Anda di halaman 1dari 18

TURBIN ANGIN

Andreas XII2/02
Evelyne XII2/ 15
Frans XII2/18
Marco XII2/26
Merlyn XII2/27
Tamar XII2/33
Masalah
Dewasa ini, persediaan minyak bumi, minyak alam, dan fosil yang
membentuk persediaan bahan-bahan alam untuk menghasilkan energi
demi kebutuhan manusia semakin menipis karena banyaknya penggunaan
alat-alat kehidupan yang menggunakan bahan bakar terserbut.

Tujuan Percobaan
Mengetahui cara kerja turbin angin dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
 
Kegunaan Turbin Angin
Digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Dan karena manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak
terbaharui(Co : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk
membangkitkan listrik. Selain itu, turbin angin lebih ramah lingkungan
karena menggunakan energi dasar angin.
 
Dasar Teori
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan
diameter kipas r adalah :

ρ : kerapatan angin pada waktu tertentu


v : kecepatan angin pada waktu tertentu
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin
hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2
atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis
dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan
untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Untuk
percobaan ini, berlaku juga rumus GGL : Ɛ = B . L . V (pengaruh magnet
dan kawat pada turbin)
S ebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai
macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari
turbin angin, yaitu :

1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu
dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam
pengoperasiannya.
3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi
listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat
stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Lebih jelasnya akan dijelaskan pada cara pembuatan
dan kerja percobaan kami.
4. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari
angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu.
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi
yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar
kencang. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat
penyimpan energi listrik adalah aki mobil.
5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang
sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC.
Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan
energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk
gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan
catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC
yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh
rumah tangga.
Jenis turbin angin
Jenis turbin angin ada 2, yaitu :
Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu tegak/vertikal

Turbin angin sumbu horizontal


Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh
sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan
turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin
yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah
gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat
berputar.
Kelebihan TASH
Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di
tempat-tempat yang memiliki geseran angin.
Kelemahan TASH
TASH yang tinggi sulit dipasang
TASH memerlukan biaya yang tinggi
TASH yang tinggi bisa mempengaruhi radar airport.
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
penampilan lansekap.

Turbin Angin Sumbu Vertikal


Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu rotor
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat
berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi.
Kelebihan TASV
Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
Lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
Kekurangan TASV
Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
Alat dan Bahan Percobaan
 Sumpit
 Gunting
 kayu dasar (kayu lapis, papan partikel,
 pisau serbaguna
atau kayu solid, approx. 14cm dengan
 lem tembak 30 cm, tebal minimal 15mm)
 penggaris plastik atau logam  1 sekrup (# 8, 3 / 4 "Robertson)
 Obeng  kayu dowel, 30 cm x 6 mm (1 / 4 ")
 Pensil  kawat magnet (100m, 24 gauge dilapisi
 kawat kumparan enamel)
 Digital voltmeter dilengkapi dengan klip  Persegi Panjang karton bergelombang,
buaya 4cm oleh 16cm dipotong dengan
 4 magnet bumi corrugations berjalan tegak lurus
terhadap sumbu panjang persegi
 rautan pensil
panjang.
 Ampelas
 Lem kayu
 Saklar  paku
 botol plastik 1,5 liter air
 karton duplek / kardus mie (sekitar 60 cm x
40 cm)
Cara Membuat Turbin Angin
a. Print-an
1. Print file gambar "Base" dengan ukuran 21,25 x 27,5 cm.

2. Gunting dan tempelkan “Base” pada papan kayu. Oleskan lem kayu secara
tipis dan merata ke seluruh permukaan belakang kertas “Base”.
3. Tempelkan pada papan kayu. Tunggu hingga kering.
4. Print file “Frame” dengan ukuran 21,25 x 35 cm dan "Rotor” dengan ukuran
21,25 x 27,5 cm.

Perlakukan hal yang sama seperti pada “Base”.


b. Pemasangan “Frame”
1. Bagian atas dan sisi “Frame” dibuat dari kardus, sedangkan bagian
dasarnya terbuat dari tripleks.
2. Buat lubang kecil di tengah dasar kayu menggunakan sekrup atau
paku. Hal ini untuk membuat proyek berada 4 mm di atas kayu.
3. Lipat gambar frame sesuai dengan gambar print-an.
4. Tempelkan “Frame” pada “Base” di tempat khusus meletakkan “Frame”.
5. Lubang pada bagian atas “Frame” harus diletakkan tepat lurus dengan
lubang yang dibuat oleh sekrup/paku pada kayu.
1. 2 & 4.
c . Memasang Gulungan Kawat
1. Gulung kawat menjadi 4 gulungan yang masih dalam keadaan sambung-menyambung
dengan gulungan lainnya. Pastikan arah gulungan sesuai dengan arah yang diminta
pada print-an “Base”.
2. Gunakan amplas untuk menghilangkan bahan pelindung, enamel.
3. Tempatkan 4 gulungan tersebut pada “Base” searah ajarum jam atau sebaliknya, sesuai
dengan gambar yang ada pada “Base”
4. Jika sudah diletakkan pada posisi yang benar, sambungkan ujung-ujung gulungan kawat
dengan memutar ujung kawat dengan erat.
5. Periksa hasil sambunganmu dengan menggunakan multi-meter untuk mengukur
hambatan listrik. Sambungan yang bagus jika hasil pengukurannya 7-10 Ohm.
6. Saat gulungan-gulungan sudah dipasang dengan baik, lemkan kawat pada stator disk.
1 & 3. 2.
d. Rotor [pola printi ng]
1. Gunakan paku untuk melubangi kardus yang ditempeli Turbine Vane dan
Rotor Disk dari gambar “Rotor”.
2. Tandai bagian kutub magnet.
3. Berikan lem pada Rotor Disk di setiap tempat magnet akan diletakkan
4. Tempelkan magnet sesuai kutubnya.

1. 2 & 4.
e. Turbin
1. Gunakan gunting atau pisau untuk membuang bagian bawah dan atas
botol.
2. Gunting plastik silinder (botol plastik tersebut) menjadi dua bagian
vertikal . (Biasanya pada tiap botol terdapat garis pinggir. Ini bisa
membantu untuk membaginya menjadi dua).
3. Berikan lem dengan menggunakan lem tembak pada botol dan kardus
Turbine Vane.
4. Gunakan peruncing pensil untuk menajamkan ujung sumpit yang akan
diletakkan pada lubang “Base”.
5. Masukkan sumpit ke turbin yang sudah dibuat dari Turbine Vane dan
botol aqua. Jika sumpit terasa kurang panjang untuk tinggi botol aqua,
gunakan sedotan dan lem kayu untuk menyambungkan 2 sumpit
tersebut.
6. Masukkan juga Rotor Disk yang sudah dilubangi bagian tengahnya dan
ditempeli keempat magnet ke dalam sumpit yang tadi. Sisi yang
bertempelkan magnet menghadap bawah.
 
7. Pastikan sumpit/turbin bisa diputar dengan mudah.
8. Pastikan magnet dan kumparan kawat tidak bersentuhan.
9. Cek baling-baling dan batang turbin agar muat pada “frame”. Baling-
baling turbin harus berputar dengan mudah tanpa mengenai bagian
“frame”.
3. 5.

5 & 6.
Kesimpulan
Cara kerja turbin angin dipengaruhi oleh angin yang menggerakkan kincir
pada turbin. Yang juga otomatis menggerakkan lempeng yang bertempelkan
magnet, sehingga magnet bergerak mengatasi kawat listrik. Kecepatan dan
kerapatan angin juga mempengaruhi kecepatan putaran pada kumparan
dan energi listrik yang dihasilkan. Selain itu, jari-jari dari kipas turbin juga
mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh turbin angin.

Anda mungkin juga menyukai