Anda di halaman 1dari 45

1.

CHAPTER 1
CHAPTER 1
S UMBER YANG LIAR

Buku ini ditulis untuk mereka yang ingin membuat turbin angin sendiri, dan mereka yang selalu
bermimpi. Terinspirasi dari pelatihan tenaga angin di Pusat Penelitian Teknologi alternative,
sebuah acara dimana orang-orang dari berbagai kalangan berkumpul bersama dengan
semangat belajar tentang turbin angin. Banyak yang dikeluarkan karena kurangnya tempat.
Untuk pengetahuan dasar listrik, gaya, dan momen putaran, bacalah buku fisika sekolahan.
Untuk detail bagaimana membuat tempat penelitian turbin angin dan tinggal bersama turbin
angin, bacalah bacaan pelengkap yang berjudul “It’s a Breeze and Off The Grid”.

ANGIN: SUMBER YANG LIAR


Energi angin sangat liar dan sulit untuk ditangani. Menangkap energi angin sama saja dengan
mengendarai mobil butut, ketika kita dapat mengendarai mobil mewah (listrik PLN). Pemula
dalam energi angin kebanyakan menyepelekan kesulitan yang akan dihadapi. Jangan berharap
mendapatkan energi yang mencukupi dari sebuah turbin angin skala kecil yang dipasang di
lahan perumahan.

Cari dengan mati-matian ukuran generator turbin angin yang dapat mencukupi kebutuhan
energi. Ddari situ kita dapat melihat, apakah project ini realistis? Apakah anda memiliki fasilitas
workshop? Apakah anda memiliki akses ke tempat yang memadai, dimana turbin angin dapat
beroperasi dengan aman dan tanpa gangguan?

Jika motivasi anda hanya sebatas ingin menjaga kebersihan lingkungan dari polusi, maka turbin
angin skala kecil bukan jalan terbaik. Melapisi rumah anda dengan bahan kedap juga dapat
menghemat energi. Jika anda salah satu pendukung energi terbarukan, anda bisa mencari
informasi tarif energi ramah lingkungan di PLN, atau memenangkan debat lingkungan dalam
perijinan membangun ladang angin.

Namun, jika anda memiliki waktu, workshop, lokasi, dan keinginan yang kuat, maka bangunlah
sebuah turbin angin dan rasakanlah sendiri hasilnya. Penulis berharap buku ini bermanfaat dan
berhati-hatilah.

TIDAK ADA YANG GRATIS


Angin memang gratis, namun tidak ada sesuatu yang benar-benar gratis. Angin merupakan
energi yang terpencar. Untuk dapat menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan, turbin angin
haruslah berskala besar. Untuk dapat beroperasi dengan baik dan efisiensinya tinggi, maka
harus didesain dengan benar. Inilah yang menyebabkan energi angin menjadi mahal. Jika anda
membuatnya sendiri, maka anda akan menghemat biaya tapi banyak waktu yang terbuang.
PENYUSUTAN BATERAI
Energi listrik dari sistem turbin angin skala kecil yang berdiri sendiri menggunakan baterai,
belum dapat berkompetisi secara harga dengan listrik yang disalurkan oleh PLN. Investasi biaya
baterainya saja lebih mahal daripada menggunakan PLN. Baterai hanya dapat bertahan hingga 7
tahun sebelum soak. Setelah dihitung, biaya untuk mengganti baterai soak ini hampir sama
dengan biaya yang dikeluarkan jika memakai listrik PLN dalam jangka waktu baterai sebelum
menjadi soak.

Perbandingan ini menekankan bahwa PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) menggunakan
baterai tidak cocok untuk kawasan perkotaan. Selain itu, alasan mengapa tidak cocok karena
kecepatan angin yang rendah, turbulensi, dan masalah dengan lingkungan sekitar. Namun, di
tempat terpencil, biaya instalasi dan perawatan transmisi PLN akan lebih mahal dibandingkan
sistem PLTB, sehingga PLTB menjadi lebih ekonomis dan dapat diandalkan.

MENGHEMAT PENGELUARAN DENGAN BARANG-BARANG BEKAS


Penulis merupakan pelanggan dari toko loak atau barang bekas sekitar tempat tinggalnya. Di
tempat tersebut penulis membeli bahan material seperti besi, kabel, lembaran aluminium, dll.
Menggunakan barang bekas tidak selalu dapat mengurangi kualitas barang yang akan dibuat.
Anda dapat membeli dengan harga yang lebih murah dibandingkan yang baru, dengan jumlah
yang sama. Misalnya, anda dapat menggunakan baterai bekas kualitas baik yang sebelumnya
digunakan oleh telepon umum. Masa pakai baterai bekas ini dapat digunakan separo dari masa
pakai baterai yang baru. Jika membeli yang baru, dengan harga yang sama, maka anda hanya
mendapatkan baterai dengan kualitas yang rendah. Cek tegangan baterai dengan multimeter
ketika membeli.

Semua yang ada di toko barang bekas sebagian besar dikarenakan proses moderenisasi
peralatan, sehingga banyak yang masih bisa dipergunakan hingga benar-benar rusak. Maka,
tidak ada salahnya menggunakan barang bekas.

DAMPAK LINGKUNGAN
Setiap sumber energi pasti memiliki dampak terhadap lingkungan. Energi angin bersih dan
terbarukan, namun ada beberapa kekurangannya, antara lain

BISING
Ada dua jenis bising yang timbul dari turbin angin: bising pada bilah dan bising dari peralatan
mekaniknya. Bising pada bilah jarang terjadi, biasanya bunyinya hampir sama dengan pohon
yang bergerak karena angin.

Bising pada peralatan mekanik timbul akibat getaran dari sesuatu mesin yang bergerak, yaitu
generator atau gerigi. Bunyi bising ini dapat mengganggu jiwa orang disekitarnya, dikala para
pendukung turbin angin menikmati bising ini sebagai music.

MERUSAK PEMANDANGAN
Pemandangan yang terhalang turbin angin lebih kompleks masalahnya dibandingkan bising.
Turbin angin sangat menarik bagi para pendukung energi terbarukan, apalagi bagi pemiliknya.
Namun, ada beberapa orang yang menganggap turbin angin yang berputar ini merusak
pemandangan. Sehingga jika akan memasang turbin angin, lebih baik jika sebelumnya berusaha
memperoleh semacam perijinan resmi dari tetangga sekitar.
BERAPA ENERGI YANG BISA DIDAPATKAN?
Daya (dalam Watt) merupakan energi rata-rata yang dihasilkan. Error! Reference source not
found. menunjukkan seberapa banyak energi yang bisa didapatkan berdasarkan ukuran turbin
angin. Tabel tersebut menggunakan asumsi turbin angin anda dapat mengekstrak 15% energi
mentah dari angin. Persentase tersebut dinamakan Koefiesien daya atau Power Coefficient (Cp)
dan nanti kita akan melihat mengapa energi angin yang bisa didapatkan hanya sedikit dari total
energi angin.

Energi mentah dari angin sangat bergantung pada masa jenis udara (sekitar 1,2 kg/m 3),
kecepatan angin, dan ukuran rotor. Angin dengan kecepatan tinggi akan membawa massa udara
yang besar pula, dan energi kinetic tiap kilogram udara yang dihasilkan tergantung pada hasil
pangkat tiga dari kecepatan anginnya. Sehingga, energi angin naik secara dramatis sejalan
meningkatnya kecepatan angin.

Sapuan turbin angin oleh propeller, kipas, sayap, atau bilah tergantung dari hasil pangkat
diameternya. Jika bilah/kipas/propeller ini dirangkai sedemikian rupa, maka dinamakan rotor
turbin angin. Jangan disamakan dengan rotor pada generator!

Di bagian belakang buku ini terdapat rumus energi angin yang nanti anda dapat gunakan untuk
menghitung daya keluaran dari turbin angin anda. Akan lebih baik jika anda menggunakan
Microsoft excel untuk membantu anda menghitung.

Seperti yang dapat anda lihat, energi angin sangat bervariasi. Hanya sedikit daya yang
dihasilkan ketika angin pelan. Tidak mudah untuk mendesain sebuah mesin yang dapat
mengkonversi besar daya yang rendah ini secara efektif sekaligus dapat bertahan ketika terjadi
kenaikan daya secara mendadak saat badai.

Angin selalu berubah dan fluktuasi dayanya sangat ekstrim. Kita harus dapat memanen
energinya ketika ada, menyimpannya untuk berjaga-jaga ketika angin rendah, atau
menggunakan sumber energi cadangan lainnya. Ketika jaman turbin angin digunakan untuk
menggiling gandum, para petani menyimpan gandum yang akan digiling ketika tidak ada angin
dan cepat menggilingnya ketika ada angin. Namun, jaman sekarang turbin angin bisa
menggunakan baterai untuk menyimpan kelebihan energi saat angin kencang untuk digunakan
ketika masa-masa tidak ada angin.

PETUNJUK CEPAT MEMPREDIKSI PENANGKAPAN ENERGI ANGIN


Energi yang bisa ditangkap dalam suatu waktu adalah rata-rata daya dikalikan dengan
banyaknya jam. Ini tergantung dengan kondisi dari lokasi pemasangan turbin angin itu sendiri.

Kondisi lokasi Kecepatan angin rata-rata


Pepohonan dan bangunan 3 m/s
Lapangan terbuka 4.5 m/s
Puncak bukit atau pesisir 6 m/s

TABEL 1-1. DAYA INSTAN DALAM WATT

Wind speed 2.2 m/s 4.5 m/s 10 m/s 20 m/s


Blade diameter 1 m 1 6 70 560
Blade diameter 2 m 3 25 280 2300
Blade diameter 3 m 7 60 630 5000
Blade diameter 4 m 12 100 1120 9000
TABEL 1-2. DAYA KELUARAN RATA-RATA DALAM WATT

Kecepatan angin 3 m/s 4.5 m/s 6 m/s


Diameter bilah 1 m 4 13 30
Diameter bilah 2 m 15 51 121
Diameter bilah 3 m 34 115 272
Diameter bilah 4 m 60 204 83

Daya keluaran rata-rata dari turbin angin tidak sama dengan daya keluaran sesaat. Diingatkan
lagi, terdapat rumus untuk menghitung energi ini di bagian belakang buku.

APA YANG BISA DIOPERASIKAN DARI DAYA TURBIN ANGIN?


Daya keluaran rata-rata yang dihasilkan oleh turbin angin haruslah seimbang dengan daya rata-
rata yang dibutuhkan oleh pengguna. Orang biasa (di eropa) membutuhkan daya rata-rata
100Watt setiap waktu untuk melistriki kebutuhan di rumahnya. Terkadang orang itu
menggunakan daya yang banyak, namun ada suatu waktu yang sama sekali tidak menggunakan
peralatan listrik apapun.

Maka, untuk keluarga yang terdiri dari 5 orang, akan membutuhkan daya 500Watt setiap waktu.
Tapi, bisa jadi keluarga tersebut hanya mengkonsumsi 100Watt setiap waktunya dengan
menggunakan peralatan listrik hemat energi.

EFISIENSI: KEMANA ENERGI ITU PERGI?


PADA ERROR! REFERENCE SOURCE NOT FOUND. DAN

TABEL 1-2. DAYA KELUARAN RATA-RATA DALAM WATT

kita berasumsi bahwa turbin angin hanya bisa mengkonversi energi angin 15% saja.
Kenyataannya, keofisiensi daya ini bergantung pada berapa banyaknya kerugian yang terjadi
pada setiap tingkat konversi energi. Beberapa bahkan sudah bisa hilang sebelum proses
konversi energi ini terjadi.

TEOREMA BETZ
Albert Betz (1926) berperan dalam menemukan kerugian yang terjadi pada proses konversi
energi angin ini, sehingga namanya selalu digunakan dalam teori ini.

Dalam rangka mengekstrak energi angin, kecepatannya dipelankan dari sebelumnya. Jika kita
menghilangkan kecepatan anginnya, maka akan menyebabkan udara terhenti. Sehingga ini
menyebabkan udara diam di sekitar bilah. Maka, udara yang melewati bilah harus dibiarkan
sebagian lepas dengan kecepatan tertentu dan sebagian lagi digunakan sebagai energi kinetic.

Menurut Betz, koefisien daya yang bisa diharapkan hanya sampai dengan 59,3%, namun pada
kenyataannya nilai ini akan berkurang terus yang diakibatkan oleh rugi-rugi dibawah ini.

DRAG/GAYA DORONG
Bilah rotor mengubah energi angin menjadi tenaga di tangkai putarnya. Kelak kita akan
mendiskusikan mengapa dipilih bilah yang tipis, jumlahnya sedikit, dan putarannya kencang
dibandingkan dengan bilah yang jumlahnya banyak, lebar, dan putarannya pelan. Bilah yang
berputar kencang akan mengalami gaya dorong “drag” aerodinamika. Gaya dorong ini
mendorong blade ke belakang, membuang sebagian tenaga yang seharusnya dapat ditangkap
dari angin, maka kita perlu membuat bilah setipis mungkin. Bahkan desain airfoil terbaik pun
masih mengalami rugi-rugi sekitar 10% akibat gaya ini, apalagi bilah buatan rumahan akan
mengalami rugi-rugi lebih dari itu.

GESEKAN MEKANIK
Gesekan akan terjadi pada lahar, brushes, dan segala sesuatu yang bergerak, seperti gerigi atau
sistem puli. Ketika turbin angin berputar kencang pada saat badai, rugi-rugi akibat gesekan ini
kecil, namun saat turbin berputar pelan rugi-ruginya malah membesar, terutama pada turbin
angin skala kecil yang rata-rata memiliki putaran rotor pelan.

Jika turbin yang anda buat atau miliki hanya turbin dengan skala kecil, maka usahakan turbin
angin anda memiliki efisiensi yang tinggi pada kecepatan angin rendah dan tangkai putar pada
rotor blade harus sama dengan rotor generator, tanpa dipasangkan sistem gerigi. Beberapa
penggunaan gerigi atau sabuk putar pada turbin angin biasanya dimanfaatkan untuk pemanas
cadangan, sistem ini berfungsi dengan baik pada kondisi angin sepoi.

RUGI-RUGI TEMBAGA (COPPER LOSS)


Tahapan rugi-rugi selanjutnya adalah ketika membuat listrik. Rugi-rugi ini terjadi di kumparan
dalam generator. Arus yang mengalir dalam kumparan ini mengalami gesekan dengan material
tembaga sehingga menghasilkan panas di kumparan.

“Gesekan” ini sebanding dengan hambatan pada kumparan tembaga yang mengalirkan arus.
Anda bisa mengurangi hambatan dengan menggunakan kabel tembaga yang lebih tebal. Namun,
hal ini dapat membuat generator bertambah berat dan mahal, maka pikirkanlah dahulu apakah
hal ini patut dilakukan.

Hambatan pada kumparan ini akan bertambah seiring dengan meningkatnya suhu. Rugi-rugi
tembaga ini akan memanaskan kumparan sehingga suhu meningkat, yang kemudian
meningkatkan hambatannya dan rugi-rugi kian bertambah. Perputaran kejadian ini pada kasus
terburuknya dapat menyebabkan generator panas dan menurunkan efisensinya. Maka, ada
baiknya jika mencari sistem pendingin generator ketika mendesain.

RUGI-RUGI BESI (IRON LOSS)


Generator pada umumnya akan mengalami rugi-rugi besi ini yang nanti akan dibahas pada
chapter 4.

RUGI-RUGI RECTIFIER
Sering kali generator turbin angin skala kecil didesain dengan menggunakan permanen magnet
yang menghasilkan arus listrik dua arah (bolak balik) atau arus AC. Daya yang dihasilkan akan
disimpan ke baterai yang menggunakan arus searah atau arus DC. Maka, perlu adanya
rangkaian pengkonversi dari arus AC ke arus DC yang dinamakan rectifier.

Rectifier modern sangat simple, murah, dan menggunakan diode silicon yang kehandalannya
terjamin. Rectifier ini bekerja dengan baik, namun apapun di alam semesta ini selalu ada
persentasenya. Setiap diode yang digunakan dalam rangkaian rectifier memerlukan 0,7Volt,
sehingga jika menggunakan dua buah diode akan mengalami penurunan tegangan hingga
1,4Volt. Untuk mengatasi hal ini, misalkan saat mengisi baterai dengan tegangan 12V, tegangan
keluaran dari turbin angin haruslah 13,4V. Penurunan tegangan akibat diode ini yang
menyebabkan rugi-rugi rectifier.

GAMBAR 1-1. DIAGRAM PENAMBAHAN RUGI-RUGI PADA TURBIN ANGIN

Dengan kata lain, mengubah sistem menjadi sistem tegangan tinggi dapat mengurangi rugi-rugi
pada bagian ini. Contohnya, untuk sistem dengan tegangan 24V yang menggunakan rectifier
dengan rugi-rugi 1,4V sama dengan sistem 12V, tapi rugi-rugi pada sistem 24V berkurang dari
10% menjadi 5% dari total energi.

BAGAIMANA RUGI-RUGI TERSEBUT BERTAMBAH?


Tiap tahap konversi energi pada sistem memiliki masing-masing presentase energi yang dapat
dilewatkan dari energi yang diterima. Kita masukkan presentase ini pada diagram seperti pada
Gambar 1-1 untuk dapat menghitung kofesien daya keseluruhan.

Untung saja angin yang digunakan sebagai sumber energi didapatkan secara gratis! Tentu saja
akan ada loss yang terjadi pada tiap proses. Contohnya, setiap pembakaran dalam enjin akan
selalu mengkonversi sebagian besar energi yang dihasilkan oleh bahan bakar menjadi panas,
jarang ada yang dapat dipulihkan untuk bisa dimanfaatkan.

DESAIN DASAR
MENYELARASKAN BILAH ROTOR DENGAN GENERATOR
Ketika ukuran bilah rotor sudah ditentukan, sangat tergoda untuk menggunakan generator
kapasitas besar agar dapat menekstrak energi pada saat angin kencang. Sebaliknya, jika
generator yang akan digunakan sudah pasti, akan sangat tergoda untuk menggunakan bilah
dengan diameter besar untuk dapat mengekstrak energi pada saat kecepatan angin rendah.

Generator besar dengan diameter bilah yang kecil sangat jarang dapat menghasilkan daya
keluaran rata-rata, sehingga perpaduan ini akan mengecewakan, apalagi jika generator yang
digunakan efisiensinya rendah. Generator kecil dengan diameter bilah yang panjang paling
cocok sehingga dapat mengekstrak lebih banyak energi ketika angin pelan, memberikan
pasokan daya yang konstan. Namun, kekurangan dari perpaduan generator dan bilah ini antara
lain

 Memerlukan tiang yang lebih kuat


 Beroperasi pada RPM rendah
 Memerlukan sistem control tambahan pada saat angin kencang

Solusi yang bisa dilakukan salah satunya adalah memilih generator yang dapat mengeluarkan
daya maksimum ketika kecepatan angin 10 m/s. Lihat kolom pertama dan keempat pada Error!
Reference source not found., atau dua kolom pertama pada Tabel 1-1.

Sangat penting juga untuk mencocokkan kecepatan putar generator dan bilah rotor ini, sehingga
kita harus mengetahui karakteristik putaran dan daya yang dapat dihasilkan.

TIP SPEED RATIO (TSR)


Kecepatan putar di ujung bilah tergantung pada banyak putaran per menit (RPM) dan diameter
rotor. Contoh, ujung bilah dengan diameter 2 m, berputar sebanyak 500 RPM, memiliki
kecepatan 52 m/s. Kecepatan ini melebihi 100 km/jam! Kecepatan ujung bilah hingga 134 m/s
ada, namun untuk keberlangsungan hidup turbin ini, anda harus mendesain kecepatan ujung
bilah dibawah 80 m/s.

Ratio kecepatan ujung bilah merupakan angka ajaib yang dapat menjelaskan secara gambling
karakteristik bilah rotor dari sebuah turbin angin. Angka ini mengutarakan berapa kali lipat
cepat ujung bilah dapat melaju dengan kecepatan angin. Rotor turbin angin tidak memiliki
standar kecepatan putaran. Kecepatan yang optimal tergantung pada kecepatan angin, diameter
rotor, dan TSR.

Rotor turbin angin memiliki masing-masing TSR yang akan beroperasi pada rentang kecepatan
tertentu. Koefisien daya (Cp) akan bervariasi tergantung pada TSR-nya, apapun desainnya.
Rotor akan beroperasi dengan baik pada TSR yang telah didesain atau seputar rata-ratanya.

Gambar 1-2 menunjukkan koefisien daya dari rotor pada umumnya yang didesain untuk
beroperasi pada TSR 7. Perubahan kecil pada RPM atau kecepatan angin tidak akan
menghasilkan perbedaan signifikan. Jika RPM terlalu rendah dibandingkan kecepatan anginnya,
maka rotor akan mengalami perlambatan dan performanya menurun. Jika tidak ada beban
terpasang, kecepatan rotor turbin angin akan terus naik hingga titik tertentu dimana tidak lagi
menjadi efisien dan tidak ada lagi tenaga untuk berputar lebih cepat. Turbin angin kebanyakan
cukup berisik pada jika melewati batas TSR optimum.

Pada chapter 3 nanti, akan dibahas secara mendalam bagaimana mendesain sebuah turbin
angin yang dapat beroperasi pada TSR tertentu.

KARAKTERISTIK GENERATOR
Rotor akan mengalami percepatan sampai beban menyerap semua tenaga yang diproduksi. Jika
generator dan rotor serasi, sesuai dengan desain TSR, maka daya maksimum akan dapat
diperoleh dari angin.
GAMBAR 1-2. KOEFISIEN DAYA DAN TIP SPEED RATIO

TABEL 1-1. RPM UNTUK BERMACAM TURBIN DAN TSR

Daya (Watt) Diameter (m) TSR = 4 TSR = 6 TSR = 8 TSR = 10


10 0.4 2032 3047 4063 5079
50 0.8 909 1363 1817 2271
100 1.2 642 964 1285 1606
250 1.9 406 609 813 1016

Generator juga memiliki kecepatan operasi tertentu. Seperti yang akan kita temui nanti,
tegangan yang dihasilkan oleh generator akan bervariasi sesuai dengan kecepatan putarannya.
Generator harus berputar kencang, karena generator ini akan dikoneksikan dengan baterai.
Generator tidak akan bisa mengisi baterai sampai tegangan yang dihasilkan lebih dari tegangan
baterai.

Kecepatan putaran hingga generator dapat mengisi baterai dinamakan dengan cut-in speed.
Kecepatan putar yang dibutuhkan turbin angin untuk dapat menghasilkan daya maksimal
dinamakan rated speed. Kedua kecepatan ini harus serasi dengan karakteristik kecepatan bilah
rotor yang digunakan, pada kecepatan angin tertentu.

MENEMUKAN RPM PALING TEPAT


Tabel 1-1 memberikan langkah untuk menserasikan kecepatan dengan generator. Pilih daya
yang diinginkan pada kolom pertama. Daya itu merupakan daya keluaran rata-rata dari
generator (dan turbin angin). Kolom kedua mengusulkan diameter bilah yang sesuai, dengan
asumsi Cp = 15% dan kecepatan angin yang menghasilkan daya maksimal adalah 10 m/s. Kolom
lainnya memberikan gambaran tentang kecepatan generator yang mungkin diperlukan untuk
setiap variasi TSR.

menghasilkan daya keluaran maksimal jika diputar pada kecepatan antara 1500 sampai dengan
3000 RPM. Berikut macam-macam cara mengatasi problem ini, dimana masing-masing cara
memiliki keunggulan dan kekurangannya yang akan tersingkap sepanjang anda membaca buku
ini:

 Memasang gerigi antara generator dan rotor turbin angin untuk menaikkan RPM
 Menggunakan bilah dengan TSR yang tinggi
 Mengoperasikan turbin pada rated speed yang tinggi
 Memodifikasi generator untuk beroperasi pada kecepatan rendah
 Membuat generator special yang dapat menghasilkan listrik pada putaran pelan

Anda perlu mempertimbangkan cut-in speed juga. Idealnya, cut-in speed generator adalah
sepertiga dari rated speed nya. Menggunakan rotor pada TSR tertentu akan menyebabkan cut-in
terjadi pada kecepatan 3,3 m/s (dengan asumsi rated speed angin adalah 10 m/s). Jika cut-in
RPM lebih besar nilainya dari setengan rated RPM, maka turbin angin akan kesulitan mencapai
RPM tersebut saat kecepatan angin rendah.

RINGKASAN
Energi angin sangat menarik tetapi tidak benar-benar gratis. Ada biaya yang harus kita bayar,
tidak hanya dalam bentuk uang namun juga waktu dan permasalahan lainnya menyangkut
perihal dampak akan sekitar. Anda dapat menggunakan tabel-tabel yang tersedia pada Chapter
ini untuk membantu anda memilih spesifikasi mesin yang dibutuhkan. Namun, tabel tersebut
dibuat berdasarkan asumsi Cp tertentu. Menyesuaikan kecepatan antara rotor dan generator
menciptakan dilema. Rotor yang berputar kencang menimbulkan bising, sedangkan yang
kecepatannya rendah berat dan gerigi yang digunakan antara rotor dan generator mengalami
rugi-rugi.

Kehidupan manusia dan kebahagian sekitar merupakan yang terpenting dibandingkan turbin
angin, sehingga chapter berikutnya akan membahas tentang keamanan. Setelah itu, kita akan
melihat bagaimana cara mendesain dan membuat turbin angin dari rotornya, kelistrikannya,
ekor, dan tiang.
2. CHAPTER 2
CHAPTER 2
KEAMANAN

Bagi kebanyakan orang, bereksperiman dengan turbin angin skala kecil bagaikan berjalan di
tempat yang tidak diketahui sebelumnya, seperti berpetualang di kehidupan nyata. Jika anda
berlayar dengan kapal, akan ada seseorang yang akan memberitahu anda cara yang benar
dan aman. Namun, masih sedikit orang yang mengetahui tentang turbin angin, sehingga
anda memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga keamanan ini.

Berkonsultasilah dengan orang yang lebih ahli jika memungkinkan, tapi jangan terlalu
berharap pada mereka untuk memberikan jawaban final. Salah satu contoh masalah, listrik
rumahan tidak sama dengan listrik 3 fasa yang biasa dihasilkan oleh generator turbin angin.
Seseorang perlu mengetahui resiko yang akan terjadi, dan orang itu adalah anda.

KEAMANAN INSTALASI LISTRIK


Pasokan listrik memiliki dua bencana: api dan setrum. Kedua bencana ini sudah dibahas
dengan detail dalam regulasi tentang sambungan listrik, dan sudah banyak buku yang
bahasannya berhubungan dengan regulasi ini. Pembaca yang berasal dari Amerika harus
membaca kode NEC, yang telah menyantumkan halaman khusus energi terbarukan.

PENGAMAN TERHADAP API


Chapter sebelumnya telah dibahas tentang rugi-rugi tembaga, dimana aliran arus listrik
yang mengalir pada kabel tembaga akan menimbulkan panas. Ketika kabel mengalirkan arus
yang besar, panas yang dihasilkan kabel dapat membuat insulasi pada kabel meleleh dan
kemudian akan membakar sekitarnya.

KORSLET, SEKRING, DAN MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)


Arus berlebih bisa terjadi karena beban berlebih, dimana terlalu banyak daya yang digunakan
dari rangkaian listrik, atau dikarenakan korslet. Korslet terjadi karena terdapat dua kabel dari
pasokan daya yang bersentuhan. Misalkan kabel positif dan negative baterai. Baterai dapat
mengalirkan arus yang tinggi hingga ribuan Ampere ketika korslet.

Apapun penyebabnya, kelebihan arus harus dicegah sebelum menimbulkan kebakaran. Setiap
rangkaian listrik dari baterai harus dilengkapi dengan alat pengaman arus berlebih, seperti
sekring atau saklar pengaman (MCB), yang akan memutus aliran listrik secara otomatis jika
arus berlebih mengalir (Gambar 2-1). Sekring murah harganya, namun perlu banyak biaya
untuk menggantinya ketika rusak. MCB sangatlah popular digunakan walaupun harganya lebih
mahal dari sekring. MCB berbentuk seperti saklar biasa dan bisa memutus/menyambungkan
rangkaian secara manual. Ketika MCB memutus secara otomatis, mudah untuk
menyambungkan rangkaian kembali. Biasanya MCB lebih sensitive daripada sekring dan
pastinya lebih aman.
GAMBAR 2-1. PENGGUNAAN YANG BENAR UNTUK ALAT PENGAMAN ARUS BERLEBIH.

Panas yang dihasilkan oleh kabel tergantung pada ukurannya. Jika memakai ukuran kabel yang
berbeda-beda, setiap rangkaian perlu diberi pengaman arus berlebih secara tersendiri. Alat
pengaman arus berlebih harus bisa mengalirkan arus yang diharapkan mengalir dan dapat
memutus secara otomatis ketika beban berlebih atau korslet.

SAMBUNGAN YANG BURUK DAN DINDING YANG GOSONG


Kabel bukan satu-satunya penyebab kebakaran pada rangkaian listrik. Karat pada sambungan
rangkaian akan memperbesar hambatan pada arus yang mengalir sebelum keseluruhan sistim
rusak. Arus normal yang mengalir melalui hambatan ini akan memanas hingga dapat membuat
benda sekitar gosong. Maka dari itu:

 Selalu menempatkan rangkaian listrik pada material anti api. Jangan gunakan kayu!
 Cegah korosi pada sambungan dengan selalu membersihkan dan menjaganya agar tetap
kering

PEMANAS
Patut diperhatikan lagi, terdapat resiko kebakaran dari pemanas yang dipasang dengan tidak
benar. Pemanas listrik perlu ventilasi yang baik dan perlu dikelilingi oleh bahan anti api untuk
amannya.

Pemanas buangan yang dipasang untuk pembuangan energi berlebih dari turbin angin rentan
akan bahaya kebakaran. Pemanas buangan ini biasanya beroperasi hanya dengan diatur oleh
saklar otomatis tanpa pantauan manusia. Alat ini jarang digunakan, namun sangat berguna pada
keadaan darurat seperti kelebihan energi dari turbin angin atau pada saat badai.
PENGAMAN TERHADAP SETRUM
Setrum adalah aliran arus yang mengalir ke tubuh manusia. Hal ini terjadi ketika seseorang
menyentuh dua benda penghantar listrik yang berbeda dimana diantaranya terdapat tegangan
listrik. Ada beberapa cara untuk mengamankan dari resiko terkena setrum.

MENGGUNAKAN TEGANGAN LISTRIK YANG RENDAH


Cara yang mudah untuk mencegah setrum adalan dengan menggunakan tegangan listrik
rendah, seperti 12V atau 24V. walaupun seseorang menyentuh kedua kutub dari baterai, tidak
akan ada sensasi setrum yang terasa (cobalah jika tidak percaya!). Tegangan listrik dibawah
50V dapat dikategorikan sebagai “tegangan listrik sangat rendah”. Jika anda menjaga rangkaian
tegangan rendah ini jauh dari rangkaian tegangan tinggi, maka rangkaian ini relatif aman.

Peringatan penting tentang “tegangan baterai”. Tegangan rata-rata keluaran turbin angin
merupakan nilai rentang, bukan nilai yang pasti. Jika baterai dilepaskan dari sistem, maka
turbin angin akan berputar dengan kencang dan tegangan tinggi akan timbul. Kemudian, ada
beberapa turbin angin yang menggunakan transformer dan sistem transmisi tegangan tinggi
dari generator turbin angin ke controller, dalam rangka meminimalisir energi yang hilang pada
kabel. Jangan pernah berasumsi bahwa tegangan listrik dari turbin angin itu rendah dan tidak
akan menyetrum anda.

BERI SELUBUNG PELINDUNG , PASANG SEKRING, DAN SAMBUNGKAN KE BUMI


Jika anda diharuskan menggunakan tegangan listrik dari PLN, maka diwajibkan untuk berjaga-
jaga. Jalan yang paling aman untuk mengoperasikan tegangan dari PLM adalah dengan
mengikuti sesuai standar pemasangan perkabelan PLN. Hal ini akan membuat sistem anda lebih
mudah dimengerti oleh orang lain. Namun, ingatlah bahwa pada kenyataannya pasokan energi
dari turbin angin anda tidak sama sifatnya dengan PLN.

Penghantar listrik yang aktif harus berada dalam kotak, jauh dari tangan-tangan usil. Anda
dapat menggunakan ulang kabel bekas pakai, namun selalu cek terlebih dahulu apakah ada
kerusakan pada selubung atau insulasi kabel sebelum menggunakannya pada jaringan listrik.

SISTEM GROUND DAN PEMUTUS JARINGAN OTOMATIS


Jaringan listrik seperti yang ada di Inggris diberi pengaman dengan “sistem ground dan
pemutus jaringan otomatis”. Sistem ground adalah menghubungkan semua permukaan logam
yang sering anda sentuh. Kabel penghubung ini akan mengalirkan semua tegangan listrik
berbahaya yang timbul akibat kesalahan atau kerusakan. Tegangan ini dialirkan ke tanah/bumi
atau yang disebut dengan “Ground”. Gunakanlah logika anda untuk memutuskan objek apa saja
yang harus di-ground-kan. Semua objek logam yang terpapar dengan listrik wajib di-ground-
kan. Benda logam bukan satu-satunya objek yang bisa bersentuhan dengan anda. Tegangan
listrik yang berbahaya dapat mengalir pada pipa air atau pipa gas, maka sambungkanlah juga
dengan sistem ground supaya lebih aman.

Pemutus jaringan otomatis juga diperlukan, sehingga ketika terjadi kegagalan sistem terjadi,
maka tidak sampai merusak peralatan listrik lainnya. Hal ini juga dapat disebut dengan korslet,
dimana terdapat dua permukaan yang seharusnya diberi insulasi atau di-ground. Ketika kontak
ini terjadi, akan terjadi bahaya dan aliran dari pasokan listrik harus diputus.
GAMBAR 2-2. SISTEMATIKA PEMUTUSAN SISTEM GROUND MENGGUNAKAN SEKRING.

Pada jaringan listrik, biasanya menggunakan alat yang sama dengan alat pengaman arus
berlebih. Kontak yang terjadi antara permukaan yang telah di-ground dengan jaringan
pembawa arus akan menyebabkan korslet sehingga sekring terputus (Gambar 2-2).

RESIDUAL CURRENT DEVICE (RCD)


Jika pasokan listrik berasal dari turbin angin melalui inverter, maka tidak akan ada arus yang
cukup untuk memutus sekring atau MCB. Alat pemutus arus berlebih kurang cocok digunakan
untuk pasokan listrik dari turbin angin. Alat yang paling cocok adalah RCD. Alat ini sangat
sensitive merespon arus yang bocor ke “bumi” dengan memutus sambungan dari pasokan
listrik.

Ketika anda menghubungkan sistem dengan RCD, pertama-tama cek dimana sambungan netral
tersambung ke ground. Tidak boleh ada sambungan antara netral dan ground lebih dari satu,
dan biasanya sambungan ini dibuat di dekat pasokan listrik, jika tidak RCD tidak akan dapat
mendeteksi arus yang Namun, ketika listrik berasal dari banyak pasokan, maka sambungan
dibuat di panel distribusi (Gambar 2-3).

GAMBAR 2-3. CONTOH PENEMPATAN RCD YANG BENAR


RINGKASAN TENTANG PERANGKAT PENGAMAN
Untuk mencegah terjadi kebakaran, pasang sebuah MCB di setiap ujung kabel positif dekat
dengan beban listrik. Arus listrik yang mengalir pada kabel setidaknya sama besar dengan
kapasitas MCB, sesuai dengan batas arus yang dibutuhkan oleh beban.

Untuk menghindari bahaya setrum, cek apakah jalur netral terhubung dengan ground pada
jaringan pasokan listrik dan apakah sudah dipasangkan RCD.

BAHAYA BATERAI
Saya benci baterai. Baterai merupakan komponen terburuk dari sistem pembangkit listrik
turbin angin. Saya berharap sistem ini tidak menggunakan baterai, tapi baterai merupakan
komponen penting untuk dapat menjadi pemasok utama listrik anda. Baterai memiliki
kombinasi kondisi berbahaya.

Pertama, baterai cukup berat untuk mencederai pinggang anda ketika memindahkannya.

Kedua, baterai berisi cairan asam sulvur yang sifatnya berkarat, yang berbahaya jika mengenai
baju atau kulit anda. Senyawa ini juga sangat berbahaya terhadap mata. Bersihkan cairan yang
tumpah dengan cairan alkaline (sabun cuci, yang pastinya anda selalu memiliki). Jika terkena
kulit atau mata, basuh dengan air yang banyak. Cuci juga pakaian anda dengan bersih jika tidak
mau pakaian anda berlubang.

Ketiga, baterai akan menimbulkan percikan dan dapat menyebabkan luka bakar jika korslet.
Lepas semua perhiasan yang anda ketika bekerja dengan baterai. Selalu pasangkan sekring dan
MCB untuk melindungi rangkaian listrik. Jangan sampai perangkat pengaman arus berlebih
bersentuhan dengan baterai karena akan menyebabkan perangkat tersebut berkarat.

Terakhir, baterai mengeluarkan gas yang dapat meledak ketika ada percikan api, sehingga
simpan baterai pada ruang tertutup dengan ventilasi yang baik. Anda hanya memerlukan
lubang di bagian atas ruangan untuk mengalirkan udara dalam keluar ruangan – gas hydrogen
sangat ringan. Jangan pernah biarkan terjadi percikan disekitar ruang baterai, karena percikan
sering menjadi penyebab meledaknya baterai. Ketika gas meledak, cairan asam dalam baterai
akan terhambur keluar.

Singkirkan baterai bekas dengan baik. Baterai banyak mengandung racun, sehingga baterai
harus didaur ulang bukan dibuang begitu saja. Tukang loak akan dengan senang hati membantu
menyingkirkan baterai bekas anda.

TANGGUNG JAWAB LAINNYA


BEKERJA DENGAN MESIN YANG BERPUTAR
Bilah turbin angin berputar dengan kecepatan tinggi. Bilah tersebut perlu dijauhkan dari
jangkauan orang yang lewat terutama anak-anak.

Ketika anda selesai mengerjakan satu set bilah rotor anda, jangan tergoda untuk mencobanya
dengan memegang sendiri batang sumbunya. Sekali rotor berputar anda tidak akan bisa
menghentikannya dengan paksa. Gaya giroskopis dapat melepaskan rotor dari genggaman anda
dan seseorang bisa saja cedera.

Sistem puli dan gerigi yang terbuka juga berbahaya. Ketika merangkai generator, rotor, dan
gerigi/puli ini pastikan anda memakai pakaian yang pas dan ikat rambut jangan sampai
terjangkau oleh mesin.

BEKERJA PADA KETINGGIAN


Jika anda diharuskan bekerja di ketinggian, maka pastikan bahwa:

 Tower yang dibuat tidak akan roboh


 Ikat anda pada tower ketika bekerja
 Tidak ada yang berjalan dibawah anda ketika bekerja, untuk berjaga-jaga jika anda
menjatuhkan sesuatu.

Jangan pernah anda memanjat kecuali anda percaya diri, rileks, dan memiliki rencana akan
setiap langkah yang akan ada kerjakan. Namun lebih baik jika anda tidak melakukan hal ini
sama sekali.

Industry turbin angin di Amerika banyak menemukan kecelakaan parah akibat jatuh dari tower
yang tinggi. Di eropa, tower dan turbin dirangkai dibawah dan kemudian didirikan bersama
sehingga meminimalisir bekerja di ketinggian. Namun, hal ini juga memiliki bahaya tersendiri.
Bagi saya tidak ada cara satupun yang aman.

PENGANGKATAN BARANG BERAT


Walaupun anda selalu bekerja diatas tanah, pendirian tower harus dikerjakan dengan baik dan
terencana. Banyak hal tak terduga terjadi saat pengungkitan dan terkadang masing-masing
orang yang mengerjakan memiliki rencana masing-masing untuk mendirikan tower ini.

Situasi yang paling aman adalah melibatkan sesedikit mungkin orang dalam pengangkatan ini.
Cukup satu orang yang menjadi komandan dan beberapa orang untuk mengoperasikan
perkakas atau peralatan berat. Selain itu semua orang diwajibkan meninggalkan area kerja
untuk berjaga-jaga jika tower terjatuh. Operasi pengangkatan ini diusahakan pelan dan tidak
tergesa-gesa. Tarikan mendadak atau sentakan dapat menambah beban pada perkakas anda.
Semua perkakas yang digunakan harus lebih kuat dari beban yang akan diangkat. Faktor
keamanan yang baik adalah perkakas harus lima kali lebih kuat dibandingkan beban.

JATUHNYA POTONGAN KECIL DARI TIANG DAN ROBOHNYA TIANG


Keamanan adalah yang utama dalam mendesain sistem pembangkit listrik tenaga angin. Buatlah
tiang atau tower yang tidak akan pernah roboh dan tidak pernah ada potongan kecil yang
terjatuh, untuk berjaga-jaga jika ada seseorang yang berjalan dibawahnya.

Jangan merasa tertekan! Kesadaran akan keamanan tidak memakan waktu yang lama. Lebih
baik tertekan sebelumnya daripada menyesal setelahnya.
3. CHAPTER 3
CHAPTER 3
DESAIN ROTOR

Chapter ini membahas tentang mendesain bilah rotor untuk turbin angin. Kita akan mulai
dengan teori tentang bagaimana bilah bekerja, dan chapter selanjutnya akan membahas praktek
pembuatan bilah.

SEJARAH BETZ
Tenaga yang tersedia oleh angin terbatas. Kita mengambil tenaga dari angin dengan
memperlambat alirannya. Menurut Betz, terdapat perlambatan yang optimum untuk dapat
menghasilkan tenaga maksimal, yaitu 59,3%. Perlambatan yang lebih dari itu akan menjauhkan
angin dari rotor.

Gaya yang memperlambat aliran angin akan sama dengan gaya yang diterima oleh rotor. Kiat
penting dalam pendesainan rotor ini adalah bagaimana untuk dapat membuat bilah agar gaya
yang diterima tidak lebih dari angka yang ditentukan dari Betz.

BERAPA JUMLAH BILAHNYA?


Keputusan paling mendasar dalam pembuatan bilah rotor adalah berapa jumlah blade yang
akan digunakan.

Banyak orang berpikir semakin banyak bilah, daya yang dihasilkan semakin besar pula. Alasan
ini cukup logis, dimana tiap bilah berkontribusi dalam mengkonversi daya dari angin. Namun,
letak kesalahannya adalah berasumsi bahwa daya yang dihasilkan akan lebih besar. Jika dengan
dua bilah saja cukup, untuk apa harus menambah bilah lagi dimana malah akan menghambat
gerak rotor.

GAMBAR 3-1. GAYA PADA TURBIN ANGIN


Lalu, mengapa kita perlu turbin angin dengan jumlah bilah yang banyak ketika dua atau tiga
bilah saja cukup? Jawabannya adalah pada perbedaan guna dari turbin itu sendiri yang
menuntut perbedaan kecepatan putarnya.

Semakin cepat blade berputar menyapu angin, semakin besar pula gaya dorongnya. Pada
kenyataannya, gaya akan bertambah seiring dengan pangkat dari kecepatan bilah. Maka, dengan
menggandakan putaran rotor, gaya akan bertambah empat kali lipatnya. Terdapat maksimum
gaya yang dapat dihasilkan untuk mengekstrak daya yang maksimal (berdasarkan Betz). Jika
menggandakan kecepatan dari rotor akan meningkatkan gaya empat kali lipat, maka kita dapat
mengurangi jumlah bilah menjadi seperempatnya (Gambar 3-2).

TORSI DAN KECEPATAN


Energi mekanik memiliki dua komponen: gaya dan kecepatan. Torsi adalah ekspresi teknis dari
“gaya putar”. Pompa memerlukan torsi yang besar, terutama saat mulai beroperasi dari kondisi
mati. Generator memerlukan kecepatan yang tinggi. Keduanya memerlukan besar daya yang
sama, tapi berbeda alur. Tenaga yang diproduksi oleh rotor yaitu dalam bentuk torsi dan rpm.

Tabel 3-1 memberikan pilihan umum TSR dan jumlah bilah untuk pompa dan generator.

DUA ATAU TIGA BILAH ?


Jumlah bilah yang akan digunakan sangat ditentukan oleh TSR dimana turbin diinginkan untuk
beroperasi. Walaupun begitu, masih ada kelonggaran dalam penentuan jumlah bilah, seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 3-1. Tiga bilah yang ramping memiliki performa yang sama
dengan dua bilah yang lebar.

GAMBAR 3-2. TIPE BILAH DAN KECEPATAN PUTAR ROTOR.


TABEL 3-1. TIPE TURBIN ANGIN

Jadi, apa perbedaannya? Dua bilah lebih berderik dibandingkan tiga bilah. Hal ini sebagian
dikarenakan terdapat perbedaan kecepatan angin antara separuh atas area sapuan rotor
dengan separuh bawahnya (Gambar 3-3), disebut juga dengan “wind shear”. Gaya yang diterima
oleh bilah bagian bawah akan lebih rendah dibandingkan bilah bagian atas. Karena hanya ada
dua bilah, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan pada posisi tertentu. Ketidakseimbangan
paling buruk ketika posisi bilah tegak, rendah saat posisi datar, dan sangat rumit ketika pada
posisi miring. Desain rotor dengan tiga bilah tidak akan mengalami masalah ini.

Goyangan lainnya timbul ketika turbin angin berbelok-belok di atas tiang tumpuan untuk
menghadap atau menghindar dari arah angin. Bilah turbin yang berjumlah dua akan mengalami
getaran yang hebat ketika kondisi ini. Untuk membayangkan efek ini dengan mudah,
umpamakan anda memegang benda lurus seperti tangkai sapu, kemudian putarlah badan anda
secara tiba-tiba. Jika anda memegang sapu tersebut dengan tegak, anda dapat berputar
ditempat dengan mudah. Namun, ketika anda memegangnya dengan mendatar, tangkai tersebut
memiliki gaya inersia yang besar, membuat putaran tubuh anda berat dan lambat. Ketika rotor
turbin angin dua bilah ini berputar, posisi bilah akan bergantian dari tegak ke rendah dengan
cepat, sehingga saat turbin berbelok akan menyebabkan getaran yang hebat (Gambar 3-4 dan
seterusnya).

GAMBAR 3-3. EFEK DARI GAYA DORONGAN ANGIN.


MEMANFAATKAN GAYA ANGKAT (LIFT) DAN GAYA DORONG (DRAG)
Sekarang kita mulai untuk melihat lebih dekat tentang bagaimana bilah turbin angin
berinteraksi dengan angin untuk memproduksi gaya yang akan memutar rotor. Benda apapun
yang berada pada aliran udara akan menerima gaya. Gaya tersebut bisa searah dengan aliran,
namun cenderung miring. Benda yang tidak simetris akan membentuk gaya yang tidak simetris
pula. Untuk membantu perhitungan, kita akan membagi gaya tersebut menjadi dua komponen
yang bekerja pada arah yang berbeda. Kedua gaya ini disebut dengan gaya angkat (lift) dan gaya
dorong (drag) yang dapat dilihat pada Gambar 3-5.

 Gaya angkat adalah gaya yang tegak lurus dengan arah aliran
 Gaya dorong adalah gaya yang sejajar dengan arah aliran.

Tipe turbin angin yang berbeda-beda menggunakan komponen gaya yang berbeda pula. Tipe
turbin angin pertama kali muncul adalah tipe sumbu tegak, kemungkinan besar terinspirasi dari
penggilingan bertenaga sapi ternak yang berjalan melingkar. Sumbu putar dari turbin ini
posisinya tegak yang biasanya digunakan untuk memutar batu penggilingan. Bilah yang
digunakan terbuat dari kayu atau anyaman jerami yang berbentuk seperti dayung. Angin yang
datang akan ditangkap oleh “dayung” ini dan gaya yang dihasilkan digunakan untuk memutar
sumbu (Gambar 3-6).

Dinding pelindung dipergunakan untuk melindungi pendayung pada satu sisi turbin, sehingga
angin dapat mendorong rotor dengan optimal. Kemungkinan lain, pendayung didesain untuk
menangkap angin dari satu sisi dan tidak menghiraukan angin dari arah lain. Apapun caranya,
yang membuat turbin berputar adalah gaya dorong yang bekerja pada pendayung.

GAMBAR 3-4. GETARAN KETIKA TURBIN BERBELOK.


GAMBAR 3-5. GAYA AKIBAT PENGARUH AERODINAMIK

GAMBAR 3-6. TIPE TURBIN ANGIN JAMAN DAHULU DISEBUT JUGA DENGAN MESIN PENDORONG.
GAMBAR 3-7. TURBIN ANGIN MODERN TIPE SUMBU DATAR.

GAMBAR 3-8. PENAMPANG AIRFOIL

Turbin tipe ini dikenal sebagai “mesin pendorong” karena beroperasi akibat dari gaya dorong
angin. Terlepas dari mudahnya sistem ini dimengerti, mesin pendorong ini memiliki sedikit
keuntungan. Setengah dari rotor tidak memiliki fungsi, bahkan malah menahan putaran mesin.
Sehingga performa dari turbin tipe ini rendah. Kecepatan putarnya juga terbatas. Ujung rotor
tidak dapat berputar lebih cepat dari kecepatan angin yang mendorongnya. Turbin angin
modern lebih banyak beroperasi dengan gaya angkat dan dapat disebut juga dengan “mesin
pengangkat”.
KARAKTERISTIK ANGIN SEPERTI APA YANG DAPAT DITANGKAP OLEH BILAH?
Bayangkan diri anda di ujung bilah turbin angin modern seperti yang dapat dilihat pada Gambar
3-7. Efek gerakan ke arah bawah dialami oleh bilah. Jika rotor berputar saat kondisi angin sepoi-
sepoi, anda akan merasakan kecepatan “headwind” akan sama dengan kecepatan putar bilah.
Ketika terdapat angin dari sisi, headwind bertambah, menimbulkan resultan arah angin pada
suatu sudut tertentu. Kita dapat menamakan angin yang bekerja pada bilah adalah angin
relative.

GAMBAR 3-9. GAYA ANGKAT VERSUS SUDUT TERPAAN UNTUK NACA 4412 (RE = 107).

Turbin angin jenis ini sangat susah dimengerti, tapi memiliki banyak keuntungan. Ujung bilah
dapat berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan angin. Kesulitan
utama berasal dari gaya dorong yang dapat mendorong turbin ke belakang. Semakin cepat
putarannya, semakin besar gaya dorong yang timbul, sehingga menyebabkan turbin bergerak
menengadah ke atas. Untuk mendapatkan koefisien daya yang tinggi, kita perlu membuat gaya
angkat yang optimal dan meminimalisir gaya dorong. Dengan kata lain, kita perlu
meminimalisir rasio antara gaya dorong dan gaya angkat (gaya dorong dibagi dengan gaya
angkat) atau disebut dengan drag/lift ratio.

Akan sangat membantu jika kita menggunakan bentuk penampang bilah yang aerodimanis.
Salah satu contohnya adalah penampang saya pesawat yang dinamakan NACA 4412 seperti
pada Gambar 3-9.

Sudut terpaan (angle of attack) merupakan sudut antara garis tengah dan arah datangnya angin
seperti yang terlihat pada penampang sayap. Terdapat grafik pada buku data yang
menunjukkan bagaimana gaya angkat bervariasi untuk setiap sudut terpaan yang berbeda pada
penampang sayap pada umumnya. Gambar 3-8 menunjukkan grafik tersebut untuk tipe NACA
4412.

Perhatikan bahwa koefisien gaya angkat meningkat seiring dengan meningkatnya sudut terpaan
hingga mencapai titik tertentu dimana aliran udara dibelakang penampang terpisah dan
membentuk turbulensi. Fenoma ini dinamakan perlambatan atau stall. Pada saat ini, gaya
angkat pada bilah sangat kecil dan gaya dorongnya besar.

Penelitian dengan terowongan angin atau wind tunnel menunjukkan bahwa rasio drag/lift
tidaklah konstan: bervariasi terhadap sudut kemiringan (twist) pada penampang bilah. Rasio
paling baik biasanya terjadi dengan sudut terpaan 4o.

Data pada Tabel 3-2 menarik karena menunjukkan bahwa variasi gaya angkat dengan bentuk
yang berbeda-beda tidak begitu jauh, namun bervariasi pada rasio drag/lift. Permukaan
ramping seperti penampang NACA menimbulkan gaya dorong (drag) yang lebih kecil
dibandingkan penampang biasa. Posisi pipa dibelakang bilah malam membuat bentuk keempat
menjadi buruk.
TABEL 3-2. DATA PENAMPANG BILAH SEDERHANA.

DESAIN BILAH
Mendesain bilah, terlebih dahulu bagilah bilah menjadi beberapa bagian sepanjang lengan bilah,
kemudian tentukan bentuk tiap-tiap bagiannya dengan data sebagai berikut:

 Jari-jari
 Sudut kemiringan
 Garis tengah
 Ketebalan

JARI-JARI
Merupakan jarak antara titik tengah rotor ke suatu bagian bilah.

SUDUT KEMIRINGAN
Terkadang disebut juga dengan “pitch”, sudut kemiringan ini (β) adalah sudut antara garis
tengah dan bidang rotasi dari rotor turbin. berikut prosedur untuk menemukan sudut yang
optimal:

1. Tentukan berapa angle of attack yang kita ingin turbin tersebut beroperasi untuk
minimal drag/lift. Biasanya dipakai kemiringan 4𝑜 .
2. Temukan arah dari angin relative yang menerpa sisi terdepan di tiap bagian bilah
(Gambar 3-10). Ini akan menjadi jumlah dari dua kecepatan, yaitu kecepatan angin yang
melewati muka rotor dan kecepatan angin yang bertiup berlawanan akibat dari putaran
rotor “headwind” , yang kita sebut dengan sudut aliran ϕ.

GAMBAR 3-10. DIMENSI ROTOR DAN BAGIAN


GAMBAR 3-11. PENGATURAN SUDUT KEMIRINGAN.

Sudut aliran (dan juga sudut kemiringan) bergantung pada secepat apa anda ingin bilah itu
berputar (Gambar 3-11). Di dekat pangkal, angin datang hampir menghantam langsung ke
rotor, dan sudut kemiringan pada bagian ini harus besar. Pada ujung rotor, angin “headwind”
lebih besar dibandingkan pada pangkal, menyebabkan arah angin relatifnya berbalik arah, dan
sudut kemiringannya harus lebih kecil. Tabel 3-3 menyarankan sudut kemiringan yang pantas
untuk lima rentetan bagian sama panjang dalam satu bilah dan empat kemungkinan TSR.

LEBAR BILAH ATAU PANJANG GARIS TENGAH


Tahap selanjutnya dalam proses mendesain bilah adalah dengan menetapkan panjang garis
tengah untuk setiap bagian sepanjang bilah. Untuk menghitung panjang garis tengah sesuai
teori, hitunglah dorongan aerodinamis (dari perhitungan gaya angkat) dengan gaya yang
diperlukan untuk perubahan momentum Betz (hukum Newton) dan nantinya akan sampai pada
formula yang dapat diselesaikan. Formula sederhana dalam rumus energi angin sangat cocok
untuk rotor putaran cepat.

Tabel 3-4 memberikan contoh lebar bilah untuk berbagai pilihan TSR. Pada tiap kondisi, jumlah
bilah ‘B’ dipilihkan untuk anda, dan lebar bilah disesuaikan berdasarkan persentasenya dengan
diameter.
TABEL 3-3. SUDUT KEMIRINGAN.

BILAH TANPA PUNTIR


Lebar bilah yang ideal harus ditempatkan dekat dengan pangkal bilah. Namun, terdapat sedikit
rugi-rugi yang terjadi jika anda menggunakan bilah sederhana tanpa puntir (kedua sisi parallel).
Area sapuan angin oleh bagian dalam bilah relatif kecil. Anda dapa menggunakan sudut dan
lebar bilah yang sudah ditentukan sebelumnya pada bagian keempat dari rentangan bilah.
Sampai batas tertentu, lebar bilah yang sempit dan pengaturan kedataran bagian dalam bilah
saling mengimbangi.

Mengapa bersusah payah membuat bilah dengan puntir dan ujung yang meruncing? Berikut tiga
alasan yang begus:

 Efisiensi bilah sedikit meningkat


 Bilah yang ujungnya meruncing lebih kuat. Tekanan akibat bengkokan yang terbesar
terjadi pada pangkal bilah, dan bilah yang ujungnya sangat runcing kecil
kemungkinannya untuk patah atau retak dalam kondisi ekstrim, jika dibandingkan
dengan bilah yang lurus.
 Bilah yang ujungnya meruncing lebih cepat mulai berputar dibandingkan. Semakin lebar
pangkal dibandingkan ujungnya, semakin baik torsinya.

KETEBALAN BILAH
Penampang yang tipis memiliki rasio drag/lift yang lebih baik sehingga disarankan untuk
digunakan jika memungkinkan, untuk performa yang lebih baik. Di dekat pangkal, dimana rasio
kecepatannya rendah, rasio drag/lift tidak begitu penting, tapi kekuatannya sangat penting,
sehingga blade yang tebal lebih baik.

Jika hanya satu bagian saja yang digunakan untuk menentukan bilah keseluruhan, maka NACA
4415 (dengan ketebalan 15% dari lebar bilah) adalah pilihan yang bagus.

TURBIN ANGIN UPWIND, DOWNWIND, DAN SUMBU VERTICAL (TEGAK)


Sangat banyak variasi rotor wind turbin yang bisa digunakan (Gambar 3-5). Kebanyakan turbin
angin yang diketahui bersumbu horizontal (datar) yang selanjutnya akan kita sebut dengan
HAWT. Diantara HAWT, ada yang menangkap angin dari depan (upwind) dan ada yang dari
belakang (downwind), tergantung pada pemasangannya diatas tower. Terdapat jenis lainnya
yang disebut dengan turbin angin sumbu tegak yang selanjutnya akan kita sebut dengan VAWT.
TABEL 3-4. PERSENTASE (%) LEBAR BILAH DENGAN DIAMETER

GAMBAR 3-12. SUDUT-SUDUT ALIRAN PADA PANGKAL DAN UJUNG BILAH ROTOR.

Rotor turbin angin downwind biasanya ‘free coning’ (Gambar 3-14). Artinya bilah rotornya
dipasangkan pada engsel, sehingga menjadi fleksibel. Dorongan angin mendorong bilah searah
datang angin, namun gaya sentrifugal menarik bilah ke arah luar. Bilah tersebut membentuk
sudut coning tertentu, yang tergantung pada kekuatan angin dan kecepatan rotor. Sudut coning
adalah sudut penyimpangan bilah rotor dari bidang putaran. Tujuan dari kefleksibelan ini untuk
menghilangkan tekanan pembengkokan pada pangkal bilah. Karena arah angin dari belakang,
dimana keberadaan rotor menjadi di belakang tubuh tower, menyebabkan bilah kehilangan
sebagian besar gaya dorongan angin tiap satu putaran bilah. Kibasan terus menerus ini dapat
menyebabkan bilah patah pada pangkalnya.

Engsel bilah juga digunakan pada rotor bilah tunggal, bersamaan dengan penyeimbang berat.
Coning ini tidak begitu baik jika diterapkan pada turbin upwind karena perubahan angin yang
mendadak dapat mendorong rotor menuju tower.
GAMBAR 3-13. BENTUK BILAH.

Kelebihan lain dari rotor downwind ini adalah bebas gerak menengok ke kanan atau kiri untuk
menjauhi arah angin yang disbut dengan yawing. Tidaklah mudah dan tepat memasangkan ekor
pada mesin jenis ini. Dalam kondisi TSR tertentu, turbin angin downwind dapat beroperasi
sebagai turbin upwind. Hal ini sulit untuk dijelaskan, namun sangat menarik untuk dilihat ketika
ini terjadi.

TURBIN ANGIN SUMBU TEGAK


Kita sudah melihat salah satu turbin angin sumbu tegak pada chapter ini: mesin putar
penggiling yang menggunakan tenaga kerbau. Desain yang mirip dengan ini masih digunakan
pada Anemometer (alat pengukur kecepatan angin), karena TSRnya selalu tetap. Sebagai
penggerak utama rotor ini tidak begitu bersaing, karena gerak putarnya pelan dan kurang
efisien.

Turbin Savonius atau tipe rotor ‘S’ pada VAWT (Gambar 3-15) adalah tipe yang paling popular
dibuat oleh para pengerajin rumahan. Rotor tipe ini memiliki torsi awal yang besar dan
putarannya bagus. Namun, efisiensinya rendah dan putarannya terlalu pelan untuk produksi
listrik. Kofisien daya (Cp) maksimum tipe Savonius ini sekitar 0,15, dimana tipe HAWT bisa
lebih dari 0,3.
GAMBAR 3-14. KINCIR ANGIN YANG BEROPERASI DENGAN ARAH ANGIN DARI BELAKANG (DOWNWIND).

GAMBAR 3-15. PERBEDAAN ORIENTASI ROTOR TURBIN ANGIN.


GAMBAR 3-16. GAYA PADA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL.

Ada tipe rotor yang dapat menghasilkan efisiensi gaya lift yang tinggi diantara tipe VAWT ini.
rotor ini berputar menggunakan gaya lift seperti pada HAWT daripada menggunakan gaya drag.

VAWT yang beroperasi dengan gaya lift ini harus dioperasikan pada rasio drag/lift yang rendah.
Untuk itu, sudut terpaan bilahnya (angle of attack) harus kecil. Rotor ini harus berputar dengan
cepat sehingga perlambatan ‘stall’ akibat gaya lawan dari angin ‘headwind’ yang besar dapat
diminimalisir. Maka, nilai TSRnya harus tinggi. Rotor dengan TSR yang tinggi dibentuk dari
bilah yang ramping dan jumlahnya sedikit.

TEKANAN AKIBAT OPERASI YANG EKSTRIM PADA BILAH VAWT PUTARAN CEPAT
Bilah VAWT yang ramping dan penampangnya membentuk airfoil memang dirancang
sedemikian rupa untuk dapat menghadang efek bengkok akibat gaya sentrifugal dan gaya lift
yang bekerja secara horizontal ((Gambar 3-16).

Rotor tipe ‘H’ ini mengalami efek bengkok akibat perpaduan gaya lift dan gaya sentrifugal pada
bilah yang posisinya dipasang tegak. Pada rotor jenis Darius, efek bengkok akibat kedua gaya ini
dapat teredam dengan meliukkan bilah seperti bentuk parabola, sehingga gaya sentrifugal
hanya menghasilkan tegangan tanpa membengkokkan bilah. Jika efek bengkok ini dibiarkan
terjadi, bilah akan mengalami retak atau patah.

Bilah HAWT juga mendapatkan gaya lift yang kuat dan arahnya datar, tapi gaya ini tidak begitu
membahayakan bilah karena besarnya selalu tetap dan tidak berbalik arah setiap saat. HAWT
skala besar dapat mengalami masalah dengan lawan gaya gravitasi, namun ini tidak akan
menjadi masalah bagi pembaca buku ini!
GAMBAR 3-17. CONTOH ROTOR TURBIN DENGAN CORONG.

ROTOR BERCORONG
Ada kemungkinan untuk memasang corong pada rotor turbin angin (Gambar 3-17), yang dapat
‘mengumpulkan’ angin menuju rotor. Hal ini memberikan banyak keuntungan, karena dapat
menaikkan kecepatan angin untuk memutar rotor, menghasilkan energi yang lebih besar dan
RPM yang lebih kencang. Di atas kertas, ide ini nampak bagus. Tapi pada prakteknya, mendesain
dan mengkonstruksi bentuk corong yang sesuai agar tidak rusak saat angin kencang sangatlah
menantang.

Desain corong ini terinspirasi dari pembangunan gedung tinggi seperti menara dan gedung
pencakar langit yang riskan dilewati angin kencang, dengan membentuk didingnya dengan
celah-celah sedemikian rupa agar angin kencang dapat dialirkan melalui celah-celah tersebut.
Ide ini tidaklah salah, namun ketika corong ini diaplikasikan pada rotor turbin angin, biayanya
akan mahal, mengganggu visual, dan sangat rentan akan badai.

KESIMPULAN
Pilihan jenis rotor yang baik sangatlah terbatas. Banyak orang sudah pernah mencoba
membuatnya. Membuat turbin angin sudah cukup sulit tanpa menambahkan komponen-
komponen yang tidak penting. Maka, anda disarankan untuk menggunakan desain yang sudah
terbukti kesuksesannya, yaitu tipe HAWT upwind dengan 3 bilah dengan nilai TSR sekitar 6.
Rotor tipe ini akan kita lihat lebih jelas pada chapter selanjutnya.
4. CHAPTER 4
CHAPTER 4
PEMBUATAN BILAH

Pada chapter ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat bilah turbin. Namun, sebelum mulai,
pastikan desain kecepatan putar bilah anda sesuai dengan kecepatan operasi generator yang
dipakai.

Tabel 1-1 akan membantu anda memilih diameter yang sesuai untuk dapat memproduksi daya
yang diinginkan. Pilihlah TSR yang sesuai dengan spesifikasi kecepatan putar generator dan
prioritas desain lainnya. Tabel 3-3 dan Tabel 3-4 memberikan detail bentuk rotor dengan
bermacam-macam TSR. Atau, anda dapat menggunakan bantuan program excel spreadsheet
dengan memasukkan rumus-rumus pada bagian belakang buku ini dan mendesain bilah anda
sendiri.

KATA PERINGATAN
Bilah adalah komponen paling krusial pada sebuah turbin angin. Jika bilah patah (yang banyak
terjadi pada turbin angin yang ada), patahan dapat terbang hingga jarak tertentu, dan dapat
menyebabkan kerusakan dan cedera. Jika anda berencana menempatkan turbin angin dengan
jarak 100 meter dari area publik, jalan, atau bangunan berpenghuni, maka anda harus pastikan
bilah yang digunakan cukup kuat.

Gaya gyroscopic, gaya yang dapat mengubah arah sumbu putar, adalah sesuatu yang paling
buruk bagi rotor turbin angin skala kecil pada lokasi yang anginnya berturbulen. Rotor putaran
cepat, putaran turbin mengarah ke datangnya angin, akan mengalami momen gyroscopic yang
dapat mengepakkan bilah kedepan dan kebelakang sekali di tiap putaran. Jika bilah tidak
terpasang dengan baik, bilah akan lepas.

BERAT BILAH
Rotor yang berat akan lebih susah untuk berputar dibandingkan yang ringan, namun ketika
sudah berputar akan sulit untuk berhenti. Gaya inersia tambahan dari bilah rotor yang berat
sebenarnya tidak mengkonsumsi tenaga, tapi bilah ini memiliki kemampuan untuk mengawali
putaran ketika terjadi fluktuasi angin yang besar pada angin yang kencangnya diatas rata-rata.

Bilah yang berat akan terkena efek gaya sentrifugal dan gaya gyroscopic lebih parah, sehingga
memperkuat bilah dengan menambah beratnya ternyata ada gunanya. Perbandingan kekuatan
dan berat bilah penting sekali. Untuk tekanan minimum, bilah haruslah ringan di ujung dan kuat
di pangkalnya.

MATERIAL BILAH
Kayu merupakan pilihan yang paling tepat untuk mengkonstruksi bilah turbin angin, karena
kayu ringan, kuat, mudah dibentuk, dan getas. Logam (terutama aluminium) cederung mudah
patah. Besi sangat berat. Plastic cocok untuk manufaktur bilah dan resin polyester merupakan
material yang umum digunakan. Tapi anda perlu cetakan yang mengukir bahannya lebih sulit
dibandingkan kayu. Lapisan plastic yang tebal dapat diselimutkan mengelilingi batangan untuk
menghasilkan belahan yang sesuai.

Pada chapter ini focus pada cara mengukir bilah dari batangan kayu. Kayu yang lunak dan
ringan yang paling cocok. Pilihlah kayu yang memiliki serat yang rapat dan bebas dari mata
kayu jika memungkinkan. Atau potonglah bagian-bagian tertentu dari kayu yang tidak ada mata
kayunya. Hindari menggunakan kayu pada bagian luar dari pohon, karena masa jenis kayu
tersebut berbeda dengan bagian dalamnya. Kayu di bagian luar pohon bergetah sedangkan di
bagian dalamnya kering. Namun, kayu bagian luar pohon biasanya lebih bebas dari mata kayu.
Bagian ini lebih muda warnanya dibandingkan kayu bagian dalam. Jika salah satu bilah berbeda
masa jenisnya, maka satu set bilah tersebut menjadi tidak seimbang (balance). Lalu, getah yang
ada pada kayu ini akan menumpuk di ujung bilah ketika berputar akibat gaya sentrifugal,
menyebabkan ketidakseimbangan yang lebih parah, juga merusak lapisan cat luar bilah.

Bilah dari kayu harus kering. Kayu pinus dari Oregon dangat ideal, namun mahal harganya.
Bangku gereja yang sudah tidak dipakai lagi merupakan salah satu alternative lain. Manufaktur
bilah kayu di Amerika menggunakan kayu dari sejenis pohon citrus yang terkenal dengan
sebutan Basswood. Namun kayu ini tidak mudah didapat di Inggris. Ada beberapa pohon yang
tumbuh di hutan hujan, contohnya pohon Meranti, yang memiliki masa jenis yang rendah dan
teksturnya yang bagus, tapi kayu ini tidak baik dalam keberlangsungannya. Anda harus
mengecek dengan supplier.

Beberapa orang membuat bilah dari serpihan kayu yang dipadatkan. Ada beberapa hal yang
harus diwaspadai, walaupun serpihan kayu tersebut sudah dilem menjadi satu, jika kulaitas
kayu aslinya tidak bagus, maka akan ada kemungkinan bilah tersebut mudah patah. Serat kayu
harus terpusat memanjang di sepanjang bilah karena tekanan maksimum terjadi pada bagian
ini. Pakailah lem yang kedap air dengan kualitas yang bagus, seperti lem epoxy.

Lapisan papan kayu bisa digunakan untuk membuat bilah tanpa isi, untuk rotor dengan
diameter yang besar dimana berat bilah kayu yang padat menjadi masalah.

CARA MENGUKIR SATU SET BILAH ROTOR


Berikut detail dan deskripsi langkah-langkah dalam proses untuk mengukir satu set bilah yang
berjumlah tiga buah dengan diameter rotor 2,3 meter, dan TSR sekitar 5,5. Anda dapat
mengadaptasi teknik pengerjaannya untuk TSR yang berbeda dengan menyesuaikan
dimensinya.

PERALATAN DAN PERKAKAS


Anda akan memerlukan perkakas sebagai berikut: gergaji tangan, alat pahat kayu, martil,
pengetam, serutan kayu, pisau pahat, jangka sorong, kompas, meteran, penggaris, pensil,
waterpass, dan bor listrik.

Pastikan perkakas anda dalam keadaan tajam. Asahlah perkakas anda agar tajam, dan mulai
asah dari bagian ujungnya. Asahlah dengan perlahan, atau ujung itu akan menjadi tumpul.
Terakhir, bersihkan sisa-sisa asahah dengan kain perca dengan usapan yang searah. Atau
usapkan ke bahan kulit atau kayu.
BAHAN
3 balok kayu dengan dimensi 150mm x 50mm x 1150mm.

2 triplek dengan kualitas untuk pemakaian di wilayah pesisir, berbentuk dengan diameter
300mm dan tebal 12mm.

Baut yang sesuai dengan pangkal turbin.

48 buah sekrup yang sudah dilapis anti karat dengan dimensi 40x4mm.

Jika anda memiliki akses dengan mesin untuk menipiskan material, anda perlu memulai dengan
memproses ketiga balok kayu ke dalam mesin untuk meratakan permukaan dan memberikan
hasil akhir yang mulus. Jangan khawatir jika kehilangan beberapa millimeter dari dimensi yang
dirancang, yang penting ketiga bilah identik.

LANGKAH 1. PEMBAGIAN SEPANJANG BILAH


Tandai tiap-tiap bagian sepanjang kayu yang akan dibuat menjadi bilah (Gambar 4-1), yang
diukur sama panjang tiap interval 230 mm. Gambar garis mengelilingi batangan. Sisi bagian kiri
adalah pangkal bilah, yang akan tersambung dengan titik tengah rotor. Bagian kelima, atau sisi
kanan menjadi ujung bilah.
GAMBAR 4-1. MENGUKIR BILAH

LANGKAH 2. MERUNCINGKAN BILAH


Ukur lebar bilah dalam millimeter (Tabel 4-1) dari sisi pinggir yang paling dekat dengan anda,
dan tandai dengan titik. Sambungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus. Jika terdapat mata
kayu pada balok kayu yang dilalui oleh garis, maka balik batangan kayu sehingga mata kayu
berada pada bagian segitiga yang akan anda hilangkan. Anda bisa memotong dengan gergaji
atau dengan pisau pahat. Setelah selesai dipotong, haluskan sisi potongan tersebut dengan
serutan kayu agar lurus dan mulus.
Coba bayangkan bentuk akhir dari bilah yang akan dibuat (Gambar 4-1). Ujung bilah akan
bergerak searah jarum jam, jika dilihat dari arah datangnya angin, maka tepi depan bilah adalah
sisi yang menghadap ke arah anda. Tepi depan adalah sisi bagian bilah yang memotong aliran
angin yang melewati bilah. Permukaan muka adalah sisi bilah yang menghadap ke atas pada
gambar. Pada fase ini, permukaan muka harus dalam keadaan benar-benar datar (tanpa
puntiran). Jika tidak, maka serutlah bagian ini hingga datar. Cek kedataran dengan waterpass di
tiap-tiap bagian sepanjang bilah untuk lebih telitinya.

LANGKAH 3. MENGUKIR PUNTIRAN BILAH


Gambar selanjutnya, yaitu Gambar 4-2 menunjukkan batangan kayu tersebut yang sudah
diputar balik, maka tepi depan bilah pada gambar yaitu sisi yang menghadap belakang, dan
ujung bilah di sebelah kiri. Pada setiap bagian bilah, gambar garis di bagian yang baru dipotong
menghubungkan garis-garis di penampang depan dan belakang.
GAMBAR 4-2. MEMBENTUK PUNTIRAN BILAH

Tandai dengan titik pada tiap garis, berjarak tertentu dibawah penampang depan. Jarak ini kita
sebut dengan turunan (Tabel 4-1). Hal ini menentukan sudut kemiringan di tiap bagian bilah.
Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus. Pahat dan buang kayu pada bagian diatas
garis yang telah dibuat tadi. Setelah selesai, penampang muka bilah menjadi miring. Ratakan
penampang tersebut sehingga jika diletakkan penggaris sepanjang penampang, permukaan
penggaris akan menempel.

Pada bagian pangkal, garis yang digambar harus naik lagi pada bagian yang tidak dipotong
sepajang 100mm. Bagian pangkal bilah dibiarkan tidak dipotong untuk dapat merangkainya ke
piringan rotor.

LANGKAH 4. MENGUKIR KETEBALAN BILAH


Setelah anda mendapatkan batangan kayu yang ujungnya agak runcing dengan penampang
puntir di sisi depan blade. Langkah selanjutnya adalah dengan memotong kayu di sisi bagian
belakang blade sehingga setiap bagian blade sama tebal (lihat Tabel 4.1).
TABEL 4-1. RINGKASAN DIMENSI BILAH YANG SUDAH JADI

GAMBAR 4-3. MENGUKIR KETEBALAN BILAH

Letakkan kayu yang sudah dipotong tadi dengan tepi depan (leading edge) menghadap ke atas.
Di tiap bagian, buatlah sebuah tanda dengan jarak yang sudah ditentukan dari tepai depan
blade. Sambungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus. Balik kayu tersebut dan lakukan hal
yang sama dengan jarak yang sama terhadap tepi belakang bilah (trailing edge). Anda akan
mendapatkan dua buah garis (Gambar 4.3) sebagai pemandu anda ketika memotong bagian
yang akan dibuang. Sokong kayu sehingga penampang depan menghadap kebawah dan potong
penampang depan sesuai dengan garis panduan yang telah digambar. Gunakan jangka sorong
untuk mengecek ketebalan di setiap bagian bilah. Ukur berapa milimeter lagi kayu yang harus
dihilangkan, tulis dengan pensil pada bidang kerja tiap bagian, dan ulangi menghaluskan
permukaan hingga ketebalannya sesuai yang diinginakan.

Pada pangkal, pastikan bentuknya sama rata agar untuk memasangkannya ke plat rotor.

LANGKAH 5. MENGHALUSKAN PENAMPANG


Pada fasa ini anda akan mendapatkan bilah dengan ujung yang meruncing dan memiliki
puntiran dengan ketebalan yang sama di setiap bagiannya. Bentuk penampang airfoilnya masih
berbentuk jajaran genjang yang tidak aerodinamis sama sekali. Langkah terakhir yang akan
anda lakukan adalah membentuk penampang bilah anda sesuai bentuk airfoil agar
mendapatkan aliran udara yang diinginkan.
Mulailah dengan membentuk bagian tepi belakang bilah. Potong sudut bawah dari belakang
hingga anda mendapatkan tepi runcing yang ketebalannya kurang dari 1mm dengan
keruncingan 20o.

Akan sangat membantu jika anda sebelumnya membuat template sudut keruncingan trailing
edge sehingga dapat dengan memudah mengecek apakah dimensinya sudah benar. Template ini
dapat dibuat dengan tripleks atau lempengan aluminium.

Terakhir, penampangnya perlu dibentuk lengkungan hingga rata seperti sayap. Berhati-hatilah
jangan sampai mengurangi ketebalannya. Bagian yang paling tebal ada pada posisi 35% dari
lebar bilah diukur dari tepi depan bilah. Buatlah garis penghubung sepanjang bilah di titik
tertebalnya dan hindari memotong bagian ini.

Gunakan amplas untuk membentuk lengkungan di bagian tepi depan bilah dengan menggosok
perlahan dan berulang-ulang.

LANGKAH 6. MERANGKAI BILAH ROTOR


Pastikan ketebalan pangkal masing-masing bilah sama. Seberapa tebalnya tidak menjadi
masalah.

Setiap pangkal bilah perlu dipotong seperti pada Gambar 4-6, agar dapat pas dengan sumbu
rotor. Ukur garis tengah di pangkal tiap bilah, kemudian tarik garis dengan sudut 60o ke tiap
sisi. Tandai di sisi atas dan bawah bilah dan potong sesuai garis.

GAMBAR 4-4. PERALATAN BANTU YANG BISA DIBUAT SENDIRI.


GAMBAR 4-5. POTONGAN MELINTANG BILAH DENGAN BENTUK AIRFOIL.

Maka, ketiga bilah sudah dapat dipasangkan bersama. Bilah-bilah tersebut kemudian diapit
dengan dua tripleks di masing-masing sisi.

Buat lubang dengan bor melalui tripleks dan pangkal blade. Disarankan dipasang 8 baut untuk
setiap bilah (Gambar 4-6). Cek spasi antar bilah apakah sudah sama jaraknya. Mengukur jarak
dari ujung bilah ke ujung bilah disebelahnya, kemudian mengatur jaraknya kembali hingga
sama sudutnya 120 derajat. Jarak ini berpengaruh pada keseimbangan rotor. Jika jarak
antarujung blade berbeda lebih dari 5mm, akan terjadi ketidakseimbangan.

Mengebor lubang baut paling baik dilakukan dengan bor press, agar lubang tepat tegak lurus
penampang rotor.

Ketika membongkar sambungan rotor ketika melakukan pengecatan, tandai terlebih dahulu tiap
bilah dan papan tripleks untuk mempermudah perangkain kembali ke posisi semula.

PETUNJUK DALAM KONSTRUKSI BILAH KAYU


Prosedur diatas tidak dapat berlaku untuk bentuk dan ukuran yang berbeda. Berikut petunjuk
tambahan:

Rotor dua bilah dapat dibuat dari sebuah papan kayu (Gambar 4-7). Hal ini dapat menghemat
pekerjaan ketika membuat sambungan ke rotor. Bilah ini mudah dibuat dan kuat.
GAMBAR 4-6. PERANGKAIAN PADA PUSAT ROTOR.
GAMBAR 4-7. ROTOR DUA BILAH

Bagian tengah bilah kayu ukurannya dibiarkan seperti asalnya. Sambungkan dan eratkan
dengan baut rotor ke puli roda karet, kemudian buat lubang dengan bor di tengah-tengah rotor
agar dapat dipasangkan ke sumbu turbin. Ujung sumbu harus diganjal dengan karet berlapis
agar rotor tidak terlepas dari sumbu.

SIRIP PADA PANGKAL


Melihat kembali pada desain blade pada chapter 4 ini, sangat diharapkan bagian pangkal bilah
memiliki penampang yang lebar dan sudut puntir yang terjal. Jika anda memotong bilah dari
sebuah papan kayu utuh, bentuk bilah akan menjadi lebar dan tebal, dan banyak bahan kayu
yang tersisa. Solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan potongan sisa dari bagian
luar bilah yang kemudian dilem ke bagian dalam bilah sebagai tambahan.
GAMBAR 4-8. PELINDUNG UNTUK TEPI DEPAN BILAH

MENGECAT DAN MENYEIMBANGKAN BILAH


Kecepatan putar pada ujung bilah akan menyebabkan pengikisan material bilah. Maka dari itu,
tepi depan (leading edge) bilah harus diberi perlakukan khusus (Gambar 4-8), bisa dilapis
dengan resin epoxy atau plester/pita dengan material yang tahan kikisan. Plester biasanya
dijual dan digunakan untuk baling-baling pesawat yang ringan. Plester ini sangat mudah untuk
dipasang dan diganti, juga memberikan perlindungan yang efektif untuk selang waktu yang
cukup lama. Pasangkan plester ini setelah proses pengecatan selesai.

Jika anda menggunakan resin epoxy, anda harus menipiskan bilah dari ukuran semula, karena
lapisan resin epoxy ini akan mempertebal ukuran bilah. Lapisan ini baiknya setebal 3mm.
Campur larutan resin epoxy ini dengan bubuk aluminium hingga menjadi pasta. Campuran
pasta ini lebih kuat dibandingkan pasta dari plastik biasa. Pelapisan ini dilakukan sebelum
pengecatan bilah secara keseluruhan.

Proteksi permukaan bilah yang ideal adalah yang bersifat elastis. Bahan yang kuat dan tahan air
juga diperlukan. Karet silikon menjadi pilihan utama untuk pelapis luar permukaan bilah ini,
namun dengan bahan ini akan sulit mendapatkan permukaan yang halus.

PENGECATAN
Beri dempul permukaan bilah dengan baik, kemudian lapisi dengan cat mengkilap dengan
seksama. Cat mengkilap yang biasa digunakan pada rumah tangga mungkin nampak sederhana,
namun hasilnya akan nampak bagus diterapkan pada bilah jika sebelumnya sudah didempul
oleh resin epoxy dan dipernis terlebih dahulu.
Cat epoxy tidak dapat tembus air, namun ada kekurangannya juga. Air yang ada didalam lapisan
ini tidak dapat keluar sehingga menyebabkan penggembungan. Jika ada air di dalam bilah, maka
gaya sentrifugal yang terjadi ketika bilah berputar akan mengumpulkan air pada ujung bilah
menyebabkan ujung bilah merekah hingga akhirnya pecah.

PENYEIMBANGAN
Penyeimbangan bilah sangat penting. Tujuan utama penyeimbangan ini adalah meletakkan titik
gravitasi tepat di titik rotasi rotor, yaitu di sumbu rotor turbin angin. Hai ini disebut dengan
penyeimbangan statis.

Penyeimbangan harus dilakukan di dalam ruangan yang lebar dan tidak ada udara yang
bergerak.

Lempengan seng dapat menjadi pemberat ketika proses penyeimbangan. Ketika ada salah satu
sisi yang terlalu ringan dibandingkan yang lain, maka lempengan ini dapat dibentuk atau
diperbesar potongan lempengannya, kemudian disangkutkan/ditempelkan diantara ketiga
bilah.

Berikut salah satu pengecekan keseimbangan statis. Ketiga bilah yang sudah dirangkai menjadi
sebuar rotor, titik tengahnya diposisikan diatas paku yang runcing yang didirikan di atas papan
kayu.

Dengan bantuan waterpass, perhatikan kemana arah rotor tersebut terjatuh. Beri pemberat di
bagian seberangnya hingga rotor datar seimbang.

Membuat rotor bisa menjadi pekerjaan yang paling memuaskan dalam proses pembuatan
turbin angin, dan pekerjaan ini dapat dikerjakan oleh semua orang dengan alat yang mudah,
kesabaran, dan antusias. Menemukan generator yang sesuai dengan desain rotor anda adalah
pekerjaan sulit, yang akan kita lihat pada chapter selanjutnya.

GAMBAR 4-9. ALAT BANTU MEMPOSISIKAN BILAH AGAR SEIMBANG.


5. CHAPTER 5
6. CHAPTER 6
7. CHAPTER 7
8. CHAPTER 8

Anda mungkin juga menyukai