Anda di halaman 1dari 26

Pengaruh Penambahan Tembaga Nitrat

pada SCC Tabung Dan Analisis Pencucian Blade Online pada


Turbin Gas Kinerja di Pembangkit Listrik

OLEH

ANDY DARMAWAN SETYA BUDI 202010120311103


BAGAS HERRY SUBAGIO 202010120311102
MUHAMMAD ZAKARIYA 202010120311101
IMAM HIDAYAT 202010120311098

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
ABSTRAK

Permasalahan utama yang sering terjadi dalam pengoperasian dan


pemeliharaan pembangkit listrik adalah penurunan keandalan turbin gas.
Penurunan kinerja turbin gas yang sering mengalami trip ini tercatat paling
tinggi 3 kali dalam satu hari. Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan endapan pada
sudu kompresor dan turbin selama pengoperasian. Penurunan daya pada unit
pembangkit dibarengi dengan peningkatan konsumsi bahan bakar. Tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis blade washing online terhadap kinerja turbin
gas akibat terbentuknya endapan karbon pada roda kompresor dan roda turbin.
Untuk meningkatkan kehandalan gas engine diperlukan suatu metode melakukan
blade wash untuk membersihkan carbon deposit pada kompresor dan roda
turbin. Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan pencucian sudu daya
turbin hanya mencapai 255.37621 MW, setelah dilakukan pencucian sudu
mampu membuat kompresor bekerja lebih handal, menghasilkan efisiensi gas
turbin yang baik, dan mampu mengurangi gangguan kinerja gas turbin akibat
jam kerja turbin. daya yang dihasilkan mencapai 268,77738 MW, terdapat
penghematan konsumsi bahan bakar sebesar 1,4 kg/s dan efisiensi panas sebesar
0,8%. Pencucian online dilakukan pada kondisi beban 200MW ±5MW Untuk
membersihkan fouling dan menjaga kinerja turbin. Kebersihan sudu kompresor
dan turbin dapat dijaga dengan melakukan pencucian sudu ini berdasarkan
jadwal periodik yang dihitung berdasarkan running hours.[1]

Kata kunci: pencucian pisau secara online; kompresor & roda turbin;
efisiensi gas turbin

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penukar panas dikenal secara luas sebagai salah satu komponen paling
penting dalam proses industri, mengakomodasi proses perpindahan panas dari
dua cairan dengan perbedaan suhu. Alih-alih, energi panas dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain sebaliknya. Konversi energi menjadi aspek penting
karena sektor industri lebih peduli untuk meningkatkan efisiensi tingkat.[2]
Sebagian besar industri menggunakan jenis penukar panas shell & tube,
terdiri dari satu tabung dengan diameter besar yang disebut cangkang disisipkan
oleh kelompok tabung yang lebih kecil yang dianggap sebagai komponen
tabung. Pemilihan bahan adalah sangat diperlukan untuk mengakomodasi proses
perpindahan panas. Salah satu materi yang cocok adalah UNS C44500, juga
dikenal sebagai Admiralty Brass UNS C44500, terdiri dari logam paduan Cu-Zn
dengan 70Cu – 30Zn. Bahan ini memiliki beberapa keunggulan bila
diaplikasikan sebagai tabung penukar panas bahan, seperti ketahanan korosi
yang baik, konduktivitas termal yang tinggi, dan sangat baik machinability, yang
mudah dibentuk menjadi komponen mekanis.[3]
Cairan itu akan membentuk struktur lain dari kuningan yang kaya akan
Tembaga (Cu), sedangkan senyawa dari cairan melarutkan kandungan Zn.
Dezincifikasi parahakan mempengaruhi kuningan menjadi keropos dan rapuh.
Akibatnya, bahan ini akan menjadi lebih rentan terhadap retak korosi tegangan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat tegangan Tarik dan
dezincifikasi pada pengujian retak korosi tegangan dengan tabung kuningan
C44500 spesimen dalam lingkungan nitrat yang terdiri dari senyawa Cu(NO3)2
NaNO3 dalam konsentrasi tertentu. Metode preparasi sampel dilakukan sesuai
dengan ASTM G38, juga dikenal sebagai metode cincin-C.[4]
Proyek Perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (GFPPEP) dengan
kapasitas 740 MW. Itu pembangkit listrik memiliki skema siklus gabungan yang
terdiri dari dua Turbin Gas (GT) yaitu GT 3.1 & GT 3.2 dengan tipe dan
memiliki dua Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dan satu Turbin uap.
PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di

3
PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Generator),
sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering ini akan digunakan untuk
memutar turbin. [5]
Generator turbin gas sering mengalami trip hingga 3 kali dalam sehari,
hal ini akan mempengaruhi produktivitas pembangkit. Faktor penurunan kinerja
turbin gas, karena adanya deposit pada permukaan kompresor dan sudu turbin.
Untuk menjaga kinerja sudut kompresor tetap bersih maka harus dibersihkan
secara online atau off line, dengan kata lain dapat dilakukan pada kondisi turbin
gas sedang dibebani atau diturunkan. Metode dilakukan dengan menyemprotkan
air bertekanan ke dalam kompresor blade, untuk mengurangi deposit pada
permukaan blade kompresor. Menjadi acuan dalam mencari waktu yang paling
optimal dalam melakukan metode pencucian pisau secara online.[6]

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian penukaran panas pada sebagian besar industri?


2. Bagaimana cara menjaga kinerja turbi agar tetap optimal?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui yang biasa di pakai Sebagian besar industri
menggunakan jenis penukar panas shell & tube.
2. Untuk mengetahui pengaruh proyek perluasan pembangkit listrik tenaga gas
dan cara memelihara turbin gas tetap bekerja dengan optimal.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diangtaranya adalah :
1. Dapat mengetahui tentang penukaran panas yang ada pada industry.
2. Mempelajari tentang penukaran panas ada 2 yaitu shell & tube yang sering di
pakai pada industry pembangkit listrik tenaga gas.

4
3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya dalam pengembangan
penukaran panas pada industry dan memelihara turbin gas agar lebih
maksimal.
1.5. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
2. Tentang penukaran panas pada industry pembangkit listrik turbin gas.
3. Bahan materi pada penukaran panas yang sering dipakai pada industry.
4. Siklus gabungan pada turbin gas.
5. Cara merawat turbin gas.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pembuka

Pada penelitian ini, larutan nitrat yang digunakan dibedakan berdasarkan


konsentrasi dan perbandingan antara Tembaga (II) Nitrat (Cu(NO3)2) dan Natrium
Nitrat (NaNO3), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 untuk spesimen yang
telah didezinkifikasi dan non-dezinkifikasi. masing-masing. Penambahan Natrium
Nitrat akan meningkatkan tingkat pH, berbeda dengan Cu(NO3)2, yang memulai
reduksi ion Cu, sehingga membuat spesimen lebih rentan terhadap fenomena SCC,
diikuti dengan peningkatan laju propagasi.[7]

5
2.2 Teori Pendukung

Beberapa sampel tabung diuji menggunakan OES, sedangkan yang lain


menjalani uji tarik. Hasil analisis kimia dengan OES ditunjukkan pada Tabel 4.
Berdasarkan standar ASTM B111, tabung bahan ini dikenal sebagai C44500, atau
“admiralty brass”, dimana kandungan Cu dan Zn masing-masing adalah 70,187% dan
28,939%.[8]

Sampel tabung juga dilakukan uji tarik untuk mengetahui sifat tariknya sesuai
dengan ASTM E8, dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2. Parameter terpenting
selama penelitian ini adalah penentuan Δ, yang mewakili tegangan tarik yang diterapkan
pada masing-masing spesimen. , seperti yang dijelaskan oleh persamaan (2) dan (3) di
bawah ini:

6
𝑂𝐷𝑓=𝑂𝐷− Δ (2)
Δ=(𝑓𝜋𝐷2)4𝐸𝑡𝑍 (3)

OD : Diameter luar sebelum diberi tekanan [mm]


ODf : Diameter luar setelah diberi tekanan [mm]
Δ : Perubahan diameter [mm]
f : Stres yang diinginkan [MPa]
D : Rata-rata diameter [mm]
t : Ketebalan tabung dinding [mm]
E : Modulus elastisitas [MPa]
Z : Faktor koreksi dari D/t, tersedia di ASTM G38.
Berdasarkan persamaan (2) dan (3), serta didukung dengan data sifat mekanik, termasuk
geometri benda uji menurut ASTM G38, pengukuran, dan beberapa studi literatur, dapat
diperoleh nilai Δ untuk setiap level seperti pada Tabel 5 :

2.3 Penelitian Terdahulu


2.3.1 Pengaruh Penambahan Tembaga (II) Nitrat dan Tegangan Tarik Terhadap SCC
Tabung Material C44500
Heat exchanger merupakan perantara dua atau lebih fluida yang mengalir baik
di dalam maupun di luar heat exchanger untuk menyalurkan panas. Proses ini bertujuan
untuk meningkatkan tingkat efisiensi dalam industri proses. Salah satu bahan yang
cocok untuk tabung adalah UNS C44500, juga dikenal sebagai kuningan admiralty
terdiri dari 70Cu-30Zn, yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi dan ketahanan
korosi yang baik. Namun, kuningan admiralty rentan terhadap stress corrosion cracking
(SCC) ketika berhadapan dengan nitrat karena tabung juga dibebani oleh tegangan
internal. Selain itu, SCC juga diperburuk oleh dezincifikasi. Metode uji C-ring menguji
pengaruh senyawa nitrat dan dezincifikasi terhadap SCC pada komponen Tabung
C44500. Tegangan tarik bervariasi antara 15, 45, dan 85% dari kekuatan luluh, yang

7
direndam dalam larutan nitrat yang terdiri dari NaNO3 dan Cu(NO3)2. Beberapa
spesimen dicuci menggunakan HCl 20% untuk memunculkan dezincification. Hasil
yang diperoleh bahwa SCC terjadi pada konsentrasi Cu(NO3)2 tertinggi, yang ditandai
dengan retak longitudinal dan kerusakan pasif. Semua spesimen dezincified ditemukan
retak karena SCC setelah perendaman ke dalam 1 M Cu (NO3)2, sedangkan un-
dezincified gagal ketika diberikan tegangan tarik antara 45% sampai 85% dari kekuatan
luluh maksimum. [1]

2.3.2 Aanalisis Pengaruh Compressor Washing


Pembangkit Listrik Tenaga Gas UP Muara Tawar (PLTG UP Muara Tawar)
merupakan salah satu unit pembangkit di Indonesia. PLTGU merupakan pembangkit
yang memiliki respon yang cepat terhadap perubahan beban. Oleh karena itu perubahan
beban pada PLTGU sering sekali terjadi. Untuk menjaga performance pada PLTGU,
peralatan yang ada dalam PLTGU harus dijaga kondisinya agar dapat bekerja secara
optimal. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan Analisis Pengaruh Compressor Washing
Terhadap Efisiensi Kompresor Dan Turbin Gas Blok 1.1 PLTGU UP Muara Tawar
dengan menganalisis efisiensi kompresor dan turbin gas. Dari hasil penelitian ini
didapat bahwa efisiensi kompresor sebelum dilakukan Compressor Washing mengalami
penurunan efisiensi tertinggi yaitu 0.31% dan setelah dilakukan Compressor Washing
mengalami kenaikan efisiensi tertinggi yaitu 0.53%. Efisiensi Thermal sebelum
dilakukan Compressor Washing mengalami penurunan teringgi yaitu 0.039% dan
setelah dilakukan Compressor Washing mengalami kenaikan teringgi yaitu 1.461%. [2]

2.3.3 Kinerja termal turbin gas berdasarkan analisis eksergi


Pekerjaan ini membahas perhitungan dan analisis kinerja termal komponen
turbin gas tipe MS 7001 dengan daya nominal 87 MW menggunakan konsep eksergi.
Neraca eksergi digunakan selain neraca energi untuk memperkirakan ketakterbalikan
kompresor udara, ruang bakar dan turbin. Analisis eksergi dilakukan dengan
menerapkan persamaan kesetimbangan yang diperoleh dari definisi umum proses
termodinamika yang tidak dapat diubah dan data yang disediakan oleh pabrikan. Hasil
menunjukkan bahwa penghancuran eksergi turbin gas bergantung pada variasi
parameter termodinamika: suhu sekitar, rasio kompresi, rasio udara-bahan bakar. Ruang

8
bakar memiliki penghancuran eksergi tertinggi diperkirakan sebesar 36,34 MW.
Kompresor udara memiliki efisiensi eksergi 84,19% ruang bakar 75,91% sedangkan
ekspansi turbin 92,58%. Total eksergi penghancuran turbin gas sebesar 53,51 MW dan
efisiensinya sebesar 32,44%. Meningkatkan kinerja turbin gas membutuhkan penurunan
suhu udara masuk. [3]

2.3.4 Peningkatan Efisiensi Pembakaran Gas: Studi Aplikasi Medan Elestrotatik Intense
Sejumlah undang-undang legislatif internasional, Uni Eropa dan Latvia telah
dikembangkan, yang mengatur efisiensi pabrik pembakaran gas dan emisi gas rumah
kaca di atmosfer. Undang-undang legislatif ini membutuhkan pengembangan metode
baru yang efisien secara ilmiah untuk pembakaran optimal gas dengan dampak kecil
terhadap lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai metode dapat
digunakan, tetapi yang paling efisien adalah aplikasi medan elektrostatis intensif untuk
mengontrol pembakaran dan pembentukan emisi berbahaya dalam api yang dicampur
terlebih dahulu. Dalam kerangka studi saat ini, penulis mengembangkan pembakar
hibrida, yang memungkinkan menghasilkan medan elektrostatik intensif dengan
intensitas lebih dari 1000 kV/m. Studi ini juga menyelidiki dampak medan semacam itu
terhadap pembentukan emisi berbahaya, termasuk CO2 dan suhu gas buang. Hasil
empiris menunjukkan bahwa medan elektrostatik DC intensif yang dihasilkan di dalam
burner berdampak pada bentuk api, emisi CO2 , NOx dan suhu gas buang. Pada
gilirannya, dengan menerapkan medan elektrostatik berdenyut intensif (percobaan
multivariabel) dimungkinkan untuk mencapai pengurangan emisi NOx , CO dengan
peningkatan suhu gas buang secara simultan, yang terkait dengan peningkatan efisiensi
proses pembakaran. [4]

2.3.5 Studi pengendapan partikel pada bilah turbin gas dengan adanya pendinginan film
Gas buang yang masuk ke turbin gas biasanya diumpankan dengan partikel padat

yang dihasilkan dari pembakaran hidrokarbon (abu, arang yang tidak terbakar, dll.).
Kemudian, interaksi antara gerakan partikel dan jet pendingin film harus ditangani
dengan benar. Di sini pendekatan terpadu berdasarkan skema Eulerian Lagrangian
untuk aliran sarat partikel diterapkan pada kasus mesin turbo nyata. Kode tersebut
dinilai awal dengan mensimulasikan dua kasus uji yang disederhanakan: a) jet

9
pendingin 3-D dalam saluran; b) kaskade turbin 2-D dengan pendinginan film. Kasus-
kasus ini dipilih untuk memvalidasi secara terpisah efek utama yang dipertimbangkan di
sini: a) interaksi lintasan partikel dan jet pendingin 3D; b) efek pancaran pendingin pada
suhu permukaan dan lintasan partikel dan mungkin pada pengendapan partikel,
dibandingkan dengan wadah yang tidak didinginkan. Terakhir, simulasi 3D dari aliran
sarat partikel di sekitar baling-baling turbin gas E3 nyata dengan dan tanpa pendinginan
film dilakukan. Fitur aliran, lintasan partikel, dan endapan pada bilah disajikan. Bidang
aliran kompresibel disimulasikan menggunakan kode OpenFOAM untuk memperoleh
prediksi yang kredibel dari bidang kecepatan dan suhu. Kemudian kode P-Track yang
dikembangkan oleh penulis diterapkan untuk melacak lintasan partikel dan menentukan
deposit pada permukaan padat. Karena suhunya relatif tinggi, metode probabilitas
pelekatan, yang sangat bergantung pada suhu itu sendiri, digunakan di sini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keberadaan pancaran pendingin sangat berpengaruh
pada endapan karena dua penyebab utama: pengaruh pancaran dalam mengeluarkan
fluida dari daerah dekat dinding dan penurunan suhu di sepanjang sudut. [5]

2.3.6 Tinjauan Singkat Kegagalan Bilah Turbin


Mode kegagalan umum untuk mesin turbin adalah siklus kelelahan kompresor
dan bilah turbin yang tinggi karena tekanan dinamis tinggi yang disebabkan oleh
getaran dan resonansi bilah dalam rentang pengoperasian mesin. Studi dan investigasi
kegagalan sudu turbin terus dilakukan sejak lima dekade terakhir. Beberapa makalah
ulasan juga diterbitkan selama periode ini. Tujuan dasar dari makalah ini adalah untuk
menyajikan ulasan singkat tentang studi terbaru dan investigasi yang dilakukan pada
kegagalan bilah turbin. Bukan maksud dari penulis untuk memberikan semua literatur
rinci yang berhubungan dengan bilah turbin. Namun, penekanan utamanya adalah
menyediakan semua metodologi kegagalan yang diadopsi oleh berbagai penelitian
untuk menyelidiki sudu turbin. Makalah ini menggabungkan komentar jujur pada
berbagai faktor kegagalan. Makalah ini selanjutnya membahas survei terperinci tentang
faktor-faktor ini. [6]

2.3.7 Penilaian efektivitas pencucian pembersih ramah lingkungan yang dirancang


khusus terhadap endapan jelaga

10
Meningkatnya proses industrialisasi menyebabkan lebih banyak pelepasan
partikulat karbon ke lingkungan. Kontaminan udara ini diproduksi oleh mesin
endotermik, pembakaran batu bara, sistem pemanas, dan pabrik produksi. Partikel jelaga
yang tersuspensi ke udara dapat melampaui filter saluran masuk (jika ada) turbin gas
dan mengendap di bagian dalam kompresor. Fenomena ini, yang mengarah pada
modifikasi permukaan aerodinamis airfoil, adalah penyebab utama hilangnya kinerja
turbin gas dari waktu ke waktu. Efek merugikan ini sebagian dapat dipulihkan dengan
sering mencuci unit kompresor. Dalam karya ini, penilaian efektivitas pencucian
terhadap endapan jelaga dari pembersih ramah lingkungan yang dirancang khusus
disediakan. Efektivitas penghilangan pembersih berbahan dasar air ini terkait dengan
kemampuan untuk mengumpulkan partikel jelaga dari permukaan, membatasi fenomena
redeposit selama tahapan. Investigasi eksperimental telah dilakukan dengan
menyuntikkan partikel jelaga, di bawah kondisi yang terkendali, ke dalam kompresor
aksial uji bertingkat. Dengan menggunakan teknik pasca-pemrosesan gambar, yang
dilakukan di seluruh jalur aliran kompresor, evaluasi kuantitatif terhadap kemampuan
pencucian telah dinilai. Dibandingkan dengan air demineralisasi, pembersih ini terbukti
efektif jika diharapkan kinerja pembersihan yang tinggi.[7]

2.3.8 Evaluasi Eksperimental Efektifitas Pencucian Air Online Pada Kompresor Turbin
Gas

Investigasi efektivitas pencucian kompresor aksial turbin pembakaran online


menggunakan berbagai kemurnian kelas air dan deterjen pencuci komersial telah
dilakukan. Untuk proyek ini, kotoran pengotor permukaan sudu diperoleh dari sudu
kompresor aksial turbin gas yang dipasang di berbagai lokasi lapangan. Kotoran
dianalisis untuk menentukan komposisi dan konsistensi bahan pengotoran permukaan
pisau yang khas. Formula kotoran yang representatif dan prosedur pelapisan pisau
dikembangkan sehingga uji komparatif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
cairan pembersih. Bilah yang dilapisi kotoran dipasang di terowongan angin yang
mampu mensimulasikan kondisi pengoperasian kompresor. Nosel semprot di bagian
hulu bagian uji pisau digunakan untuk mencuci pisau dengan lima cairan uji yang
berbeda untuk menentukan keefektifan atau keunggulan cairan apa pun. Setelah

11
pengujian ini selesai, pengaturan pengujian serupa kemudian digunakan untuk
menyuntikkan campuran kotoran pengotoran yang diformulasikan, dan berbagai cairan
pembersih online di bagian hulu blade ke dalam terowongan angin untuk menilai
karakteristik redeposit. Pengaruh air dengan kemurnian tinggi versus air biasa pada
kotoran yang mengotori juga dipelajari dalam eksperimen residu terpisah. Hasil
menunjukkan bahwa menyemprotkan cairan pembersih ke aliran udara yang mengalir
adalah cara yang layak untuk membersihkan bilah kompresor. Setiap cairan mampu
membersihkan bilah uji pada kecepatan udara rendah dan tinggi dan pada sudut insiden
bilah yang berbeda. Dalam parameter/cairan yang diuji. [8]

2.3.9 Kinerja Turbin Gas Industri: Kotoran Kompresor dan Pencucian Online

Turbin gas industri rentan terhadap pengotoran kompresor, yaitu pengendapan


dan akresi partikel udara atau kontaminan pada bilah kompresor. Makalah ini
menunjukkan efek aerodinamis blade dari fouling melalui uji kaskade kompresor
eksperimental dan disertai penurunan performa mesin menggunakan TURBOMATCH,
sebuah turbin gas internal perangkat lunak kinerja. Demikian pula, pencucian
kompresor online diterapkan dengan mempertimbangkan tipikal kondisi pengoperasian
yang sebanding dengan pencucian tekanan tinggi industri. Studi pengotoran
menunjukkan perubahan pada masing-masing peta tahapan kompresor dalam hal ini
kondisi, dampak degradasi selama part-load, pengaruh variabel kontrol dan identifikasi
parameter kunci untuk memastikan tingkat fouling. Menerapkan air demineralisasi
selama 10 menit, dengan rasio cairan-ke-udara 0,2%, aerodinamis kinerja bilah terbukti
meningkat, namun sebagian besar efek pembersihan terjadi pada 5 yang pertama menit.
Bagian bilah yang paling efektif dicuci adalah sisi tekanan, di mana sebagian besar
partikel diendapkan selama pengotoran yang dipercepat. Simulasi mesin kotor dan
dicuci kondisi menunjukkan pemulihan 30% dari daya yang hilang akibat pencucian. [9]

2.3.10 PENGOBATAN DAN PENCUCIAN KOMPRESOR AKSIAL TURBIN GAS

12
Privatisasi utilitas, persaingan ketat di industri petrokimia dan distribusi gas,
ditambah dengan peningkatan biaya bahan bakar, telah menciptakan insentif yang kuat
bagi operator turbin gas untuk meminimalkan dan mengendalikan penurunan kinerja.
Masalah kerusakan paling signifikan yang dihadapi oleh operator turbin gas adalah
pengotoran kompresor. Efek dari fouling kompresor adalah drop in aliran udara, rasio
tekanan, dan efisiensi kompresor, menghasilkan "pencocokan ulang" turbin gas dan
kompresor dan penurunan output daya dan efisiensi termal. Makalah ini memberikan
pengobatan praktis yang komprehensif dari penyebab, efek, dan pengendalian fouling.
Filtrasi saluran masuk turbin gas, mekanisme pengotoran, dan pencucian kompresor
tercakup detail. Penekanan utama adalah pada pencucian kompresor pendekatan,
teknologi, dan aspek praktis. Kompleksitas dan tantangan pencucian online turbin gas
baru keluaran besar juga akan ditanggung. Perlakuan juga berlaku untuk kompresor
udara aksial yang digunakan dalam industri pengolahan hidrokarbon [10]

2.3.11 PENCUCIAN KOMPRESOR TURBIN GAS NEGARA ART -


PENGALAMAN LAPANGAN

Pengembangan teknologi dalam pencucian kompresor turbin gas


selama 10 tahun terakhir dan teknologi canggih saat ini disajikan dalam makalah ini.
Berdasarkan berbagai uji lapangan jangka panjang dan pengamatan, korelasi antara
tingkat penurunan daya dan kondisi atmosfer dapat ditetapkan. Pertanyaan tentang
kompresor on line mencuci dengan air saja terhadap penggunaan deterjen, serta
frekuensi pencucian juga dibahas di makalah ini. Perilaku degradasi kinerja antara gas
turbin dengan berbagai ukuran dan model dapat dijelaskan dengan indeks sensitivitas
terhadap fouling. Implementasi dari sebuah rezim yang dioptimalkan, pencucian on line
dan off line di program pemeliharaan turbin pencegahan penting, itu akan meningkatkan
profitabilitas pabrik dengan mengurangi biaya energi produksi dan berkontribusi pada
lingkungan yang lebih bersih.[11]

2.3.12 PENINGKATAN PEMBERSIHAN TURBIN GAS (pencucian kompresor)

13
Pengaruh degradasi turbin gas terhadap biaya operasi adalah tinggi.
Pembersihan turbin gas adalah salah satu dari banyak tindakan yang dilakukan
pemulihan daya dan dianggap pemeliharaan preventif. Dia umumnya dilakukan dalam
industri dan kadang-kadang dalam sektor aero. Mengikuti survei tentang potensi biaya
pengurangan operasi turbin gas tampaknya menjadi masalah pembersihan diabaikan
dari sudut pandang teknik dan ada potensi besar untuk peningkatan efisiensi. Mesin
pengembangan dengan beban blade tinggi yang sesuai dan suhu yang terus meningkat
membutuhkan lebih efisien dan hati-hati metode pembersihan. Bersama dengan pajak
emisi dan peraturan lingkungan, metode pembersihan yang dioptimalkan akan
dimainkan peran yang terus berkembang dalam operasi turbin gas di masa depan. Untuk
mencapai efektivitas biaya terkait perangkat keras, jam kerja, dan bahan habis pakai
metode pembersihan baru telah dievaluasi untuk proses standar. Evaluasi ekonomi
menunjukkan bahwa standarisasi pembersihan dengan metode baru akan
memungkinkan sektor penerbangan untuk melakukan pembersihan mesin secara rutin
serta sektor stasioner untuk melakukan penghematan biaya yang signifikan pembelian
dan pengoperasian peralatan. [12]

2.3.13 Kompresor turbin gas mengotori dan mencuci tenaga dan propulsi luar angkasa

Makalah ini menyajikan bidang studi yang diteliti dengan baik dalam dunia
akademis, dengan tingkat penerapan yang tinggi di industri. Efek pengotoran kompresor
adalah salah satu degradasi yang paling umum terkait dengan turbin gas operasi. Tujuan
dari tinjauan ini adalah untuk mengkomunikasikan secara luas beberapa pengetahuan
saat ini sambil mengidentifikasi beberapa kesenjangan dalam pemahaman, dalam upaya
menyajikan beberapa minat industri/operasional untuk penelitian akademik. Demikian
juga, soroti beberapa studi dari akademisi yang menyajikan keadaan penelitian saat ini,
dengan metode yang sesuai (eksperimen, numerik, operasi aktual dan metode analitik).
Kelebihan dan keterbatasan metode individu dan pendekatan mereka dibahas, sehingga
menyediakan industry praktisi dengan maksud untuk menghargai hasil penelitian
akademik. Tinjauan tersebut menunjukkan peluang untuk meningkatkan efektivitas
pencucian kompresor melalui dinamika fluida komputasi. Ini disajikan dalam bentuk

14
mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kompresor efisiensi pencucian. Pertanyaan
terkait dari penelitian akademis dan pengalaman operasional diajukan dasar ulasan ini.
[13]

2.3.14 MANFAAT KINERJA MENGGUNAKAN KOMPRESOR ADVANCED


SIEMENS SISTEM PEMBERSIHAN

Data kinerja operasional yang ekstensif dari Siemens Unit Pembangkit Listrik
V64.3 di Obernburg, Jerman (dioperasikan oleh Kraftwerk Obernburg GmbH)
dievaluasi. Unit itu ditugaskan pada tahun 1996 dan telah berjalan terus menerus di
operasi beban dasar dengan bahan bakar gas untuk memasok panas dan daya ke pabrik
kimia terdekat. Dalam kasus yang jarang terjadi, bahan bakar minyak digunakan sebagai
cadangan bahan bakar. Selama pemadaman besar pertama setelah kira-kira. 25000 jam
operasi setara (EOH), Siemens PG Advanced Sistem Pembersih Kompresor (ACCS)
diimplementasikan di Oberburg. ACCS menampilkan sistem nozzle terpisah untuk
online dan akuntansi pembersihan kompresor offline untuk operasi yang berbeda
kondisi. Untuk pembersihan online, ukuran tetesan dioptimalkan tetesan untuk tetap
berada di aliran udara utama untuk meminimalkan efek erosi sambil memberikan
bidang yang homogen di atas seluruh asupan udara. Dengan kecepatan rotasi berkurang
selama offline pembersihan kompresor, erosi kurang kritis. Nosel luring, oleh karena
itu, berikan aliran massa yang lebih tinggi dan tetesan yang lebih besar secara berurutan
untuk memaksimalkan kinerja pembersihan untuk semua tahapan kompresor. ACCS,
dalam versi otomatis maksimumnya, menampilkan pengoperasian dari ruang kontrol,
online-wash pada suhu rendah suhu (secara resmi dirilis hingga –15°C tanpa GT Anti-
Icing) dan penggunaan tenaga kerja minimum. Sistem ACC di Obernburg dioperasikan
sesuai dengan yang direkomendasikan prosedur pencucian online. Pada Juni 2002, unit
V64.3 masuk Obernburg mencapai 50.000 EOH dan mayor kedua dilakukan
pemeriksaan. Untuk makalah ini, data operasional dari inspeksi kedua interval (24350 -
49658 EOH) dan dari tiga kinerja pengujian dengan peralatan yang dikalibrasi
dibandingkan untuk mengevaluasi keefektifan Kompresor Lanjutan Sistem
Pembersihan. Evaluasi statistik pencucian tunggal pemulihan kinerja dan evolusi jangka
Panjang kinerja disajikan. Dampak degradasi dan fouling dibedakan. Ditunjukkan

15
bahwa ACCS memiliki manfaat yang signifikan untuk kinerja mesin jangka panjang.
[14]

2.3.15 Degradasi di Turbin Gas Sistem

Setiap penggerak utama menunjukkan efek keausan seiring waktu. Masalah


memprediksi efek keausan pada performa mesin apa pun masih menjadi masalah
diskusi. Karena fungsi turbin gas adalah hasil kerja sama yang disempurnakan dari
banyak komponen yang berbeda, penekanan makalah ini adalah pada turbin gas dan
fungsinya. peralatan yang digerakkan (kompresor atau pompa) sebagai suatu sistem,
bukan pada komponen yang terisolasi. Kami akan membahas efek degradasi pada paket
sebagai bagian dari sistem yang kompleks (misalnya,saluran pipa, stasiun reinjeksi,
dll.). Memperlakukan paket turbin gas sebagai suatu sistem mengungkapkan efek
degradasi pada kecocokan komponen serta pada kecocokan dengan peralatan yang
digerakkan. Artikel ini akan memberikan kontribusi wawasan tentang masalah gas
degradasi sistem turbin. Berdasarkan beberapa studi rinci tentang mekanisme yang
menyebabkan degradasi mesin, yaitu perubahan permukaan sudu karena erosi atau
pengotoran, dan efek pada aerodinamika blade; perubahan geometri segel dan jarak
bebas, dan efek pada aliran parasit; dan perubahan dalam sistem pembakaran (misalnya,
yang mengakibatkan faktor pola yang berbeda), efek degradasi akan dibahas. Studi
tersebut meliputi sebuah metodologi untuk mensimulasikan efek degradasi mesin dan
peralatan yang digerakkan. Dengan satu set persamaan yang relatif sederhana yang
menggambarkan perilaku mesin, dan sejumlah faktor deviasi linier yang dapat dengan
mudah diperoleh dari peta mesin atau data uji, yaitu perilaku peralatan untuk berbagai
tingkat degradasi akan dipelajari. Model kedua, menggunakan model tahap demi tahap
untuk mesin kompresor, digunakan untuk memodelkan kompresor kemerosotan. Penulis
menghindari untuk menyajikan angka tentang kecepatan degradasi, karena tunduk pada
berbagai faktor operasional dan desain yang khas tidak dapat dikendalikan seluruhnya.
[15]

2.3.16 DEGRADASI TURBIN GAS

16
Ada insentif yang kuat bagi operator turbin gas untuk meminimalkan dan
mengendalikan penurunan kinerja, seperti ini secara langsung mempengaruhi
profitabilitas. Daerah gas kinerja turbin yang dapat dipulihkan dan yang tidak dapat
dipulihkan degradasi akan diperlakukan secara komprehensif dalam hal ini tutorial.
Mekanisme kerusakan termasuk kompresor dan turbin fouling, erosi, meningkat jarak
bebas, dan tekanan segel akan ditanggung Bersama dengan manifestasi mereka, aturan
praktis, dan pendekatan mitigasi. Perawatan akan menangani turbin gas siklus sederhana
dalam pembangkit listrik dan aplikasi penggerak mekanis dan juga akan mengatasi
dampak penurunan kinerja pada gabungan dan siklus kogenerasi. Tujuan dari tutorial ini
adalah untuk memberikan pengobatan nonmatematis penurunan kinerja untuk
membantu operator pabrik memahami penyebab yang mendasarinya, efek, dan
pengukuran kinerja turbin gas degradasi. Topik yang dibahas meliputi fouling, pengaruh
kekasaran permukaan pisau, erosi, korosi, kerugian sistem tambahan (inlet / outlet), izin
efek, dan dampak bahan bakar pada pembakaran GT dan degradasi. Untuk memahami
dampak degradasi, dasar konsep pencocokan turbin gas dan desain mati operasi akan
ditangani terlebih dahulu. Tiga jurusan sumber penurunan kinerja akan

dibahas:

• Kemunduran yang Dapat Dipulihkan- dapat dihilangkan oleh tindakan selama


pengoperasian turbin gas.

• Unrecoverable Deterioration – dapat dipulihkan dengan perombakan tetapi tidak


selama operasi.

• Deteriorasi Permanen- kerusakan residual hadir bahkan setelah perombakan besar-


besaran.

Aspek kontrol dan interaksinya dengan mekanisme penurunan kinerja juga akan
tertutupi. Terakhir, pendekatan pemantauan kondisi difokuskan pada deteksi kerusakan
akan ditinjau. [16]

2.3.17 RENCANA PENGENDALIAN RENCANA KOROSI TEGANGAN. 3.


PADUAN TEMBAGA

17
Susunan atom dalam kristal tembaga pra adalah kubik berpusat muka, dan
selama pengaturan ini dipertahankan dalam paduan tembaga, mereka disebut paduan
alfa, seperti kuningan alfa. Jika kuningan mengandung lebih dari sekitar 35% seng,
butiran fase kedua disebut beta muncul antara butiran alfa. Tie fase beta memiliki atom
diatur dalam kisi kubik berpusat pada tubuh. Kuningan yang mengandung kedua fase
disebut kuningan alfa-beta. Di atas sekitar 40% seng paduan terdiri dari semua butir
beta dan disebut kuningan beta. Paduan kuningan beta jarang ditemukan perdagangan,
tetapi beberapa diproduksi di Eropa. Paduan tembaga tidak diperkuat dengan perlakuan
panas, dengan beberapa pengecualian, terutama tembaga berilium. Tapi mereka
biasanya diperkuat dengan kerja dingin. Istilah perunggu pernah digunakan untuk
paduan tembaga di mana penambahan paduan utama adalah timah, tapi istilah telah
direndahkan ke titik bahwa penggunaannya berfungsi sedikit lebih dari untuk
mengecualikan hampir semua paduan tembaga dan paduan tembaga-seng biner
(kuningan) yang hampir murni.[17]

2.3.18 Oksidasi selektif CO menjadi CO2 melalui oksida komposit Cu–Ce–Fe–O katalis
dalam aliran umpan hydrogen.

Dalam makalah ini, -Fe2O3 mempromosikan katalis CuO–CeO2 yang dibuat


dengan pembakaran urea-nitrat (UNC) dan sitrat langkah tunggal (SSC) metode telah
dipelajari untuk oksidasi CO selektif suhu rendah dengan adanya hidrogen berlebih.
Sifat Cu–Ce–Fe–O katalis komposit-oksida telah ditentukan oleh difraksi sinar-X
(XRD), fluoresensi sinar-X (XRF), Brunauer–Emmett–Teller (BET) pengukuran luas
permukaan, mikroskop elektron transmisi (TEM) dan pengurangan suhu terprogram
(TPR). Hasil karakteristik mengungkapkan bahwa kombinasi oksida Ce dan Fe dalam
katalis dapat mengarah pada peningkatan luas permukaan dan volume pori. rasio
urea/nitrat memiliki pengaruh yang signifikan pada area spesifik BET dan ukuran
kristal. Mikrograf TEM dari katalis nano ini menunjukkan bahwa CuO, CeO2, dan -
Fe2O3 menyebar dengan baik di seluruh katalis. Performa katalitik untuk oksidasi CO
selektif sangat dipengaruhi oleh pretreatment O2. Spesies aktif Cu bereaksi dengan O2
dan hampir membentuk spesies aktif CuO pada katalis yang mendorong aktivitas
oksidasi CO selektif. Menambahkan lebih banyak konten CuO ke dalam kisi CeO2, itu

18
mendorong interaksi antara CuO dan CeO2. Lebih lanjut menambahkan konten Cu ke
katalis, situs aktif untuk oksidasi CO selektif hilang karena agregasi spesies aktif CuO
yang terdispersi. Mempromosikan -Fe2O3 dalam katalis Cu–Ce–O menunjukkan
aktivitas katalitik. Oleh karena itu, -Fe2O3 mempromosikan spesies aktif katalis Cu–
Ce–Fe–O untuk mendapatkan katalis kegiatan. Uji aktivitas katalitik juga
mengungkapkan bahwa kinerja katalis yang disiapkan oleh UNC lebih tinggi daripada
yang disiapkan oleh SSC karena ukuran kristalit -Fe2O3 yang lebih kecil. Katalis
Cu0.15CeFe0.5 yang dibuat oleh UNC memberikan aktivitas tertinggi. Penurunan dari
aktivitas katalitik yang diperoleh dengan adanya H2O dalam aliran umpan lebih rendah
daripada yang diperoleh dengan adanya CO2 dalam aliran umpan. 2006 Asosiasi
Internasional untuk Energi Hidrogen. Diterbitkan oleh Elsevier Ltd. Semua hak
dilindungi undang-undang.[18]

2.3.19 Pengaruh Parameter Berbeda pada Inisiasi dan Penyebaran Stress Corrosion
Cracks di Pipa Baja: Sebuah Tinjauan

Permintaan baja pipa telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir sejak dulu

mampu memberikan cara yang kebal dan ekonomis untuk membawa minyak dan gas
alam jarak jauh. Ada dua mode kerusakan penting pada pipa baja termasuk stress
corrosion cracking (SCC) dan retakan yang diinduksi hidrogen (HIC). Retakan SCC
adalah retakan yang disebabkan oleh efek gabungan dari lingkungan korosif dan
tegangan tarik berkelanjutan. Ulasan saat ini artikel adalah upaya untuk menyoroti
faktor-faktor penting yang mempengaruhi SCC pada pipa baja. Berdasarkan a survei
literatur, disimpulkan bahwa banyak faktor, seperti struktur mikro baja, tegangan sisa,
komposisi kimia baja, beban yang diterapkan, arus dan tekstur arus bolak-balik (AC),
dan butiran karakter batas mempengaruhi inisiasi dan perambatan retak SCC pada pipa
baja. Itu juga ditemukan bahwa tekstur kristalografi memainkan peran kunci dalam
perambatan retak. Batas butir terkait dengan {111}bidang krolling, {110}bidang
krolling, batas kisi situs kebetulan, dan butir sudut rendah batas diakui sebagai jalur
tahan retak sementara butir dengan batas butir sudut tinggi menyediakan jalan yang
mudah untuk propagasi retak intergranular SCC. Akhirnya, resistensi SCC dalam pipa

19
baja ditingkatkan dengan memodifikasi struktur mikro baja atau mengendalikan tekstur
dan butiran karakter batas.[19]

2.3.20 Sebuah nanoreaktor inti-selubung tembaga-phyllosilicate untuk reaksi


hidrogenolisis karbon-oksigen

Hidrogenolisis ikatan karbon-oksigen adalah alat sintetis serbaguna dalam


sintesis organik. Katalis berbasis tembaga telah dieksplorasi secara intensif karena situs
tembaga menjelaskan hidrogenasi yang sangat selektif dari ikatan karbon-oksigen.
Namun, kelemahan yang melekat pada katalis berbasis tembaga konvensional adalah
penonaktifan oleh pertumbuhan partikel logam dan permukaan tidak stabil Cu0 dan
spesies aktif Cu þ dalam hidrogen pereduksi kuat dan pengoksidasi atmosfer karbon-
oksigen. Di sini kami melaporkan reaktivitas superior dari selubung inti (tembaga).
(tembaga phyllosilicate) nanoreaktor untuk hidrogenolisis karbon-oksigen dari dimetil
oksalat dengan efisiensi tinggi (hasil etanol 91%) dan kinerja stabil (4300 jam pada 553
K). Nanoreaktor ini, yang memiliki spesies aktif Cu0 dan Cu þ yang seimbang dan
stabil, efek kurungan, area permukaan Cu0 dan Cu þ yang tinggi secara intrinsik dan
merdu yang unik morfologi tubular, memiliki aplikasi potensial dalam reaksi
hidrogenasi suhu tinggi.[20]

2.3.21 Penerapan SSRT untuk memperkirakan pengaruh media korosif pada kewajiban
baja pipa X70 untuk menekan retak korosi

Uji laju regangan lambat digunakan untuk mempelajari pengaruh sejumlah tanah
korosif komponen elektrolit dan penghambat korosi pada kewajiban baja pipa X70
terhadap tegangan retak korosi pada media asam lemah dan netral yang mensimulasikan
elektrolit di bawah lapisan delaminasi pada pipa bawah tanah. Perilaku elektrokimia
pipa X70 baja di hadapan beberapa inhibitor korosi dipelajari. Ditunjukkan bahwa
inhibitor pembubaran anodik logam dapat sangat meningkatkan ketahanan retak baja
pipa.[21]

2.3.22 Dampak jejak logam Zn, Cu, Cd dan Ni pada reaktivitas pengikat hidrolik
berbasis OPC dan GGBS di usia dini untuk stabilisasi sedimen

20
Metode Solidifikasi/Stabilisasi didemonstrasikan sebagai teknologi remediasi
yang efektif untuk pengolahan limbah berbahaya. Tiga jenis agen pengikat diuji dalam
penelitian ini potensi penggunaannya dalam pemadatan sedimen dan tanah yang
terkontaminasi - semen Portland (OPC), Granulated ground blast furnace slag (GGBS)
yang diaktifkan oleh OPC dan pengikat Supersulfated (SSC). Investigasi dampak jejak
logam Zn, Cu, Ni dan Cd pada hidrasi pengikat itu dilakukan dengan menambahkannya
ke dalam sistem pengikat murni. Evolusi panas hidrasi dari pengikat itu dinilai melalui
kalorimetri isotermal dan produk hidrasi dianalisis melalui XRD, NMR dan analisis
XAFS. Tembaga dan seng menghadirkan efek yang paling mengganggu pada hidrasi
awal menunda terjadinya puncak hidrasi utama sementara ion nikel dan kadmium tidak
mengganggu atau mempercepatnya. Misalnya, formulasi GGBS/OPC tanpa
penambahan logam apapun memiliki MHP di 13,5 jam, dengan penambahan 0,5% Zn
MHP muncul 37 jam kemudian, dengan 0,5% Cu 11,5 jam kemudian, tetapi dengan Ni
dan Cd 5 jam sebelumnya. Formulasi SSC terbukti paling sensitif pada jejak logam
tambahan. Pengukuran elektrokinetik dan konduktivitas pengikat menggunakan
Potensial Zeta peralatan menunjukkan penurunan nilai yang diperoleh dengan adanya
Cu dan Zn dan peningkatan kehadiran Ni dan Cd mengkonfirmasi perilaku TM yang
berbeda dalam sistem yang dipertimbangkan.[22]

2.3.23 Sebuah throughput yang cepat dan tinggi spektrofotometri lempeng mikro
metode pengukuran lapangan nitrat dalam air laut dan air tawar.

Metode reduksi seng-kadmium yang terkenal sering digunakan untuk penentuan


nitrat. Namun, metode ini jarang diterapkan pada penelitian lapangan nitrat karena
membutuhkan waktu yang lama konsumsi dan permintaan volume sampel yang besar.
Di sini, kami melaporkan pengurangan seng-kadmium yang dimodifikasi metode
(MZCRM) untuk pengukuran nitrat pada tingkat kelimpahan alami di air laut dan air
tawar. Peningkatan utama MZCRM termasuk menggunakan tabung sekali pakai volume
kecil untuk reaksi, alat pusaran untuk pengocokan untuk meningkatkan laju reduksi, dan
pembaca pelat mikro untuk pengukuran spektrofotometri throughput tinggi.
Mempertimbangkan efek garam, dua bagian salinitas (5~10 psu dan 20~35 psu)
disiapkan untuk penentuan nitrat yang lebih akurat dalam salinitas rendah dan tinggi

21
kondisi masing-masing. Di bawah kondisi eksperimental yang dioptimalkan, tingkat
pengurangan distabilkan pada 72% dan 63% pada salinitas masing-masing 5 dan 20 psu.
Batas deteksi terendah untuk nitrat adalah 0,5μM dan linier hingga 100μM (RSD adalah
4,8%). Uji sampel lingkungan menunjukkan hal itu MZCRM sangat konsisten dengan
metode reduksi seng-kadmium konvensional. Secara total, ini dimodifikasi metode
meningkatkan akurasi dan efisiensi operasi secara signifikan, dan akan terwujud
penentuan nitrat dengan hasil yang cepat dan tinggi dalam analisis lapangan nitrat
dengan biaya rendah.[23]

2.3.24 Degradasi Tubing dan Komponen Pembangkit Uap dengan Pengoperasian


Reaktor Air Bertekanan

Pengalaman mengoperasikan reaktor vater bertekanan (PWR.) ha* ditunjukkan a


jumlah proses degradasi bahan telah terjadi dalam uap mereka generator. Ini termasuk
stress corrosion cracking (SCC), intergranular.serangan, pembubaran umum, dan
serangan pitting pada tabung pembangkit uap; kerusakan mekanis pada tabung
penghasil uap; korosi pipa yang luaspelat pendukung (penyok); dan retaknya saluran air
umpan dan pembangkit uap pembuluh. Status pemahaman kita saat ini tentang
penyebab masing-masingfenomena ini ditinjau dengan penekanan pada kemungkinan
signifikansinya keselamatan reaktor dan arahan industri nuklir dan NRC
seharusnyamengambil untuk mengurangi tingkat degradasi komponen pembangkit uap.
[24]

BAB 1.
METODOLOGI PENELITIAN

22
Metode harus selengkap mungkin yang memungkinkan orang lain dapat
melakukan pengulangan terhadap metode yang digunakan, dengan hasil yang lebih
kurang sama.

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di lapangan desa sumber sekar pada tanggal 15
Desember 2022.

3.2. Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian merupakan strategi dalam penelitian agar diperoleh data
yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Sehingga pada
bagian ini perlu dijelaskan jenis penelitian dan bentuk rancangan yang digunakan.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian dijelaskan secara lengkap spesifikasinya
sehingga dapat diketahui validitas penelitian berdasarkan alat ukur. Selain spesifikasi
alat perlu juga dijelaskan instalasi percobaan yang digunakan dalam penelitian,
sehingga peneliti lain yang ingin menguji ulang tidak mengalami kesulitan. Demikian
juga halnya dengan bahan penelitian yang digunakan harus dijelaskan secara lengkap.

3.4. Prosedur Penelitian


Pada prosedur penelitian dijelaskan secara lengkap dan terinci tentang langkah-
langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian, disarankan untuk menyertakan
diagram alur penelitian.

3.5. Analisis Data


Pada bagian ini dijelaskan mengenai cara pengolahan dan jenis analisa data yang
Nama NIM
digunakan. Di samping menjelaskan tentang jenis atau teknik analisa data yang
digunakan, perlu juga dijelaskan alas an pemilihannya. Apabila teknik analisa data yang
dipilih sudak cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang
lebar. Sebaliknya, jika tekanik analisa data yang digunakan masih jarang digunakan,
maka uraian tentang analisa tersebut perlu diberikan secara rinci. Pemilihan jenis atau
teknik analisa data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji.

23
24
DAFTAR PUSTAKA
[1] F. A. Farrasandi, F. Sasmita, and H. Ardy, “The Effect of Copper ( II ) Nitrate
Addition and Tensile Stress on SCC of C44500 Material Tube,” vol. 6, no. 3, pp.
175–188, 2021, doi: 10.22219/jemmme.v6i3.19827.
[2] B. Setiawan, G. Hidayat, and S. D. Cahyono, “Analisis Pengaruh Compressor
Washing Terhadap Efisiensi Kompresor Dan Efisiensi Thermal Turbin Gas Blok
1.1 Pltg Up Muara Tawar,” SINTEK J. J. Ilm. Tek. Mesin, vol. 11, no. 1, pp. 49–
54, 2017, [Online]. Available:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek/article/view/1528
[3] A. Haouam, C. Derbal, and H. Mzad, “Thermal performance of a gas turbine
based on an exergy analysis,” E3S Web Conf., vol. 128, pp. 1–5, 2019, doi:
10.1051/e3sconf/201912801027.
[4] O. Krickis and N. Zeltins, “Gas Combustion Efficiency Enhancement:
Application Study of Intense Elestrostatic Field,” Latv. J. Phys. Tech. Sci., vol.
56, no. 4, pp. 3–16, 2019, doi: 10.2478/lpts-2019-0021.
[5] D. Borello, L. D’Angeli, A. Salvagni, P. Venturini, and F. Rispoli, “Study of
particles deposition in gas turbine blades in presence of film cooling,” Proc.
ASME Turbo Expo, vol. 5B, no. February, 2014, doi: 10.1115/GT2014-26250.
[6] L. K. Bhagi, P. Gupta, and V. Rastogi, “A Brief Review on Failure of Turbine
Blades,” Proc. STME-2013 Smart Technol. Mech. Eng., vol. 6, no. October, pp.
1–8, 2013, doi: 10.13140/RG.2.1.4351.3768.
[7] N. Casari, M. Pinelli, A. Suman, A. Vulpio, C. Appleby, and S. Kyte,
“Assessment of the Washing Effectiveness of on-Purpose Designed Eco-Friendly
Cleaner Against Soot Deposits,” J. Glob. Power Propuls. Soc., vol. 4, pp. 253–
263, 2020, doi: 10.33737/jgpps/130789.
[8] B. N. Mordyuk, G. I. Prokopenko, M. A. Vasylyev, and M. O. Iefimov, “Effect
of structure evolution induced by ultrasonic peening on the corrosion behavior of
AISI-321 stainless steel,” Mater. Sci. Eng. A, vol. 458, no. 1–2, pp. 253–261,
2007, doi: 10.1016/j.msea.2006.12.049.
[9] U. Igie, P. Pilidis, D. Fouflias, K. Ramsden, and P. Laskaridis, “Industrial Gas
Turbine Performance: Compressor Fouling and On-Line Washing,” J.
Turbomach., vol. 136, no. 10, p. 101001, 2014, doi: 10.1115/1.4027747.
[10] C. Meher-Homji and A. Bromley, “Gas Turbine Axial Compressor Fouling and
Washing,” Turbomach. Symp., pp. 163–191, 2004.
[11] J. P. Stalder, “Gas turbine compressor washing state of the art - Field
experiences,” Proc. ASME Turbo Expo, vol. 4, 1998, doi: 10.1115/98-GT-420.
[12] P. Asplund, “GAS TURBINE CLEANING UPGRADE (compressor wash),”
1997.
[13] U. Igie, “Gas Turbine Compressor Fouling and Washing in Power and Aerospace
Propulsion,” J. Eng. Gas Turbines Power, vol. 139, no. 12, 2017, doi:
10.1115/1.4037453.
[14] C. P. Leusden, C. Sorgenfrey, and L. Dümmel, “Performance benefits using
Siemens advanced compressor cleaning system,” J. Eng. Gas Turbines Power,
vol. 126, no. 4, pp. 763–769, 2004, doi: 10.1115/1.1787512.
[15] B. K. Kurz R., “Degradation in gas turbine systems,” J. Eng. Gas Turbines
Power, vol. 123, no. 1, pp. 70–77, 2001, doi: 10.1115/1.1340629.

25
[16] W. Maier, “43 rd Turbomachinery & 30 th Pump Users Symposia ( Pump &
Turbo 2014 ) September 23-25 , 2014 | Houston , TX | pumpturbo . tamu . edu,”
no. 1991, 2014.
[17] G. Olive, “DISTRIBUTED BY: National Technical Information Service,” Ocean
Eng., no. July, 1974.
[18] K. Sirichaiprasert, A. Luengnaruemitchai, and S. Pongstabodee, “Selective
oxidation of CO to CO2 over Cu-Ce-Fe-O composite-oxide catalyst in hydrogen
feed stream,” Int. J. Hydrogen Energy, vol. 32, no. 7, pp. 915–926, 2007, doi:
10.1016/j.ijhydene.2006.10.060.
[19] M. A. Mohtadi-Bonab, “Effects of different parameters on initiation and
propagation of stress corrosion cracks in pipeline steels: A review,” Metals
(Basel)., vol. 9, no. 5, pp. 1–18, 2019, doi: 10.3390/met9050590.
[20] H. Yue, Y. Zhao, S. Zhao, B. Wang, X. Ma, and J. Gong, “A copper-
phyllosilicate core-sheath nanoreactor for carbon-oxygen hydrogenolysis
reactions,” Nat. Commun., vol. 4, pp. 1–7, 2013, doi: 10.1038/ncomms3339.
[21] et al., “Application of SSRT to estimate the effect of corrosive medium on the
liability of X70 pipe steel to stress corrosion cracking,” Int. J. Corros. Scale
Inhib., vol. 2, no. 4, pp. 318–336, 2013, doi: 10.17675/2305-6894-2013-2-4-318-
336.
[22] T. Gutsalenko et al., “Impact of trace metals Zn , Cu , Cd and Ni on the reactivity
of OPC and GGBS-based hydraulic binders at early age for sediment stabilization
To cite this version : HAL Id : hal-03820228,” 2022.
[23] J. Wu et al., “A rapid and high-throughput microplate spectrophotometric method
for field measurement of nitrate in seawater and freshwater,” Nat. Publ. Gr., no.
October 2015, pp. 1–9, 2016, doi: 10.1038/srep20165.
[24] J. R. Weeks and C. J. Czajkovski, “Intergranular Attack Tube Support Plate”.

26

Anda mungkin juga menyukai