Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA TEKNIK

MAKALAH
Bahan Karbon Untuk Pembuatan Mobil F1

Disusun Oleh:
Muhammad Fadli (1520621010)
S1 TEKNIK MESIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta , 28 September 2021

Muhammad Fadli
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. ............


- Latar Belakang ..................................................................................
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..
- Tujuan……………………………………………………………………………………………………..

BAB II LANDASAN MATERI ..................................................................................


- Pengertian Logam………………………………………………….
- Pengertian Non Logam …………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN


- Serat karbon sangat penting untuk mobil F1 ………………
- Serat polimer yang sangat penting untuk mobil F1…………

BAB IV PENUTUPAN
- Kesimpulan ………………………………………………………………………………………….
- Saran …………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mobil Formula One atau F1 adalah salah satu sisi menarik dari balapan tersebut. Bayangkan
saja, jet darat ini dapat melaju lebih 300 km/jam.
Untuk membuat mobil seperti itu tentu perlu teknologi canggih, termasuk material atau bahan
baku yang digunakan. Lantas, material apakah yang paling dominan dalam satu unit mobil
balap Formula 1?
Menurut laman model-space.com, 75 persen konstruksi mobil balap F1 terbuat dari serat
karbon. Serat karbon sendiri merupakan campuran dari beberapa bahan utama. Biasanya,
bahan baku yang digunakan untuk membuat serat karbon adalah rayon,
pitch, dan polyacrylonitrile, serta acrylic.

Serat karbon punya karakter ringan, tetapi tetap kaku dan sangat kuat. Kekuatannya dua kali
lebih kuat dibanding baja, tetapi lima kali lebih ringan.
Untuk meningkatkan keselamatan saat balapan, desain kokpit bahkan dibuat dengan tiga lapis
campuran serat karbon dan kevlar, dengan ketebalan maksimal 3,5 milimeter.
Material lain yang sering digunakan untuk membuat mobil F1 adalah serat polimer yang
terdiri dari zat aramids, zylon, dan polythylene. Bahan ini terutama digunakan dalam
pembuatan ujung depan mobil.
Zylon sendiri merupakan bahan yang wajib digunakan untuk membuat rangka monokok, yang
bentuknya menyerupai bak mandi yang sempit dan kecil. Rangka monokok pertama kali
diperkenalkan oleh tim balap Lotus pada 1962.
Menurut laman Azom, meski karakter utamanya kaku, serat karbon tetap dapat menyerap
energi dengan baik. Serat karbon ini sampai sekarang masih terus dikembangkan agar
menghasilkan kendaraan yang semakin baik.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan adanya makalah ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas antara lain:
1) Bahan apa saja yang dibutuhkan ?
2) Kenapa pilih bahan-bahan tersebut?
3) Sifat fisik/kimia dari bahan-bahan tersebut ?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi logam dan non logam
2) Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan pada F1
3) Untuk mengetahui sifat fisik/kimia pada bahan yang digunakan
BAB II
LANDASAN MATERI
2.1 Pengertian Material Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar
listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara
penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur. Bijih logam yang
ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina, dan ada yang bercampur
dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir,
dan tanah.
Logam juga banyak memiliki unsur yang jumlahnya paling banyak di bumi ini. Macam-
Macam logam memiliki sifat dan juga kegunaanya masing-masing. yang pada saat ini , ada 65
logam yang terbentuk dengan secara alami di bumi, tetapi hanya sedikit yang dapat
dimanfaatkan dengan cara yang benar dan baik.

2.2 Pengertian Material Non Logam


Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) adalah jenis logam yang secara kimiawi tidak
memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam
bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam
yang banyak dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam pengolahan
bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan berbagai alasan,
mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan pendukung teknologi
serta keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum digunakan dan lain-lain

Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang lainnya.
Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan pemakaian
secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara logam non ferro bahkan
dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari sifat asalnya.

Pengertian dari bahan bukan logam atau non logam adalah unsure kimia yang mempunyai sifat-
sifat, yaitu :

 Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik (bahan
isolasi)).
 Peka terhadap api (bahan baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah pecah
(keramik)).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Serat Karbon Untuk Mobil F1


Menurut laman model-space.com, 75 persen konstruksi mobil balap F1 terbuat dari serat
karbon. Serat karbon sendiri merupakan campuran dari beberapa bahan utama. Biasanya, bahan
baku yang digunakan untuk membuat serat karbon adalah rayon,
pitch, dan polyacrylonitrile, serta acrylonitrile.

Serat karbon punya karakter ringan, tetapi tetap kaku dan sangat kuat. Kekuatannya dua kali
lebih kuat dibanding baja, tetapi lima kali lebih ringan.

Untuk meningkatkan keselamatan saat balapan, desain kokpit bahkan dibuat dengan tiga lapis
campuran serat karbon dan kevlar, dengan ketebalan maksimal 3,5 milimeter.

- Rayon :

Rayon atau kain rayon adalah kain yang dibuat dari serat hasil regenerasi selulosa.
Serat yang dijadikan benang rayon berasal dari polimer organik, sehingga disebut serat
semisintesis karena tidak bisa digolongkan sebagai serat sintetis atau serat alami yang
sesungguhnya.

- Polyacrylonitrile :
Polyacrylonitrile merupakan polimer yang memiliki densitas rendah, kekuatan yang
tinggi serta elastisitas yang besar. Karena sifat-sifatnya tersebut PAN berpotensi dalam
menghasilkan carbon fiber yang bermutu tinggi. PAN terdiri atas dua jenis yaitu homopolimer
dan kopolimer. Homopolimer dari PAN telah banyak digunakan sebagai serat dalam sistem
filtrasi gas panas, layar untuk kapal pesiar serta beton yang diperkuat dengan serat. Sedangkan
Kopolimer-nya sering digunakan sebagai serat untuk membuat pakaian rajut seperti kaus kaki
dan sweater tenda, dll (http://www.prsc.usm.edu/macrog/pan.html). Polyacrylonitrile
terbentuk dari polimerisasi antara acrylonitrile kopolimer dengan inisiator. Pelarut seperti N-
N, dimethylformamide dibutuhkan dalam polimerisasi ini agar cepat terbentuk ikatan silang
antara monomer dan inisiator (www.epc.com). Derajat polimerisasi rata-rata meningkat karena
suhu reaksi menurun. Polimer dengan derajat polimerisasi rata-rata 3.000-4.000 dapat ditandai
dengan tingkat tinggi elastisitas seperti karet, sedangkan polimer dengan derajat polimerisasi
kira-kira 1.000, menunjukkan sifat yang lebih plastik. Sedangkan, polimer dengan derajat
polimerisasi rata-rata 50-100 memiliki sifat seperti minyak kental.
Karakteristik fisika dari Polyacrylonitrile
Rumus Molekul Karakteristik Keterangan
(C3H3N)1000 Berat molekul (g/mol) 52.945
Titik didih (oC) 85
Titik lebur (oC) 317
Densitas (g/cm3 ) 1,184
Derajat polimerisasi 1.000
Kelarutan
Larut dalam dimethyl
formamide, larutan
thiocyanate, dan tidak larut
dalam etanol, aseton,
benzene, dan carbon
tetrachloride

- Acrylonitrile :
Acrylonitrile merupakan cairan tidak berwarna dan mudah menguap (volatile) yang
mudah larut dalam air dan pelarut organik seperti aseton, benzene, karbon tetraklorida, etil
asetat dan toluene.
Karakteristik fisika dari Acrylonitrile
Rumus Molekul Karakteristik Keterangan
C3H3N Berat molekul (g/mol) 52,945
Titik didih (oC) 77,3
Titik lebur (oC) -83,5
Densitas (g/cm3 ) 0,81
Kelarutan Larut dalam air, etanol, eter,
aseton, dan benzena

3.2 Serat Polimer Untuk Mobil F1


Material lain yang sering digunakan untuk membuat mobil F1 adalah serat polimer
yang terdiri dari zat aramids, zylon, dan polythylene. Bahan ini terutama digunakan dalam
pembuatan ujung depan mobil.

Zylon sendiri merupakan bahan yang wajib digunakan untuk membuat rangka monokok, yang
bentuknya menyerupai bak mandi yang sempit dan kecil. Rangka monokok pertama kali
diperkenalkan oleh tim balap Lotus pada 1962.

- Aramids :

Serat aramid adalah nama generik dari sekelompok serat sintetis. Serat menawarkan
serangkaian properti yang membuatnya sangat berguna dalam baju besi, pakaian, dan
berbagai aplikasi lainnya. Merek komersial yang paling umum dikenal adalah Kevlar , tetapi
ada merek lain seperti Twaron dan Nomex dalam keluarga besar yang sama.

Struktur kimia molekul rantai sedemikian rupa sehingga ikatannya sejajar (untuk sebagian
besar) di sepanjang sumbu serat, memberikan kekuatan, fleksibilitas, dan toleransi abrasi
yang luar biasa. Dengan ketahanan yang luar biasa terhadap panas dan mudah terbakar yang
rendah, mereka tidak biasa karena tidak meleleh - mereka hanya mulai menurun (sekitar 500
derajat Celcius). Mereka juga memiliki konduktivitas listrik yang sangat rendah sehingga
menjadi isolator listrik yang ideal.

Dengan ketahanan tinggi terhadap pelarut organik, aspek 'inert' menyeluruh dari bahan ini
menawarkan keserbagunaan yang luar biasa untuk berbagai aplikasi. Satu-satunya noda di
cakrawala mereka adalah mereka sensitif terhadap UV, asam, dan garam. Mereka
membangun listrik statis juga kecuali jika dirawat secara khusus.

Sifat luar biasa yang dinikmati serat ini memberikan keuntungan yang membuatnya ideal
untuk berbagai aplikasi

- Polythylene :

Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termoplastik yang digunakan


secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik
ini diproduksi setiap tahunnya.
Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC: etena).
Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang sama yang
dilakukan oleh Polistirena (PS) dan Polipropilena (PP).
Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda.
Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa diproduksi melalu
proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi,
atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.

Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat
mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat
molekulnya.
UHMWPE adalah polietilena dengan massa molekul sangat tinggi, hingga jutaan. Biasanya
berkisar antara 3.1 hingga 5.67 juta. Tingginya massa molekul membuat plastik ini sangat
kuat, namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi struktur kristal tidak
efisien dan memiliki kepadatan lebih rendah daripada HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan
teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum. Karena ketahanannya
terhadap penyobekan dan pemotongan serta bahan kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi
yang luas. UHMWPE digunakan sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian
yang bergerak dari mesin pemutar, roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti
peluru, dan sebagai implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE
memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang
sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis
kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. HDPE digunakan sebagai
bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan tempat
sampah.
PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki
sambungan cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur tingi
meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia.
MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.926–0.940 g/cm3. MDPE bisa diproduksi dengan
katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE memiliki
ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE biasa digunakan pada pipa gas.
LDPE dicirikan dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap
percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur
kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang
rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi
dengan polimerisasi radikal bebas.
LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.915–0.925 g/cm3. LLDPE adalah polimer linier
dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup signifikan. Umumnya dibuat
dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-butena, 1-heksena, 1-
oktena, dan sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil yanglebih tinggi dari LDPE, dan
memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.
VLDPE dcirikan dengan densitas 0.880–0.915 g/cm3. VLDPE adalah polimer linier dengan
tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan
kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.

Sifat Fisik Polythylene :


Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat
sifat fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi bergantung pada tipe
polietilena. Pada tingkat komersial, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik
lelehnya berkisar 120oC hingga 135oC. Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar
105oC hingga 115oC.
Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat
baikdan tidak larut pada temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka. Polietilena
umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon
aromatik seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi
seperti trikloroetana atau triklorobenzena.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta.
Karbon terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur
paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbon ini, bersamaan
dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer membuat
karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan.

Bahan karbon juga sangat penting bagi dunia balap mobil F1 maupun balapan yang
lainya karena serat karbon punya karakter ringan, tetapi tetap kaku dan sangat kuat.
Kekuatannya dua kali lebih kuat dibanding baja, tetapi lima kali lebih ringan. Karbon juga
memiliki sifat yang baik dan mampu tahan terhadap suhu tunggi bahkan di atas bahan logam.
Semua alotrop karbon sangat stabil dan memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi,
bahkan dengan oksigen. Keadaan oksidasi karbon yang paling umumnya ditemukan adalah +4,
manakala +2 dijumpai pada karbon monoksida dan senyawa kompleks logam transisi lainnya.
Sumber karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapur, dolomit, dan karbon dioksida,
sedangkan sumber organik terdapat pada batu bara, tanah gambut, minyak bumi, dan klatrat
metana. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsur lainnya, dengan
hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampai sekarang.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi setiap
pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih kreatif dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2507130/ini-material-yang-digunakan-
mobil-f1

https://www.mallardsgroups.com/bahan-body-mobil-f1/

https://www.dosenpendidikan.co.id/logam-dan-non-logam-adalah/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karbon

Anda mungkin juga menyukai