Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cylinder block atau engine block adalah suatu komponen utama dari mesin yang
berfungsi sebagai tempat untuk silinder mesin, tempat pendingin, tempat pembakaran, dan
sebagai tempat bagi crankcase dan cam shafts. Bagian mesin ini merupakan yang terbesar yaitu
sekitar 20% sampai 25% dari total berat mesin.
Dewasa ini, perkembangan mesin telah sampai pada era perkembangan yang maksimum
dan masih akan terus berkembang. Perkembangan ini telah mengakibatkan peningkatan power,
daya tahan, dan efisiensi mesin. Material yang kini digunakan untuk membuat cylinder block
memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan massa lebih ringan yang sangat penting untuk
power dari mesin itu sendiri. Selama bertahun-tahun Cylinder block dibuat dengan cast iron
alloy, hal ini didasarkan pada kekuatan, factor ekonomis (murah), dan juga ketahanan pakainya.
Tetapi, seiring dengan perkembangan mesin yang semakin kompleks dan rumit, engineers
menemukan material baru yang bisa mengurangi berat mesin dan sekaligus meningkatkan
kekuatan dan ketahanan pakainya. Paduan logam yang banyak digunakan adalah Paduan logam
aluminum (aluminum alloy).

1.2 TUJUAN

 Menambah wawasan dalam mengetahui bahan material dan prosesnya

 Salah satu syarat tugas dari pemilihan material dan proses

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Tujuan

1.3 Sistematika penulisan

BAB II DASAR TEORI

2.1 Definisi Blok Silinder

2.2 Jenis Konstruksi Berdasarkan Silinder


2.3 Sifat-Sifat yang di Butuhkan Blok silinder

2.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Engine Block

2.5 Proses Pembuatan Engine Block

2.6 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan selama Proses Produksi


2.7 Cacat selama Proses Produksi

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSATAKA

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Blok Silinder


Cylinder block merupakan bentuk dasar dari pada suatu mesin, dan pada cylinder
block ini terdapat beberapa buah silinder. Cylinder block biasanya terbuat dari Cast Iron,
tetapi belakangan ini banyak juga yang terbuat dari paduan alumunium dengan maksud
mengurangi berat mesin itu sendiri, serta proses pendinginan yang lebih baik, daripada
menggunakan Cast Iron.

Gambar 2.1 silinder blok

Fungsi Utama dari silinder blok :


 Sebagai kedudukan silinder dan Kepala Silinder ( Cylinder Head )
 Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, connecting rod, piston dll)
 Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran
 Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston naik turun untuk
menghasilkan langkah usaha.

2.2 Jenis Konstruksi Berdasarkan Silinder


Berdasarkan Susunan Silinder :

a) Sebaris
Dengan konfigurasi seperti ini, mesin cukup menggunakan satu poros engkol
dan satu garis kepala silinder. Kelebihan dari konfigurasi mesin ini yaitu mudah
dipasang dan mudah diservis. Namun kelemahannya adalah mesin jenis ini memiliki
tinggi yang cukup tinggi dan tenaga yang dihasilkan tidak sebesar mesin berkonfigurasi
V. Mesin sejajar 4 atau segaris 4 adalah sebuah mesin pembakaran dalam dengan empat
silinder lurus dalam satu baris.

Gambar 2.2 Jenis Konstruksi Silinder sebaris

b) Bentuk “ V “

Jenis Bentuk “V” adalah konfigurasi umum untuk sebuah mesin pembakaran
internal. Piston yang susunannya diatur sedemikian rupa sehingga membentuk huruf V
membuat mesin ini disebut mesin V.

Silinder disusun ke dalam 2 bentuk, bentuk bersudut 60 atau 90 derajat. Mesin ini
menggunakan satu poros engkol. Masing-masing jurnal poros engkol digunakan untuk
memasang 2 batang piston. Di karenakan memiliki 2 buah blok mesin, mesin jenis ini
memiliki dua kepala silinder. Keuntungan jenis ini, yaitu memiliki Daya yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis silinder sebaris namun kerugiannya adalah boros
Bahan bakar.
Gambar 2.3 Jenis Konstruksi Silinder Bentuk “ V “

c) Boxer ( Tidur )
 Tipe Boxer (juga dikenal dengan mesin berlawnaan horisontal), dimana piston-piston yang
bersesuaian dihubungkan pada pin engkol yang berbeda dan mencapai TMA secara
simultan. Konsep ini berbeda dengan mesin dengan piston berlawanan.
 Mesin V 180°, dimana piston yang bersesuaian dihubungkan pada satu pin engkol

Gambar 2.4 Jenis Konstruksi Silinder Tipe Boxer

2.3 Sifat-Sifat yang di Butuhkan Blok silinder

 Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elatisitas pada


bentuknya.
 Ringan dan kuat
 Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
 memiliki sifat luncur yang baik, sehingga tahan aus.
 Tidak mudah berubah bentuk.

2.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Engine Block

material yang banyak digunakan adalah cast iron dan aluminum alloy. Cast iron dipilih
karena memiliki mechanical properties yang baik, murah, dan ketersediaannya cukup
banyak. Aluminum alloys memiliki sebagian besar sifat-sifat cast iron dengan berat yang
lebih rendah. Selain itu, aluminum alloy juga memberikan surface finish yang baik dan juga
machinability yang lebih tinggi daripada cast iron. Seiring dengan perkembangan
teknologi, material baru pun ditemukan yaitu graphite cast iron yang lebih ringan dan kuat
dibandingkan dengan grey cast iron.

 Grey cast iron Alloys

adalah material pertama dan paling banyak digunakan dalam pembuatan engine blocks.
Meskipun aluminum alloy juga memiliki banyak persamaan dan lebih ringan daripada gray
cast iron, material ini tetap digunakan dalam pembuatan engine blocks pada mesin diesel
karena ketahanan stress internalnya lebih tinggi. Grey cast iron mengandung 2.5% – 4 %
karbon, 1-3% silicon, 0,2 – 1% mangan, 0,02 – 0,25% sulfur, dan 0,02-1% fosfor. Material
ini memiliki penyerapan getar yang sangat baik, bagitu pula dengan ketahanan pakai dan
ketahanan termalnya, serta mudah dalam pemrosesan dan harganya yang cukup murah
karena ketersediaan yang melimpah.

 Aluminum Alloys
Aluminum alloy sangat popular digunakan karena massanya yang ringan, hal ini
membuat massa mesin juga berkurang secara signifikan. Tetapi, kelemahan utamanya adalah
harganya yang lebih mahal dibandingkan grey cast iron. Aluminum alloys memiliki
machinability yang lebih baik daripada gray cast iron. Terdapat dua jenis aluminum alloys yang
biasa digunakan dalam produksi engine blocks, yaitu 319 dan A356.
Aluminum alloy 319 mengandung 85,8 – 91,5 % aluminum, 5,5 – 6,5 % silicon, 3 – 4%
copper, 0,35% nikel, 0.25% titanium, 0,5% mangan, 1% iron, 0,2% magnesium, dan 1% zinc.
Campuran logam ini baik untuk proses casting, tahan korosi, dan memiliki konduktivitas termal
yang baik. Di bawah proses heat treatment T5, diperoleh kekuatan dan kekakuan yang tinggi
untuk engine block.
Alumunium alloy A356 mengandung 91.1 - 93.3 % aluminum, 6.5 - 7.5 % silicon, 0.25
- 0.45 % magnesium, 0.2% copper, 0.2% of titanium, 0.2% iron, and 0.1% zinc. Meskipun
memiliki sifat mekanis yang sama dengan 319, jika A356 berada dalam heat treatment T6 akan
diperoleh kekuatan yang lebih tinggi daripada 319. Tetapi modulus elastisitasnya (72.4 GPa)
lebih rendah dibandingkan dengan 319 (74 GPa).

 Compacted Graphite Cast Iron


Compacted graphite cast iron memiliki tensile strength dan modulus elastisitas yang
lebih tinggi daripada gray cast iron. Hal ini karena compact graphite yang ditemukan dalam
mikrostruktur dari CGI. Material ini memiliki tingkat penyerapan getaran yang sebaik gray cast
iron namun machinability-nya rendah.
2.5 Proses Pembuatan Engine Block

Proses pembuatan engine block sama seperti proses pembuatan barang-barang lain yang
dibuat melalui sand casting. Pertama dibuat mold dari campuran pasir, silica clay, dan air. Mold
tersebut adalah beberapa core yang disatukan melalui pemanasan dan kompresi. Untuk bentuk
bagian dalam mold cavity yang rumit, digunakan pattern yang terbuat biasanya dari kayu.
Setelah mold siap digunakan, barulah logam bahan baku dielehkan pada pada tungku khusus.
Untuk melelehkan alumunium alloy dibutuhkan suhu hingga 948 derajat Celsius. Temperatur
yang digunakan berbeda beda untuk material berbeda.

Gambar 2.5 core dan wooden Pattern

Lelehan material tersebut kemudian dialirkan ke dalam mold untuk dibiarkan


mengalami proses solidifikasi. Riser mengambil peranan yang sangat penting dalam proses ini
sehingga peletakan dan ukurannya harus sangan diperhatikan. Riser yang baik harus memadat
paling akhir setelah seluruh bagian molten material memadat.

Gambar 2.6 Core yang Telah Disatukan dan Siap Digunakan


Setelah memadat sempurna, mold dimasukkan ke dalam mesin pemanas yang
melelehkan rekatan silica clay sehingga pasir yang menjadi bahan dasar mold terlepas.
Pemanasan ini juga meningkatkan kekuatan engine block. Namun, hasil yang diperoleh masih
harus diproses kembali untuk menghilangkan sisa riser dan juga menghaluskan permukaan.
Proses finishing ini akan menghasilkan engine block yang siap digunakan untuk proses
perakitan mesin selanjutnya.

Gambar 2.7 Engine Block Hasil Sand Casting

2.6 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan selama Proses Produksi


Ada berbagai faktor yang sangat mempengaruhi kualitas akhir dari engine block. Faktor-
faktor tersebut yaitu
1. Pasir yang digunakan harus memiliki kekuatan tinggi untuk mempertahankan bentuk
yang kaku.
2. Semakin tinggi tingkat permeabilitas pasir akan menurunkan porositas mold,
permeabilitas yang lebih lendah akan menghasilkan permukaan akhir yang bagus.
3. Stabilitas Temperatur yang harus dipertahankan untuk menghindari kerusakan selama
proses solidifikasi seperti cracking.
4. Pasir harus memiliki kemampuan kompresi yang baik sehingga tidak terjadi cracking
pada proses solidifikasi.
5. Riser harus ditempatkan pada lokasi yang tepat agar tidak mengalami solidifikasi
sebelm bagian lain memadat.
6. Presisi ukuran dalam engine block harus sesuai standar agak mesin dapat bekerja dengan
baik saat digunakan.
7. Cooling rate harus sesuai standar agar output yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang
diinginkan
2.7 Cacat selama Proses Produksi

Setiap cacat pada engine block akan menurunkan kekuatannya. Seiring dengan kerjanya
pada temperature tinggi, cacat kecil dapat menjadi sumber kegagalan mesin.
 Jika pasir yang digunakan saat casti memiliki permeabilitas yang tinggi, kekuatan dan
surface finish dari hasil cetakan dapat menurun.
 Jika pasir yang digunakan memiliki stabilitas yang rendah, cetakan dapat mengalami
retak.
 Jika pasir yang digunakan memiliki kompresi yang rendah, casting tidak akan mampu
menyusut dan berakhir dengan cracking.
 Jika riser memadat sebelum bagian casting lainnya, kekuatan engine block akan menjadi
lebih rendah
 Jika molten alloy tidak memenuhi standar, mesin akan mengalami kegagalan saat
kondisi mesin sedang bekerja cepat
 Jika ukuran cylinder bores, crank, dan came bearings tidak sesuai standar, gesekan
mesin saat dijlankan dapat meningkat atau bahkan menurun (kinerja mesin tidak sesuai
yang diharapkan)

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.scribd.com
 http://herydarsito.blogspot.com/2012/07/komponen-mesin.html
 http://newengineeringpractice.blogspot.com/2011/08/engine-block-manufacturing-
process.html
 http://oto-kita.blogspot.com/2010/12/blok-silinder.html
 http://adityamotor.blogspot.com/2012/10/komponen-mesin-bensin-i.html
 http://akukha.blogspot.com/2010/06/silinder-blok-macam-macamnya.html
 https://domsavmania.wordpress.com/materi-dan-buku-teknik-mesin/motor-
bakar/susunan-silinder/

Anda mungkin juga menyukai