Anda di halaman 1dari 3

MUHAMMAD FADLI

1520621010
S1 TEKNIK MESIN
Proses Pembuatan Blok Silinder (Casting)
Definisi Blok Silinder
Blok ( Cylinder Block ) merupakan bentuk dasar dari pada suatu mesin, dan pada blok
silinder ini terdapat beberapa buah silinder. Blok silinder biasanya terbuat dari Cast Iron, tetapi
belakangan ini banyak juga yang terbuat dari paduan alumunium dengan maksud mengurangi
berat mesin itu sendiri, serta proses pendinginan yang lebih baik.
Fungsi Utama dari silinder blok

 Sebagai kedudukan silinder dan Kepala Silinder ( Cylinder Head )

 Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, connecting rod, piston dll)

 Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran

 Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston naik turun untuk
menghasilkan langkah usaha.
Material yang Digunakan dalam Pembuatan Engine Block

Material yang banyak digunakan adalah cast iron dan aluminum alloy. Cast iron dipilih
karena memiliki mechanical properties yang baik, murah, dan ketersediaannya cukup banyak.
Aluminum alloys memiliki sebagian besar sifat-sifat cast iron dengan berat yang lebih rendah.
Selain itu, aluminum alloy juga memberikan surface finish yang baik dan juga machinability yang
lebih tinggi daripada cast iron. Seiring dengan perkembangan teknologi, material baru pun
ditemukan yaitu graphite cast iron yang lebih ringan dan kuat dibandingkan dengan grey cast
iron.

 Grey cast iron Alloys


Grey cast iron Alloys adalah material pertama dan paling banyak digunakan dalam
pembuatan engine blocks. Meskipun aluminum alloy juga memiliki banyak persamaan dan lebih
ringan daripada gray cast iron, material ini tetap digunakan dalam pembuatan engine blocks pada
mesin diesel karena ketahanan stress internalnya lebih tinggi. Grey cast iron mengandung 2.5%
– 4 % karbon, 1-3% silicon, 0,2 – 1% mangan, 0,02 – 0,25% sulfur, dan 0,02-1% fosfor. Material
ini memiliki penyerapan getar yang sangat baik, bagitu pula dengan ketahanan pakai dan
ketahanan termalnya, serta mudah dalam pemrosesan dan harganya yang cukup murah karena
ketersediaan yang melimpah.
 Aluminum Alloys
Aluminum alloy sangat popular digunakan karena massanya yang ringan, hal ini membuat
massa mesin juga berkurang secara signifikan. Tetapi, kelemahan utamanya adalah harganya
yang lebih mahal dibandingkan grey cast iron. Aluminum alloys memiliki machinability yang lebih
baik daripada gray cast iron. Terdapat dua jenis aluminum alloys yang biasa digunakan dalam
produksi engine blocks, yaitu 319 dan A356.

Aluminum alloy 319 mengandung 85,8 – 91,5 % aluminum, 5,5 – 6,5 % silicon, 3 – 4%
copper, 0,35% nikel, 0.25% titanium, 0,5% mangan, 1% iron, 0,2% magnesium, dan 1% zinc.
Campuran logam ini baik untuk proses casting, tahan korosi, dan memiliki konduktivitas termal
yang baik. Di bawah proses heat treatment T5, diperoleh kekuatan dan kekakuan yang tinggi
untuk engine block.
Alumunium alloy A356 mengandung 91.1 - 93.3 % aluminum, 6.5 - 7.5 % silicon, 0.25 -
0.45 % magnesium, 0.2% copper, 0.2% of titanium, 0.2% iron, and 0.1% zinc. Meskipun memiliki
sifat mekanis yang sama dengan 319, jika A356 berada dalam heat treatment T6 akan diperoleh
kekuatan yang lebih tinggi daripada 319. Tetapi modulus elastisitasnya (72.4 GPa) lebih rendah
dibandingkan dengan 319 (74 GPa).

 Compacted Graphite Cast Iron


Compacted graphite cast iron memiliki tensile strength dan modulus elastisitas yang lebih
tinggi daripada gray cast iron. Hal ini karena compact graphite yang ditemukan dalam
mikrostruktur dari CGI. Material ini memiliki tingkat penyerapan getaran yang sebaik gray cast
iron namun machinability-nya rendah.

Proses Pembuatan Engine Block


Proses pembuatan engine block sama seperti proses pembuatan barang-barang lain yang
dibuat melalui sand casting. Pertama dibuat mold dari campuran pasir, silica clay, dan air. Mold
tersebut adalah beberapa core yang disatukan melalui pemanasan dan kompresi. Untuk bentuk
bagian dalam mold cavity yang rumit, digunakan pattern yang terbuat biasanya dari kayu. Setelah
mold siap digunakan, barulah logam bahan baku dielehkan pada pada tungku khusus. Untuk
melelehkan alumunium alloy dibutuhkan suhu hingga 948 derajat Celsius. Temperatur yang
digunakan berbeda beda untuk material berbeda.
Lelehan material tersebut kemudian dialirkan ke dalam mold untuk dibiarkan mengalami
proses solidifikasi. Riser mengambil peranan yang sangat penting dalam proses ini sehingga
peletakan dan ukurannya harus sangat diperhatikan. Riser yang baik harus memadat paling akhir
setelah seluruh bagian molten material memadat. Setelah memadat sempurna, mold
dimasukkan ke dalam mesin pemanas yang melelehkan rekatan silica clay sehingga pasir yang
menjadi bahan dasar mold terlepas. Pemanasan ini juga meningkatkan kekuatan engine block.
Namun, hasil yang diperoleh masih harus diproses kembali untuk menghilangkan sisa riser dan
juga menghaluskan permukaan. Proses finishing ini akan menghasilkan engine block yang siap
digunakan untuk proses perakitan mesin selanjutnya.
Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan selama Proses Produksi
1. Pasir yang digunakan harus memiliki kekuatan tinggi untuk mempertahankan bentuk yang
kaku.
2. Semakin tinggi tingkat permeabilitas pasir akan menurunkan porositas mold, permeabilitas
yang lebih lendah akan menghasilkan permukaan akhir yang bagus.
3. Stabilitas Temperatur yang harus dipertahankan untuk menghindari kerusakan selama proses
solidifikasi seperti cracking.
4. Pasir harus memiliki kemampuan kompresi yang baik sehingga tidak terjadi cracking pada
proses solidifikasi.

5. Riser harus ditempatkan pada lokasi yang tepat agar tidak mengalami solidifikasi sebelm
bagian lain memadat.

6. Presisi ukuran dalam engine block harus sesuai standar agak mesin dapat bekerja dengan baik
saat digunakan.

7. Cooling rate harus sesuai standar agar output yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai