IV (Nomor): 1-22
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT | 1
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
1. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan pada pengukuran benda-
benda disekitar kita. Baik benda yang bekuran kecil hingga benda yang berukuran
besar. Pengukuran suatu benda ataupun besaran ada yang langsung dan ada yang
tidak langsung. Pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan alat ukur.
Dan pengukuran tidak langsung diambil dari besaran lain yang memiliki besaran
matematis dengan besaran yang dicari (Furoidah, 1997).
Pengukuran dalam ilmu fisika merupakan aspek penting mengingat suatu
“hukum” dapat diberlakukan kalau telah terbukti secara eksperimental, dan
eksperimental tidak dapat dipisahkan dari pengukuran. Ketepatan pengukuran juga
merupakan bagian penting dari fisika. Tidak pengukuran yang presisi secara
mutlak, tedapat ketidakpastian sehubungan dengann setiap pengukuran.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang
dijadikan sebagai patokan. Dalam ilmu fisika pengukuran merupakan sesuatu yang
sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran.
Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-
gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat (Djonoputro, 1984).
Besaran fisika yang umum dan sering dipakai adalah panjang, massa,
waktu, gaya, kecepatan, kerapatan (dansitas), temperatur, intensitas cahaya
(Gabriel, 1996).
Mengukur besaran fisis dalam satuannya masing-masing, menggunakan
perbandingan terhadap suatu standar. Satuan adalah nama unik yng ditetapkan
untuk mengukur besaran, misalnya meter (m) untuk besaran panjang.
Mendefenisikan satuan dan standarnya bisa dengan cara apaun yang diinginkan.
Namun, yang terpenting adalah untuk melakukannya dengan suatu cara dimana
para ilmuan diseluruh dunia setuju bahwa defenisi yang dibuat tersebut masuk akal
dan praktis (Halliday, 1986).
Pengukuran besaran panjang dapat diukur menggunakan alat seperti mistar,
jangka sorong, mikrometer sekrup, spherometer, dll. Mistar adalah salah satu alat
ukur panjang yang sering digunakan. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm,
Biasanya digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi sesuai dengan batas
JFT | 2
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
ukur dari mistar itu sendiri. Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besaran panjang yang terdiri atas rahang tetap yang memiliki skala
utama dan rahang geser yang memiliki skala nonius. Alat ini memiliki tingkat
ketelitian sampai dengan 0,01 mm dan biasanya digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis, seperti seng, plat aluminium
dan sebagainya. Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur
ketebalan atau diameter benda yang sangat kecil dengan presisi dengan batas
maksimal panjang benda 25 mm. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup ini
mencapai 0,01 mm. Spherometer merupakan alat untuk mengukur jejari
kelengkungan suatu permukaan. Ketelitian spherometer bisa mencapai 0.01 mm.
Selain untuk mengukur lengkungan lensa, spherometer juga digunakan untuk
mengukur ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.
Pengukuran besaran massa dapat diukur menggunakan alat seperti neraca
ohaus. Neraca Ohauss adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0,01 gram.
Neraca Ohauss berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktik
laboratorium.
Pengukuran besaran waktu dapat diukur menggunakan alat seperti
stopwatch. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang diperlukan dalam kegiatan. Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai
dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu waktu detik
ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.
Pengukuran besaran listik dan suhu dapat diukur menggunakan alat seperti
amperemeter dan termometer. Amperemeter adalah salah satu alat ukur yang biasa
digunakan untuk mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada
sebuah rangkaian listrik. Alat ukur ini biasanya digunakan sebagai alat ukur kuat
arus listrik pada rangkaian listrik. Termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu ataupun perubahan suhu. Fungsi termometer ini mampu mengenali
suhu panas.
JFT | 3
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
ي ٍء َخ ل َ ق ْ ن َا ه ُ ب ِ ق َ د َ ٍر
ْ َإ ِ ن َّ ا كُ َّل ش
Terjemahnya:
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran”.
( Q.S.Al-Qomar ayat 49)
Tafsir surat Al-Qomar ayat 49 menurut as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa'di bahwa Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran,” ini mencakup seluruh makhluk dan seluruh alam, baik alam atas maupun
alam bawah, hanya Allah yang menciptakannya. Tidak ada pencipta selain Allah,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menciptakan semuanya. Allah menciptakan
berdasarkan ketentuan yang telah terdahulu berdasarkan ilmu-Nya dan sesuai
catatan pena-Nya berdasar waktu dan ukuran yang ditetapkan dan seluruh sifat
yang tercakup dalam segala hal.
Besaran-besaran yang dapat diukur itu dinamakan besaran fisika. Baik suhu
maupun kelembapan udara yang diperbincangkan di atas itu memiliki ukuran
tertentu, berapa tingginya dalam satuan ukuran. Begitu pula dengan gerak udara
tersebut yang diciptakan Allah Yang Maha Perkasa, mempunyai ukuran kecepatan,
kelajuan dan kemana arahnya.
2. METODE PERCOBAAN
Percobaan ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 pukul 10:00-
12:00 Wita, di Laboraturium Fisika Dasar, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Adapun Alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup,
spherometer, neraca ohaus 311, mistar, stopwatch, termometer, amperemeter, uang
logam dan beban.
Prosedur kerja pada pengukuran besaran panjang dan massa yaitu
mengambil alat ukur yang akan digunakan, lalu menentukan masing-masing nilai
skala terkecil (NST) dan kesalahan titik nol (KTN). Kemudian melakukan
pengukuran tunggal untuk menentukan nilai skala terkecil dan kesalahan titik nol.
Lalu melakukan pengukuran berganda sebanyak 3 kali dan setiap anggota praktikan
JFT | 4
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
Jangka SU = 2,7 mm
1 0,01 mm 2,9 mm
Sorong SN = 1 mm
JFT | 5
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
Analisis data
Dik: PSU = 2,7 mm
PSN = 1 mm
Dit: Hp …?
Penyelesaian:
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
NST SU = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
1
=5
= 0,2 mm
Hp = PSU + (PSN + NST SU)
= 2,7 + (1 × 0,2)
= 2,9 mm
Mikrometer Su = 2
1 0,01 0,222
Sekrup Sn = 11
JFT | 6
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
Analisis data
Dik: PSM = 2
PSP = 11
Dit: Hp…?
Penyelesaian:
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
NST Sm = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
0,5
= 5
= 0,1 mm
𝑁𝑆𝑇 𝑆𝑀
NST Sp = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
0,01
= 5
= 0,002 mm
Hp = (PSM × NST SM) + (PSP × NST SP)
= (2 × 0,1) + (11 × 0,002)
= 0,2 + 0,022 mm
= 0,222 mm
Tabel 4. Pengukuran besaran panjang dengan mistar biasa
No Alat ukur Pengukuran skala NST alat Hp
= 0,62 mm
Hp = PSU × NST
JFT | 7
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
= 160 × 0,62
= 99,2 mm
Tabel 5. Pengukuran besaran massa dengan neraca ohaus
Hasil pengukuran
Penunjukan skala
No Alat ukur massa anak
tiap lengan
timbangan
Lengan1 = 0 skala
= 0,1 V
5
NST skala bawah = 100
= 0,005 V
JFT | 8
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
Dit: Hp…?
Penyelesaian:
Hp atas = Ps atas × NST atas
= 9 × 50
= 450 V
Hp bawah = Ps bawah × NST bawah
= 18 × 100
= 1.800 V
Tabel 7. Pengukuran besaran listrik dengan amperemeter
Penunjukan Hasil
Tegangan skala pengukuran arus
No Alat ukur
baterai Skala Skala Skala Skala
atas bawah atas bawah
11
1 Amperemeter 1 baterai 22 skala 0,022 0,022
skala
Analisis data
Dik: Bu = 100 WA
= 0,1 W
Jumlah skala atas = 50 A
Jumlah skala bawah = 100 A
NST skala bawah = 0,001 A
NST skala atas = 0,002 A
Dit: Hp…?
Penyelesaian:
Hp atas = Ps atas × NST atas
= 11 × 0,002
= 0,022 A
Hp bawah = Ps bawah × NST bawah
= 22 × 0,001
= 0,022 A
JFT | 9
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
Analisis data
Dik: Ps air panas = 28o C
NST alat = 0,1⁰C
Dit: Hp = …?
Penyelesaian:
Hp = Ps × NST
= 28o × 1o C
= 28o C
3.2 Hasil Pengukuran Dengan Ketidakpastian
a. Jangka sorong
Ketidakpastian Mutlak (KM)
1
∆𝑥 = 2 NST alat
1
= 2 × 0,005 mm
= 0,005 mm
Kesalahan relative (KR)
JFT | 10
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,005
= × 100%
2,9
= 0,0017 × 100%
= 0,0017 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0016
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,005
= 1 – log 2,9
= 1 – log (0,001)
= 1- (-3)
=4
AB = 1
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,005 ± 2,9│
PFmax = |0,005 + 2,9|
= 2,905
PFmin = |0,005 − 2,9|
= -2,895
Alat NST Hp ∆𝑥 KR DK AB PF
ukur
Jangka 0,01 2,9 0,005 0,0017 % 99,99 % 3,7 │0,005 ± 2,9│
sorong
b. Spherometer
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
JFT | 11
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= . 0,001
2
= 0,0005 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,0005
= × 100%
3,1
= 0,00016 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,00016%
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,0005
= 1 – log 3,1
= 1 – log 0,0001
= 1- (-4)
=5
AB =1
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,0005 ± 3,1│
PFmax = |0,0005 + 3,1|
= 3,1005
PFmin = |0,0005 − 3,1|
= -3,0995
JFT | 12
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
c. Micrometer sekrup
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= 2 . 0,005
= 0,0025 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,0025
= × 100%
0,222
= 0,0112 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100% - KR
= 100 % - 0,0112 %
= 99,98 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,002
= 1 – log 0,222
= 1 – log 0,009
= 1 – (-2,04)
= 3,04
AB =3
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,0025 ± 0,222│
PFmax = |0,0025 + 0,222|
= 0,2245
PFmin = |0,0025 − 0,222|
= -0,2195
JFT | 13
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
= 0,05 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,05
= 99,2 × 100%
= 0,0005 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,0005%
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,05
= 1 – log 99,2
= 1 – log 0,0005
= 1 – (-3,3)
= 4,3
AB =2
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,05 ± 99,2│
PFmax = |0,05 + 99,2|
= 99,25
JFT | 14
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
Alat NST Hp ∆𝑥 KR DK AB PF
ukur
e. Neraca ohaus
Ketidakpastian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= 2 . 0,01
= 0,005 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,005
= × 100%
48,6
= 0,0001 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0001%
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,005
= 1 – log
48,6
= 1 – log 0,0001
= 1 – (-4)
=5
AB =1
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
JFT | 15
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
=│0,005 ± 48,6│
PFmax = |0,005 + 48,6|
= 48,605
PFmin = |0,005 − 48,6|
= -48,595
Alat NST Hp ∆𝑥 KR DK AB PF
ukur
Neraca 0,01 48,6 0,005 0,0001 99,99 % 5 │0,005 ± 48,6│
ohauss %
f. Voltmeter
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= 2 . 0,5
= 0,25 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,25
= × 100%
450
= 0,0005 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0005%
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,25
= 1 – log 450
= 1 – log 0,0005
= 1 – (-3,3)
= 4,3
AB =2
JFT | 16
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
g. Amperemeter
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= 2 . 0,002
= 0,0001 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,001
= 0,022 × 100%
= 0,0454 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0454 %
= 99,95 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,001
= 1 – log 0,022
= 1 – log 0,045
= 1 – (-1,3)
JFT | 17
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
= 2,3
AB =2
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,0001 ± 0,022│
PFmax = |0,0001 + 0,022|
= 0,0221
PFmin = |0,0001 − 0,022|
= -0,0219
h. Stopwatch analog
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
= 2 . 0,5
= 0,025 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,025
= 3,515 × 100%
= 0,0007 %
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0077%
= 99,99 %
Angka Berarti (AB)
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,025
= 1 – log 3,515
JFT | 18
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
= 1 – log 0,0007
= 1 – (-2,1)
= 3,1
AB =2
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
=│0,025 ± 3,515│
PFmax = |0,025 + 3,515|
= 3,54
PFmin = |0,025 − 3,515|
= -3,49
│0,025
Stopwatch 0,5 3,515 0,025 0,0007 % 99,99 % 3,1
± 3,515│
i. Thermometer
Ketidakpasstian Mutlak (KM)
KM = ∆𝑥 = 100% . NST
1
=2.1
= 0,5 mm
Kesalahan Relatif (KR)
∆𝑥
KR = × 100%
𝑥
0,5
= × 100%
28
= 0,0178%
Derajat Kepercayaan (DK)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,0178%
= 99,98 %
Angka Berarti (AB)
JFT | 19
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
∆𝑥
AB = 1 – log 𝑥
0,5
= 1 – log 28
= 1 – log 0,0178
= 1 – (-1,7)
= 2,7
AB =2
Pelaporan Fisika (PF)
PF = |∆𝑥 ± 𝑥 |
= |0,5 ± 28|
PFmax = |0,5 + 28|
= 28,5
PFmin = |0,5 − 28|
= -27,5
3.3 Pembahasan
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran untuk
mendapatkan satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu seperti
jangka sorong, mikrometer sekrup, spherometer, mistar, neraca ohaus,
stopwatch, amperemeter dan thermometer.
Hasil pengukuran dari jangka sorong yaitu 2,9 mm, ketidakpastian mutlak
(KM) 0,005 mm, kesalahan relatif (KR) 0,0017 %, derajat kepercayaan 99,99 %,
angka berarti sebanyak 3,7 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,005 ± 2,9|.
Hasil pengukuran dari Spherometer yaitu 3,1 mm, ketidakpastian mutlak (KM)
0,0005 mm, kesalahan relatif (KR) 0,00016 %, derajat kepercayaan 99,99 %, angka
berarti sebanyak 4,7 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,0005 ± 3,1|. Hasil
pengukuran dari mikrometer sekrup yaitu 0,222 mm, ketidakpastian mutlak (KM)
0,0025 mm, kesalahan relatif (KR) 0,0112 %, derajat kepercayaan 99,98 %, angka
berarti sebanyak 2,9 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,0025 ± 0,0222|.
JFT | 20
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
Hasil pengukuran dari mistar biasa yaitu 99,2 mm, ketidakpastian mutlak (KM)
0,05 mm, kesalahan relatif (KR) 0,0005 %, derajat kepercayaan 99,99 %, angka
berarti sebanyak 4,3 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,05 ± 99,2|.
Hasil pengukuran dari neraca ohauss 311 gram yaitu 48,6 gram,
ketidakpastian mutlak (KM) 0,005 gram, kesalahan relatif (KR) 0,0001 %, derajat
kepercayaan 99,99 %, angka berarti sebanyak 5 AB dan dengan pelaporan fisika
(PF)= |0,005 ± 48,6|.
Hasil pengukuran dari amperemeter yaitu 0,022 A, ketidakpastian mutlak
(KM) 0,0001 A, kesalahan relatif (KR) 0,0454 %, derajat kepercayaan 99,95 %,
angka berarti sebanyak 2,3 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,0001 ± 0,022|.
Hasil pengukuran dari Stopwatch Analog yaitu 13,75 sekon, ketidakpastian
mutlak (KM) 0,025 sekon, kesalahan relatif (KR) 0,0007 %, derajat kepercayaan
96,99 %, angka berarti sebanyak 3,1 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,025
± 0,0007|.
Hasil pengukuran dari termometer yaitu 28ºC, ketidakpastian mutlak (KM)
0,5ºC, kesalahan relatif (KR) 0,0178 %, derajat kepercayaan 99,98 %, angka berarti
sebanyak 2,7 AB dan dengan pelaporan fisika (PF)= |0,5 ± 28|.
JFT | 21
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
4. KESIMPULAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu yang
diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Ada dua cara menemukan NST (Nilai Skala Terkecil) suatu alat yaitu :
𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒌𝒖𝒓 (𝑩𝑼)
NST = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 ……...….………………(1)
𝟏
NST = 𝑵 (NST SU) ……………………………….(2)
Dimana:
ΔX = Ketidakpastian Mutlak
NST = Nilai Skala Terkecil
DAFTAR PUSTAKA
Djonoputro,D. (1984). Teori Ketidakpastian. Bandung : ITB.
Furoidah, Inang. (1997). Fisika Dasar. Jakarta : Aptik.
Gabriel. (1996). Fisika Kedoteran. Jakarta : Kedokteran EGC.
Halliday and Resnick. (1986). Fisika Dasar .Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tim Praktikum Jurusan Fisika. (2022). Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
JFT | 22
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
JFT | 23
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol. IV (Nomor): 1-22
JFT | 24
Naslim, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2022) Vol.IV (Nomor): 1-22
JFT | 25