PENDAHULUAN
Cylinder block atau engine block adalah suatu komponen utama dari mesin yang
berfungsi sebagai tempat untuk silinder mesin, tempat pendingin, tempat pembakaran, dan
sebagai tempat bagi crankcase dan cam shafts. Bagian mesin ini merupakan yang terbesar yaitu
sekitar 20% sampai 25% dari total berat mesin.
Dewasa ini, perkembangan mesin telah sampai pada era perkembangan yang maksimum
dan masih akan terus berkembang. Perkembangan ini telah mengakibatkan peningkatan power,
daya tahan, dan efisiensi mesin. Material yang kini digunakan untuk membuat cylinder block
memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan massa lebih ringan yang sangat penting untuk
power dari mesin itu sendiri. Selama bertahun-tahun Cylinder block dibuat dengan cast iron
alloy, hal ini didasarkan pada kekuatan, factor ekonomis (murah), dan juga ketahanan pakainya.
Tetapi, seiring dengan perkembangan mesin yang semakin kompleks dan rumit, engineers
menemukan material baru yang bisa mengurangi berat mesin dan sekaligus meningkatkan
kekuatan dan ketahanan pakainya. Paduan logam yang banyak digunakan adalah Paduan logam
aluminum (aluminum alloy).
1.2 TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
DAFTAR PUSATAKA
BAB II
DASAR TEORI
a) Sebaris
Dengan konfigurasi seperti ini, mesin cukup menggunakan satu poros engkol
dan satu garis kepala silinder. Kelebihan dari konfigurasi mesin ini yaitu mudah
dipasang dan mudah diservis. Namun kelemahannya adalah mesin jenis ini memiliki
tinggi yang cukup tinggi dan tenaga yang dihasilkan tidak sebesar mesin berkonfigurasi
V. Mesin sejajar 4 atau segaris 4 adalah sebuah mesin pembakaran dalam dengan empat
silinder lurus dalam satu baris.
b) Bentuk “ V “
Jenis Bentuk “V” adalah konfigurasi umum untuk sebuah mesin pembakaran
internal. Piston yang susunannya diatur sedemikian rupa sehingga membentuk huruf V
membuat mesin ini disebut mesin V.
Silinder disusun ke dalam 2 bentuk, bentuk bersudut 60 atau 90 derajat. Mesin ini
menggunakan satu poros engkol. Masing-masing jurnal poros engkol digunakan untuk
memasang 2 batang piston. Di karenakan memiliki 2 buah blok mesin, mesin jenis ini
memiliki dua kepala silinder. Keuntungan jenis ini, yaitu memiliki Daya yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis silinder sebaris namun kerugiannya adalah boros
Bahan bakar.
Gambar 2.3 Jenis Konstruksi Silinder Bentuk “ V “
c) Boxer ( Tidur )
Tipe Boxer (juga dikenal dengan mesin berlawnaan horisontal), dimana piston-piston yang
bersesuaian dihubungkan pada pin engkol yang berbeda dan mencapai TMA secara
simultan. Konsep ini berbeda dengan mesin dengan piston berlawanan.
Mesin V 180°, dimana piston yang bersesuaian dihubungkan pada satu pin engkol
material yang banyak digunakan adalah cast iron dan aluminum alloy. Cast iron dipilih
karena memiliki mechanical properties yang baik, murah, dan ketersediaannya cukup
banyak. Aluminum alloys memiliki sebagian besar sifat-sifat cast iron dengan berat yang
lebih rendah. Selain itu, aluminum alloy juga memberikan surface finish yang baik dan juga
machinability yang lebih tinggi daripada cast iron. Seiring dengan perkembangan
teknologi, material baru pun ditemukan yaitu graphite cast iron yang lebih ringan dan kuat
dibandingkan dengan grey cast iron.
adalah material pertama dan paling banyak digunakan dalam pembuatan engine blocks.
Meskipun aluminum alloy juga memiliki banyak persamaan dan lebih ringan daripada gray
cast iron, material ini tetap digunakan dalam pembuatan engine blocks pada mesin diesel
karena ketahanan stress internalnya lebih tinggi. Grey cast iron mengandung 2.5% – 4 %
karbon, 1-3% silicon, 0,2 – 1% mangan, 0,02 – 0,25% sulfur, dan 0,02-1% fosfor. Material
ini memiliki penyerapan getar yang sangat baik, bagitu pula dengan ketahanan pakai dan
ketahanan termalnya, serta mudah dalam pemrosesan dan harganya yang cukup murah
karena ketersediaan yang melimpah.
Aluminum Alloys
Aluminum alloy sangat popular digunakan karena massanya yang ringan, hal ini
membuat massa mesin juga berkurang secara signifikan. Tetapi, kelemahan utamanya adalah
harganya yang lebih mahal dibandingkan grey cast iron. Aluminum alloys memiliki
machinability yang lebih baik daripada gray cast iron. Terdapat dua jenis aluminum alloys yang
biasa digunakan dalam produksi engine blocks, yaitu 319 dan A356.
Aluminum alloy 319 mengandung 85,8 – 91,5 % aluminum, 5,5 – 6,5 % silicon, 3 – 4%
copper, 0,35% nikel, 0.25% titanium, 0,5% mangan, 1% iron, 0,2% magnesium, dan 1% zinc.
Campuran logam ini baik untuk proses casting, tahan korosi, dan memiliki konduktivitas termal
yang baik. Di bawah proses heat treatment T5, diperoleh kekuatan dan kekakuan yang tinggi
untuk engine block.
Alumunium alloy A356 mengandung 91.1 - 93.3 % aluminum, 6.5 - 7.5 % silicon, 0.25
- 0.45 % magnesium, 0.2% copper, 0.2% of titanium, 0.2% iron, and 0.1% zinc. Meskipun
memiliki sifat mekanis yang sama dengan 319, jika A356 berada dalam heat treatment T6 akan
diperoleh kekuatan yang lebih tinggi daripada 319. Tetapi modulus elastisitasnya (72.4 GPa)
lebih rendah dibandingkan dengan 319 (74 GPa).
Proses pembuatan engine block sama seperti proses pembuatan barang-barang lain yang
dibuat melalui sand casting. Pertama dibuat mold dari campuran pasir, silica clay, dan air. Mold
tersebut adalah beberapa core yang disatukan melalui pemanasan dan kompresi. Untuk bentuk
bagian dalam mold cavity yang rumit, digunakan pattern yang terbuat biasanya dari kayu.
Setelah mold siap digunakan, barulah logam bahan baku dielehkan pada pada tungku khusus.
Untuk melelehkan alumunium alloy dibutuhkan suhu hingga 948 derajat Celsius. Temperatur
yang digunakan berbeda beda untuk material berbeda.
Setiap cacat pada engine block akan menurunkan kekuatannya. Seiring dengan kerjanya
pada temperature tinggi, cacat kecil dapat menjadi sumber kegagalan mesin.
Jika pasir yang digunakan saat casti memiliki permeabilitas yang tinggi, kekuatan dan
surface finish dari hasil cetakan dapat menurun.
Jika pasir yang digunakan memiliki stabilitas yang rendah, cetakan dapat mengalami
retak.
Jika pasir yang digunakan memiliki kompresi yang rendah, casting tidak akan mampu
menyusut dan berakhir dengan cracking.
Jika riser memadat sebelum bagian casting lainnya, kekuatan engine block akan menjadi
lebih rendah
Jika molten alloy tidak memenuhi standar, mesin akan mengalami kegagalan saat
kondisi mesin sedang bekerja cepat
Jika ukuran cylinder bores, crank, dan came bearings tidak sesuai standar, gesekan
mesin saat dijlankan dapat meningkat atau bahkan menurun (kinerja mesin tidak sesuai
yang diharapkan)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com
http://herydarsito.blogspot.com/2012/07/komponen-mesin.html
http://newengineeringpractice.blogspot.com/2011/08/engine-block-manufacturing-
process.html
http://oto-kita.blogspot.com/2010/12/blok-silinder.html
http://adityamotor.blogspot.com/2012/10/komponen-mesin-bensin-i.html
http://akukha.blogspot.com/2010/06/silinder-blok-macam-macamnya.html
https://domsavmania.wordpress.com/materi-dan-buku-teknik-mesin/motor-
bakar/susunan-silinder/