Anda di halaman 1dari 2

Na ma : Moch Adjie Suseno T

Nim : 062250443210
MK : Teknologi Energi Angin
Dosen Pengampu : Prof. Erry Yulian Triblas Adesta, PhD

Answer :
1. Blade Profile sendiri tergantung dengan kondisi lokasi dan hembusan angin berasal dari mana,
maka dari itu perlunya studi kasus terlebih dahulu sebelum menentukan blade profile pada wind
turbin, perbedaan blade profile ini sangat berpengaruh pada energi yang dihasilkan, apabila blade
profilenya tidak aerodinamis atau tidak menangkap angin dengan benar maka energi yang akan di
hasilkan sedikit dan cendrung tidak efisien, maka dari itu penggunaan blade profile pada wind
turbin sangat berpengaruh berdasarkan kondisi geografis atau lokasi, hembusan angin da itu sendiri.
2. Sama seperti diatas, angle of attach ini didapat pada saat studi kasus perancangan wind turbin itu
sendiri, dalam studi kasus perancangan wind turbin seorang perancang akan mensimulasikan arah
angin dan pada simulasi tersebut didapatkanlah angle of attach yang optimal pada lokasi yang akan
di bangun wind turbin. Salah satu efek yang di timbulkan dari angle of attach tingkat aerodinamis
blade terhadap sudut yang di berikan, hal ini berlaku seperti pada saya pesawat terbang, dengan
adanya angle of attach maka ada perbedaan tekanan udara pada sisi atas sayap pesawat dan bawah
sayap pesawat hal inilah yang akan menimbulkan gaya angkat pesawat sehingga bisa take off dan
mengudara.
3. Jumlah blade pada turbin angin sangat bervariasi dan mempengaruhi setiap kinerja dari turbin angin
tersebut. Penggunaan jumlah blade tergantung dari keadaan lingkungan kerja dari turbin dan
penggunaan dari turbin tersebut, misalkan pada daerah kecepatan angin rendah orang biasanya
menggunakan turbin angin tiga blade karena sudu tersebut bisa menangkap energi angin lebih
efektif dari jumlah blade yang sedikit. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa jumlah sudu bisa
mempengaruhi dari kinerja turbin angin.
 Konsep satu blade, sulit setimbang, membutuhkan angin yang sangat kencang untuk
menghasilkan gaya angkat memutar, dan menghasilkan noise di ujungnya. Konsep ini telah
dikembangkan sukses di Jerman.
 Konsep dua blade, mudah untuk setimbang, tetapi kesetimbangannya masih mudah
bergeser. Desain blade harus memiliki kelengkungan yang tajam untuk dapat menangkap
energi angin secara efektif, tetapi pada kecepatan angin rendah (sekitar 3 m/s) putarannya
sulit dimulai.
 Konsep tiga blade, lebih setimbang dan kelengkungan sudu lebih halus untuk dapat
menangkap energi angin secara efektif. Konsep ini paling sering dipakai pada turbin
komersial.
 Konsep multi blade (misalnya 12 blade), justru memiliki efisiensi rendah, tetapi dapat
menghasilkan momen gaya awal yang cukup besar untuk mulai berputar, cocok untuk
kecepatan angin rendah walaupun dioperasikan dengan transmisi gear sampai 1:10.
Memiliki profil blade yang tipis, kecil, kelengkungan halus, dan konstruksi yang solid.
Konsep ini banyak dijumpai pada turbin angin untuk keperluan memompa air, menggiling
biji-bijian, karena murah dan mampu bekerja pada kecepatan angin rendah sehingga tower
tidak perlu terlalu tinggi dan air dapat dipompa secara optimal (Harrison, 2000:9).

Anda mungkin juga menyukai