Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE UNTUK

GASOLINE ENGINE CM11-MKII

Christian Frederik Lasut1), Benny L. Maluegha2), Frans P. Sappu3)


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado
Email: @gmail.com

ABSTRACK
Shell and tube is one type of heat exchanger that serves to change the temperature of
a fluid. To support the performance of this equipment, proper design and appropriate capcity
are needed. The purpose of this research is to make a design of shell and tube heat exchanger
on the gasoline engine CM11-MKII.
The design of this shell and tube heat exchanger is done by using the Kern method.
Kern’s calculation is easier to understand, as the sequence of calculations and formulas used
are clearly displayed. The completion stage of the design still uses trial and error methods.
The specifications obtained for the inner diameter of the shell are 8 inches with a
baffle distance of 6 inches and the number of tracks is 2 tracks. While the specifications for
the tube are 16 inches long, 0.584 inches inside diameter, 0.75 inches outside diameter and
the number of tracks is 4 tracks.
The calculation results using the above specifications obtain a total heat transfer
coefficient of 401.71 Btu/hour.ft2. °F, while for the design coefficient of 205 Btu/hour.ft2.°F
and the fouling factor that occurs is 0.0023 hours.ft2.°F . The calculations obtained meet the
requirements of the shell and tube type APK with water as the working fluid.
Keyword: Design, Heat Exchanger, Shell and tube

ABSTRAK
Shell and tube merupakan salah satu tipe alat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengubah temperatur suatu fluida. Untuk mendukung unjuk kerja peralatan ini dibutuhkan
perancangan yang tepat dan sesuai dengan kapasitas penggunaanya. Penelitian ini bertujuan
untuk membuat perancangan alat penukar kalor tipe shell and tube untuk gasoline engine
CM11-MKII.
Perancangan alat penukar kalor tipe shell and tube ini dilakukan dengan metode Kern.
Metode perhitungan Kern lebih jelas dan lebih mudah untuk dipahami, karena urutan
perhitungan serta rumus-rumus yang digunakan ditampilkan dengan jelas. Tahapan
penyelesaian perancangan masih menggunakan cara trial dan error.
Penelitian ini menghasilkan alat penukar kalor tipe shell and tube dengan konstruksi
menggunakan stainless steel SA-240 tipe 304 dengan air sebagai fluida kerja. Spesifikasi
yang didapatkan untuk diameter dalam shell yaitu 8 inci dengan jarak baffle 6 inci dan jumlah
lintasan sebanyak 2 lintasan. Sedangkan spesifikasi untuk tube yaitu panjang 16 inci,
diameter dalam 0.584 inci, diameter luar 0.75 inci dan jumlah lintasan sebanyak 4 lintasan.

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 78


Hasil perhitungan dengan menggunakan spesifikasi di atas memperoleh besar
koefisien perpindahan panas menyeluruh sebesar 401.71 Btu/jam.ft2. °F, sedangkan untuk
koefisien desain sebesar 205 Btu/jam.ft2.°F dan faktor pengotoran yang terjadi sebesar
0.0023 jam.ft2.°F. Perhitungan yang didapatkan memenuhi ketentuan APK tipe shell and
tube dengan air sebagai fluida kerja.
Kata kunci: Perancangan, Alat Penukar Kalor, Shell and tube

1. PENDAHULUAN dinilai memiliki banyak keuntungan baik


1.1 Latar Belakang dari segi fabrikasi, biaya, hingga unjuk
Alat Penukar Kalor (APK) adalah kerja. Alat ini terdiri dari shell silindris di
alat yang berfungsi untuk mengubah bagian luar dan sejumlah tube pada bagian
temperatur dan fasa suatu jenis fluida dalam, yang masing-masing akan diisi
dengan emanfaatkan perbedaan oleh fluida dengan temperatur berbeda-
temperatur yakni kalor dari fluida beda dan saling bertukar kalor.
bertemperatur tinggi menuju fluida APK harus dirancang sebaik
bertemperatur rendah. Proses penukaran mungkin agar proses penukaran panas
kalor ini pun bisa terjadi dengan adanya antarfluida dapat berlangsung secara
kontak langsung maupun tidak. Proses ini efisien. Untuk mendukung unjuk kerja
berlangsung secara terus-menerus hingga peralatan ini maka dibutuhkan
temperatur seimbang (Chemugry, 2017) perancangan yang tepat dan sesuai dengan
APK berperan sangat penting di kapasitas penggunaanya. Dalam proses
dalam dunia industri, sebagai contoh perancangannya banyak faktor-faktor
dalam industri pembangkit tenaga listrik, yang mempengaruhi efisiensi alat ini.
APK berperan meningkatkan efisiensi 1.2 Rumusan Masalah
sistem. Tidak hanya itu, penukar kalor Berdasarkan latar belakang
juga sangat luas dipakai dalam industri permasalahan yang telah diuraikan, maka
seperti kilang minyak, pabrik kimia rumusan masalah yang akan menjadi
maupun petrokimia, industri gas alam, dan pembahasan dalam penelitian ini adalah
refigerasi. bagaimana perancangan APK tipe shell
Salah satu tipe APK yang banyak and tube untuk gasoline engine CM11-
dipakai adalah tipe shell and tube. Tipe ini MKII.

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 79


1.3 Tujuan Penelitian temperatur suatu media. Energi kalor
Pada penelitian ini hasil berpindah dari media yang bertemperatur
perancangan APK tipe shell and tube tinggi ke media yang bertemperatur lebih
untuk gasoline engine CM11-MKII berupa rendah. Kalor berpindah dengan cara
dimensi alat berdasarkan hasil konduksi, konveksi dan radiasi.
perhitungan. Perpindahan kalor berfungsi untuk
1.4 Batasan Masalah mempertahankan atau mencapai keadaan
Penelitian ini bertujuan untuk yang dibutuhkan pada proses yang
membuat perancangan APK tipe shell and berlangsung. Besar kecilnya kalor
tube untuk membantu sistem pendinginan bergantung pada massa zat, jenis zat (kalor
pada Gasoline Engine CM11-MKII agar jenis) dan perubahan temperatur Sehingga
lebih efisien. dapat dirumuskan sebagai berikut
1.5 Manfaat Penelitian (Prijono, 1986).
Terdapat dua manfaat dari q = ṁ × cP × ΔT (2.1)
penelitian ini. Manfaat pertama bagi pihak dengan 𝑚̇ merupakan massa benda yang
fakultas maupun universitas, hasil menerima atau melepas kalor,
perancangan pada penelitian ini dapat ṁ = Q × ρ (2.2)
dimanfaatkan sebagai referensi dan 2.2 Jenis-jenis Alat Penukar Kalor
menjadi acuan untuk pembuatan APK tipe Alat penukar kalor adalah alat yang
shell and tube. Manfaat kedua untuk memungkinkan terjadinya perpindahan
peneliti, penelitian ini memberikan panas di antara dua fluida yang memiliki
pengalaman dalam merancang APK tipe temperatur yang berbeda tanpa
shell and tube. mencampurkan kedua fluida tersebut
2. LANDASAN TEORI (Hewitt, 1994). Alat penukar kalor
2.1 Perpindahan Kalor memiliki berbagai macam jenis sebagai
Kalor merupakan salah satu bentuk berikut.
energi. Artinya, kalor bisa berpindah dari a. Shell and Tube
suatu media ke media yang lain. Proses b. Double Pipe
perpindahan kalor dikarenakan perbedaan c. Coil Pipe

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 80


d. Open Tube Section f. memeriksa kinerja dari alat penukar
e. Lamella kalor yang telah dirancang;
g. menghitung faktor pengotoran dan
2.3 Shell and Tube
penurunan tekanan di sisi shell and
Shell and tube adalah salah satu
tube.
tipe APK yang terdiri dari kumpulan tube
2.5 Pemilihan Fluida Kerja
yang dihubungkan secara paralel dan
Menurut Kreith (1973), faktor-
ditempatkan dalam sebuah shell.
faktor yang memengaruhi pemilihan fluida
2.4 Perancangan APK Tipe Shell dalam shell and tube adalah sebagai
and Tube berikut.
Sebelum mendesain, dibutuhkan a. Kemampuan untuk dibersihkan
data berupa temperatur masuk dan b. Korosi
temperatur keluar, laju dan berat aliran. c. Tekanan
Langkah–langkah dalam merancang alat d. Temperatur
penukar kalor adalah (Kern, 1950) e. Kuantitas
a. menentukan jenis fluida yang akan f. Sediment/Fouling
digunakan; g. Viskositas
b. menentukan bahan konstruksi; 2.6 Beda Temperatur Rata–Rata
c. menentukan spesifikasi alat penukar Logaritmik (LMTD)
kalor dengan perkiraan yang masuk Untuk alat penukar kalor shell and
akal untuk koefisien perpindahan tube dan aliran menyilang, yang memiliki
kalor keseluruhannya; jumlah aliran/lintasannya lebih dari satu
d. menentukan beda temperatur rata-rata (multi-pass), baik itu dalam shell maupun
logaritmik (LMTD); susunan tube, maka dalam hal ini nilai
e. mencari besar koefisien perpindahan LMTD yang telah diperoleh harus
panas baik fluida di dalam maupun di dikoreksi dengan faktor koreksi (FT).
luar tube serta keseluruhan 2.7 Koefisien Perpindahan Panas
perpindahan panas;

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 81


Suatu proses perancangan APK Laboratorium Konversi Energi
tipe shell and tube akan dinilai dari Universitas Sam Ratulangi Manado.
besarnya koefisien perpindahan panas.
2.8 Faktor Pengotoran 3.2 Diagram Penelitian
Faktor pengotoran sangat
mempengaruhi perpindahan kalor. Hal ini
berupa endapan dari fluida yang mengalir,
juga disebabkan oleh korosi pada
komponen APK akibat pengaruh dari jenis
fluida yang mengalir.
2.9 Penurunan Tekanan pada Sisi
Shell and Tube
2.9.1 Penurunan tekanan pada sisi shell
Penurunan tekanan pada sisi shell
sebanding dengan berapa kali fluida itu
menyeberangi kumpulan tube diantara
sekat.
2.9.2 Penurunan tekanan pada sisi tube
Besarnya penurunan tekanan pada
sisi tube menggunakan persamaan
terhadap faktor gesekan dari fluida yang
dipanaskan atau yang didinginkan didalam
tube.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam
beberapa tahap mulai dari bulan Januari
2021 sampai dengan bulan Februari 2021.
Tempat pelaksanaan penelitian ini di

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 82


jenis fluida (ρ). Massa jenis fluida pada
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian temperatur 29°C adalah 996,02 kg/m3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan laju aliran sebesar 3,33 × 10−4
4.1 Pengambilan Data m3 /s, dengan menggunakan Persamaan
Data untuk proses perancangan (2.2) maka besar massa benda (𝑚̇) dapat
APK Gasoline Engine CM11-MKII diketahui.
diperoleh dengan melakukan pengamatan 𝑚̇ = Q × ρ
pada Gasoline Engine CM11-MKII dan 𝑚̇ = 3,33 × 10-4 × 996,02 kg/m3
pengukuran temperatur menggunakan 𝑚̇ = 0,3316 kg/s
termometer. Pengambilan data dilakukan Panas spesifik fluida pada temperatur
sebanyak tiga sesi, setiap sesi dilakukan 29°C adalah 4,179 kJ/kg. K dengan beda
selama 15 menit dan data-data temperatur (∆𝑇) sebesar 7,7. Dengan
dikumpulkan setiap menitnya. demikian, besarnya laju kalor yang diserap
4.2 Pengolahan Data adalah
Hasil pengambilan data pada q = 𝑚̇ × cP × ΔT
gasoline engine CM11-MKII dilakukan q = 0,3316 kg/s × 4,179 kJ/kg. K ×
perhitungan untuk mendapatkan (309,95 – 302,25) K
perhitungan yang akan digunakan sebagai q = 10.670,32 kW
data awal perancangan. Dengan demikian, berdasarkan
4.2.1 Menentukan Laju Kalor yang data dari pengambilan data pertama pada
Diserap menit ke-15, yaitu laju aliran air 20
Data dari pengambilan data L/menit, temperatur air masuk 29.1°C,
pertama pada menit ke-15 dijadikan temperatur air keluar 36.8°C didapatkan
sampel untuk mendapatkan laju kalor yang laju penyerapan kalor sebesar 10.670,32
diserap dengan menggunakan Persamaan kW.
(2.1). Berdasarkan hasil perhitungan laju
q = 𝑚̇ × cP × ΔT kalor pada ketiga table sebelumnya, grafik
massa benda (𝑚̇) merupakan hasil laju penyerapan kalor terhadap waktu
perkalian dari laju aliran (Q) dengan massa

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 83


dapat dibuat. Grafik tersebut disajikan 4.2.4 Temperatur fluida dingin
dalam Gambar 4.2 berikut ini. Fluida yang digunakan sebagai
fluida dingin adalah air dengan temperatur
10800
Laju Penyerapan Kalor

10300 lebih rendah dari temperatur fluida panas.


9800
9300 Data 1 Temperatur fluida dingin yang masuk
(kW)

8800 Data 2 merupakan temperatur air keran, yaitu


8300
Data 3
7800 27°C. Sedangkan untuk mencari
1 3 5 7 9 11 13 15
Waktu (menit) temperatur keluar fluida dingin
menggunakan Persamaan (2.3). Maka,
Gambar 4.2 Grafik Temperatur Outlet didapatkan nilai temperatur keluar fluida
Terhadap Waktu dingin sebesar 307.19 K.
4.2.2 Nilai rata-rata 4.3 Menentukan Bahan Konstruksi
Dari data-data yang sudah Bahan konstruksi yang dipilih
diperoleh, dapat dicari nilai rata-rata dari adalah stainless steel 304, dengan
setiap data yang ada. Nilai rata-rata yang pertimbangan
akan diambil adalah nilai rata-rata dari a. mempunyai struktur yang kuat;
sembilan menit terakhir setiap data. b. tahan korosi;
Berikut merupakan tabel dari nilai rata- c. harga relatif murah.
rata ketiga data yang ada.
Setelah mendapatkan nilai rata- 4.4 Menentukan Properti Fluida
rata dari data pertama sampai ketiga, dapat 4.4.1 Menghitung heat balance (Q)
dihitung nilai rata-rata keseluruhan dari Heat balance (Q) merupakan nilai
ketiga data yang ada. panas keseluruhan yang akan digunakan
4.2.3 Temperatur fluida panas dalam proses perancangan alat penukar
Fluida yang digunakan sebagai kalor ini. Heat balance adalah hasil dari
fluida panas merupakan air dari alat pengalian berat aliran fluida, panas
penukar kalor pada Gasoline Engine spesifik dan beda temperatur masing-
CM11-MKII. masing fluida.

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 84


Berdasarkan hasil pengambilan (T1 -t2 )-(T2 -t1 )
LMTD = (T -t )
ln 1 2
data, debit air yang digunakan sebesar 20 (T2 -t1 )

(97.88-93.27)-(84.45-80.6)
L/menit, berat aliran (W) untuk fluida = (97.88-93.27)
ln
(84.45-80.6)
panas sebesar 2645.55 lb/jam dan nilai
= 4,22oF
panas spesifik diasumsikan 1. Maka
Karena alat ini menggunakan lebih dari
dengan menggunakan Persamaan (2.3)
satu lintasan, maka nilai LMTD harus
nilai heat balance adalah:
dikoreksi menggunakan Persamaan (2.6)
Q = U×A×ΔT = WC(T1-T2) = wc
dan melakukan analisis pada Gambar
(t2-t1)
(2.1).
Q = 2645.55 × 1(13.428)
LMTD|cf = LMTD × FT
Q = 35524.44 Btu/jam
= 4.22 ×0.5
Berbeda dengan fluida panas,
= 2,11oF
fluida dingin yang digunakan belum
diketahui besar nilai berat alirannya. 4.4.3 Menghitung temperatur kalorik
Temperatur kalorik merupakan
Proses perpindahan panas pada APK ini
nilai rata-rata temperatur masing-masing
tidak mengalami perubahan bentuk (fasa),
fluida, baik fluida panas maupun dingin.
artinya nilai heat balance (Q) pada kedua
Fluida panas sendiri dengan nilai
fluida sama. Maka nilai berat aliran pada
fluida dingin adalah: temperatur masuk 97.88°F dan temperatur
keluar sebesar 84.45°F mendapatkan nilai
w = Q/c(t2-t1)
= 35524.44/1(93.27°F – 80.6°F) temperatur kalorik sebesar 91.166°F.
Sedangkan temperatur kalorik untuk fluida
= 2803.82 lb/jam
dingin sebesar 86.93°F.
4.4.2 Menghitung 𝛥𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
4.5 Menentukan Spesifikasi Shell and
LMTD merupakan beda
Tube
temperatur rata-rata yang digunakan
Spesifikasi shell and tube yang
dalam APK karena fluida panas dan fluida
digunakan dalam peneitian ini diambil dari
dingin yang masuk dan keluar tidak sama.
literatur berjudul“Process Heat Transfer”
Nilai LMTD didapatkan dari Persamaan
(Kern 1950).
(2.4).

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 85


Setelah beberapa kali melakukan dengan melakukan beberapa perhitungan
trial and error menggunakan spesifikasi berikut ini.
yang ada, maka didapatkan spesifikasi 1. Perhitungan pada shell
yang paling cocok. Berdasarkan hasil trial Pada sisi shell, yang digunakan adalah
and error didapatkan spesifikasi untuk fluida panas. Untuk mengetahui besar
shell yaitu diameter 8 inci dengan jumlah koefisien perpindahan panas pada sisi
lintasan sebanyak 2 lintasan, dan jarak shell, perlu terlebih dahulu dilakukan
baffle 6 inci. Sedangkan, untuk spesifikasi beberapa perhitungan terhadap
tube seperti yang ditampilkan pada Tabel beberapa besaran, yaitu
4.12. a. Flow area (as)
Tube dipasang secara square pitch Nilai flow area atau daerah aliran
dengan jarak 1 inci, dengan pertimbangan dihitung dengan menggunakan
sebagai berikut. Persamaan (2.6). Jarak antar tube
a. Pembersihan luar tube secara mekanik (C’) adalah hasil dari
dapat lebih mudah dilakukan. pengurangan jarak tube pitch
b. Pemasangan seperti ini cocok untuk dengan diameter luar tube (OD).
kondisi pressure drop rendah. Besarnya nilai as adalah
4.6 Perhitungan Perancangan ID×C' ×B
as = 144×PT
4.6.1 Menghitung koefisien perpindahan
8×0.25×6
panas as = 144×1

Pada alat penukar kalor tipe shell as= 0.083 ft2


and tube besar koefisien perpindahan b. Mass velocity (Gs)
panas sangatlah penting. Untuk itu, pada Mass velocity atau kecepatan
sebuah proses perancangan besar koefisien massa pada shell didapatkan
perpindahan panas baik fluida panas dengan menggunakan Persamaan
maupun fluida dingin harus dihitung (2.8).
W
terlebih dahulu. Koefisien perpindahan Gs = a
s
panas kedua fluida ini dapat diketahui 264.55
Gs = 0.083

Gs = 3187.35 lb/jam.ft2`

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 86


c. Bilangan Reynolds diasumsikan nilai panas spesifik,
Viskositas fluida (μ) pada 1 (Kern,1950).
temperatur kalorik (Tc) sebesar k (c×μ) 1/3
ho = jH × (D ) × ( ) ×
e k
91.166 °F adalah 1.936 lb/jam.ft2.
1
Maka, dengan menggunakan
0.36
Persamaan (2.9). ho = 60 × (0.791) ×

Diketahui besar bilangan (1×1.936) 1/3


( ) ×1
0.36
reynolds, yaitu:
ho = 47.78 Btu/jam.ft2. °F
De ×Gs
Res = μ Hasil perhitungan di atas dirangkum
0.0791×3187.35
Res = dalam Tabel 4.10 berikut ini.
1.936

Res = 130.27 2. Perhitungan pada tube

d. Menentukan faktor perpindahan Pada sisi tube, fluida yang digunakan

panas (jH) adalah dingin. Untuk mengetahui

Faktor perpindahan ditentukan besar koefisien perpindahan panas

dengan menggunakan Gambar pada sisi tube, perlu dilakukan

2.2. Berdasarkan Gambar 2.2, beberapa perhitungan terlebih dahulu

didapatkan besar faktor terhadap beberapa besaran, yaitu

perpindahan panas pada sisi shell a. Flow area (at)

sebesar 6. Berdasarkan spesifikasi pada

e. Menghitung koefisien Tabel 4.X daerah aliran per tube

perpindahan panas fluida luar (ho) (at’) adalah 0.268 in2. Dengan

Koefisien perpindahan panas menggunakan Persamaan (2.7)

fluida luar atau ho dapat dihitung dapat diketahui besar flow area

dengan menggunakan Persamaan pada tube.


N×a
(2.10). Konduktivitas fluida (k) at = 144×nt
pada temperatur kalorik (Tc) 26×0.268
at = 144×4
sebesar 91.166 °F adalah 0.36
at = 0.012 ft2
Btu/jam.ft . 2
(℉/ft) dan
b. Mass velocity (Gt)

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 87


Mass velocity atau kecepatan diketahui dengan menggunakan
massa pada tube didapatkan Gambar 2.3. Berdasarkan
dengan menggunakan Persamaan Gambar 2.3 didapatkan nilai hi
(2.8). sebesar 326,23 Btu/jam.ft2. °F.
w
Gt = a f. Nilai koefisien perpindahan
t

2803.82 panas fluida dalam bila mengacu


Gt = 0.012
pada diameter luar (hio)
Gt = 233651.67 lb/jam.ft2
Nilai koefisien perpindahan
c. Bilangan Reynolds
panas fluida dalam bila mengacu
Viskositas fluida (μ) pada
pada diameter luar atau hio dapat
temperatur kalorik (Tc) sebesar
diketahui dengan menggunakan
2
86.935 °F adalah 1,887 lb/jam.ft .
Persamaan (2.12). Dengan
Maka, dengan menggunakan
menggunakan Persamaan (2.12)
Persamaan (2.9), diketahui besar
maka nilai hio adalah:
bilangan Reynolds, yaitu: hi ×ID
hio =
D×Gt OD
Ret = μ 326.23×0.58
hio =
0,048×233651,67 0,75
Ret = 1,887
hio = 252,28 Btu/jam.
Ret = 5943,44 (°F/ft)
d. Faktor perpindahan panas (jH) Hasil perhitungan untuk besaran-
Faktor perpindahan ditentukan besaran di atas ada tube dapat dilihat
dengan menggunakan Gambar pada Tabel 4.11.
2.2. Berdasarkan Gambar 2.2, 4.6.2 Menghitung koefisien perpindahan
didapatkan besar faktor panas menyeluruh bersih (UC)
perpindahan panas pada sisi tube UC dapat dihitung dengan menggunakan
sebesar 24. Persamaan (2.13).
e. Koefisien perpindahan panas hio ×ho
UC =
fluida dalam (hi) hio +ho
Koefisien perpindahan panas 252.28×47.78
UC =
fluida dalam atau hi dapat 252.28+47.78

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 88


UC =401.71 Btu/jam.ft2 .℉ and tube terjadi pada kedua sisi. Pada
4.6.3 Menghitung koefisien desain proses perancangan, besar penurunan
perpindahan panas menyeluruh (𝑈𝐷 ) tekanan perlu diketahui. Dengan
Berdasarkan Tabel 9 (Kern, 1950) mengetahui besar penurunan tekanan,
untuk diameter luar tube sebesar 0,75 in maka kita bisa menentukan berapa tekanan
pada square pitch dengan jarak 1 inci, dan minimal yang digunakan pada kedua sisi.
diameter shell sebesar 8 inci, jumlah tube Perhitungan penurunan tekanan pada sisi
yang digunakan yakni 26 buah. Koreksi shell dan tube diuraikan berikut ini.
luas permukaan panas dapat dihitung 1. Penurunan tekanan pada sisi shell
dengan persamaan berikut (ΔPs)
A = NT × L × a” Fluida yang digunakan pada sisi shell
A = 26 × 16 × 0,19631 ini merupakan fluida panas. Untuk
A = 82 ft2 mengetahui besar penurunan tekanan
Nilai UD dapat ditentukan dengan pada sisi shell, perlu dilakukan
Persamaan (2.14) berikut perhitungan terhadap beberapa
UD = Q / A × ΔT besaran sebagai berikut.
UD = 35.524,44 / 82 × 2.11 a. Faktor gesekan (f)
UD = 205 Btu/jam.ft2. °F Berdasarkan Gambar 2.4, nilai
4.6.4 Menghitung faktor pengotoran (𝑅𝑑 ) faktor gesekan (f) pada shell bisa
Nilai faktor pengotoran dapat diketahui ditentukan dengan besar bilangan
menggunakan Persamaan (2.15). Reynolds (Re’) sebesar 130,27,
UC - UD yang hasilnya adalah 0,0054
Rd =
UC ×UD ft2/in2.
401,71 - 205 b. Number of crosses, (N+1)
Rd =
401,71 × 205
Number of crosses (N+1) dapat
2
Rd =0.0023 jam.ft .℉ diketahui dengan menggunakan
4.6.5 Menghitung pressure drop Persamaan (2.17).
Pressure drop atau penurunan N+1 = 12 × L/B
tekanan pada alat penukar kalor tipe shell N+1 = 12 × 16/6

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 89


N+1 = 32 3. Penurunan tekanan akibat belokan
c. ΔPs (ΔPr)
Setelah mengetahui besar faktor Perancangan APK ini memiliki
gesekan dan number of crosses, lebih dari satu lintasan, yang
besar penurunan tekanan pada menyebabkan adanya belokan.
sisi shell dapat diketahui. Besar Belokan yang terjadi ini memengaruhi
penurunan tekanan pada sisi shell tekanan yang ada, akibatnya terjadi
dapat diketahui dengan penurunan tekan. Kecepatan atau (V)
menggunakan Persamaan (2.16). memengaruhi penurunan tekanan
f × Gs × Ds × (N+1) yang terjadi, maka sebelum
ΔPs =
5,22 × 1010 × De × s
0,0054 × 3187,35 × 1,27 × 32
menghitung besar penurunan tekanan
ΔPs =
5,22 × 1010 × 0,0791× 1 akibat belokan, perlu diketahui
ΔPs = 0.00054 psi terlebih dahulu kecepatan aliran pada
2. Penurunan tekanan pada sisi tube tube. Kecepatan aliran (V) diketahui
(ΔPt) dengan menggunakan Persamaan
Fluida yang digunakan pada sisi tube (2.20)
ini merupakan fluida dingin. Sama Gt
V = 3600×ρ
dengan pada sisi shell, besar faktor
233651.67
gesekan pada sisi tube adalah 0.0054 V = 3600×62.5

ft2/in2. Penurunan tekanan pada sisi V = 1.039 fps


tube (ΔPt) diketahui dengan Maka, dengan menggunakan
menggunakan Persamaan (2.18) yang Persamaan (2.19) dengan nilai
bisa dihitung sebagai berikut. gravitasi spesifik (s) diasumsikan 1,
f × G2t × L × n dan akselerasi gravitasi (g’) sebesar
ΔPt =
5,22 × 1010 × Ds × s
32.2 ft/s2.
ΔPt =
Besar penurunan tekanan akibat
0,0023 × (233651,67)2 × 16 × 4
5,22 × 1010 × 0,0048 × 1 belokan (ΔPt) adalah:
ΔPt = 3.2 psi 4×n V2
ΔPt = ( ) × (2×g' )
s

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 90


4×4 1,0392 menyeluruh di atas 400 Btu/jam.ft2.°F dan
ΔPt = ( ) × (2×32,2)
1
untuk koefisien desain tidak lebih dari 250
ΔPt = 0,116 psi
Btu/jam.ft2.°F (Kern, 1950). Hasil
4. Penurunan tekanan total (ΔPT)
perhitungan dengan menggunakan
Penurunan tekanan total merupakan
spesisfikasi yang digunakan dalam
penjumlahan dari penurunan tekan
perancangan ini mendapatkan besar
pada tabung dan akibat belokan.
koefisien bersih perpindahan panas
Penurunan tekanan total diketahui
menyeluruh sebesar 401.71 Btu/jam.ft2.
dengan menggunakan Persamaan
°F, koefisien desain sebesar 205
(2.21).
Btu/jam.ft2. °F, dengan faktor pengotoran
ΔPT = ΔPt + ΔPr
yaitu 0.0023 jam.ft2. °F. Hasil yang
ΔPT = 3,2 + 0,116
didapatkan memenuhi ketentuan untuk
ΔPT = 3,316 psi
alat penukar kalor tipe shell and tube.
4.7 Pembahasan Perhitungan
5. PENUTUP
Perancangan
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan beberapa kali
Kesimpulan penelitian ini adalah
trial and error dengan menggunakan
hasil perancangan APK tipe shell and tube
spesifikasi dari “Process Heat Transfer”
untuk gasoline engine CM11-MKII
(Kern, 1950), didapatkan spesifikasi yang
dengan menggunakan air sebagai fluida
cocok untuk digunakan, yaitu diameter
kerja dan bahan konstruksi stainless steel
dalam shell 8 inci, jarak baffle 6 inci
SA-240 tipe 304 dapat membantu
dengan 2 lintasan. Sedangkan panjang
meningkatkan efisiensi dari sistem
tube 16 inci, diameter dalam tube 0,584
pendingin pada gasoline engine CM11-
inci, diameter luar tube 0,75 inci, dengan 4
MKII. Dengan diameter luar shell 8 inci,
lintasan.
jarak baffle 6 inci dan jumlah lintasan 2
Pada alat penukar kalor tipe shell
lintasan. Sedangkan untuk tube memiliki
and tube yang menggunakan air pada sisi
panjang 16 inci, diameter dalam 0.584
shell dan sisi tube, faktor pengotoran
inci, diameter luar 0.75 inci dengan 4
maksimal sebesar 0.003 jam.ft2.°F, besar
lintasan. Hasil perhitungan dengan
koefisien bersih perpindahan panas

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 91


menggunakan spesifikasi di atas Penelitian Dan Karya Ilmiah
Lembaga Penelitian Universitas
memperoleh besar koefisien perpindahan
Trisakti, Jakarta.
panas menyeluruh sebesar 401.71 Bizzy, I. dan Setiadi, R. 2013. Studi
Perhitungan Alat Penukar Kalor
Btu/jam.ft2.°F, sedangkan untuk koefisien
Tipe Shell and Tube Dengan
desain sebesar 205 Btu/jam.ft2.°F dan Program Heat Transfer Research
Inc. (Htri). Jurnal Rekayasa Mesin.
faktor pengotoran yang terjadi sebesar
Teknik Mesin Universitas
0.0023 jam.ft2.°F. Hasil ini tidak melebihi Sriwijaya.
Fakhrurroja, Hanif. 2014. Alat Penukar
ketentuan APK tipe shell and tube dengan
Panas. Universitas Sumatera
air sebagai fluida kerja dengan batas faktor Utara.
Hammer, E. W. 1950. Process heat
pengotoran sebesar 0.003 jam.ft2.°F,
transfer. In Journal of the Franklin
koefisien bersih perpindahan panas Institute.
Holman, J.P. 1988. Perpindahan Kalor alih
menyeluruh 400 Btu/jam.ft2.°F dan
bahasa Jasjfi E. edisi ke-6,
koefisien desain sebesar 250 Erlangga, Jakarta.
Inc, T. E. 2007. Standard of The Tubular
Btu/jam.ft2.°F.
Exchanger Manufactures
5.2 Saran Association, Ninth Edition.
Kern, Donald Q. 1950. Process Heat
Perancangan alat penukar kalor
Transfer. The McGraw-Hill
tipe shell and tube untuk gasoline engine Companies, Inc. Tokyo.
Khairuddin, Hafidh Irsyad. 2018.
CM11-MKII selanjutnya bisa menjadi
Rancang Bangun Heat exchanger
bahan rujukan untuk membangun sistem Tipe Shell and tube.
pendingin pada Gasoline Engine CM11- Wicaksono, C. dan Wijanarko, E. 2017.
Perancangan Eco Heat Exchanger
MKII. Type 1-2 Shell And Tube Dan
DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Jumlah Baffle Terhadap
Transfer Panas. Chemugry, Vol.
Arkemo, Ranto. 2019. Analisis Penukar 01, No. 01.
Kalor Tipe Shell And Tube Sebagai
Pemanas Bahan Bakar Residu
(MFO). Pada Unit 3 PLTU PT.
PLN (PERSERO). Skripsi
Program S1 Teknik Mesin
Universitas Medan Area, Medan.
Azkiya, M. Z. dan Maulana, E. 2020.
Perancangan Alat Penukar Kalor
Untuk Pembangkit Sistem. Jurnal

Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat Volume 11 Nomor 1 92

Anda mungkin juga menyukai