Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


TENTANG PISTON, SILINDER, DAN MEKANISME POROS
ENGKOL

DISUSUN OLEH:
THIMOTI PANDEY

SMK KRISTEN 1 TOMOHON


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat yang diberikan kepada kita semua sehingga penulisan laporan ini dapat
disusun sesuai dengan kemampuan dan dapat diselesaikan sesuai waktu yang
diberikan.
Laporan ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas
beberapa permasalahan dalam kerangka ilmu tentang Piston, Silinder, dan
Mekanisme Poros Engkol yang akan dijelaskan sebagai salah satu kelompok
ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari hasil-hasil pemikiran
manusia.
Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang
terhimpun disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan
semoga berguna untuk mengisi kebutuhan akan beragam bagi siswa yang terkait
dengan pengembangan berbagai mata pelajaran yang ada.
1
KATA PENGANTAR………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...3

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...3

1.2 Tujuan……………………………………………………………….…...3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………4

2.1 Definisi Blok Silinder…………………………………………….………4

2.2 Jenis Konstruksi Berdasarkan Silinder…………………………………...5

2.3 Sifat-Sifat yang Dibutuhkan di Blok Silinder…………………………….7

2.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Engine Block………………7

2.5 Proses Pembuatan Engine Block………………………………………….8

2.6 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Selama Proses Produksi……….10

2.7 Cacat Selama Proses Produksi…………………………………………...11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………12

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….12

3.2 Saran…………………………………………………………………...…12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cylinder blocks atau yang juga dikenal dengan engine blocks adalah struktur utama
dari mesin yang menjadi tempat untuk silinder mesin, bagian untuk pendingin, pembuangan,
menyalurkan gas dalam mesin, dan sebagai host bagi crankcase dan cam shafts. Engine block
adalah ‘rumah’ utama bagi ratusan komponen dari mesin modern. Bagian mesin ini juga
adalah yang terbesar yaitu sekitar 20% sampai 25% dari total berat mesin. Kombusi internal
pertama yang berhasil dilakukan dan bisa digunakan pada automobile dibuat oleh Siegfrid
Marcus sekitar tahun 1864. Saat itu menggunakan silinder tunggal, mesin two strokes
berbahan bakar bensin.
Dewasa ini, mesin telah sampai pada era perkembangan yang maksimum dan masih
akan terus berkembang. Perkembangan ini telah mengakibatkan peningkatan power, daya
tahan, dan efisiensi mesin. Material yang kini digunakan untuk membuat engine block
memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan massa lebih ringan yang sangat penting untuk
power dari mesin itu sendiri. Selama bertahun-tahun engine block dibuat dengan cast iron
alloy, hal ini didasarkan pada kekuatan, factor ekonomis (murah), dan juga ketahanan
pakainya. Tetapi, seiring dengan perkembangan mesin yang semakin kompleks dan rumit,
engineers menemukan material baru yang bisa mengurangi berat mesin dan sekaligus
meningkatkan kekuatan dan ketahanan pakainya. Paduan logam yang banyak digunakan
adalah Paduan logam aluminum (aluminum alloy).

1.2 TUJUAN

 Menambah wawasan dalam mengetahui bahan material dan prosesnya

 Salah satu syarat tugas dari pemilihan material dan proses


3

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Blok Silinder

Blok ( cylinder block ) merupakan bentuk dasar dari pada suatu mesin. dan pada blok
silinder ini terdapat beberapa buah silinder. Blok silinder biasanya terbuat dari Cast Iron,
tetapi belakangan ini banyak juga yang terbuat dari paduan alumunium dengan maksud
mengurangi berat Mesin itu sendiri, serta Proses Pendinginan yang lebih baik.

Gambar 2.1 silinder blok

Fungsi Utama dari silinder blok :

 Sebagai kedudukan silinder dan Kepala Silinder ( Cylinder Head )


 Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, connecting rod, piston dll)
 Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran
 Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston naik turun untuk
menghasilkan langkah usaha.

4
2.2 Jenis Konstruksi Berdasarkan Silinder
Berdasarkan Susunan Silinder :

a) Sebaris
Dengan konfigurasi seperti ini, mesin cukup menggunakan satu poros engkol
dan satu garis kepala silinder. Kelebihan dari konfigurasi mesin ini yaitu mudah
dipasang dan mudah diservis. Namun kelemahannya adalah mesin jenis ini memiliki
tinggi yang cukup tinggi dan tenaga yang dihasilkan tidak sebesar mesin
berkonfigurasi V. Mesin sejajar 4 atau segaris 4 adalah sebuah mesin pembakaran
dalam dengan empat silinder lurus dalam satu baris.

Gambar 2.2 Jenis Konstruksi Silinder sebaris

b) Bentuk “ V “

Jenis Bentuk “V” adalah konfigurasi umum untuk sebuah mesin pembakaran
internal. Piston yang susunannya diatur sedemikian rupa sehingga membentuk huruf V
membuat mesin ini disebut mesin V.

Silinder disusun ke dalam 2 bentuk, bentuk bersudut 60 atau 90 derajat. Mesin ini
menggunakan satu poros engkol. Masing-masing jurnal poros engkol digunakan untuk
memasang 2 batang piston.  Di karenakan memiliki 2 buah blok mesin, mesin jenis ini
memiliki dua kepala silinder.

5
Keuntungan jenis ini, yaitu memiliki Daya yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis silinder sebaris namun kerugiannya adalah boros Bahan bakar.

Gambar 2.3 Jenis Konstruksi Silinder Bentuk “ V “

c) Boxer ( Tidur )
 Tipe Boxer (juga dikenal dengan mesin berlawnaan horisontal), dimana piston-piston
yang bersesuaian dihubungkan pada pin engkol yang berbeda dan mencapai TMA secara
simultan. Konsep ini berbeda dengan mesin dengan piston berlawanan.
 Mesin V 180°, dimana piston yang bersesuaian dihubungkan pada satu pin engkol

Gambar 2.4 Jenis Konstruksi Silinder Tipe Boxer

6
2.3 Sifat-Sifat yang di Butuhkan Blok silinder

 Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elatisitas pada


bentuknya.
 Ringan dan kuat

 Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata


 memiliki sifat luncur yang baik, sehingga tahan aus.
 Tidak mudah berubah bentuk.

2.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Engine Block

material yang banyak digunakan adalah cast iron dan aluminum alloy. Cast iron
dipilih karena memiliki mechanical properties yang baik, murah, dan ketersediaannya
cukup banyak. Aluminum alloys memiliki sebagian besar sifat-sifat cast iron dengan berat
yang lebih rendah. Selain itu, aluminum alloy juga memberikan surface finish yang baik
dan juga machinability yang lebih tinggi daripada cast iron. Seiring dengan
perkembangan teknologi, material baru pun ditemukan yaitu graphite cast iron yang lebih
ringan dan kuat dibandingkan dengan grey cast iron.

 Grey cast iron Alloys

adalah material pertama dan paling banyak digunakan dalam pembuatan engine
blocks. Meskipun aluminum alloy juga memiliki banyak persamaan dan lebih ringan
daripada gray cast iron, material ini tetap digunakan dalam pembuatan engine blocks pada
mesin diesel karena ketahanan stress internalnya lebih tinggi. Grey cast iron mengandung
2.5% – 4 % karbon, 1-3% silicon, 0,2 – 1% mangan, 0,02 – 0,25% sulfur, dan 0,02-1%
fosfor. Material ini memiliki penyerapan getar yang sangat baik, bagitu pula dengan
ketahanan pakai dan ketahanan termalnya, serta mudah dalam pemrosesan dan harganya
yang cukup murah karena ketersediaan yang melimpah.

7
 Aluminum Alloys
Aluminum alloy sangat popular digunakan karena massanya yang ringan, hal ini
membuat massa mesin juga berkurang secara signifikan. Tetapi, kelemahan utamanya adalah
harganya yang lebih mahal dibandingkan grey cast iron. Aluminum alloys memiliki
machinability yang lebih baik daripada gray cast iron. Terdapat dua jenis aluminum alloys
yang biasa digunakan dalam produksi engine blocks, yaitu 319 dan A356.
Aluminum alloy 319 mengandung 85,8 – 91,5 % aluminum, 5,5 – 6,5 % silicon, 3 –
4% copper, 0,35% nikel, 0.25% titanium, 0,5% mangan, 1% iron, 0,2% magnesium, dan 1%
zinc. Campuran logam ini baik untuk proses casting, tahan korosi, dan memiliki konduktivitas
termal yang baik. Di bawah proses heat treatment T5, diperoleh kekuatan dan kekakuan yang
tinggi untuk engine block.
Alumunium alloy A356 mengandung 91.1 - 93.3 % aluminum, 6.5 - 7.5 % silicon,
0.25 - 0.45 % magnesium, 0.2% copper, 0.2% of titanium, 0.2% iron, and 0.1% zinc.
Meskipun memiliki sifat mekanis yang sama dengan 319, jika A356 berada dalam heat
treatment T6 akan diperoleh kekuatan yang lebih tinggi daripada 319. Tetapi modulus
elastisitasnya (72.4 GPa) lebih rendah dibandingkan dengan 319 (74 GPa).

 Compacted Graphite Cast Iron


Compacted graphite cast iron memiliki tensile strength dan modulus elastisitas yang
lebih tinggi daripada gray cast iron. Hal ini karena compact graphite yang ditemukan dalam
mikrostruktur dari CGI. Material ini memiliki tingkat penyerapan getaran yang sebaik gray
cast iron namun machinability-nya rendah.

2.5 Proses Pembuatan Engine Block

Proses pembuatan engine block sama seperti proses pembuatan barang-barang lain
yang dibuat melalui sand casting. Pertama dibuat mold dari campuran pasir, silica clay, dan
air. Mold tersebut adalah beberapa core yang disatukan melalui pemanasan dan kompresi.
Untuk bentuk bagian dalam mold cavity yang rumit, digunakan pattern yang terbuat biasanya
dari kayu. Setelah mold siap digunakan, barulah logam bahan baku dielehkan pada pada
tungku khusus. Untuk melelehkan alumunium alloy dibutuhkan suhu hingga 948 derajat
Celsius. Temperatur yang digunakan berbeda beda untuk material berbeda.

8
Gambar 2.5 core dan wooden Pattern

Lelehan material tersebut kemudian dialirkan ke dalam mold untuk dibiarkan


mengalami proses solidifikasi. Riser mengambil peranan yang sangat penting dalam proses ini
sehingga peletakan dan ukurannya harus sangan diperhatikan. Riser yang baik harus memadat
paling akhir setelah seluruh bagian molten material memadat.

Gambar 2.6 Core yang Telah Disatukan dan Siap Digunakan

Setelah memadat sempurna, mold dimasukkan ke dalam mesin pemanas yang


melelehkan rekatan silica clay sehingga pasir yang menjadi bahan dasar mold terlepas.
Pemanasan ini juga meningkatkan kekuatan engine block. Namun, hasil yang diperoleh masih
harus diproses kembali untuk menghilangkan sisa riser dan juga menghaluskan permukaan.
Proses finishing ini akan menghasilkan engine block yang siap digunakan untuk proses
perakitan mesin selanjutnya.

9
Gambar 2.7 Engine Block Hasil Sand Casting

2.6 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan selama Proses Produksi


Ada berbagai faktor yang sangat mempengaruhi kualitas akhir dari engine block.
Faktor-faktor tersebut yaitu
1. Pasir yang digunakan harus memiliki kekuatan tinggi untuk mempertahankan bentuk
yang kaku.
2. Semakin tinggi tingkat permeabilitas pasir akan menurunkan porositas mold,
permeabilitas yang lebih lendah akan menghasilkan permukaan akhir yang bagus.
3. Stabilitas Temperatur yang harus dipertahankan untuk menghindari kerusakan selama
proses solidifikasi seperti cracking.
4. Pasir harus memiliki kemampuan kompresi yang baik sehingga tidak terjadi cracking
pada proses solidifikasi.
5. Riser harus ditempatkan pada lokasi yang tepat agar tidak mengalami solidifikasi
sebelm bagian lain memadat.
6. Presisi ukuran dalam engine block harus sesuai standar agak mesin dapat bekerja
dengan baik saat digunakan.
7. Cooling rate harus sesuai standar agar output yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang
diinginkan

10
2.7 Cacat selama Proses Produksi

Setiap cacat pada engine block akan menurunkan kekuatannya. Seiring dengan
kerjanya pada temperature tinggi, cacat kecil dapat menjadi sumber kegagalan mesin.
 Jika pasir yang digunakan saat casti memiliki permeabilitas yang tinggi, kekuatan dan
surface finish dari hasil cetakan dapat menurun.
 Jika pasir yang digunakan memiliki stabilitas yang rendah, cetakan dapat mengalami
retak.
 Jika pasir yang digunakan memiliki kompresi yang rendah, casting tidak akan mampu
menyusut dan berakhir dengan cracking.
 Jika riser memadat sebelum bagian casting lainnya, kekuatan engine block akan
menjadi lebih rendah
 Jika molten alloy tidak memenuhi standar, mesin akan mengalami kegagalan saat
kondisi mesin sedang bekerja cepat
 Jika ukuran cylinder bores, crank, dan came bearings tidak sesuai standar, gesekan
mesin saat dijlankan dapat meningkat atau bahkan menurun (kinerja mesin tidak
sesuai yang diharapkan)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Block Silinder memang sangat penting dalam kendaraan mobil karena, block silinder
termasuk komponen inti dari mesin. Komponen inti ini digunakan untuk menopang bagian
mesin yang lainnya, mulai dari kepala silinder, piston, poros engkol, dan juga oil pan.

3.2 SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan pelajarilah lebih dalam tentang block silinder
karena dengan mempelajari lebih dalam lagi maka kita akan mudah memahami tentan block
silinder.

12

Anda mungkin juga menyukai