4
6
2 1
5
Gambar 4. Grafik CoP0 terhadap Tip Speed Ratio turbin angin Savonius Gambar 5. Grafik CoP terhadap Tip Speed Ratio turbin angin Savonius
tanpa dinding. dengan penempatan dinding pada jarak G/D = 1,7.
lebih tinggi daripada turbin yang beroperasi pada aliran konfigurasi dari turbin angin Savonius. Skema eksperimen
seragam (uniform). Maka, dapat disimpulkan bahwa ditunjukkan bahwa sistem eskperimen yang dilakukan untuk
pemasangan sistem BIWT oleh turbin angin Savonius di observasi turbin angin Savonius adalah dilakukan peletakkan
sudut bangunan memiliki kinerja yang baik jika dilakukan voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
pemasangan di gedung. angin dari axial fan (U).
Penelitian Choi et al. melakukan eksperimen mengenai Axial fan yang diletakkan di dekat voltage regulator dan
efek ground pada aliran di silinder elip (AR = 2) pada jarak antara axial fan dengan turbin angin Savonius adalah
boundary layer yang turbulen [6]. Kemudian performanya 3200 mm. Honeycomb yang berfungsi untuk membuat aliran
dibandingkan dengan penggunaan silinder sirkular (AR = 1). dari axial fan menjadi uniform diletakkan di dekat axial fan
Kedua silinder tersebut diletakkan di sebuah plat datar dengan jarak 800 mm. Dengan rasio jarak celah antara model
dengan jarak G. Kemudian diberikan variasi G/B sebesar 0; dinding dengan turbin (G/D) sebesar 1,7. Anemometer yang
0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 1,0; dan 2,0. Didapatkan hasil bahwa berfungsi untuk mengukur kecepatan angin yang datang
critical gap ratio dimana vortex mulai muncul terjadi saat menuju turbin angin Savonius diletakkan di depan turbin
G/B = 0,4 untuk silinder elip sedangkan pada silinder sirkular angin Savonius dengan jarak 8D. Torquemeter yang
terjadi saat G/B = 0,3. Didapatkan pula hasil bahwa efek berfungsi untuk mengukur torsi statis diletakkan di bagian
ground pada bagian wake silinder membatasi vortex untuk poros atas turbin angin Savonius. Tachometer yang berfungsi
mengalir terutama pada bagian lower side. Daerah wake yang untuk mengukur putaran dari turbin angin Savonius
terbentuk pada bagian belakang silinder elip dan intensitas diletakkan di dekat poros bawah turbin angin Savonius.
turbulennya lebih kecil dari pada yang terjadi di silinder B. Benda Uji
sirkular.
Spesifikasi yang dimiliki oleh turbin angin Savonius yang
Peneltian terdahulu dapat dijadikan sebagai referensi pada
digunakan dalam eksperimen ini adalah:
peneliian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
a. Material sudu turbin : Pipa PVC
kecepatan angin yang optimum sehingga mampu
b. Material end plate : Alumunium clad 2024
mendapatkan kinerja turbin angin Savonius yang maksimal.
c. Diameter blade turbin (D) : 165,2 mm
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
d. Tinggi turbin (H) : 294,4 mm
adalah variasi dan posisi turbin angin Savonius pada dinding
e. Diameter turbin (L) : 303,4 mm
bangunan. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
f. Diameter poros turbin (b) : 19 mm
nilai kecepatan angin, yaitu 4, 5, 6, 7, 8, 9 m/s dengan rasio
g. Diameter end plate (D0) : 321 mm
jarak celah antara pusat turbin dan dinding gedung G/D = 1,7.
h. Tebal end plate : 1 mm
Serta posisi turbin dipasangkan secara vertikal. Oleh karena
i. Tebal sudu turbin (t) : 4 mm
itu, dapat dikatakan penelitian ini belum banyak eksplorasi
Spesifikasi yang dimiliki oleh dinding bangunanyang
dan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan secara
digunakan dalam eksperimen ini adalah:
menyeluruh.
a. Panjang : 1550 mm
b. Lebar : 450 mm
II. METODE PENELITIAN c. Tinggi : 705 mm
Eksperimen ini dilakukan dengan dibandingkan performa d. Tebal : 12 mm
antara turbin angin Savonius tanpa dinding dan dengan e. Material : Multiplex
dinding. Gambar 1 ditunjukkan bahwa skema penelitian yang C. Alat Ukur
terdiri dari peletakkan alat, spesifikasi dimensi, dan
1) Tachometer
parameter-parameter yang dipakai dalam penelitian.
Tachometer adalah alat ukur digital yang digunakan untuk
A. Skema Eksperimen mengukur kecepatan rotasi dari sebuah poros turbin angin
Gambar 2 ditunjukkan skema eksperimen dengan Savonius. Tachometer yang digunakan dalam penelitian ini
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B75
adalah tachometer OMEGA seri HHT12 dengan kemampuan 𝜏 = {|𝑠 − 𝑚|. 𝑔}. 𝑟 (4)
pembacaan 0,05 m sampai 7,6 m seta akurasi pembacaan
0,01% ± 1 digit. Dimana s adalah pembacaan neraca pegas (Kg), m adalah
massa yang ditanggung oleh poros turbin (Kg), g adalah
2) Anemometer
percepatan gravitasi bumi dengan nilai 9,81 m/s2, dan r adalah
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur jari-jari poros turbin yang menerima beban sebesar 0,0125 m.
kecepatan flow yang datang dari axial fan. Anemometer yang Coefficient of moment (CM) dapat dikalkulasikan dengan
digunakan pada penelitian ini adalah anemometer model persamaan sebagai berikut:
Omega HHF92A dengan high resolution 0,01 m/s. 𝜏
3) Voltage regulator 𝐶𝑀 =
1 (5)
. 𝜌 . 𝐴 . 𝑈2. 𝑅
Voltage regulator digunakan untuk mengatur besar 2
keluaran tegangan yang berkaitan dengan kecepatan angin Dimana τ adalah torsi dinamis (N.m), ρ adalah massa jenis
yang keluar dari axial fan. Kecepatan angin yang keluar dari udara sebesar 1,17 Kg/m3, U adalah kecepatan angin yang
axial fan dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan dan berasal dari axial fan sebesar 4-9 m/s, R adalah jari-jari turbin
kecepatan angin yang keluar dari axial fan dapat diperkecil angin Savonius sebesar 0,1517 m, dan A adalah cross
dengan menurunkan tegangan. Voltage regulator yang sectional area dialiri aliran angin yang berasal dari axial fan
digunakan dalam penelitian ini adalah tipe TDGC 2J-3. yang dapat dikalkulasikan dengan persamaan sebagai berikut:
4) Torquemeter 𝐴 = 𝐿𝐻 (6)
Torquemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur Dimana L adalah panjang karakteristik turbin angin Savonius
torsi statis dari poros turbin angin Savonius. Torque meter dengan nilai sebesar 0,3034 m, H adalah tinggi turbin angin
yang digunakan pada penelitian adalah Torque meter Savonius dengan nilai sebesar 0,2944 m.
LUTRON model TQ-8800 dengan high resolution 0,1 N.cm. Coefficient of power (CP) dapat dikalkulasikan dengan
5) Brake Dynamometer persamaan sebagai berikut:
{(|𝑠−𝑚|)𝑔} .𝑟 .𝜋 .𝜔
Brake dynamometer digunakan untuk mengukur torsi 𝐶𝑃 = (7)
15 .𝜌 .𝐴 .𝑈 3
dinamis dengan timbangan beban sebagai spring balance.
Skema dan free body diagram dari brake dynamometer dapat Dimana s adalah pembacaan neraca pegas (Kg), m adalah
dilihat pada Gambar 3. massa beban yang ditanggung poros turbin (Kg), g adalah
percepatan gravitasi bumi sebesar 9,81 m/s2, r adalah jari-jari
D. Data Reduction poros turbin yang menerima beban sebesar 0,0125 m, ω
Eksperimen penelitian turbin angin Savonius ini adalah kecepatan sudut turbin angin Savonius (rad/s), ρ
diinvestigasi dengan menggunakan kecepatan angin yang adalah massa jenis udara sebesar 1,17 Kg/m3, A adalah luas
berasal dari axial fan (U) sebesar 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 m/s. cross sectional sebesar 0,092 m2, dan U adalah kecepatan
Sehingga, bilangan Reynolds yang didapatkan sebesar 7,68 x angin yang berasal dari axial fan sebesar 4-9 m/s.
104, 9,57 x 104, 11,15 x 104, 13,34 x 104, 15,37 x 104 dan Data penelitian yang didapatkan akan digunakan untuk
17,25 x 104. Bilangan Reynolds dikalkulasikan berdasarkan mendapatkan grafik coefficient of moment (CM) terhadap tip
panjang karakteristik dan kecepatan angin yang berasal dari speed ratio (λ), grafik coefficient of moment (CM) terhadap tip
axial fan (U) seperti yang ditunjukkan pada persamaan speed ratio (λ), dan grafik torsi statis (TS) terhadap sudut
berikut: angular turbin angin Savonius (θ).
𝜌𝑈𝐿
𝑅𝑒𝐿 = (1)
𝜇 III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dimana ρ adalah massa jenis udara bernilai 1,17 Kg/m3, U A. Analisa Coefficient of Power (CP)
adalah kecepatan angin yang berasal dari axial fan bernilai 4, Nilai Coefficient of Power (CP) yang didapatkan dari
5, 6, 7, 8 dan 9 m/s, L adalah panjang karakteristik dari turbin eksperimen yang dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk
(L=2D-b-2t) (m), D adalah diameter blade turbin (m), b grafik seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4
adalah diameter poros turbin (m), t adalah tebal sudu turbin menunjukan grafik Coefficient of Power (CP0) terhadap Tip
(m), dan μ adalah viskositas udara dengan nilai 1,8 x 10-5 Speed Ratio (λ) turbin angin Savonius tanpa dinding untuk
Ns/m2. kecepatan angin 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 m/s. Sedangkan, Gambar
Tip speed ratio (λ) dapat dikalkulasikan dengan persamaan 5 menunjukan grafik Coefficient of Power (CP) terhadap Tip
sebagai berikut: Speed Ratio (λ) turbin angin Savonius dengan penempatan
𝜔𝑅 dinding pada jarak G/D = 1,7 untuk kecepatan angin 4, 5, 6,
λ= (2)
𝑈 7, 8, dan 9 m/s.
Dimana R adalah jari-jari turbin sebesar 0,1517 m, U adalah Nilai Coefficient of Power (CP) didapatkan dari
kecepatan angin yang berasal dari axial fan sebesar 4-9 m/s, perbandingan daya yang dihasilkan turbin dengan daya
dan ω adalah kecepatan sudut turbin angin Savonius (rad/s) teoritis oleh aliran angin. Daya yang dihasilkan turbin
yang dikalkulasikan dengan persamaan berikut: merupakan hasil perkalian antara torsi dinamis dengan
2Π𝑛 kecepatan sudut turbin. Nilai torsi dinamis didapatkan
ω= (3) melalui pengukuran menggunakan brake dynamometer,
60
Torsi dinamis (τ) dapat dikalkulasikan dengan persamaan sedangkan kecepatan sudut turbin diketahui dengan
sebagai berikut: mengukur kecepatan putar turbin menggunakan tachometer.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B76
Gambar 6. Grafik CM0 terhadap Tip Speed Ratio turbin angin Savonius Gambar 7. Grafik CM terhadap Tip Speed Ratio turbin angin Savonius
tanpa dinding. dengan penempatan dinding pada jarak G/D = 1,7.
Pada Gambar 4 dan Gambar 5, kurva untuk setiap nilai angin yang terdefleksi oleh dinding cenderung mengenai
kecepatan angin memiliki trendline berbentuk parabolik. Hal advancing blade turbin, sehingga kerja turbin dipengaruhi
ini disebabkan oleh adanya pengaruh penambahan beban oleh daerah high velocity yang menyebabkan kecepatan angin
pada brake dynamometer. Pada saat kondisi tanpa beban, yang mengenai turbin meningkat, sehingga daya dan nilai CP
putaran turbin akan maksimum dan nilai Tip Speed Ratio juga yang dihasilkan turbin juga mengalami peningkatan. Nilai
maksimum. Ketika beban ditambah, putaran turbin akan CPmax terus mengalami penurunan nilai CP mulai kecepatan
berkurang dan nilai Tip Speed Ratio juga berkurang. Di sisi angin 5 m/s hingga mencapai nilai terendahnya pada
lain, penambahan beban menyebabkan peningkatan pada kecepatan angin 9 m/s, yang mana nilai Cpmax lebih rendah
torsi dinamis turbin, sehingga nilai CP akan meningkat hingga dari pada nilai CP0max turbin tanpa dinding. Namun, pada
mencapai suatu titik optimum. Pada titik optimum, daya yang kecepatan 7 dan 8 m/s mengalami peningkatan nilai Cp
dihasilkan turbin, yang merupakan hasil perkalian torsi terhadap CP) yaitu berturut-turut sebesar 5,6% dan 1,75%.
dinamis dengan kecepatan sudut turbin, mencapai nilai Dimana, peningkatan ini masih belum signifikan. Hal ini
maksimum. Selanjutnya, ketika beban kembali ditambahkan, disebabkan pada kecepatan angin 5–9 m/s, aliran angin yang
torsi dinamis akan terus meningkat, namun kecepatan putar menabrak dinding terdefleksi cukup kuat sehingga
turbin akan menurun sehingga daya yang dihasilkan turbin menyebabkan turbin berada dalam daerah low velocity yang
menurun dan nilai CP juga akan menurun. menyebabkan kecepatan angin yang mengenai turbin
Dari grafik pada Gambar 4, dapat diamati bahwa nilai menurun, sehingga daya dan nilai CP yang dihasilkan turbin
Coefficient of Power maksimum turbin tanpa dinding (CP0max) juga mengalami penurunan.
dicapai pada kecepatan angin 5 m/s, yaitu sebesar 0,0866
B. Analisa Coefficient of Moment (CM)
dengan λ = 0,717. Pada kecepatan angin 4 m/s, nilai CP0max
meningkat hingga kecepatan 5 m/s, kemudian menurun Nilai Coefficient of Moment (CM) yang didapatkan dari
hingga kecepatan 9 m/s. Hal ini menunjukkan bahwa eksperimen, dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk grafik
peningkatan CP tidak berbanding lurus dengan peningkatan seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 6 menunjukan
kecepatan angin. Apabila kecepatan angin terlalu rendah, grafik Coefficient of Moment (CM0) terhadap Tip Speed Ratio
maka penyerapan energi oleh turbin angin Savonius menjadi (λ) turbin angin Savonius tanpa dinding untuk kecepatan
kurang efektif dalam meningkatkan daya. Namun, apabila angin 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 m/s. Sedangkan, Gambar 7
kecepatan angin terlalu tinggi, akan terjadi fenomena solid menunjukan grafik Coefficient of Moment (CM) terhadap Tip
wall di mana turbin berputar dengan cepat dan seakan-akan Speed Ratio (λ) turbin angin Savonius dengan penempatan
membentuk silinder pejal, sehingga aliran angin tidak dapat dinding pada jarak G/D = 1,7 untuk kecepatan angin 4, 5, 6,
melewati sudu turbin dengan sempurna. Selain itu, kerugian 7, 8, dan 9 m/s.
mekanis dapat terjadi pada kecepatan putar turbin yang tinggi Nilai Coefficient of Moment (CM) dihasilkan dari
sehingga daya turbin yang dihasilkan juga akan semakin perbandingan torsi dinamis dan torsi teoritis. Dimana, torsi
rendah. teoritis dihasilkan dari kecepatan angin. Sedangkan, nilai
Dari grafik pada Gambar 5, dapat diamati bahwa nilai torsi dinamis didapatkan melalui pengukuran dengan
Coefficient of Power maksimum turbin dengan dinding menggunakan system brakedynamometer.
(CPmax) dicapai pada kecepatan angin 5 m/s, yaitu sebesar Dari grafik pada Gambar 6, dapat diamati bahwa nilai
0,0747 dengan λ = 0,687. Namun, bila dbandingkan dengan Coefficient of Moment maksimum turbin dengan dinding
CP0max nilai ini 13,7% lebih rendah dari pada nilai CP0max (CMmax) dicapai pada kecepatan angin 5 m/s, yaitu sebesar
turbin tanpa dinding. Sedangkan, peningkatan CP yang paling 0,2013. Terlihat pula, terjadi peningkatan nilai CM0 dari
maksimum terjadi pada kecepatan 4 m/s dengan peningkatan kecepatan 4 m/s hingga 5 m/s, kemudian menurun hingga
sebesar 16%. Dimana, nilai CP pada kecepatan 4 m/s sebesar kecepatan 9 m/s. Hal ini serupa dengan hasil pada grafik CP0,
0,0524 dengan nilai λ = 0,717 dimana, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan CM tidak
Hal ini disebabkan pada kecepatan angin 4 m/s, aliran berbanding lurus dengan peningkatan kecepatan angin.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B77
Gambar 8. Grafik CTs terhadap sudut sudu (θ) turbin angin Savonius Gambar 9. Grafik CTs terhadap sudut sudu (θ) turbin angin Savonius
tanpa penempatan dinding pada jarak G/D = 1,7. dengan penempatan dindinggambar pada jarak G/D = 1,7.
Apabila kecepatan angin terlalu rendah, maka penyerapan Metode pengambilan data dimulai dengan dilakukan pada
energi oleh turbin angin Savonius menjadi kurang efektif saat turbin dalam kondisi diam yaitu dengan dicekam pada
dalam meningkatkan daya dan nilai CM0. Namun, apabila bagian poros atas turbin, kemudian dialiri udara pada variasi
kecepatan angin terlalu tinggi, akan terjadi fenomena solid kecepatan angin yang berasal dari axial fan (U) sebesar 4, 5,
wall di mana turbin berputar dengan cepat dan seakan-akan 6, 7, 8, 9, dan 10 (m/s). Torsi statis yang diukur pada
membentuk silinder pejal, sehingga aliran angin tidak dapat penelitian ini yaitu torsi pada saat blade dari turbin ini berada
melewati sudu turbin dengan sempurna. Selain itu, kerugian mulai pada posisi angular sudut 0° searah dengan aliran udara
mekanis dapat terjadi pada kecepatan putar turbin yang tinggi sampai dengan posisi angular sudut 180° dengan kenaikan
sehingga nilai CM0 turbin yang dihasilkan juga akan semakin 10°.
rendah. Dari grafik yang terlihat pada Gambar 8 menunjukan
Dari grafik pada Gambar 7, dapat diamati bahwa nilai trendline berbentuk sinusoidal. Titik torsi statis maksimum
Coefficient of Moment maksimum turbin dengan dinding terjadi pada sudut sudu turbin angin (θ) sebesar 30o dan titik
(CPmax) dicapai pada kecepatan angin 5 m/s, yaitu sebesar torsi dinamis minimum terjadi pada saat sudut sudu turbin
0,1615. Namun, bila dbandingkan dengan CM0max nilai ini angin (θ) sebesar 140o di setiap variasi kecepatan.
19,7% lebih rendah. Sedangkan, peningkatan CM yang paling Didapatkan hasil bahwa nilai kecepatan angin 4 m/s
maksimum terjadi pada kecepatan 4 m/s dengan peningkatan memiliki nilai coefficient of static torque maksimum sebesar
sebesar 6,07% dengan nilai CM maksimum sebesar 0,1135. 1,654 dan nilai coefficient of static torque minimum sebesar
Hal ini disebabkan pada kecepatan angin 4 m/s, aliran -1,380. Pada kecepatan angin 5 m/s memiliki nilai coefficient
angin yang terdefleksi oleh dinding cenderung mengenai of static torque maksimum sebesar 1,209 dan nilai coefficient
advancing blade turbin, sehingga kerja turbin dipengaruhi of static torque minimum sebesar -1,01. Pada kecepatan
oleh daerah high velocity yang menyebabkan kecepatan angin angin 6 m/s memiliki nilai coefficient of static torque
yang mengenai turbin meningkat, sehingga daya dan nilai CM maksimum sebesar 1,003 dan nilai coefficient of static torque
yang dihasilkan turbin juga mengalami peningkatan. Nilai minimum sebesar -0,75. Pada kecepatan angin 7 m/s
CMmax terus mengalami penurunan nilai CM mulai kecepatan memiliki nilai coefficient of static torque maksimum sebesar
angin 5 m/s hingga mencapai nilai terendahnya pada 0,842 dan nilai coefficient of static torque minimum sebesar
kecepatan angin 9 m/s, Hal ini disebabkan pada kecepatan -0,75. Pada kecepatan angin 8 m/s memiliki nilai coefficient
angin 5–9 m/s, aliran angin yang menabrak dinding of static torque maksimum sebesar 0,717 dan nilai coefficient
terdefleksi cukup kuat sehingga menyebabkan turbin berada of static torque minimum sebesar -0,49. Pada kecepatan
dalam daerah low velocity yang menyebabkan kecepatan angin 9 m/s memiliki nilai coefficient of static torque
angin yang mengenai turbin menurun, sehingga nilai CM yang maksimum sebesar 0,636 dan nilai coefficient of static torque
dihasilkan turbin juga mengalami penurunan. minimum sebesar -0,46.
Pada grafik di Gambar 8 menunjukan adanya peningkatan
C. Analisa Coefficient of Static Torque (CTS)
nilai CTs0 pada θ sebesar 0o – 30o dan 140o - 180o. Hal ini
Hasil eksperimen yang telah dilakukan menghasilkan data terjadi karena adanya peningkatan nilai dari torsi statis akibat
koefisien torsi statis saat turbin angin Savonius tanpa gaya drag pada advancing blade meningkat akibat lebih
diberikan dinding (CTS0) yang ditunjukan pada Gambar 8 dan dekat dengan arah datangnya angin dan gaya drag pada
turbin angin Savonius dengan pemasangan dinding dekat returning blade berkurang akibat menjauhi arah dating angin.
advancing blade pada G/D = 1,7 (CTS) yang ditunjukan pada Sehingga selisih kedua gaya drag tersebut meningkat yang
Gambar 9. Torsi statis didapatkan dengan digunakan alat ukur kemudian nilai torsi statis juga akan meningkat. Sedangkan
torquemeter. Data torsi statis dihasilkan data yang berbeda di penurunan nilai dari torsi statis pada sudut sebesar 40o – 130o
setiap sudut (θ).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B78