Anda di halaman 1dari 26

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

KELAS ENERGI TERBARUKAN

ENERGI
TERBARUKAN

2
Pendahuluan :

Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang
berbeda, sehingga menghasilkan angin.

Angin adalah gerakan materi (udara) yang mampu menggerakkan turbin. Turbin angin
dimanfaatkan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.

Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin. Ketika kecepatan angin
meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum energi yang
mampu dihasilkan turbin tersebut.

Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai dan dataran tinggi,
biasanya diutamakan untuk dibangun “Ladang Angin".

3
Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik tenaga Pembangkit ini dapat Sistem pembangkitan


angin atau sering disebut mengkonversikan energi listrik menggunakan
dengan Pembangkit Listrik angin menjadi energi angin sebagai sumber
Tenaga Bayu (PLTB) adalah listrik dengan energi dan merupakan
suatu pembangkit listrik menggunakan turbin sistem alternatif yang
yang menggunakan angin angin atau kincir angin. sangat berkembang
sebagai sumber energi pesat, mengingat angin
untuk menghasilkan energi merupakan salah satu
listrik. energi yang tidak terbatas
di alam.

4
Sejarah PLTB

Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik berupa sebuah kincir angin tradisional dibuat oleh Poul La Cour di
Denmark lebih dari 100 tahun yang lalu.

Kemudian pada awal abad ke-20 mulai ada mesin eksperimen untuk turbin angin.

Pengembangan lebih serius dilakukan pada saat terjadi krisis minyak di era 1970-an dimana banyak pemerintah di
seluruh dunia mulai mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan sumber energi baru atau energi alternatif.

Diawal 80-an pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang PLTB dengan ratusan turbin
kecil. Sehingga sampai akhir dekade tersebut, sudah dibangun 15.000 turbin angin dengan kapasitas pembangkit total
sebesar 1.500 MW di daerah itu.

5
Sejarah PLTB Di Indonesia

Perkembangan teknologi tenaga angin di Indonesia dirintis oleh Ridho Hantaro, ST.MT pilot proyek sederhana bertemakan
“renewable energy” hingga memenangkan “Brits Award for Poverty Alleviation 2006″. Proyek ini adalah pembuatan turbin angin
pembangkit listrik di pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Turbin angin berdiameter rotor 4 meter dengan 6 buah daun
alumunium ini mampu menghasilkan daya hingga 1 KW dengan tiang penopang setinggi 8 meter.

6
Kelebihan dan Kekurangan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Kelebihan Kekurangan

• Energi Terbarukan : Tenaga Angin merupakan sumber  Biaya Instalasi Awal Tinggi
energi terbarukan sehingga tidak akan terjadi krisis Biaya instalasi awal untuk pembangkit listrik jenis ini
kelangkaan seperti energi fosil. relatif tinggi.
• Ramah Lingkungan tidak menghasilkan limbah yang  Kurang dapat Diandalkan
akan membahayakan lingkungan dalam jangka Sumber energi angin sangat tergantung pada faktor-
panjang. faktor alami.
• Sumber Energi Gratis dengan mengesampingkan  Belum Efisien
biaya produksi, sumber energi alternatif tidak perlu Hingga saat ini, pembangkit dari sumber energi angin
dibeli. belum bisa beroperasi seefisien sumber energi
• Pasokan Melimpah konvensional.
Teknologi yang tersedia saat ini belum cukup mampu
menggantikan energi konvensional dengan energi
angin.

7
PRINSIP KERJA PLTB

Pada dasarnya turbin-turbin angin menggunakan prinsip sederhana untuk menghasilkan listrik. Turbin angin bekerja
berlawanan dengan kipas angin. Kipas angin menghasilkan angin dari arus listrik, sedangkan turbin-turbin angin
menghasilkan arus listrik dari angin.
Awalnya angin yang berhembus memutar baling-baling, di mana baling-baling ini berhubungan dengan rotor pada
generator penghasil listrik. Arus listrik yang dihasilkan ini kemudian didistribusikan ke rumah-rumah, pusat bisnis, sekolah,
dan tempat-tempat lainnya.

8
Jenis-Jenis Turbin Angin

Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH)

TASH adalah jenis turbin angin yang paling


banyak digunakan.
Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di
puncaknya terdapat sebuah baling-baling yang
berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau
membelakangi arah angin.
Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai
dua atau tiga bilah baling-baling

Gambar : Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH

9
Kelebihan dan Kekurangan
TASH
KEKURAN KELEBIH
GAN AN
Menara yang tinggi serta bilah yang
panjangnya bisa mencapai 90 meter, sulit Dasar menara yang tinggi membolehkan akses
diangkut dan dipasang. Diperkirakan besar ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat
biaya transportasi bisa mencapai 20% dari yang memiliki geseran angin
seluruh biaya peralatan turbin angin.

Konstruksi menara yang besar dibutuhkan


untuk menyangga bilah-bilah yang berat,
gearbox, dan generator.
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan
pandangan dan mengganggu penampilan
lanskap.

Berbagai varian down wind menderita


kerusakan struktur yang disebabkan oleh
turbulensi.
TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw
tambahan untuk membelokkan kincir ke arah
angin.

10
Jenis-Jenis Turbin Angin

Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV)

Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu:


• Turbin Darrieus
Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun 1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini
mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar kedalam dan keluar dari arah angin.
• Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan berbentuk S apabila dilihat dari atas. Turbin jenis
ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin angin sumbu horizontal, tetapi
menghasilkan torsi yang besar.

Turbin Darrieus Turbin Savonius


11
Kelebihan dan Kekurangan TASV

KELEBIHAN KEKURANGAN

• Tidak membutuhkan struktur menara yang besar. • Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50%
• Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang
mekanisme yaw. dimilikinya saat kincir berputar.
• Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat • TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang
pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
mudah. • Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang
• TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling- rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai
baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, berputar.
memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari
mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
• TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah
daripada TASH. Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik
pada 10 km/jam (6 m.p.h.)
• TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil
keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin
serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit
yang puncaknya datar dan puncak bukit),
• TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
• Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

12
Komponen pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Keterangan Gambar :
Gambar : Tampak isi dari Turbin Angin

• Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan
angin ke pengontrol.
• Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau/ bilah. Angin
bertiup di atas menyebabkan pisau-pisau/ bilah-bilah tersebut
berputar.
• Gear box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros
kecepatan rendah dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60
rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi
yang diperlukan oleh sebagian besar generator untuk
menghasilkan listrik.
• Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar.
Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja
aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan
menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada
titik kerja yang telah ditentukan.

13
Komponen pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Keterangan Gambar :
Gambar : Tampak isi dari Turbin Angin

• Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16
mil per jam (mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph.
tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas,
karena dapat rusak karena angin yang kencang.
• Rotor
Pisau/ bilah dan terhubung bersama-sama disebut rotor
• Generator
Biasanya standar induksi generator yang menghasilkan listrik
dari 60 siklus listrik AC.
• High-speed shaft
Drive generator, yang akan menutar poros generator.
• Low-speed shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi
per menit.
• Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros
kecepatan rendah dan tinggi, generator, kontrol, dan rem.

14
Komponen pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Keterangan Gambar :
Gambar : Tampak isi dari Turbin Angin

• Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja.
• Wind direction
Bagian Turbin yang beroperasi melawan angin.
• Wind vane
Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive
untuk menggerakkan turbin dengan koneksi yang benar
dengan angin.
• Yaw drive
Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke
arah angin sebagai perubahan arah angin.
• Yaw motor
Kekuatan dari drive yaw.
• Penyimpan energi (Battery)
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan
listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat
penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik
dalam bentuk Battery.

15
Video Unjuk Kerja Turbin Angin

16
HAMBATAN PENGEMBANGAN PLTB DI INDONESIA

HATI – HATI
HAMBATAN
BERASAL DARI
KEMUNCULAN
MONSTER BERIKUT

17
HAMBATAN PENGEMBANGAN PLTB DI INDONESIA
Sumber Daya Rendahnya
Modal Alam Kecepatan
Berlimpah Angin
Yang
Besar Kecepatan 2.5 – 6 m/s

HAMBATAN
Minyak & Gas PENGEMBANGAN
Perlu banyak
PLTB DI INDONESIA
investor

Kebijakan/ peraturan pemerintah

Kecepata
n angin s
melonjak ering
tiba - tib
a
Besarnya
Peran Fluktuasi
Pemerinta Kecepatan
h Angin
18
Potensi Pengembangan PLTB Di Indonesia

Berdasarkan data dari ESDM Indonesia yang memiliki pantai sepanjang 80.791,42 km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan PLTB. Kecepatan angin di Indonesia secara umum antara 4
m/detik hingga 5 m/detik. Di daerah pantai kecepatan anginnya dapat mencapai 10 m/detik. Dengan
kecepatan tersebut, pembangunan pembangkit listrik tenaga angin masih kurang ekonomis. Namun,
jika dibangun dengan ketinggian tertentu dan diameter baling-baling yang besar dapat dihasilkan
energi listrik dengan potensi kapasitas 10-100 kW

Selain memiliki garis pantai yang sangat besar, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau (data dari
Indonesian Naval Hydro Oceanographic Office)
dan pada kenyataannya operasional PLN tidak sanggup membiayai pemasangan listrik hingga ke
pulau-pulau terpencil seperti Sapeken, maka teknologi sederhana seperti ini tentu sangat tepat untuk
dikembangkan dan dijalankan. Oleh karena itu, implementasi PLTB di Indonesia sangat dibutuhkan,
karena daerah pulau pulau yang terpencil di Indonesia yang tidak bisa terjangkau listrik PLN
umumnya merupakan daerah pantai dan pas untuk PLTB.

19
Potensi Pengembangan PLTB Di Indonesia

Berdasarkan data implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2009, kapasitas PLTB di
Indonesia baru mencapai 3 MW. Padahal total potensi daya dari energi angin di Indonesia mencapai
9,29 GigaWatt (GW) atau 46,1 juta setara barel minyak (SBM).
Oleh karena itu, dalam RIPEBAT di tahun 2010, PLTB diharapkan meningkat 4 MW, di tahun 2015
sebesar 40 MW, menjadi 128 MW di tahun 2020 dan pada tahun 2025 ditargetkan 256 MW.

20
Potensi Pengembangan PLTB Di Indonesia

1. Turbin angin sumbu horizontal (kapasitas kurang dari 1 MWe). Instalasi PLTB berkapasitas 10 kW dengan asumsi
kecepatan angin di atas 7 m/ detik dan faktor kapasitas 20% membutuhkan biaya investasi sebesar 1.500 dolar
Amerika per kWe dan biaya pembangkitan sebesar 1 sen dolar Amerika per kWh.
2. Turbin angin sumbu vertikal untuk kecepatan angin di bawah 7 m/ detik dengan faktor kapasitas kurang dari 30%
membutuhkan biaya investasi sebesar 2.500-3.200 $ per kWe

Secara komersil, PLTB memang harus memenuhi beberapa syarat, syarat-syarat tersebut adalah:
1. Lokasi PLTB memiliki kecepatan angin rata-rata tahunan yang cukup (>5 m/detik) dan konsisten sepanjang tahun.
2. Demand (kebutuhan) energi yang masih kurang di lokasi tersebut.
3. Jangkauan terhadap jaringan distribusi (grid) listrik tidak terlampau jauh.
4. Harga teknologi yang kompetitif.
5. Harga beli listrik oleh pengguna (dalam hal ini PLN) yang tepat.
6. Tersedianya infrastruktur pendukung yang memadai di sekitar lokasi.

21
Syarat Angin untuk
Pembangkit Tenaga Listrik

22
Tambah
• an
FUNGSI GEARBOX  Mengkompensasi kecepatan angina yang diinginkan (gear ratio). Gear Box
berfungsi untuk mentransmisikan kecepatan dari poros turbin menuju ke poros generator. Sehingga untuk
kecepatan angina hanya mempengaruhi kecepatan putar blade , untuk gear ratio hanya akan mengkonversi
kecepatan turbin ke kecepatan yang sudah di desain untuk generator.
• PENGARUH HUMIDITY TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN  Humidity berpengaruh terhadap
kinerja turbin angina , karena tingkat humidity berkaitan dengan temperature angina . Temperatur akan
mempengaruhi nilai rapat massa (Massa Jenis) angin. Dalam menghasilkan daya turbin, rapat massa
memiliki pengaruh terhadap daya.
• TASH LEBIH EFEKTIF DIBANDING TASV  karena TASH efisiensi yang dihasilkan lebih besar,
meskipun investasi awal pembuatannya cukup memakan biaya. Dasar menara yang tinggi membolehkan
akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan
arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran
angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.
• TORNADO DAPAT DIMANFAATKAN ENERGINYA  Tornado dapat dimanfaatkan energinya ,
namun untuk nilai yang dapat dihasilkan belum dapat ditentukan. Seorang enginer dimasa depan dapat
melakukan desain turbin angin yang memanfaatkan tornado.

23
Tambah
an
PERHITUNGAN DAYA DAN EFISIENSI
Angin adalah udara yang bergerak. Karena udara mempunyai massa maka energi yang ditimbulkannya
dapat dihitung berdasarkan energi kinetik yang dirumuskan sebagai berikutt:
Energi Kinetik  Ek = 0.5 x m x V²
Dimana :
m = mass (kg) (1 kg = 2.2 pounds)
V = kecepatan angin (m/detik) (meter = 3.281 feet = 39.37 inches)
Biasanya, kita lebih tertarik pada tenaga (perubahan dari waktu ke waktu) dari pada energi. Karena
energi = tenaga x waktu dan massa udara lebih mudah dinyatakan sebagai density, maka persamaan
energi kinetik diatas menjadi persamaan aliran :
Tenaga pada permukaan kincir adalah  P = 0.5 x ρ x A x V³
Dimana :
P = tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1 kilowatt)
ρ = density udara (1.225 kg/m³ at permukaan laut)
A = permukaan kincir (m²)
V = kecepatan angin dalam meters/detik (20 mph = 9 m/detik) (mph/2.24 = m/detik)

24
Tambah
anDAYA DAN EFISIENSI
PERHITUNGAN
Persamaan ini merupakan tenaga dari aliran udara secara bebas. Tidak semua tenaga ini dapat diambil
karena ada aliran udara yang lewat melalui kincir (hanya dinding tegak lurus arah angin yang dapat
mengambil 100% energi aliran angin). Sehingga kita harus menurunkan persamaan baru yang lebih
praktis untuk kincir angin
Tenaga Kincir Angin
 P = 0.5 x ρ x A x Cp x V³ x Ng x Nb
Dimana:
P =tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1 kilowatt)
ρ = density udara (1.225 kg/m³ at permukaan laut)
A = permukaan kincir (m²)
Cp = Koefisien kinerja (maksimum teoritis = 0,59 [Betz limit], Desain = 0,35)
V = kecepatan angin dalam m/detik (20 mph = 9 m/detik)
Ng = efisiensi generator (50% altenator mobil, 80% atau lebih utk permanent magnet generator)
Nb = efisiensi gearbox/bearing (jika bagus dapat mencapai 95%)

25
TERIMA
KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai