Anda di halaman 1dari 10

Table of Contents

I. PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 3
1. Latar Belakang............................................................................................................................... 3
2. Tujuan ........................................................................................................................................... 3
II. ISI ........................................................................................................................................................... 3
A. Material yang digunakan untuk Pembuatan Turbin Blade ............................................................... 3
B. Proses Manufacturing Turbin Blade ................................................................................................. 5
C. Sifat/Properties Turbin Blade............................................................................................................ 8
D. Riset-riset Turbin Blade ..................................................................................................................... 9
III. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11
1. Callister, W.D., “Material Science and Engineering: An Introduction – 8 th edition .................... 11
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bilah_turbin................................................................................. 11
3. http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/800-
mengapa-turbine-blade-pada-mesin-jet-tidak-meleleh ..................................................................... 11
4. ASM Handbook, Vol. 11, Failure Analysis and Prevention, ASM International, Materials Park,
OH, 2002............................................................................................................................................. 11
5. ASM Handbook, Vol. 19, Fatigue and Fracture, ASM International, Materials Park, OH, 1996. 11
6. S-590 Alloy," in Report on The Elevated-Temperature Properties of Selected Super-Strength
Alloys, ed. W. Simmons and H. Cross (West Conshohocken, PA: ASTM International, 1954)............ 11
7. Materials of Engineering, Section 6 ............................................................................................ 11

Page | 2
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Turbin Blade adalah suatu komponen individual pembentuk turbin. Blade bertanggung jawab
meng-ekstrat energy dari suhu dan gas bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh ruang bakar.

Turbin blade akan menerima beban, terutama beban Tarik (Tension) hasil dari gaya sentrigugal
saat berputar dan juga beban getaran. Kondisi seperti ini mebuat turbin blade sangat rentan
terhadap kerusakan, seperti deformasi jangka Panjang, fatigue serta korosi.

Bahan yang dipakai untuk pembuatan turbin blade terbuat dari superalloy salah satu nya Inconel
Superalloy akan tetapi kebanyakan turbin blade dibuat menggunakan Nickle-base Superalloy.
Selain terbuat dari superalloy, turbin blade juga dimodifikasi sedemikian rupa untuk tahan
terhadap suhu yang sangat tinggi supaya tidak melelh ketika beroperasi, contoh nya dengan
metode Cooling path Design dan Thermal Barrier Coating (TBC).

2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini, kita lebih memahami bagaimana proses pembuatan turbin
blade, material yang digunakan, properties material turbin blade, dan riset temuan terbaru dari
proses pembuatan ataupun material yang digunakan.

II. ISI
A. Material yang digunakan untuk Pembuatan Turbin Blade
Material yang digunakan untuk pembuatan turbine blade adalah superalloy yaitu Iron-Nickel
Alloy S-590. Paduan superalloy ini memiliki karakteristik yang bagus dan sesuai dengan
penggunaan turbine blade yang harus tahan terhadap strees dan temperature yang tinggi.

Hasil dari test pengujian creep pada paduan S-590 dimana hubungan linier dapat dilihat pada
setiap suhu, dapat di tunjukkan pada Gambar 1 dan gambar 2 untuk steady dtate creep terhadap
4 variasi suhu.

Page | 3
Gambar 1. Rupture vs Stress pada S-590

Gambar 2. Steady state creep vs Stress S-590

Page | 4
B. Proses Manufacturing Turbin Blade
Dalam pembuatan turbin blade, yang paling efektif adalah menggunakan metode investment
casting. Investment casting merupakan metode casting yang paling presisi hasil nya. Sedangkan
untuk material yang digunakan dalam pembuatan Turbin Balde adalah menggunakan material
superalloy.

Superalloy memiliki kombinasi sifat yang superlatif. Sebagian besar digunakan di komponen
turbin pesawat terbang, yang harus tahan terhadap oksidasi parah lingkungan dan suhu tinggi
untuk periode waktu yang wajar. Integritas mekanik dalam kondisi ini sangat penting; dalam hal
ini, kepadatan adalah pertimbangan penting karena tekanan sentrifugal berkurang pada anggota
yang berputar ketika kepadatan berkurang. Bahan-bahan ini diklasifikasikan menurut yang
dominan logam dalam paduan, di mana ada tiga kelompok — besi-nikel, nikel, dan kobalt. Selain
aplikasi turbin, superalloy digunakan dalam reaktor nuklir dan peralatan petrokimia.

Yang telah kita ketahui bahwa pembuatan Turbin Blade menggunakan metode Investment yang
masuk dalam kategori casting.

Gambar.3 Metode Fabrikasi

Casting adalah proses fabrikasi dimana logam yang benar-benar cair dituangkan ke dalam rongga
cetakan memiliki bentuk yang diinginkan; setelah solidifikasi, logam mengasumsikan bentuk
cetakan tetapi mengalami beberapa penyusutan.

Page | 5
Metode Investment Casting dapat dijelaskan sebagai berikut catakan dibuat dengan lilin atau
plastic yang memiliki titik lebur yang rendah. Di sekitar pola dituangkan bubur fluida, yang
dibentuk untuk membentuk cetakan padat atau investment. Cetakan kemudian dipanaskan,
sehingga polanya meleleh dan terbakar, meninggalkan rongga cetakan yang memiliki bentuk
yang diinginkan. Teknik ini digunakan untuk mendapat keakuratan produk yang tinggi, reproduksi
detail halus, dan hasil akhir yang sangat baik. misalnya, in jewelry and dental crowns and inlays.
Also, blades for gas turbines and jet engine impellers are investment cast.

Turbin blade di buat dari material superalloy, yang mana peruntukan nya untuk high temperature
service ditambah dengan stress dari service yang sangat tinggi, turbin blade sangat memungkinan
terjadi creep. Perlu diketahui bahwa creep pada logam terjadi karena logam tersebut dalam
service pada suhu tinggi dan tekanan mekanis statis seperti pada tubin mesin jet dan generator
uap yang mengalami tekanan sentrifugal.

Gambar 4. Kurva Creep dari Regangan terhadap waktu.

Stress dan temperature effect adalah penyebab utama terjadi creep pada logam. Dengan
beberapa statement yang perlu di perhatikan apabila tegangan dan suhu meningkat adalah:

Page | 6
- Regangan sesaat pada saat aplikasi tegangan meningkat,
- Laju creep steady-state meningkat, dan
- Masa putusnya berkurang.

Pengaruh suhu dan temperature dapat ditunjukkan dalam grafik beriku:

Gambar 5. Pengaruh stres dan suhu T pada perilaku creep.

Beberapa factor lain yang dikenal mempengaruhi karakteristik creep logam diantaranya suhu
leleh, modulus elastis, dan ukuran butir. Secara umum, semkain tinggi suhu leleh, semakin besar
modulus elastis, dan semakin besar ukuran butir, semakin baik ketahanan material terhadapt
creep. Apabila dengan ukuran butir-butir yang lebih kecil memungkinkan lebih banyak geser pada
batas butir, yang mana menghasilkan tingkat creep yang lebih tinggi. Efek tersebut kontras
terhadap pengaruh ukuran butir pada prilaku mekanik pada suhu rendah, yaitu peningkatan
kekuatan dan ketangguhan. Baja tahan karat dan superalloy sangat tahan terhadap creep dan
pada umumnya digunakan dalam aplikasi service pada suhu tinggi. Ketahanan creep pada
superalloy ditingkatkan dengan paduan larutan padat dan juga pembentukan fase endapan.
Selain itu, Teknik pemrosesan canggih telah dimanfaatkan yaitu salah satu Teknik tersebut adalah
pemadatan terarah yang menghasilkan butiran yang sangat panjang atau single crystal.

Page | 7
Pengertian sungle crystal adalah ketika susunan atom yang periodic dan berukang sempurna atau
meluas diseluruh specimen tanpa gangguan. Semua sel unit saling terkait dengan cara yang sama
dan memiliki orientasi yang sama.

Gambar 6.

a. Turbine blade yang di proses menggunakan teknik conventional casting


b. Diproduksi menggunakan teknik solidifikasi directional
c. Menggunakan Teknik single crystal yang akan meningkatkan ketahan creep nya

C. Sifat/Properties Turbin Blade


S-590 adalah precipitation-hardening alloy yang dirancang untuk digunakan dalam rentang suhu 1100
hingga 1400 F. sifat optimal nya diperoleh dengan perlakuan panas yang terdiri dari perlakuan suhu
tinggi atau solution treatment diikuti dengan rapid cooling dan aging pada kisaran suhu 1400 hingga
1500 F.

Mechanical dan Chemical properties S-590 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Page | 8
Tabel 1. Chemical Composition

Tabel 2. Mechanical Properties

D. Riset-riset Turbin Blade


Selain menggunakan material superalloy dengan proses single crystal, turbine blade dapat di
produksi dengan pelapisan coating untuk lebih tahan terhadap temperature yang tinggi (Thermal
Barrier Coating (TBC). Adapun juga dengan metode proses pendinginan yang tujuan nya untuk

Page | 9
menjaga agar turbine blade tetap dalam kondisi temperature service yang diinginkan (Cooling
path design).

Cooling path design adalah sebuah metode pendinginan turbine blade dengan mengalirkan udara
melalui lubang-lubang kecil yang ada di bagian dalam turbin blade. Udara yang relative lebih
dingin dibandingkan gas hasil pembakaran ini berasal dari Low Pressure Compressor di bagian
depan mesin jet dan berfungsi untuk mendinginkan permukaan blade yang terkena beban suhu
tinggi dari gas panas hasil pembakaran.

Metode lainnya yaitu Thermal Barrier Coating (TBC), dengan menambahkan lapisan tahan panas
pada permukaan blade. Lapisan ini biasanya terbuat dari ceramic dan terdiri dari 4 lapisan, yaitu
Ceramic Topcoat, Thermally Grown Oxide, Metallic Bond Coat, dan Supealloy Substrate.

Page | 10
III. DAFTAR PUSTAKA
1. Callister, W.D., “Material Science and Engineering: An Introduction – 8 th edition
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bilah_turbin
3. http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-
mainmenu-68/800-mengapa-turbine-blade-pada-mesin-jet-tidak-meleleh
4. ASM Handbook, Vol. 11, Failure Analysis and Prevention, ASM International,
Materials Park, OH, 2002.
5. ASM Handbook, Vol. 19, Fatigue and Fracture, ASM International, Materials Park,
OH, 1996.
6. S-590 Alloy," in Report on The Elevated-Temperature Properties of Selected Super-
Strength Alloys, ed. W. Simmons and H. Cross (West Conshohocken, PA: ASTM
International, 1954).
7. Materials of Engineering, Section 6

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai