“PLAGIARISME”
Disusun Oleh :
Kelas 1 A
Kelompok
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Definisi Plagiarisme ....................................................................................... 3
B. Jenis – jenis Plagiarisme ................................................................................ 3
C. Ciri – ciri Plagiarisme .................................................................................... 4
D. Faktor Penyebab Plagiarisme ......................................................................... 4
E. Plagiarisme Sebagai Pelanggaran Etika ......................................................... 6
F. Pencegahan Plagiarisme................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8
A. Kesimpulan .................................................................................................... 8
B. Saran .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Plagiarisme merupakan salah satu tindak kejahatan akademik karena
didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan
tanpa mencantumkan sumber aslinya. Hal tersebut sangatlah bertentangan
dengan prinsip pendidikan yang ingin menciptakan sumber daya manusia
yang berilmu dan berakhlak mulia.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah diberlakukan UU tentang
plagiarisme yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.17/2010 dan 2 pelakunya diancam dengan hukuman yang cukup berat.
Sesuai UU No.20/2003, dijelaskan bahwa pelaku tindak plagiat diberikan
sanksi bahwa lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi atau vokasi, terbukti merupakan
jiplakan, dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2). Kemudian lulusan yang tersebut
pada pasal 25 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun,
dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah).
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana pada tahun 2010 pada
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Daerah dan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang mengerjakan tugas akhir juga
ditemukan beberapa tindak plagiat, 3 jenis-jenis plagiarisme yang dilakukan
sangat bervariasi, diantaranya adalah duplikasi judul, substansi, teori, data
dan referensi. Pengambilan data awal yang dilakukan peneliti terhadap 40
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
diambil secara acak, peneliti mendapatkan informasi bahwa dari 40
mahasiswa, 23 diantaranya mengaku pernah melakukan plagiarisme.
Sedangkan 26 dari 40 mahasiswa diantaranya mengaku pernah melihat
plagiarisme yang dilakukan oleh sesama mahasiswa Fakultas Psikologi.
(Michael, 2009)
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa dapat mengetahui apa itu plagiarisme.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi plagiarisme;
b. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis plagiarisme;
c. Mahasiswa dapat mengetahui ciri – ciri plagiarisme;
d. Mahasiswa dapat mengetahui faktor plagiarisme;
e. Mahasiswa dapat mengetahui plagiatise sebagai pelanggaran etik;
f. Mahasiwa dapat mengetahui pencegahan plagiarisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Plagiarisme
Plagiarisme berasal dari kata plagiat yang berarti pengambilan
karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misal menerbitkan karya tulis
orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI, 2014).
Plagiarisme adalah bentuk penyalahgunaan hak kekayaan intelektual
milik orang lain, yang mana karya tersebut dipresentasikan dan diakui secara
tidak sah sebagai hasil karya pribadi. (Sulianta, 2007)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010
dikatakan Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai.
Dari beberapa penjelasan mengenai makna dari plagiarism di atas kita
bisa menyimpulkan bahwa plagiarism adalah salah satu tindakan kriminal
dengan cara mengakui karya orang lain menjadi karya kita baik sebagian besar
atau kecil.
3
4. Self plagiarism.
Penulis mempublikasikan suatu artikel pada lebih dari satu berita
publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis tersebut atau karya tulis yang
pernah dibuat sehingga menghasilkan karya tulis yang baru.
4
yang memanfaatkan kebenaran ilmiah berdasarkan order atau pesanan,
disebut ‘intelektual tukang’. Yang memprihatinkan adalah sebutan
intelektual asukarena menjadikan kebenaran sebagai budak kekuasaan.
5
basi jika penulisnya merupakan tokoh yang memiliki sederetan gelar atau
memiliki nama besar.
6
6. Ethical "no-free-lunch" rule, menyatakan bahwa setiap hal yang
hendak dipergunakan harus diasumsikan ada pemiliknya, dan pemilik
itu menginginkan balas jasa atas penggunaan tersebut. (Michael, 2009)
F. Pencegahan Plagiarisme
Untuk menghindari tindakan plagiarisme, perlunya mengenali atau
memahami teknik mengenai tata cara mengutip dan melakukan parafrase,
yang akan diuraikan secara ringkas kutipannya berikut ini. Yang pasti, pesan
paling penting dan bersifat wajib untuk menghindari plagiarisme adalah
menyebutkan sumber kutipan yang digunakan. Lebih dan itu, yang juga
penting adalah kemampuan untuk mengutip secara tepat dan akurat tulisan
yang dikutipnya.
1. Materi Kutipan dan Tata Cara Mengutip
Sejauh menyangkut maten kutipan, perlunya melakukan
seleksi materi atau kalimat-kalimat yang dikutip dengan mengingat
relevansinya dengan masalah yang dibahas. Meskipun kadang kala
dipenlukan bahan paparan dan wacana yang komprehensif maten kutipan
sebaiknya ringkas dan tidak tenlalu panjang. Sebab bila tenlalu panjang,
maka alur pembahasannya akan cenderung ke hilangan arah dan tidak
fokus. Selain itu, akan menjadi tidak jelas pokok persoalan yang diulas.
Semakin banyak pendapat yang dikutip, semakin tenggelam posisi
gagasan penulis. Dengan kata lain, gagasan penulis akan semakin kabur di
antara berbagai pandangan dan pendapat yang dikutip.
Dalam kaitan ini ada baiknya mempenhatikan catatan Agus
bahwa “kutipan yang berlebih-lebihan seringkali dapat disamakan dengan
argumentasi yang tidak terintegrasi dengan baik”. Untuk itu, perlu
pedoman mengenai kapan harus mengutip dan apa yang perlu dikutip.
Sebagai bahan, berikut ini dikutip beberapa pokok panduan dan tulisan
Agus Wahyudi mengenai metode kutipan langsung.
2. Ketentuan Mengenai Pengutipan
7
Salah satu pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah
bagaimana kemudian aturan dalam pengutipan?
Sebenarnya tidak ada aturan yang baku mengenai masalah teknik
pengutipan ini. Sejauh ini, praktik pengutipan lebih banyak didasarkan
pada nilai etika dan ukuran norma kepatutan pada din masing-masing
penulis. Selain untuk pertanggungjawaban moral, teknik pengutipan
sesungguhnya lebih bernuansa seni dan keterampilan yang berbasisselera
dan pengalaman. Ini berarti ada fleksibilitas meski tetap harus
memperhatikan rambu-rambu akademis. Adakalanya, tuntutan kebutuhan
mengharuskan pengutipan dilakukan secara apa adanya sesuaidengan versi
penulis atau publikasi resmi yang otentik. Penulis yang mengutip harus
benar-benar teliti dan akurat dalam menuang kankutipannya, baik dalam
rumusan kalimat, rangkaian kata-kata, maupun tanda baca, dan ejaan yang
digunakan. Kesemuanya harus persis! Hal ini penting agar tidak
menimbulkan multi interpretasi. Demikianpula akurasi kutipan mengenai
keterangan waktu. Di luar itu adalah mengenai panjang pendeknya
kutipan.
3. Melakukan Parafrase
Salah satu cara cerdas untuk menghindari plagiarisme
adalahdengan melakukan parafrase. Yaitu, mengambil ide atau gagasan
oranglain, dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata -
kata sendiri. Dengan melakukan parafrase tidak berarti gagasan atau
pemikiran itu menjadi “ciptaan” milik penulis. Gagasan itu tetap
merupakan buah karya intelektual penulis aslinya. Oleh karena itu,keaslian
atau orisinalitas ide harus tetap dipertahankan (Soelistyo, 2011).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plagiat adalah suatu tindakan meniru, menjiplak, atau mencuri karya
orang lain dengan maksud untuk dijadikan hail karya milik sendiri.
Sedangkan karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa plagiat pada karya ilmiah merupakan tindakan
meniru , menjiplak , atau mencuri karya milik orang lain yang bersifat ilmiah
atau keilmuan misalnya makalah, laporan praktiku, skripsi, tesis, dll.
Sebab-sebab plagiat antara lain copy paste, mengubah nama
pengarang dari suatu karya orang lain, menyalin persis hasil karya orang lain,
menggunakan ide atu pendapat orang lain dengan menggunakan kalimat
sendiri tanpa mencantumkan sumber atau nama nama pemilik karya/hasil
penelitian tersebut, membeli hasil karya orang lain yang kemudian
disebarluaskan kepada publik atas nama pembeli karya ilmiah, dan mengubah
hasil karya orang lain berupa tulisan tanpa seizing dari pemilik asli.
B. Saran
Dalam peulisan suatu karya ilmiah, tentu tidak lepas dari bayang-
bayang tindakan plagiat. Oleh karena itu dalam penulisan karya ilmiah
selanjutnya kita harus :
1. Memperhatikan apa itu plagiat, agar karya ilmiah yang kita ciptakan tidak
mengaandung unsur plagiat.
2. Dalam penulisan krya ilmiah sebaiknya diberi unsur-unsur tambahan
(seperti apa yang dibahas dalam materi makalah) agar kita tahu apa yang
kita lakukan agar karya yang kita ciptakan tidak mengandung unsur
plagiat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10