luas dalam penyambungan batang-batang konstruksi baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena konstruksi baja dan mesin yang dibuat mempergunakan teknik penyambungan yang lebih ringan dan proses yang lebih sederhana sehingga biaya keseluruhannya menjadi lebih murah. • Teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi, misalnya untuk mengisi lobang-lobang coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi hanya merupakan sarana utama untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Oleh karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannnya sangant sederhana, tetapi sebenarnya banyak masalah yang harus diatasi. Pemecahannya memerlukan bermacam- macam pengetahuan. Karena itu dalam pengelasan pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek. Secara lebih terinci dikatakan bahwa dalam rancangan konstruksi baja dan mesin harus direncanakan pada tentang cara pengelasan, cara memeriksa, bahan las dan jenis las yang akan dipergunakan. Pengujian dan pemeriksaan pengelasan sangat penting artinya bagi keperluan pembuat dan keperluan pemakai. Disamping untuk kepentingan kedua belah pihak, sekarang ini masih ditambahkan lagi kepentingan untuk pihak ketiga seperti : Negara, masyarakat akademik, asosiasi industri dan masyarakat pada umumnya. Peranan pengujian dan pemeriksaan bagi pembuat adalah untuk jaminan mutu, perbaikan teknik pembuatan dan pengurangan biaya pembuatan. Peranan pengujian dan pemeriksaan bagi pemakai adalah kepastian mutu pada data pembelian, ketahanan mutu dan sebagai pembanding hasil. Sedangkan bagi pihak ketiga sebagai penilai terhadap mutu produk dan untuk keamanan masyarakat. Tujuan dari pengujian dan pemeriksaan las adalah untuk menjamin mutu dan kepercayaan terhadap konstruksi las. Untuk hal ini pemeriksaan harus dilakukan terus menerus sejak dari tahap perencanaan sampai pemakaian. Syarat yang diutamakan dalam konstruksi las adalah kekuatan. Oleh sebab itu pengujian dan pemeriksaan harus benar-benar dilakukan dengan baik. Pada umumnya pengujian sambungan las terbagi dalam pengujian merusak dan pengujian tidak merusak. Prasyarat : Prasyarat melaksanakan modul ini peserta diklat telah memahami pengetahuan dasar tentang Metalurgi. Tujuan akhir pembelajaran Setelah menyelasaikan mata diklat ini diharapkan peserta dapat : Mengetahui bentuk struktur dari logam Menjelaskan pengaruh panas terhadap logam Menjelaskan pengaruh pengelasan terhadap logam Menjelaskan fungsi diagram besi karbon ( Fe3C). Membedakan proses perlakuan panas. Membedakan pengujian dan pemeriksan secara merusak dan tidak merusak – Memeriksa perpaduan hasil pengelasan – Memeriksa keretakan pada hasil las – Menguji kekerasan pada hasil las – Memilih jenis-jenis pengujian dan pemeriksaan pada hasil las – Menjelaskan pengujian radiografi – Menjelaskan pengujian Ultrasonik – Menjelaskan pengujian dengan serbuk magnit – Menjelaskan pengujian dengan penembusan zat warna Ruang Lingkup. • Modul ini membahas tentang : • Pengaruh panas pada baja • Pengaruh pengelasan pada baja • Pengujian dan pemeriksaan las dengan cara merusak A. Struktur Kristal dari logam
Setiap logam terdiri dari elemen-elemen
yang tereduksi didalam logam sehingga menjadi atom logam. Atom logam dibentuk dari electron-eleektron yaitu electron positip dan negatip. Jumlah dari muatan positip pada ion logam lebih besar dari muatan negatip. Secara umum bentuk kristal atom dari logam ada 3 macam yaitu : 1. Body centred cubic (BCC) Kiri kristal tersusun dari ion logam yang membentuk sebuah kubus ditambah satu ion ditengah ruang kubus. Kisi kristal tergambar seperti bola yang tersusun secara sistematis . contoh dari kisi kristal ini adalah besi pada temperatur dibawah 911oC; Chrom, wolfram dan vanadium. Kisi kristal berbentuk seperti kubus, hanya saja pada setiap sisi kubus terdapat tambah satu ion ditengahnya. Bentuk kristal seperti ini terdapat pada besi dengan temperatur di atas 911oC, aluminium, tembaga dan nikel . Close Packed Hexagonal (CPH) Kisi kristal seperti ini terdapat pada magnesium; seng dan titan Logam diproduksi dari proses pencairan sampai proses pembekuan. Pada saat logam mencair, ion logam dalam keadaan bebas, dan tidak teratur satu sama lain. Jika temperatur diturunkan secara perlahan, maka ion logam mulai menyatu satu sama lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5. Terbentuknya kristal logam B. Diagram Besi Karbon. Baja karbon adalah paduan besi dengan karbon. Banyaknya kandungan karbon pada baja mempunyai perbedaan struktur dan sifat. Hubungan temperatur dengan kandungan karbon pada besi dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 6. Diagram besi karbon • Ferrit adalah bentuk struktur besi tanpa karbon. Sifat territ lemak dan liat. • Baja eutektoid adalah baja dengan kandungan karbon 0,8%, struktur ini dikatakan dengan perlit. • Baja dengan kandungan karbon dibawah 0,8% dikatakan dengan struktur ferrit - perlit (baja dibawah eutektoid) • Baja dengan kandungan karbon diatas 0,8%, dikatakan dengan struktur perlit – zementit (baja diatas eutektoid) • Jika memanaskan besi dengan kandungan karbon tertentu, diatas temperature 723oC, maka akan terjadi perubahan struktur dari BCC menjadi FCC Perlakukan panas. Fungsi dari proses perlakuan panas adalah untuk memperbaiki sifat-sifat dari baja. Sifat-sifat yang diperbaiki meliputi kekerasan, tegangan tarik dan kelecetan yaitu dengan mengatur panas dan proses pendiginannya. Pada diagram dibawah dapat dilihat temperatur pijar suatu baja Gambar 7. Temperatur Pijar Temperatur pijar dimulai dari 550oC sampai 720oC, keadaan baja pada temperature ini, terjadi proses perubahan kristal. Pada posisi ini biasanya baja sudah dapat dilakukan penggilingan, pembengkokan, penempaan atau pengeladan. GarisGSK adalah garis normalizing, dimana keadaan baja sangat mudah dibentuk. Proses perlakuan panas dapat dibedakan atas : 1. Mormalizing adalah proses memanaskan baja pada temperature tertentu (garis GSK), kemudian diinginkan secara perlahan-lahan pada udara. 2. Memudahkan atau annealing adalah proses memanaskan baja pada temperature tertentu (530o C – 670o C), kemudian didinginakn secara sangat perlahan-lahan, biasanta didiamkan di dalam dapur. 3.Mengeraskan atau menyepuh adalah proses memanaskan logam padatemperature tertentu (garis GSK), kemudian didinginkan kedalam media pendingin (aor atau oli). Baja yang mengandungkan karbon < 0,3% tidak dapat dikeraskan. Jika diinginkan kekerasannya harus melalui proses lanjutan. Contoh : Baja yang mengandung 0,4%C,temperature pengerasan 840o C dan baja dengan 1,0%; temperature pengerasan 760o C. Tempering atau memperbaiki struktur adalam proses pemanasan ulang pada temperature 200oC – 350o C ditahan beberapa saat, kemudian didinginkan secara perlahan-lahan. Proses ini biasanya lanjutan dari proses pengelasan. Hasil dari pengerasan yang terlalu keras membuat baja bersifat rapuh. Agar tidak rapuh baja tersebut harus melalui proses tempering agar menjadi liat. Pada dasarnya proses perlakuan panas dapat dilihat pada gambar berikut. Hasil dari pengerasan yang terlalu keras membuat baja bersifat rapuh. Agar tidak rapuh baja tersebut harus melalui proses tempering agar menjadi liat. Pada dasarnya proses perlakuan panas dapat dilihat pada gambar berikut Hasil dari pengerasan yang terlalu keras membuat baja bersifat rapuh. Agar tidak rapuh baja tersebut harus melalui proses tempering agar menjadi liat. Pada dasarnya proses perlakuan panas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 8. Prinsip perlakuan panas KEG. 2. PENGARUH PENGELASAN PADA BAJA PENGARUH PENGELASAN PADA BAJA A. Klasifikasi Pengealsan Jenis pengelasan terdiri dari beberapa macam, tetapi jika dibedakan dari proses panas yang diberikan, pengelasan terdiri dari 3 macam yaitu : 1. Las gas 2. Las Listrik 3. Las tempa Pengelasan dengan menggunakan bahan bakar gas yang umum digunakan adalah gas acetelin dengan gas oxygen disebut dengan las oxy acetelin. Pada las ini panas yang dihasilkan sekitar 3150oC. Las tempa adalah pengelasan yang pertama kali digunakan orang atau pengelasan tertua. Pada pengelasan ini benda kerja dibakar dalam bara api dari hasil pembakaran kokus atau arang. Benda kerja dibakar sampai mencapai titik kritis atau temperature di atas 750 oC, kemudian disatukan dan dipukul hingga menyatu. Las listrik merupakan jenis pengelasan yang moderen, dimana prosesnya cepat dibandingkan dari las oxy-acetelin dan las tempa. Las listrik dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan AWS yaitu : 1. Las SMAW ( Sheild Metal Arc Welding) 2. Las GMAW (Gas Metal Arc welding) 3. Las GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding) 4. Las Tahanan (Spot welding) Las SMAW atau las busur elektroda bersalut menghasilkan panas sekitar 4500 oC, maka las SMAW baik untuk pengelasan jenis bahan dan tebal pelat tertentu. Jenis salutan pada las SMAW sangat mempengaruhi hasil pengelasn. Las GMAW atau biasa disebut orang dengan las MIG atau MAG menghasilkan panas diatas 7000 oC, dengan demikian las ini baik digunakan untuk pengelasan pelat-pelat yang tebal. Las GTAW atau biasanya dikenal orang dengan las TIG dan WIG. Panas yang dihasilkan berkisar 6000 oC , Jenis las ini sebenarnya pengembangan dari las oxy-acetelin, karena proses pengelasannya sama, hanya pada las oxy-axetelin, proses pencairan logam dasar makan waktu yang lama. Las TIG umumnya digunakan untuk mengelas logam/baja berkwalitas baik dan juga baik untuk pengelasan Root dari sambungan. Las Tahanan adalah jenis las listrik yang tidak menggunakan busur listrik, tetapi arus listrik yang dialirkan melalui kedua benda yang akan disatukan dengan melalui tahanan. Jenis las ini biasanya digunakan untuk menyambung pelat- pelat yang tipis. Pada umumnya las ini digunakan pada industri Karoseri Mobil. Ada beberapa para ahli mengklasifikasi pengelasan berdasarkan bahan tambahnya yang habis ikut mencair. Menurut pendapat para ahli ini, pengelasan dibagi atas 2 macam : 1. Pengelasan dengan elektroda terumpun 2. Pengelasan dengan elektroda tak terumpun Pengelasan dengan elektroda terumpun terdiri dari : - Las SMAW - Las GMAW Pengelasan dengan elektroda tak terumpun teridiri atas : - Las GTAW - Las Tahanan Berdasarkan klasifikasi pengelasan di atas, maka seorang juru las harus dapat memilih jenis las yang akan digunakan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan pengaruh panas terhadap logam yang dilaspun dapat dianalisis. B.Pengelasan baja konstruksi Pengelasan merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam yang dilaksanakan dalam keadaan cair atau menyambung beberapa batang logam secara homogen dengan menggunakan energi panas. Baja konstruksi adalah baja yang mengandung karbon antara 0,1% sampai 0,8%. Karakteristik dari baja konstruksi dapat dilihat pada diagam berikut. Gambar 9. Tegangan tarik, batas mukur dan regangan pecah baja konstruksi Pada diagram dapat terlihat bahwa makin besar kandungan karbon dari baja, maka tegangan tarik akan makin besar pula sedangkan batas penambahan panjang juga makin besar, tapi regangan pecahnya akan makin kecil. Secara umum baja konstruksi yang mengandung karbon sampai 0,22%, baik untuk dilas berdasarkan DIN 17100. Baja St 37, St 44 dan St 52 sangat baik untuk dilas, sedangkan St 50, St 60 dan St 70, baik untuk dilas dengan bersyarat. St 33 merupakan batas baja yang baik dilas. Gambar 10. Kemampuan las baja konstruksi Disamping jumlah kandungan karbon yang terkandung pada baja menghasilkan kekerasan, tetapi masih ada yang lain mempengaruhi yaitu kecepatan pendinginan. Pada penampang lintang hasil pengelasan terdapat daerah pengelasan dan daerah mengalirnya panas berhubungan langsung dengan logam dasar yang dingin, sehingga sangat cepat proses pendinginannya. Gambar 11. Kekerasan pada daerah pengelasan St. 70 dalam vicker Gambar 12. Hubungan daerah pengelasan dengan diagram besi karbon