang juga menunjukkan memberikan performa terbaik untuk
siklus momen dari rotor untuk Savonius dengan profil bucket
jumlah bucket 2 dan 3. semi-circular. Sedangkan untuk
nilai ez, menurut Fujisawa (1996)
- Rasio Aspek (Ar);
nilai optimal untuk ez ini adalah
Rasio aspek atau aspect ratio (Ar)
sama dengan 15% dari diameter
merupakan rasio dari turbin angin
bucket. Sedangkan Blackwell
tipe Savonius yakni perbandingan
(1978), mengambil kesimpulan
tinggi turbin angin dengan diameter
bahwa nilai ez ideal berada antara
rotor. Semakin tinggi rasio ini,
10% dan 15% dari ukuran diameter
turbin angin akan memiliki losses
bucket.
yang rendah akibat efek dari ujung
bucket. Berdasarkan hasil studi - Penambahan Pelat Penutup;
kasus oleh Luc Menet, Jean dan Pelat penutup merupakan pelat
Bourabaa, Nachida, nilai optimal yang terpasang pada bagian atas dan
bawah turbin angin Savonius.
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 104
Penambahan pelat penutup dapat 2. Pengambilan data kecepatan angin
menambah nilai rata-rata Pada tahap ini adalah pengambilan
maksimum power coefficient (Cp data kecepatan angin dari situs
averaged). Nilai diameter didapatkan globalwindatlas.info dengan
dengan rumus (Bayu, 2012) jangka waktu 1 bulan.
3. Penentuan parameter desain
𝑅f = 1,1𝑅 (2.6)
Pada tahap ini, akan ditentukan
- Pemilihan Bentuk Bucket.
jumlah sudu, aspect ratio, overlap
Bucket merupakan komponen yang
ratio, pelat penutup, dan
akan menerima terpaan angin.
pemilihan bentuk bucket.
Akibat dari terpaan angin bucket
4. Perhitungan awal dimensi turbin
kemudian terdorong dan
Pada tahap ini, akan dilakukan
menimbulkan gerakan potensil.
perhitungan untuk mencari
Dari gerakan potensial ini bisa
diameter dan tinggi dari turbin.
dikonversikan ke energi listrik.
5. Permodelan 3D di perangkat lunak
Untuk penentuan lebar bucket
Solidwork 2016
tersebut bisa menggunakan rumus
Pada tahap ini dilakukan
dibawah.
pemodelan tiga dimensi turbin angin
𝑒𝑧
dr = R + ( 2 ) (2.7) savonius dengan tipe sudu L.
dengan prosedur penelitian seperti pada Pada tahap ini akan disimulasikan
gambar 3.1. Penjelasannya adalah sebagai turbin yang telah digambar pada
dan nilai kekuatan tegangan maksimum bahan yang telah dipilih dapat menahan
(σu) = 365,4 MPa. Dalam simulasi ini gaya yang bekerja pada sudu.
V. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa perancangan rotor
turbin angin savonius dengan tipe sudu L
menghasilkan daya (120 watt) untuk
Gambar 4. 8 Tegangan von Misses disalurkan ke rumah tinggal, berdasarkan
Maksimum pada Turbin Angin hasil simulasi Ansys Workbench 18.1.
Rotor yang telah dirancang mampu
Berdasarkan Gambar 4.15 dan Gambar beroperasi pada kecepatan angin 6,25 m/s
4.16 besar tegangan von Misses (𝜎 , ) dengan kecepatan putar turbin 111,78 rpm.
maksimum yang terjadi pada poros adalah Torsi yang diperoleh sebesar 10,24 Nm.
32,22 MPa. Setelah didapat besar Rotor turbin ini memiliki dimensi tinggi
tegangan akan di cek apakah nilai tersebut 2,5 m dengan diameter 1,25 m. Sedangkan
melebihi tegangan izin material atau tidak untuk miniatur yang telah dibuat
dengan cara membagi kekuatan tegangan berdimensi tinggi 0,5 m dan diameter 0,25
luluh material dengan faktor keamanan m.
desain dengan nilai 2.5. Diperoleh hasil Untuk pengecekan tegangan,
pengecekan tegangan sebagai berikut. bahan yang dipilih untuk sudu adalah
294,8 𝑀𝑃𝑎 paduan aluminium tipe 5456 ASTM
𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝜎 ′ <
2,5 B209-96 dengan tegangan von misses
𝜎 ′ < 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 32,22 M𝑃𝑎 yang terjadi adalah 20,94 MPa dan untuk
Dari hasil pengecekan tegangan diperoleh nya 32,22 MPa, tegangan yang terjadi jauh
tegangan von Misses tidak melebihi lebih kecil daripada tegangan izin material
tegangan izin material. Sehingga poros yang dipilih untuk setiap komponen.
tidak akan mengalami kegagalan material. Sehingga disimpulkan bahan yang dipilih