Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hanif Naufal Annafi (20106062)

Cynthia Citra Dewi (20106009)


Kelas : S1TI 04 B
Tugas : PPM

Meningkatkan efektivitas Shell and Tube Heat Exchanger melalui Fase


DMAIC Six Sigma
K.Srinivasana,*,S.Muthub , S.R.Devadasanc , C.Sugumarand
1. Perkenalan
Dalam dunia industri logam saat ini tungku adalah hal yang sangat penting dalam
ekstraksi logam, pembentukan logam, dan proses perlakuan panas untuk membuat logam.
Dalam hal ini penelitian ini berfokus pada peningkatan tungku untuk mencapau kinerja yang
maksimal. Kinerja masing-masing komponen dapat dievaluasi dan diintegrasikan untuk
memulai kinerja total tungku. Penyelidikan yang ketat dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menghilangkan parameter vital yang mempengaruhi efisiensi tungku melalui
pendekatan sistematis yaitu fase Six Sigma DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
dan Control). Six Sigma adalah alat manajemen kualitas yang diperkenalkan oleh Bill Smith
dari Motorola pada tahun 1980 [1]. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk meningkatkan
kinerja penukar panas saat ini yang meningkatkan efisiensi tungku secara keseluruhan
dengan menggunakan pendekatan Six Sigma DMAIC.

2. Tinjauan Pustaka
Efisiensi pada tungku dapat dimaksimalkan dengan berkonsentrasi pada kelebihan
beban dan perpindahan panas untuk mengurangi kehilangan panas dari gas buang [2]. Untuk
menghemat industri proses secara ekonomis, perhatian harus diberikan pada peningkatan
perpindahan panas daripada pengurangan ukuran peralatan [3]. [4] Dinyatakan bahwa,
untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi penukar panas aliran silang kompak dengan biaya
terjangkau, kecepatan udara tidak boleh lebih tinggi.
Dalam proses ini sirip elips cocok untuk tekanan yang lebih rendah, sedangkan sirip
mellingkar dapat menahan tekanan yang lebih tinggi setelah melakukan berbagai proses
analisis dan optimasi pada parameter dan geometrinya. Dengan menerapkan Six Sigma
DMAIC (pendekatan revolusioner) dengan alat dan teknik statistiknya di berbagai industri
proses, energi bahan bakar bersama dengan penghematan moneter dapat dicapai. Pada
dasarnya six sigma berfungsi sebagai pendekatan berbasis data untuk mengurangi variasi.
3. Metodologi DMAIC
3.1 Fase Definisi
Dalam hal ini fase penentuan kinerja tungku denga mengevaluasi dan
mengidentifikasi dan mengurangi beberapa kehilangan energi operasional yang dapat
meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Dapat kita lihat dari gambar diatas adalah bagan kinerja tungku. Jelas dalam hal
ini pengingkatan perpindahan panas mensubsidi dalam meningkatkan kualitas tungku
dan pemanasan awal udara pembakaran penghematan bahan bakar. Bagan Pareto
dengan jelas menggambarkan bahwa penukar panas adalah subsistem utama yang
sangat berkontribusi dalam pemulihan limbah panas dan perpindahan panas yang
meningkatkan keseluruhan kerja tungku.

3.2 fase Pengukuran

Dalam fase pengukuran ini kita harus melibatkan pengumpulan data dan proses
evaluasi data untuk menemukan faktor yang mengidentifiksi dampak pada kinerja
penukar panas. Dapat dilihat dari gambar 2 di bawah ini Grafik Pareto
mengungkapkan bahwa, berbagai parameter yang mempengaruhi kinerja penukar
panas. Jelas bahwa efektivitas penukar panas shell and tube memiliki nilai potensi
dampak yang tinggi pada kinerja tungku secara keseluruhan di antara berbagai
parameter. Dari interpretasi ini, efektivitas penukar panas ini ditemukan menjadi
0,61.[16] Merekomendasikan bahwa sebelum peningkatan tahap pemrosesan,
kemampuan proses harus diukur secara menyeluruh untuk mengidentifikasi jalur
perbaikan. Oleh karena itu, PCA untuk efektivitas penukar panas diplot untuk
memfasilitasi tingkat Six Sigma saat ini.

3.3 Konsumsi bahan bakar dan perhitungan penghematan moneter untuk


penukar panas tabung bersirip

Tungku sering terdiri dari pembakar masing-masing dengan kapasitas bahan


bakar 10 liter. Tungku menghabiskan total 100 liter / jam. Penukar panas memperoleh
50% dari kapasitas burner dan dengan asumsi tujuh jam/hari (satu siklus/ hari), di
mana ia berjalan 300 siklus/tahun. Model penukar panas yang disempurnakan dengan
sirip memiliki efektivitas = 0,664 dan suhu udara dinaikkan dari 44 menjadi
peningkatan efektivitas setelah penerapan sirip di atas tabung kosong ditemukan
0,054.

50 liter / jam 0,054 = 2,7 liter / jam

2,7 liter / jam = 18,9 liter / hari

18,9 liter / hari 300 hari = 5670 liter / tahun


5670 liter / tahun rs.60 = Rs. 0,34 juta per
tahun Dalam fase perbaikan, penghematan moneter sekitar Rs.0,34 juta per
tahun dicapai dari shell and tube penukar panas dengan sirip.

4. Hasil dan pembahasan


Metodologi Six Sigma DMAIC digunakan dalam studi kasus ini untuk
meningkatkan efisiensi tungku. Pada tahap pengukuran, tingkat keparahan masalah
ditemukan di penukar panas. Pada tahap analisis, berbagai parameter telah dianalisis
untuk meningkatkan efektivitas penukar panas melalui diagram sebab akibat dan sesi
brainstorming. Pada fase perbaikan, perbandingan kinerja tercantum pada Tabel 1,
baik dengan atau tanpa sirip.

5. Kesimpulan
Dalam hal pembuatan logam sangat lah penting untuk meningkatkan kualitas pada
tungku untuk ke efeisensian dan kemaksilan dalam pembuatan logam. Metodologi Six
Sigma DMAIC diterapkan di perusahaan manufaktur tungku untuk mengurangi energi panas
dalam gas buang yang sangat berdampak pada efisiensi tungku. dengan meningkatkan laju
perpindahan panas dan mengurangi energi panas dalam gas buang limbah melalui penerapan
sirip melingkar di atas tabung kosong. Tingkat sigma ditingkatkan dari 1,34 menjadi 2,01.
Penghematan moneter dicapai sekitar Rs.0,34 juta per tahun.

Anda mungkin juga menyukai