Anda di halaman 1dari 12

Studi Pengerasan Tegangan Cold Drawn Steel pada Roll

Cage Mobil
Daffa Zahid Farturrachman
13120109

Prakata
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha esa, Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah berjudul “Studi Pengerasan Tegangan Cold Drawn Steel pada Roll Cage
Mobil” dapat tersusun sampai selesai. Makalah ini merupakan tugas Ujian Tengah Semester
1 mata kuliah Struktur dan Sifat Material di Program studi Teknik Mesin Institut Teknologi
Bandung. Tidak lupa, saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengerasan regangan (strain hardening) pada
pembuatan roll cage pada mobil. Saya sangat berharap bahwa makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi saya, sebagai penyusun, saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penjabaran makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Itu
sebabnya saya benar-benar mengharapkan ulasan konstruktif dan saran pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa dorongan dan motivasi dari semua pihak.

Untuk itu, saya ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada

1. Dr. Eng. Raden Dadan Ramdan, S.T.

Bandung, 8 Maret 2022


Penyusun,
Bab 1

A. Pengenalan Produk

Strain hardening atau yang biasa kita sebut pengerasan tegangan adalah fenomena dimana
logam-logam ulet berubah sifat menjadi lebih keras dan lebih kuat. Penguatan regangan juga
dikenal sebagai “Cold working” karena pengerasan dilakukan pada suhu sekitar, yang relatif
lebih rendah dari titik lelehnya yang tinggi. Pengerasan yang terjadi pada logam disebabkan
oleh interaksi antara daerah regangan yang mengalami dislokasi. Pada saat benda mengalami
strain hardening, benda secara langsung akan mengalami dua dislokasi, yaitu dislokasi yang
terjadi pada sel satuan dan dislokasi karena pengurangan luasan, sehingga menghasilkan
deformasi plastis yang lebih kecil. Inilah yang telah meningkatkan kekerasan dan daya tahan
bahan logam

Roll cage adalah fitur keselamatan yang dipasang di kendaraan yang digunakan di lingkungan
di mana ada kemungkinan tinggi untuk kendaraan terguling, seperti mengemudi mobil balap
dan penggunaan dalam militer atau kepolisian. Beberapa kendaraan dirancang khusus
dengan fitur ini dan ada kendaraan yang juga ditambahkan fitur roll cage tergantung
keinginan dan kebutuhan pengguna kendaraan.

Gambar 1.1. Roll cage pada mobil

Roll cage berguna ketika kendaraan terguling, roll cage akan melindungi pengendara.
Sementara bagian-bagian lain dari kendaraan mungkin akan rusak atau hancur, roll cage
mencegah intrusi ke kompartemen penumpang, menciptakan kantung yang aman. Namun,
dalam kecelakaan serius, mungkin tidak menawarkan perlindungan yang cukup, dan
kemungkinan pengendara terluka parah masih ada. Fitur keselamatan ini dirancang untuk
bekerja dengan fitur keselamatan lainnya seperti crumple zone dan sabuk pengaman untuk
menawarkan perlindungan dalam kecelakaan.
Gambar 1.2. Mobil rally yang mengalami kecelakaan

Di mobil balap, kendaraan akan melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi sehingga
ketika mobil mengalami kecelakaan atau terguling berpotensi menghancurkan kendaraan.
Demikian juga, kendaraan yang digunakan dalam pekerjaan polisi dan militer. Maka dari itu,
roll cage menjadi pertimbangan keselamatan yang baik. Beberapa mobil mewah juga memiliki
roll cage untuk alasan keamanan. Roll cage dirancang untuk melindungi pengendara ketika
kendaraan mengalami kecelakaan yang fatal.

Gambar 1.3. Cold Drawn Steel

Roll cage berbahan CDS atau Cold Drawn Steel biasa digunakan pada kendaraan-kendaraan
pada umumnya karena biaya yang tidak terlalu mahal dan CDS merupakan salah satu bahan
yang sudah menjadi standar untuk roll cage. Selain itu juga dari segi kekuatan, CDS dapat
diandalkan walaupun tidak dianjurkan dipakai untuk kegiatan yang ekstrem, seperti rally. CDS
merupakan baja yang cukup berat sehingga kendaraan tidak dapat melaju dengan cepat jika
dibandingkan dengan bahan baja T45 untuk standar roll cage. Akan tetapi, untuk penggunaan
kendaraan sehari-hari yang tidak mengutamakan kecepatan, CDS menjadi opsi yang lebih
menguntungkan dan membuat kendaraan menjadi lebih stabil.

B. Persyaratan Performa
Terdapat beberapa persyaratan performa yang dibutuhkan untuk CDS sebagai bahan dasar
roll cage itu sendiri. Kelima aspek tersebut bisa dililihat di tabel. Untuk CDS sendiri termasuk
ke dalam spheroidized annealed, cold drawn apabila ditinjau dari aspek processing, condition
or treatment. Aspek-aspek keseluruhan meninjau dari segi kekuatan atau daya tahan sebuah
bahan, berhubung roll cage sendiri membutuhkan kekuatan dan daya tahan yang tinggi agar
bisa menahan gaya benturan agar bisa melindungi pengendara.

Tabel 1.1. Sifat Mekanik Cold Drawn Steel

C. Aspek Terkait Produk

Komposisi kimia yang terdapat di Cold Drawn Steel terdiri dari :

Tabel 1.2. Komposisi kimia Cold Drawn Steel

Unsur carbon (C) dan manganese (Mn) memegang peranan penting dalam pembuatan CDS
dikarenakan kedua unsur tersebut memiliki presentasi yang lebih besar dari unsur lainnya,
yaitu sebesar 0.75-0.88 untuk karbon (C) dan sebesar 0.60-0.9 untuk manganese (Mn). Kedua
unsur ini juga berfungsi untuk menaikkan besaran kekerasan, kekakuan, menaikkan tempa,
menurunkan keuletan, dan ketahanan aus.

Unsur Phospor (P) dan sulphur (S) terkandung dalam jumlah kecil di dalam bahan besi.
Kandungannya bila dibandingkan dengan karbon dan mangan memiliki presentasi yang jauh
lebih sedikit. Akan tetapi, bukan berarti kandungan tersebut tidak memiliki kegunaan. Kedua
unsur tersebut memiliki peran yang sama dengan kandungan lainnya walaupun tidak
memberikan dampak yang signifikan.
Bab 2

A. Proses Pembuatan

1. Heat Treatment

Gambar 2.1. Proses Heat Treatment

Heat treatment atau soft annealing adalah memberi temperatur panas ke baja yang
belum diolah secara cold drawn. Proses ini bertujuan untuk menciptakan kekerasan
yang berbeda untuk setiap baja, sesuai tipe dan keinginan pelanggan. Temperatur
yang diberikan pada heat treatment juga tidak lebih tinggi dibandingkan dengan
proses annealing.

2. Surface Treatment

Gambar 2.2. Proses Surface Treatment

Setelah mendapatkan heat treatment, baja akan memasuki fase surface treatment,
dimana baja akan dilapisi pelumas agar baja bisa melalui fase cold-drawn. Sebelum
dilapisi, baja akan dibersihkan menggunakan cairan asam untuk menghilangkan karat
atau debu yang tertinggal akibat proses sebelumnya. Lalu, baja dilapisi dengan 2
lapisan, lapisan pertama dilapisi dengan zinc phosphate dan lapisan terluar dengan
sodium stearate. Ketika pelumas sudah kering, varu baja bisa memasuki fase
selanjutnya.

3. Cold Drawing

Gambar 2.3. Proses Pointing

Baja yang sudah kering akan dimasukan ke rotary swager sehingga terbentuk ujung
yang lonjong dan memiliki diameter yang lebih kecil agar bisa masuk ke mesin cold
drawing. Pada proses cold drawing, sebuah alat akan menarik ujung baja yang sudah
mengecil yang pada saat bersamaan, sebuah cetakan akan memberi tekanan pada
baja sehingga baja mengalami perpanjangan atau elongasi. Cetakan ini akan
membentuk diameter luar dari baja tersebut dan batang besi yang di dalam baja akan
membentuk diameter dalam dari baja.
Gambar 2.4. Proses Cold Drawing

Kemudian, baja dialurkan melalui roller lain untuk memberikan celah pada batang dan
baja besi sehingga batang besi dapat dikeluarkan dari baja. Lalu, ujung baja yang
lonjong akan dipotong. Setelah itu, baja dimasukan ke unit degreasing untuk
menghilangkan pelumas-pelumas yang masih tersisa pada baja setelah proses cold
drawing. Kemudian, baja dikeringkan dengan drying tank. Terakhir, baja dimasukan ke
tungku yang memiliki suhu lebih dari 1000 derajat celcius yang menyebabkan baja
mengalami proses annealing yang menguatkan baja lalu diluruskan kembali dengan
roller. Proses tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga diameter yang
diinginkan tercapai dan sesuai dengan tipe yang diinginkan pelanggan.

4. Annealing

Gambar 2.5. Proses Annealing

Proses annealing merupakan proses pemanasan hingga temperatur di atas


temperatur rektristilisasi dan dipertahankan pada suhu tersebut hingga waktu
tertentu kemudian didinginkan secara perlahan. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan residual stress, menghaluskan dan meningkatkan keuletan material
setelah proses cold drawing. Proses ini pada pembuatan pipa tubular baja dilakukan
untuk menghaluskan dan menurunkan keuletan pipa setelah proses cold drawing.
Temperatur rekristalisasi dari stainless steel berada pada temperatur ~617 −
630° 𝐶 (0,4-0,5 temperatur leleh) sehingga temperatur annealing dilakukan pada suhu
1000°𝐶. Kemudian pipa didinginkan secara perlahan setelah keluar dari tungku.

5. Finishing

Gambar 2.5. Proses Straightening

Setelah melalui proses annealing, beberapa baja mengalami sedikit deformasi. Maka
dari itu, proses straightening akan memberikan tekanan agar baja dapat lurus.
Kemudian, baja akan melalui serangkaian tes di Eddy Current Tester (ECT). Rangkaian
tes ini beryujuan untuk mengecek kembali apakah baja yang diproduksi mengalami
kecacatan atau tidak. Lalu, baja yang lolos tes akan dipotong sesuai dengan tipe dan
keinginan pelanggan dan dikemas untuk dikirim.

B. Hubungan dengan Sifat Material dan Persyaratan Performa

Terdapat dua proses yang membuat baja memiliki kekuatan dan daya tahan jika dibandingkan
dengan logam lainnya, yaitu proses cold drawing dan annealing. Kedua proses ini mengubah
struktur di dalam baja sedemikian rupa sehingga meningkatkan kekuatan dan daya tahannya.

Proses cold drawn meningkatkan sifat mekanik baja sehingga performa yang dihasilkan juga
maksimal. Selain itu juga, cold drawn menghasilkan toleransi dimensi yang presisi dan
seragam. Proses annealing juga memodifikasi struktur mikro yang ada pada baja sehingga
meningkatkan sifat mekanik. Proses annealing juga menghilangkan tegangan internal pada
baja.
Sifat mekanik yang ada juga membuat Cold Drawn Steel (CDS) memenuhi persyaratan
performa yang digunakan untuk roll cage pada mobil karena dibutuhkan material yang kuat
untuk mempertahankan frame pada roll cage agar tidak mencederai pengendara saat terjadi
kecelakaan. Selain dari itu juga, dibutuhkan desain rangka yang efektif dan efisien dalam
artian tidak terlalu menghabiskan banyak biaya, kuat saat terjadi kecelakaan, dan tidak
menurunkan performa mobil.
BAB 2

A. Evaluasi Proses Terkait Strain Hardening

Pada proses pembuatan Cold Drawn Steel, strain hardening terjadi ketika baja diperlakukan
proses cold drawn. Baja yang menjadi bahan awal untuk membuat Cold Drawn Steel tentu
memiliki sifat mekanik yang berbeda. Cold Drawn Steel memiliki sifat mekanik yang kuat dan
juga ulet sehingga biasa digunakan sebagai roll cage pada mobil.

Gambar 3.1. Struktur Mikro Sebelum dan Sesudah Cold Drawn

Pada proses cold drawn, baja awal dilakukan proses untuk mengelongasi baja sehingga
terbentuk baja yang lebih panjang, tipis, dan kuat dibandingkan sebelum. Terlihat di gambar,
butir-butir yang tadinya relative bulat menjadi memanjang atau pipih akibat proses cold
drawn. Hal ini menyebabkan dislokasi yang terjadi secara mikroskopis. Dislokasi ini membuat
struktur mikro dari sebuah material memiliki kecacatan yang membuat batas butir pada
material tersusun menjadi tidak teratur atau terdeformasi. Ketidakaturan itulah yang
membuat gaya tarik antar molekul pada material semakin kuat, hal itulah yang membuat
material mengalami strain hardening. Peningkatan kekuatan ini membuat baja sulit untuk
dideformasi. Pada tingkat yang ekstrem benda akan sulit untuk dibentuk dan menjadi sangat
rapuh atau getas.

Gambar 3.2. Struktur Mikro Sebelum dan Sesudah Annealing


Struktur mikro pada Cold Drawn Steel yang belum melalui proses annealing memiliki bentuk
yang memanjang dan pipih. Setelah melewati proses annealing butir-butir terlihat semakin
bulat dan semakin besar. Hal ini menunjukkan rekritalisasi pada struktur mikro baja. Hal ini
membuat perubahan sifat mekanik Cold Drawn Steel setelah mengalami proses annealing.
Sifat mekanik kekuatan, tarik, dan kekerasan menurun, tetapi sifat mekanik yang semulanya
getas berubah menjadi ulet. Hal ini dikarenakan agar baja bisa diproses lebih lanjut. Selain itu
juga masih terdapat dislokasi di struktur baja, sehingga menghasilkan baja yang ulet, namun
masih memiliki tingkat kekuatan yang cukup tinggi.

Proses pengerasan melalui cold drawn bertujuan untuk menghasilkan baja yang kuat dan ulet
agar masih bisa diproses sedemikian rupa untuk membentuk roll cage. Roll cage yang memiliki
sifat getas juga dapat mengakibatkan bahan mudah patah dan tidak kuat untuk menahan
benturan. Sementara itu roll cage yang memiliki sifat ulet dan kuat dapat meredam benturan
dan tidak mudah patah sehingga CDS menjadi bahan yang cocok untuk digunakan pada roll
cage mobil.
Daftar Pustaka

T45 Vs. 4130 FAQ | Aerospace Steel Supplier | Aerocom Metals

Cold Drawn Seamless Mechanical Steel baja and pipe | ASTM A234 butt weld pipe
fittings,A182 forged pipe fittings,B16.5 weld neck flange,API 5L seamless pipes
(haihaopiping.com)

Cold Drawn Steel Bar - Carbon & Alloy Bar Supplier | Eaton Steel Bar Company

What Materials Are Best For Roll Cages? (customcages.co.uk)

What's The Best Material For A Roll Cage? - Metro Steel

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/proses-pengerjaan-
dingin-cold-working/

https://www.youtube.com/watch?v=zlueIHudt4k&t=3s

https://media.neliti.com/media/publications/134083-ID-pengaruh-proses-annealing-pada-hasil-
pen.pdf

https://www.haihaopiping.com/cold-drawn-steel-pipes.html

SAE AISI 1080 Steel Properties Heat Treatment Composition Rockwell Hardness
(theworldmaterial.com)

How Cold Drawn Steel Bars are made? - META ENGITECH

Anda mungkin juga menyukai