Anda di halaman 1dari 2

Anallisis Kegagalan Dan Penyebab Kerusakan dari Blade Steam Turbine Stainless Steel

Martensit setelah 165000 jam kerja


Abstrak
Dikarenakan lingkungan kerja khusus dari Blades Steam Turbine, seperti suhu tinggi dan
siklus tegangan, mereka biasanya secara rutin dibawah kondisi kerusakan besar. Paduan yang
paling sering digunakan pada blade tersebut adalah Baja Tahan karat martensit, yang tahan
terhadap panas dan korosi dan punya karakteristik kekuatan creep tinggi. Pada investigasi ini,
sebuah blade turbin tipe stainless steel 410, yang telah rusak setelah kerja 165000 jam, telah
dipelajari untuk mengetahui kemungkinan mekanisme kegagalan yang terlibat. Analisis
Mikroskop optic dan Field Emission Scanning Micrsocopy (FE-SEM), bersama dengan
pengujian kekerasan telah dilakukan untuk membedakan berbagai jenis kegagalan. Hasil
menunjukkan adanya tanda fatigue pada permukaan kegagalan. Demikian juga, adanya
partikel asing, SiO2 dan Fe2O3 dapat membawa efek korosi dan menyebabkan peningkatan
kecepatan kegagalan. Akhirnya, disarankan untuk melakukan shoot peening atau memasang
beberapa coating pelingdung untuk meningkatkan umur pemakaian tipe blades tersebut.
Pengantar
Turbin adalah peralatan berotasi (rotary equipment) yang sangat penting di dunia yang
digunakan untuk memproduksi energy listrik. Penelitian sering dilakukan untuk menigkatkan
efesiensi dan fungsionalitas. Bagian paling penting dari turbin adalah rotornya dengan
perlengkapannya seperti blades diam (stationary blades) dan blades bergerak (moving blades)
yang terhubung dengan kerangka, mereka memainkan peranan penting pada efesiensi dan
fungsionalitas dari turbin. Secara umum, turbin terpapar langsung terhadap suhu dan tekanan
tinggi. Sehingga, dari lingkungan kerja yang diberikan pada turbin, pemilihan material yang
tepat untuk bagian tersebut adalah kunci dari factor desain. Karena steam turbine bekerja
pada pada suhu yang relatif tinggi sekitar 550°C (bahkan lebih tinggi pada beberapa kasus),
range yang luas dari Low alloy Cr-Mo steels digunakan untuk blades. Diantara paduan
tersebut baj tahan karat ST 410 martensit adalah yang paling sering digunakan pada steam
turbine yang bekerja pada zona suhu yang disebutkan. Paduan ini relatif memiliki kemampu
kerasan (hardenability) dikenal sebagai baja paduan yang tahan terhadap mulur (creep) dan
punya penerapan yang luas pada kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi. Umumnya,
chromium pada paduan ini memberikan ketahanan terhadap oksidasi dan korosi. Demikian
juga, Molybdenum meningkatkan ketahanan creep pada paduan ini.
Riset dalam wilayah ini sangat kritis dan sering dilakukan dengan tujuan untuk
mendefenisikan dan mengenali akar penyebab kegagalan. Dengan demikian, parameter yang
mempengaruhi durabilitas umur untuk memelihara kombinasi kekuatan/kekerasan yang
diperbolehkan dari baja pada suhu tinggi sangat vital. Ini utamanya dikarenakan pada fakta
bahwa blades bagian yang paling penting pada steam turbin. Faktanya, peningkatan umur
pemakaian dari bagian ini adalah suatu kebutuhan dikarenakan biaya tinggi dari produksi dan
perbaikan di sisi lain, dan kerusakan terjadi karena matinya garis produksi listrik untuk tujuan
overhaul di sisi lain. Dalam bentuk penyebab kerusakan, fatigue adalah mekanisme
kegagalan yang paling lazim dikarenakan adanya siklus tegangan. Demikian juga,
dikarenakan tingginya suhu kerja dan adanya material korosif, mekanisme fatigue sering
dikombinasikan dengan sobek (tearing) dan korosi yang bersama meningkatkan kecepatan
retakan awal (crack initiation) dan perambatan (propagation).
Gutman dkk pada 2003 bekerja pada penyebab kerusakan sebuah blade steam turbine tekanan
rendah 220 MW yang dibuat dari Stainless Steel 410. Mereka menemukan bahwa kegagalan
terjadi pada airfoil dari blade. Analisis mikrostruktural dari bagian airfoil menunjukkan
adanya Si yang menyebabkan pembentukan rongga yang sangat kecil.
Sejarah Kasus
Paper ini membahas tentang investigasi kegagalan pada blade turbin uap (steam). Investigasi
blade dalam paper ini adalah blade Turbin 50 MW yang dioperasikan sejak 1998. Sempat
ditutup tahun 2003 dan menjalani None Destructive Test (NDT). Laporan menunjukkan
bahwa turbin beroperasi tanpa memiliki masalah perizinan. Kemudian, Turbine kembali
dihentikan pada 2018, setelah bekerja dengan total 165000 jam, dikarenakan adanya masalah
pada turbin. Masalah tersebut termasuk: kotoran yang terlihat berupa kebocoran minyak pada
pompa air, endapan oksida pada permukaan bagian dalam pipa, dan penurunan tenaga.
Masalah ini menyebabkan perbaikan besar-besaran dari turbin dan dihentikan dari
pemakaian. Setelah pembongkaran turbin, kerusakan pada raw kelima (terakhir) dikonfirmasi
dalam tahap penilaian awal. Blade ini kemudian dipilih untuk untuk analisis kegagalan dan
juga unutk mengetahui mekanisme kegagalan.
Material dan Experimental Procedure
Analisis dilakukan pada blade terakhir dalam raw dari Turbin gas 50 MW yang disebutkan
diatas. Blade ini rusak setelah 165000 jam pemakaian dan kerusakan mengakibatkan menutup
turbin untuk overhaul dan tujuan perawatan umum. Gambar 1 menunjukkan blade yang rusak
dan lokasi patah untuk blade tersebut bersama dengan skema untuk panjang blade dan kabel
yang dibuat dari 420 Stainless Steel. Pada gambar ini, blade yang tidak rusak pada raw yang
sama ditunjukkan disebelah kiri gambar 1a. Analisis quantometer dengan peralatan Oxford
model WAS, dibuat di UK, dikerjakan untuk mendeteksi paduan yang digunakan pada blade.
Hasil dari analisis diberikan di Tabel 1.
Untukk menilai mechanical properties pada blade dan membandingkannya dengan nilai
standard, dilakukan Pengukuran Kekerasan Vickers

Anda mungkin juga menyukai