Anda di halaman 1dari 6

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978 - 2365

Vol. 18 No. 1 Juni 2019 : 23 - 28 E-ISSN 2528 - 1917

POTENSI ENERGI ANGIN DI ATAS BANGUNAN BERTINGKAT DI


PANGKALAN KERINCI, KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU
Tengku Azirudin
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pelalawan
Komplek Perkantoran Bhakti Praja, Pangkalan Kerinci 28381, Indonesia
azirdn@gmail.com

Abstrak
Banyaknya bangunan bertingkat di Pangkalan Kerinci memberikan keuntungan dalam hal ketinggian lokasi
untuk dibangun turbin angin, karena posisi yang lebih tinggi memiliki kecepatan angin yang lebih besar.
Tujuan penelitian ini menghasilkan data energi angin yang dapat dikonversi menjadi energi listrik di bangunan
bertingkat di Pangkalan Kerinci. Untuk mendapatkan kecepatan angin di lokasi penelitian, telah dilakukan
pengukuran menggunakan anemometer pada ketinggian 10 meter di atas permukaan tanah. Data hasil
pengukuran di lapangan diolah untuk mendapatkan besaran energi listrik yang dihasilkan pada ketinggian
tertentu. Perkiraan kecepatan angin rata-rata pada ketinggian 30 meter adalah 3,47 m/s, sedangkan daya listrik
yang dihasilkan dari sapuan rotor berdiameter 5 m adalah 248 watt per jam. Hasil tersebut tidak mencukupi
kebutuhan listrik untuk rumah tangga kecil sebesar 450 – 2200 VA.

Kata kunci: listrik, energi angin, Pangkalan Kerinci

THE POTENTIAL OF WIND ENERGY ON TOP OF MULTI-STORY BUILDINGS


IN PANGKALAN KERINCI, PELALAWAN DISTRICT, RIAU PROVINCE
Abstract
The availability of relatively high building in Pangkalan Kerinci provide the advantage for wind turbine
application because the higher position has greater wind speed. This study attempts to collect the potential
wind energy data at the top of a multi-story building in Pangkalan Kerinci that is convertable into electrical
energy. Measurements were carried out to obtain the wind speed at the study site using an anemometer at a
height of 10 meters above the ground. The measurement data is processed to obtain the amount of electrical
energy produced at a certain height. Estimated average wind speed is 3.47 m/s at a height of 30 meters. The
electric power generated with a rotor diameter of 5 meters is 248 watts per hour. The electricity produced is
not sufficient for electricity needs for small households of 450 - 2200 VA.

Keywords: electricity, wind energy, Pangkalan Kerinci

PENDAHULUAN
Kebutuhan energi terus meningkat seiring berbagai sektor seperti pertanian, pendidikan,
dengan pertambahan jumlah penduduk di dunia. kesehatan, penerangan jalan, dan penggerak
Peningkatan kebutuhan energi terkadang tidak ekonomi masyarakat [1].
diiringi oleh peningkatan pembangunan sarana dan Konsep pemanfaatan energi angin sudah lama di
prasarana yang mendukung sehingga gunakan. Tercatat dalam suatu sumber energi angin
mengakibatkan beberapa tempat tidak mendapat telah digunakan pada masa Babilonia Kuno untuk
pasokan listrik yang cukup. Saat ini, Pemerintah kebutuhan irigasi, sedangkan pada sumber lain
terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan pemanfaatan energi angin pertama kali berasal dari
dalam memenuhi kebutuhan energi nasional dalam India [2].

Diterima : 30 Oktober 2017, direvisi : 19 Februari 2018, disetujui terbit : 14 Desember 2018 23
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 18 No. 1 Juni 2019 : 23 – 28

Pangkalan Kerinci merupakan pusat Data kecepatan angin diperoleh dengan


perdagangan di Kabupaten Pelalawan. Sebagai kota melakukan pengukuran langsung menggunakan
yang menjadi pusat perdagangan, Pangkalan anemometer pada tanggal 14 September 2017
Kerinci memiliki bangunan ruko yang banyak dari pukul 07.00 sampai dengan 18.00 WIB
tersebar di jalan Maharaja Indera, Akasia, Seminai, dengan interval pencatatan setiap 30 menit di
Pemda, dan jalan Lingkar. Tercatat pada tahun 2015 koordinat N 12° 41' 27'' E 1° 3' 9''. Pengukuran
jumlah toko/ warung kelontong di Kecamatan dilakukan di atas bangunan setinggi 8 meter
Pangkalan Kerinci adalah 2.216 unit dengan jumlah dengan ketinggian titik ukur 2 meter di atas
terbanyak berada di Pangkalan Kerinci Kota tingkat tertinggi gedung. Total ketinggian titik
sebanyak 998 unit dan Pangkalan Kerinci Timur ukur adalah 10 meter di atas permukaan tanah,
sebanyak 998 unit [3]. dengan pertimbangan ketinggian bangunan di
Pada umumnya bangunan bertingkat di sekitar tidak melebihi dari 8 meter.
Pangkalan Kerinci memiliki ketinggian 8-15 m Data hasil pengukuran diolah untuk
dengan panjang 15-20 m dan lebar 5 m untuk satu mengestimasi kecepatan angin pada ketinggian
unit ruko. Ketinggian bangunan memberikan tertentu. Selanjutnya kecepatan angin tersebut
keuntungan dalam menghasilkan energi listrik yang dianalisa untuk mendapatkan besaran energi
berasal dari energi angin, karena posisi yang lebih listrik yang dihasilkan.
tinggi memiliki kecepatan angin yang lebih besar
HASIL DAN PEMBAHASAN
[4][5].
Untuk mengetahui besar energi listrik yang
Sebelum membangun turbin angin, ada
dihasilkan, pertama dilakukan pengukuran
banyak hal yang diperhitungkan untuk mengetahui
kecepatan angin di lokasi penelitian pada
potensi energi angin pada suatu lokasi [6]. Sampai
ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah.
saat ini belum ada penelitian yang menghasilkan
Kecepatan angin di lokasi berkisar antara 0,9 m/s
data potensi energi angin di Pangkalan Kerinci.
sampai 3,4 m/s, sehingga tergolong kecepatan
Untuk mengetahui besaran energi yang dihasilkan
angin rendah/ tenang. Ada range yang cukup
pada suatu lokasi, diperlukan penelitian tentang
besar antara kecepatan tertinggi dengan terendah.
besar energi angin yang dapat dikonversi menjadi
Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 1.
energi listrik pada ketinggian tertentu dengan
variasi ukuran diameter rotor. Perkiraan Kecepatan Angin di Lokasi
Penelitian ini diharapkan menghasilkan data Penelitian Pada Ketinggian Tertentu
energi angin yang dapat dikonversi menjadi energi Standar pengukuran kecepatan angin permukaan
listrik pada bangunan bertingkat di Pangkalan seperti yang dilakukan BMKG adalah pada
Kerinci. ketinggian 10 m, sedangkan untuk mengetahui
potensi energi angin dibutuhkan data kecepatan
METODOLOGI
angin di ketinggian menara turbin angin.

24
Potensi Energi Angin Di Atas Bangunan Bertingkat Di Pangkalan Kerinci,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

Tabel 1. Kecepatan angin di lokasi penelitian power law [8]. Model persamaan power law ditulis
pada ketinggian 10 meter di atas permukaan
dalam bentuk sederhana sebagai berikut [8] [9]:
tanah
Waktu Kecepatan Waktu Kecepatan 𝑈𝑈(𝑧𝑧) 𝑧𝑧 𝛼𝛼
(m/s) (m/s) =� � (1)
𝑈𝑈(𝑧𝑧𝑧𝑧) 𝑧𝑧𝑧𝑧
07.00 2,5 12.30 2,4
07.30 2,5 13.00 0,9
U(z) = Kecepatan angin pada ketinggian z
08.00 3,2 14.30 2,5
08.30 3 14.00 2,5
09.00 2,7 14.30 3,4 U(zr) = Referensi kecepatan angin yang
09.30 2,4 15.00 3,3
10.00 2,6 15.30 2,8 diketahui pada ketinggian zr
10.30 3,1 16.00 2,3
11.00 2,9 16.30 3,4 Eksponen α pada persamaan (1) dipengaruhi oleh
11.30 2,8 17.00 3,4
12.00 2,8 17.30 1,2 Roughness Length (z0) yang bisa didapat
12.30 2,4 18.00 1,5 menggunakan persamaan (2).

Kecepatan angin dipengaruhi oleh 1


𝑎𝑎 = � 𝑍𝑍𝑍𝑍
� (2)
ketinggian, permukaan tanah, dan kestabilan 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 � �
𝑍𝑍0
atmosfir [7]. Pada lokasi yang sama, kecepatan
Nilai roughness length (z0) pada persamaan (2)
angin pada posisi yang lebih tinggi berbeda
dapat dilihat pada Tabel 2.
dengan lebih rendah. Kecepatan angin pada
Lokasi pengukuran berada pada area yang
ketinggian tertentu dapat dihitung berdasarkan
terdiri dari banyak bangunan sehingga
kecepatan angin pada ketinggian yang diketahui
diasumsikan memiliki nilai roughness length 0,2.
dengan menggunakan dua persamaan yaitu
Estimasi kecepatan angin pada ketinggian 10, 15,
logarithmic law dan power law. Namun, untuk
20, 25, dan 30 m dengan menggunakan persamaan
perhitungan kecepatan angin pada pekerjaan
(1) dapat dilihat pada Tabel 3.
teknis lebih akurat jika menggunakan persamaan

Tabel 2. Nilai roughness length [4]


Roughness Roughness Energy Landscape Type
Class Length (m) Index (%)
0 0.0002 100 Water surface
0.5 0.0024 73 Completely open terrain with a smooth surface, e.g.concrete
runways in airports, mowed grass, etc.
1 0.03 52 Open agricultural area without fences and hedgerows and very
scattered buildings. Only softly rounded hills
1.5 0.055 45 Agricultural land with some houses and 8 metre tall sheltering
hedgerows with a distance of approx. 1250 metres
2 0.1 39 Agricultural land with some houses and 8 metre tall sheltering
hedgerows with a distance of approx. 500 metres
2.5 0.2 31 Agricultural land with many houses, shrubs and plants, or 8 metre
tall sheltering hedgerows with a distance of approx. 250 metres
3 0.4 24 Villages, small towns, agricultural land with many or tall sheltering
hedgerows, forests and very rough and uneven terrain
3.5 0.8 18 Larger cities with tall buildings
4 1.6 13 Very large cities with tall buildings and skycrapers

25
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 18 No. 1 Juni 2019 : 23 – 28

Tabel 3. Kecepatan angin pada ketinggian 10, 15, tergantung dari desain turbin angin. Untuk
20, 25, dan 30 meter menggunakan persamaan
mengetahui nilai efisiensi optimal pada berbagai
power law
jenis turbin angin dapat menggunakan grafik pada
Kec. angin pada ketinggian : (m/s)
Pukul Gambar 1.
10m 15m 20m 25m 30m
7.00 2.5 2.77 2.98 3.16 3.31
7.30 2.5 2.77 2.98 3.16 3.31
8.00 3.2 3.55 3.82 4.04 4.24
8.30 3 3.33 3.58 3.79 3.97
9.00 2.7 2.99 3.22 3.41 3.58
9.30 2.4 2.66 2.87 3.03 3.18
10.00 2.6 2.88 3.10 3.29 3.44
10.30 3.1 3.44 3.70 3.92 4.11
11.00 2.9 3.22 3.46 3.67 3.84
11.30 2.8 3.11 3.34 3.54 3.71
12.00 2.8 3.11 3.34 3.54 3.71
12.30 2.4 2.66 2.87 3.03 3.18 Gambar 1. Tip Speed Ratio dan Cp berbagai
13.00 0.9 1.00 1.07 1.14 1.19 bentuk turbin angin [10]
14.00 2.5 2.77 2.98 3.16 3.31
14.30 3.4 3.77 4.06 4.30 4.50 Pada grafik Gambar 1 terlihat nilai efisiensi
15.00 3.3 3.66 3.94 4.17 4.37 optimal pada turbin modern three-blade sebesar
15.30 2.8 3.11 3.34 3.54 3.71 0,46 (46%). Untuk menghitung energi angin yang
16.00 2.3 2.55 2.75 2.91 3.05
dapat dikonversi menjadi energi listrik, digunakan
16.30 3.4 3.77 4.06 4.30 4.50
persamaan (3) [11].
17.00 3.4 3.77 4.06 4.30 4.50
17.30 1.2 1.33 1.43 1.52 1.59 1
𝑃𝑃 = ρA𝑉𝑉 3 𝐶𝐶𝑝𝑝 (3)
18.00 1.5 1.66 1.79 1.90 1.99 2
Terendah 1.00 1.07 1.14 1.19 P = daya dalam angin (watt)
Tertinggi 3.77 4.06 4.30 4.50
A = luas area sapuan rotor (m2)
rata-rata 2.90 3.13 3.31 3.47
Ρ = Densitas udara =1,225 kg/m3
V = Kecepatan angin (m/s)
Konversi Energi Angin
Luas area sapuan rotor menggunakan
Angin memiliki energi yang dapat
persamaan (4) dengan r adalah panjang blade (m).
dikonversi menjadi listrik. Daya angin
berbanding lurus dengan kerapatan udara. A = πr 2 (4)
Berdasarkan Betz' Law, energi angin tidak bisa Kecepatan angin rata-rata pada ketinggian
dikonversi melebihi 16/27 (59,3%) dari energi 30 meter adalah 3,35 m/s, dengan kecepatan
kinetik [10]. Secara teori, power efficiency tertinggi 4,35 m/s dan terendah 1,15 m/s. Energi
maksimum yang dihasilkan dari berbagai macam listrik yang dihasilkan dari angin di Pangkalan
desain turbin adalah 0,59 yang disebut dengan Kerinci dengan menggunakan nilai Cp sebesar
power coefficient (Cp). Nilai efisiensi optimal 0,46 dapat dilihat pada Tabel 4.

26
Potensi Energi Angin Di Atas Bangunan Bertingkat Di Pangkalan Kerinci,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

Tabel 4. Potensi listrik yang dihasilkan dari menggerakkan turbin bervariasi dan dipengaruhi
berbagai ukuran blade pada ketinggian 30 meter
oleh teknologi yang digunakan. Dalam
menggunakan turbin modern three-blade
perencanaan pembangunan turbin angin harus
P (watt)
Kecepatan
(m/s) r= r= r= r= r= mempertimbangkan sumber daya angin yang
1m 1,5 m 2 m 2.5 m 3m
tersedia. Teknologi turbin angin yang tersedia
3.31 29 66 118 184 265
3.31 29 66 118 184 265 umumnya memiliki persyaratan kecepatan angin
4.24 62 139 248 387 557 minimum (cut-in) agar bisa menghasilkan energi
3.97 51 114 203 318 458 yang optimal.
3.58 37 84 149 233 336
Dilihat dari besar energi listrik yang
3.18 26 59 105 163 235
3.44 33 74 132 207 298 dihasilkan pada tabel 4, terdapat range yang besar
4.11 56 127 226 353 508 antara daya listrik maksimum dengan minimum.
3.84 46 104 184 288 414 Pada waktu tertentu, energi listrik yang dihasilkan
3.71 41 93 166 259 373
turbin dengan sapuan rotor berdiameter 5 meter
3.71 41 93 166 259 373
3.18 26 59 105 163 235 mencapai 463 watt / jam, sedangkan di waktu yang
1.19 1 3 5 9 12 lain energi listrik yang dihasilkan hanya 9 watt /
3.31 29 66 118 184 265
jam. Dalam kondisi ini, turbin angin tidak bisa
4.5 74 167 296 463 666
4.37 68 153 271 424 610
beroperasi maksimal.
3.71 41 93 166 259 373
3.05 23 52 92 144 207 KESIMPULAN DAN SARAN
4.5 74 167 296 463 666 Kesimpulan
4.5 74 167 296 463 666 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
1.59 3 7 13 20 29
Angin tidak cocok di Pangkalan Kerinci, karena
1.99 6 14 26 40 58
Tertinggi 74 167 296 463 666 rata-rata kecepatan angin rendah dan terdapat
Terendah 1 3 5 9 12 rentang yang besar antara kecepatan maksimum
Rata-rata 40 89 159 248 358 dengan minimum. Pada waktu tertentu kecepatan

Untuk mengetahui kecepatan angin yang angin pada ketinggian 30 meter mencapai 4,50

lebih akurat diperlukan pengukuran pada beberapa m/s, sedangkan di waktu yang lain kecepatan

lokasi dengan waktu pengukuran lebih dari angin hanya 1,19 m/s. Energi listrik rata-rata yang

setahun. Namun, dalam penelitian ini dengan dihasilkan cukup kecil yaitu 248 Watt, sehingga

pengambilan data yang cukup singkat telah tidak mencukupi kebutuhan listrik untuk rumah

memberikan hasil kecepatan angin yang sangat tangga kecil sebesar 450 – 2200 VA [12].

rendah.
Saran
Aplikasi Teknologi Turbin Angin Potensi energi angin di Pangkalan Kerinci

Turbin angin membutuhkan kecepatan tidak cukup memadai, sehingga perlu dilakukan

angin yang cukup untuk menghasilkan listrik. penelitian potensi energi surya guna mendukung

Kecepatan angin yang diperlukan untuk pemanfaatan energi terbarukan dalam penyediaan

27
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 18 No. 1 Juni 2019 : 23 – 28

energi listrik. Berdasarkan data tahun 2012, [6] National Renewable Energy Laboratory,
penyinaran matahari di Provinsi Riau cukup besar 2004. Small Wind Electric Systems, U.S.
yaitu 45,7 % [13], sehingga diharapkan energi Department of Energy,
listrik yang dapat dibangkitkan lebih baik https://www.nrel.gov/docs/fy04osti/36432.
dibandingkan dari energi angin. pdf, (accessed September 10, 2017).
[7] Wharton, Sonia, and Julie K. Lundquist.
UCAPAN TERIMAKASIH 2012. Atmospheric stability affects wind
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan turbine power collection. Environmental
terima kasih atas dukungan, bimbingan dan Research Letters 7 (1): 014005.
bantuannya dalam penelitian ini kepada : [8] A,”.Holmes, John D. 2015. Wind loading of
1. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan structures. CRC press
Daerah Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. [9] Manwell, James F., Jon G. McGowan, and
2. Teman-teman dan seluruh pihak yang Anthony L. Rogers. 2010. Wind energy
membantu dalam penulisan karya tulis ini. explained: theory, design and application.
John Wiley & Sons.
DAFTAR PUSTAKA [10] Patel, Mukund R. 2005. Wind and solar
[1] ESDM, Kementerian, 2017. Peraturan power systems: design, analysis, and
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral operation. CRC press.
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 [11] Stiebler, Manfred. 2008. Wind energy
tentang Tarif Tenaga Listrik yang systems for electric power generation.
disediakan Oleh PT. Perusahaan Listrik Springer Science & Business Media.
Negara (Persero). Jakarta: Kementrian [12] ESDM, Kementerian, 2017. Peraturan
ESDM. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
[2] Mathew, Sathyajith. 2006. Wind energy: Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017
fundamentals, resource analysis and tentang Pemanfaatan Sumber Energi
economics. Vol. 1. Berlin: Springer. Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga
[3] BPS Kabupaten, Pelalawan, 2016. Listrik. Jakarta: Kementrian ESDM.
Kecamatan Pangkalan Kerinci Dalam [13] Balitbang Provinsi, Riau, 2013. DED
Angka 2016. Pangkalan Kerinci: Badan Teknologi Hybrid Tenaga Angin Dan
Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan. Matahari Untuk Memenuhi Kebutuhan
[4] Wagner, Hermann-Josef, and Jyotirmay Energi Listrik Di Desa Teluk Meranti,
Mathur. 2013. Introduction to wind energy Kabupaten Pelalawan Sebagai Wilayah
systems: basics, technology and operation. Wisata Alam Bono. Pekanbaru: Badan
Springer Science & Business Media. Penelitian dan Pengembangan Provinsi
[5] G. L. Johnson. 1985. Wind energy systems. Riau.
Prentice-Hall. .

28

Anda mungkin juga menyukai