Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PEMAHAMAN

TEORI, OPERASI & PEMELIHARAAN STEAM TURBINE


PADA PEMBANGKIT LISTRIK
Untuk Mahasiswa Teknik Mesin Kilang Tingkat 3 Rotating Equipment
PEM Akamigas Cepu
19 Oktober 2022
(Bobot Penilaian 80%)

Kelompok 6:
1. Prayoga Adi Setiawan (201430003)
2. Hendra (201430010)
3. Muhammad Salistawan Yusuf (201430018)
4. Sakarias Djapanjatai (201430039)
5. Marcelino Nickandro Mangar (201430042)
Peraturan :
1) Semua permasalahan dalam tugas pemahaman ini adalah permasalahan riil yang terjadi di pembangkit
listrik, khususnya PLTU Batubara, dan solusinya telah diterapkan dengan hasil baik. Keakuratan jawaban
Saudara ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan kondisi aktual yang terjadi. Oleh karena itu, uraikan
jawaban Anda berdasarkan pemikiran dan analisa Saudara / kelompok sendiri, secara mandiri.
Deskripsi jawaban Saudara / Kelompok akan sangat menentukan nilai.
2) Berkas jawaban mohon diserahkan paling lambat 21 hari kalender setelah tugas diberikan melalui
Ketua Kelas.
1. TUGAS PEMAHAMAN – 1 :
Perhatikan steam turbine PLTU Pacitan dengan kapasitas 353 MW, dengan output 300 MW.

Pada kondisi operasional, listrik yang dihasilkan dan dihantarkan ke pelanggan tidak sebesar kapasitasnya,
contoh seperti kondisi operasional di bawah ini, listrik yang dialirkan ke pelanggan dari PLTU Pacitan
adalah sebesar 231 MW.
Tugas :
Jelaskan, mengapa dalam kondisi operasional, listrik yang dialirkan ke pelanggan tidak sebesar kapasitas dari
steam turbine-nya.
Menurut data dan informasi PLTU Pacitan memiliki kapasitas sebesar 353 MW dan output 300 MW.
Pada kondisi operasional, listrik yang dihasilkan dan dihantarkan ke pelanggan tidak sebesar
kapasitasnya, data mengatakan listrik yang dialirkan ke pelanggan adalah sebesar 231 MW. Menurut
analisis saya secara mendalam, komprehensif dan terstruktur berdasarkan data dan informasi diatas dan
juga litelatur yang saya baca, Kapasitas 353 MW dan output 300 MW merupakan kapasitas maksimal
dari steam turbine. Jika terus memakai operasi maksimal ini akan sangat berdampak pada keandalan
(Reliability) dari peralatan tersebut, akan berdampak juga pada kerusakan yang mungkin terjadi pada
perlatan nanti karena Steam turbine dipaksa bekerja pada kondisi maksimalnya pada waktu yang lama.
Turbin dituntut harus mempunyai kemampuan untuk beroprasi dengan kestabilan yang cukup dalam
waktu lama dari keadaan tanpa beban hingga beban penuh. Karena adanya hubungan langsung antara
daya yang dihasilkan turbin dan aliran massa uap melalui turbin tersebut. Variasi beban dapat
mempangaruhi laju dari aliran massa uap. Pada kondisi beban yang konstan ada hubungan yang tetap
antara momen putar yang dibangkitan oleh sudu-sudu gerak dengan jumlah uap yang mengalir jika
beban berubah maka hubungan ini tidak dapat terpenuhi karena momen putar yang dibangkitkan tidak
lagi sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga akan terjadi kenaikan atau penurunan putaran poros
turbin yang sebenarnya tidak dikehendaki. Maka digunakan suatu alat suplai uap, kecepatan putar
poros turbin yang dapat menjaga parameter ini konstan. Dengan penjelasan sebelumnya, dapat
dikatakan kenapa supply listrik yang didistribusikan kepada pelanggan tidak sesuai dengan
kapasitasnya karena jika Steam turbine dipaksa bekerja dalam jangka waktu lama dengan kebutuhan
operasi yang maksimal, maka akan berdampak kepada menurunnya performa, dan keandalan, sebisa
mungkin harus beroprasi secara stabil agar tidak memberatkan kerja dari turbin,dan suplai dari udara
haruslah sesuai dengan beban yang dikehendaki menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat
yaitu 231 MW. Sisa dari kapasitas yang belum terpenuhi dapat digunakan pada saat terjadi lonjakan
beban yang tak teduga, khususnya di jam 5 sore hingga 10 malam. Biasa pada saat pabrik bekerja pada
jam padatnya dan perumahan warga mulai menyalakan lampu. Saat listrik yang disalurkan kepada
masyarakat tercukupi sebesar 231 MW maka tidak diperlukan turbin bekerja dikapasitas maksimunya,
hal ini diharapkan dapat menghemat Cost/ongkos dari pengoprasian turbin uap. Dari proses starting up
dan penyiapan feed water boiler membutuhkan waktu dan biaya yang patut diperhitungkan.

2. TUGAS PEMAHAMAN – 2 :
Terjadi gap heat rate pada PLTU Gresik Unit 1 antara kondisi aktual dibanding kondisi commissioning sebesar
239.75 kCal/kWh. Dimana terdapat selisih heat rate antara PLTU Gresik Unit 1 dengan PLTU Gresik Unit 2
yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang sama sebesar 169.43 kCal/kWh, yang mana heat rate PLTU
Unit 1 lebih tinggi daripada PLTU Unit 2.
Berdasar data Performance Test PLTU Unit 1 Bulan Januari s/d Juli 2011, didapatkan Analisa Heat Rate Gap
PLTU Unit 1 (dengan Metode OPI / Operational Performance Improvement) sebagai berikut :
Berdasar analisa gap Heat Rate di atas, selanjutnya Pareto Chart parameter penyumbang losses terbesar
sebagai berikut :
Berdasar Pareto Chart tersebut, terlihat bahwa ada 6 parameter penyumbang Heat Rate losses terbesar pada
PLTU Unit 1, yaitu :
a. Air Heater Effectiveness (70.09 kCal/kWh)
b. Main Steam Flow (61.28 kCal/kWh)
c. Flue Gas In Air Heater (54.88 kCal/kWh)
d. Condenser Vacuum (46.46 kCal/kWh)
e. HP Turbine Efficiency (42.91 kCal/kWh)
f. Final Feed Water Temperature (30.13 kCal/kWh)

Berdasarkan berdasarkan analisa berbasis Fish Bone Diagram atas kenaikan gap heat rate PLTU Unit 1, seperti
ditampilkan pada gambar dibawah ini, diketahui bahwa faktor dominan terjadinya penurunan efisiensi HP
Turbine disebabkan karena kerak / deposits pada sudu turbin akibat carry over bahan chemical boiler,
khususnya phosphate. Hal ini kemungkinan terjadi karena tube condenser sering bocor sehingga sering
dilakukan injeksi phosphate untuk mengontrol nila pH di boiler. Juga, secara teoretis, salah satu masalah
pemeliharaan terkait dengan turbin uap adalah padatan yang terbawa dari boiler yang mengendap di nozel
turbin dan bagian internal lainnya dan menurunkan efisiensi turbin dan keluaran daya.
Tugas :
a) Jelaskan secara komprehensif, mengapa kerak pada sudu turbine menyebabkan penurunan efisiensi, baik
pada steam turbine, yang berdampak signifikan pada efisiensi pada PLTU secara umum.

Kerak yang terdapat pada sudu-sudu turbin akan menyebabkan menurunnya suhu dan nilai enthalpy
yang akan berpengaruh pada nilai Heat Rate Turbine. Sehingga akan berpengaruh pada nilai effisiensi
turbin pada kondensor kerak yang ada pada tube akan menghalangi laju massa aliran dan perpindahan
panas, selain itu pada penggunaan tube yang terdapat fosfat akibat penggunaan terus menerus dari
injeksi chemical boiler.dari hambatan tersebut bisa terjadi kebocoran pada tube kondensor. Kemudian
laju aliran massa uap menurun karena terhalangi dari penyempitan sehingga laju dari aliran massa
tidak sesuai dengan yang diperlukan untuk proses perputaran turbin. Ini semua akan menurukan daya
yang dihasilkan generator.
b) Bagaimana / jelaskan cara untuk menghilangkan kerak / deposits pada sudu / nozzle turbine?
Cara menghilangkan kerak/deposit:
1. pemindahan secara manual.
2. memecahkan endapan dengan mematikan turbin dan membiarkannya dingin.
3. untuk endapan yang larut dalam air, pencucian air saat turbin berjalan metodenya biasa disebut
dengan TWS (Turbine Washing System) .
Tujuan dari metode ini adalah mengurangi tingkat penebalan silika/deposit yang menempel pada
sudu-sudu turbin. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan air bertekanan lebih tinggi dari
tekanan uap yang masuk kedalam turbin. Terdapat 2 proses yaitu refining dan regeneration. Pada
proses refining digunakan ion-ion kation dan anion yang berfungsi untuk mendeminerasisasi air dari
kandungan mineral. Sedankan pada proses regeneration terjadi reaksi pertukaran timbal balik antara
ion yang terdapat di dalam air dengan ion yang ada pada resin yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas resin sehingga mampu digunakan untuk mengikat ion-ion kation dan anion.
3. TUGAS PEMAHAMAN – 3 :
Steam turbine dibatasi oleh sumber panas terpisah dan tidak secara langsung mengubah bahan bakar menjadi
energi listrik. Maksudnya adalah bahwa energi ditransfer dari boiler ke turbin melalui uap bertekanan tinggi
yang pada gilirannya menggerakkan turbin dan generator.

Pemisahan fungsi ini memungkinkan pembangkit listrik yang menggunakan steam turbine beroperasi dengan
berbagai jenis bahan bakar, dari gas alam hingga limbah padat, termasuk semua jenis batu bara, kayu, limbah
kayu, dan produk sampingan pertanian (ampas tebu, lubang buah, dan sekam padi).

Berdasarkan RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2019 – 2028 target bauran energy nasional
untuk EBT (Energi Baru Terbarukan) adalah 23% pada tahun 2025. Salah satu langkah yang ditempuh oleh
Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan dieksekusi oleh PT. PJB (PT Pembangkitan Jawa
Bali) dalam mendukung target tersebut adalah dengan memanfaatkan Exsisting Plant (pembangkit PLTU yang
sudah beroperasi dengan bahan bakar batubara) dengan mengimplementasikan CoFiring biomass.

Program CoFiring Biomass untuk PLTU Batubara merupakan proses penambahan biomassa sebagai
bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batubara. Pencampuran pembakaran biomass dengan batubara
ini telah diuji pada semua jenis boiler yang biasa digunakan oleh pembangkit listrik. Secara umum tujuannya
adalah mengurangi ketergantungan terhadap fossil fuel dan penurunan emisi, sehingga PLTU menjadi lebih
ramah terhadap lingkungan.

Contoh Program CoFiring Biomass untuk PLTU Batubara :


1) CoFiring dengan 5% Cangkang Sawit PLTU BELITUNG 2 x 16,5 MW- Coal consumption 27
ton/jam (2 Unit)
2) CoFiring dengan 3% Wood Pellet - PLTU PAITON 2 x 400 MW- Coal consumption 400 ton/jam (2
Unit)
3) CoFiring dengan 5% Cangkang Sawit - PLTU TEMBILAHAN 2 x 7 MW – Coal Consumption 14
ton/jam (2 Unit)

Tugas :
Jika pembakaran di boiler menggunakan 100% batubara, dibandingkan dengan 95% batubara + 5%
biomassa,
a) Apakah terjadi penurunan temperature dan efisiensi di boiler? Jelaskan
Tidak terjadi penurunan temperatur dan effisiensi pada saat menggunakan 100% batubara secara
umum. Actual heating value dari penggunaan batubara lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan
bahan bakar campuran biomassa (Co-firing). Dapat dilihat dari hasil simulasi berikut.

Pada penggunaan bahan bakar campuran biomassa (Co-firing). Terjadi penurunan temperature pada boiler
furnace mulai nose hingga economizer tetapi masih dalam batas aman. Biomassa memiliki nilai heating value
yang lebih rendah dibandingkan dengan batubara. Dalam segi efisiensi performa batubara akan lebih efisien
jika dibandingkan dengan biomassa, tetapi kelangkaan akan batubara yang memiliki nilai kalori di Indonesia
akan semakin menipis jadi diperlukan suatu bahan bakar tambahan yang bisa sedikit demi sedikit mengurangi
penggunaan dari batubara dan emisi yang ditimbulkan.

Penggunaan bahan bakar campuran diharapkan juga dapat membantu industri pertanian diIndonesia Dari segi
efisiensi biaya juga batubara memiliki keuntungan karena harga dari batubara yang relatif lebih murah
dibandingan dengan harga biomassa yang perlu diolah menjadi wood pellet, dalam segi feed stock wood pellet
belum melimpah, dan model bisnis biomassa yang belum terintegrasi, tantangan yang dilalui juga adalah
bagaimana cara menjaga stabilitas harga biomassa dalam negeri.
b) Apakah uap yg dihasilkan (jika menggunakan 95% batubara + 5% biomassa) berdampak pada steam turbine
dalam menghasilkan energy listrik? Berikan penjelasan secara komprehensif

Apabila dilihat dari hasil simulasi berikut dapat dilihat terjadi penutunan temperature pada boiler
furnace mulai nose hingga economizer. Kemungkinan kualitas uap yang dhasilkan akan mengalami
penurunan karena panas yang dibutuhkan untuk merubah feed water menjadi steam mengalami
penurunan walaupun pada batas yang aman tetapi akan tetap berpengaruh pada kualitas uap yang
nanti akan dihasilkan, dan digunakan untuk memutar blade turbin. Kemudian akan berpengaruh pada
daya yang akan dihasilkan oleh putaran poros turbin yang menggerakkan generator. Menurut literatur
juga penggunaan bahan bakar campuran biomass ini terdapat peristiwa slagging dan fouling pada
ruang bakar.

Slagging adalah fenomena menempelnya partikel abu baik berbentuk pada maupun leburan, peda
permukaan dinding penghantar panas yang terletak di zona suhu tinggi, dengan menumpuknya
partikel abu ini akan menghambat proses laju aliran udara yang diperlukan dalam proses pembakaran
didalam furnace. Sedangkan fouling adalah fenomena menempelnya abu pada dinding penghantar
panas lanjut ( superheater atau reheater). Unsur yang paling berpengaruh adalah unsur basa Na.
dengan adanya 2 peristiwa ini kemungkinan akan mengurangi dari kinerja turbin uap dalam proses
pembentukan uap. Karena segala bentuk kotoran yang menempel pada alat pemansan akan dapat
menghambat laju aliran panas
4. TUGAS PEMAHAMAN – 4 :
Gambar berikut adalah rotor steam turbine PLTU Pacitan dalam kondisi “stored”.

Tugas :
a) Bagaimana perlakuan terhadap rotor steam turbine dalam kondisi tidak beroperasi (baik dalam kondisi
stored maupun terpasang / installed namun tidak beroperasi)
Pada kondisi diatas dimana rotor turbin pada kondisi tidak beroprasi, tidak ada momen yang terjadi
sehingga rotor turbin tersebut akan menerima beban pada tengah-tengah dari rotor tersebut jika hanya
ditopang oleh dua penopang pada ujung-ujungnya. Hal ini akan berbahaya bagi rotor karena akan
menerima beban yang berat pada titik tengahnya dan mengalami pendinginan yang tidak merata
sehingga kemungkinan defleksi atau distorsi pada rotor akan semakin tinggi. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi masalah diatas adalah dengan memutar poros secara kostan sehingga
beban tidak hanya terdistribusi pada titik tengahnya dan pendinginan dapat terdistribusi secara merata
pada rotor turbin. Alat yang digunakan untuk memutar turbin secara konstan pada saat tidak
digunakan adalah Turning Gear (Bearing Gear).
b) Jika harus ada perlakuan khusus, equipment apa saja yang terlibat dalam hal tersebut?
Berikan penjelasan secara komprehensif

1. Drive motor (Motor Listrik) : merupakan sumber putaran pada turning gear.
2. Coupling : merupakan penerus putaran dari motor listrik.
3. Roda gigi cacing (worm) : meneruskan putaran dari motor listrik melalui
kopling.
4. Gear (Roda gigi) : Menerima putaran dari roda gigi cacing sehingga
mendapatkan putaran yang konstan.
5. Panel Kontrol : Bagian yang digunakan untuk mengontrol dari peralatan khusus
untuk rotor turbin uap.
6. Support : bagian yang berfungsi untuk menerima beban dari rotor turbin uap
5. TUGAS PEMAHAMAN – 5 :

Tugas ke – 5 ini mengacu pada materi pengajaran : OPTIMALISASI UNJUK KERJA STEAM TURBINE
Bagian 3 : (30 Oktober & 6 November 2021) : Case Study Steam Turbine Pada PLTU Batubara, PLTU
Minyak & Steam Turbine pada Combined Cycle, khususnya pada case study – 1 : PENGGUNAAN METODE
BARU ROBOD 600 UNTUK MENCIPTAKAN VALUE BAGI STAKEHOLDERS DENGAN
MEMPERCEPAT RECOVERY GANGGUAN BESAR ROTOR BENDING 1250 MICRON DI PLTU
PACITAN UNIT #1 : ROTOR BENDING OVER DIMENSION 600 MICRON : ROBOD 600

Pada case study tersebut, terjadi permasalahan / gangguan ekstrim pada rotor steam turbine pada PLTU
Pacitan, sehingga operasional steam turbine dan PLTU Pacitan harus dihentikan.

Tugas :
a) Dengan kondisi steam turbine harus dihentikan operasionalnya karena terjadi masalah / gangguan, apakah
generatornya juga mengalami kerusakan akibat masalah di steam turbine? Jelaskan jawaban Saudara
secara komprehensif.
Pada study case diatas pada turbin uap mengalami perubahan bentuk berupa bending pada rotor
dengan nilai lebih dari 600 micron. Termasuk kedalam kategori bending damage ekstrim. Sehingga
operasionnalnya harus diberhentikan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah nantinya pada
komponen pendukung turbin uap lainnya.
Analisa yang kelompok kami dapati adalah generator tidak mengalami kerusakan akibat dari bending
deformation. Walaupun rotor tursusun lurus dengan generator yang dihubungkan oleh kopling.
Dikarenakan putaran akan direduksi oleh generator pada pembebanan yang diberikan sehingga
kecepatan pada generator akan lebih pelan daripada pada rotor turbin. Rotor dan generator berada
pada posisi yang terpisah dan biasanya dihubungkan oleh kopling. Inilah sebab mengapa generator
tidak mengalami kerusakan seperti yang dialami oleh rotor.
Generator juga biasanya dilengkapi oleh peralatan pengaman seperti :
 Overcurrent Relay : memproteksi generator bila terjadi hubungan singkat yang menyebabkan
arus lebih.
 Earth Fault Relay : mengamankan generator terhadap gangguan ke tanah.
 Overvoltage Relay : berfungsi mengamankan generator dari kerusakan yang disebabkan
oleh tegangan lebih.
 Auxilliary Relay :adalah relay bantu yang berfungsi untuk mengamankan generator,
jika relay yang seharusnya bekerja tetapi mengalami gangguan pada relay tersebut sehingga
tidak bekerja semestinya.
 Tripping Relay : relay untuk pemutusan, relay ini merupakan back-up untuk overcurrent
relay yang tidak atau gagal bekerja.
b) Pahami dengan baik case study tersebut. Berikan pendapat Saudara, bagaimana kemampuan /
kompetensi para Engineer dalam negeri, khususnya engineer steam turbine Indonesia dalam
menyelesaikan permasalahan steam turbine yang sangat rumit & kritis?
(Berikan pendapat tersebut dari sisi kompetensi engineer, sifat teknologi steam turbine yang tergolong
tinggi & advanced sehingga harganya sangat mahal (termasuk pemeliharaannya yang sangat mahal),
fungsi PLTU
– steam turbine yang memberikan kontribusi signifikan bagi hajad hidup orang banyak terkait pasokan
listrik yang murah serta optimasi biaya Operation & Maintenance)
 Dilihat dari kompetensi engineer, para engineer memiliki kemampuan bekerja dalam tekanan yang
sangat tinggi, dimana mereka melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sangat
tinggi, dapat memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
Walaupun menghadapi masalah dengan kategori ekstrim bending, tetapi semangat mereka tidak
pernah padam untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan tekun. Sehingga dapat
menghemat biaya yang nilainya sangat mahal menjadi relative murah.
 Dilihat dari sifat teknologi turbin uap yang memiliki teknologi tinggi dan advanced sehingga
harga dari spare partnya tergolong sangat mahal dan sulit didapat. Jika dilakukan pergantian dari
spare part akan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sehingga perlu dilakukan pengambilan
keputusan yang tepat berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilaukan, maka dipilihlah upaya
perbaikan pada steam turbine. Agar tidak mengeluarkan anggaran biaya yang sangat mahal. Tetapi
dalam pelaksanaanya harus lah hati-hati dalam proses perbaikan agar tidak memperparah
masalahnya.
 Dilihat dari fungsi PLTU, telah banyak berperan dalam memberikan pasokan listrik untuk
masyarakat dengan harga yang murah. Dengan memikirkan hajad orang banyak maka dalam
proses pengoprasian steam turbin akan dilakukan secara maksimal karena perusahaan akan
memeberikan yang terbaik pada pelanggannya. Jika terjadi masalah pada rotor turbine yang
mengharuskan terjadinya pergantian rotor dengan yang baru dan mahal, maka akan berdampak
kerugian pada perusahaan dan berdampak pada masyarakat yang akan membayar listrik dengan
tarif yang naik.

6. TUGAS PEMAHAMAN – 6 :

Hasil performance test dari suatu PLTU skala kecil (2 x 30 MW) dengan pembebanan 73% TMCR (22.5 MW)
menggunakan batubara LRC (Low Rank Coal) dengan nilai kalor 3787 kCal/kg, adalah sebagai berikut :

Perhatikan Turbine Heat Rate, terdapat deviasi antara performance test saat komisioning dengan kondisi actual
saat operasional.

Tugas :
a) Jelaskan penyebab terjadinya deviasi tersebut.
Setelah dilakukan analisa lebih dalam penyebab terjadinya deviasi antara performance test saat
komisioning dan operasi aktual kemungkinan adalah pertama, karena adanya perbedaan kondisi
lingkungan/cuaca yang dapat mempengaruhi operasi steam turbin pada saat performance test dan
operasional sehingga saat dibandingkan datanya maka akan terjadi beberapa perbedaan, karena pada
saat performance test akan dilakukan running pada kondisi maksimum operasin dari peralatan itu
sendiri. Sedangkan pada saat kondisi operasional kondisi operasi akan menyesuaikan dengan kondisi
sekitar lingkungan dari peralatan, jadi kemungkinan terjadi perbedaan antara data dari operasi adalah
sangat memungkinkan, kemungkinan yang kedua adalah perbedaan penggunaan bahan bakar yang
ada pada boiler sehingga ketika dijalankan maka boiler akan mengalami penurunan efisiensi dan
mempengaruhi keseluruhan kerja turbin, dan kemungkinan ketiga yang tidak kalah penting adalah
pengaruh umur dari peralatan yang akan mempengaruhi kondisi operasi yang tidak akan sama seperti
saat peralatan masih baru. Karena semakin lama perlatan dipakai akan mungkin sekali terjadi
penurunan performance dan efisiensi.Terlihat pada Tubine Heat Rate mengalalami deviasi yaitu
kenaikan hal yang menyebabkan kenaikan tersebut yaitu pada sistem combustionnya mengalami
kenaikan temperature dan penurunan efisiensi salah satu penyebabnya kerak / deposits pada sudu
turbin yang diakibat oleh carry over bahan chemical boiler

b) Uraikan upaya teknis yang perlu dilakukan untuk mengembalikan performance seperti saat komisioning
(as good as new)

Upaya yang dilakukan untuk mengembalikan performance yaitu dengan mengecek kerusakan apa
saja yang menyebabkan ganguan pada sistem pembakaran, setelah ditemukan permasalahanya
kemudian dilakukan penangulangan contoh jika ditemukannya kerak pada sudu maka dilakukan
penanggulangan dengan membersihkan kerak tersebut dengan cara menggerida sampai ukuran
sudu mencapai standar.
Serta upaya mengoptimalisasi sehingga kondisi operasi aktual dapat mencapai kondisi yang
sangat dekat dengan kondisi saat komisioning adalah bisa dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan cara penggantian bahan bakar fuel boiler yang semula menggunakan bahan bakar
batubara LRC (Low Range Coal) menjadi bahan bakar campuran LRC dan MRC (Medium
Range Coal), karena untuk menyesuaikan kondisi operasi ke kondisi saat performance test itu
akan lebih sulit untuk dilakukan karena butuh banyak kebutuhan tambahan, tetapi untuk
mengganti bahan bakar saja itu akan lebih mudah dan lebih menghemat biaya, penggantian bahan
bakar dari yang semula batubara LRC menjadi campuran LRC dan MRC sendiri bertujuan untuk
menaikkan efisiensi dari boiler karana akan sangat berpengaruh pada saat pembakaran karena
batu bara MRC memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dari LRC. sehingga upaya tersebut dapat
mendekati efisiensi saat komisioning dan hal tersebut dapat meningkatkan keseluruhan operasi
terutama dalam data yang disajikan adalah dapat menurunkan Turbin Heat Rate dan NPHR (Net
Plant Heat Rate) ke kondisi yang mendekati komisioning, tetapi pada penggantian bahan bakar
sendiri akan ada beberapa kondisi juga yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terlalu
berlebihan dalam menggunakan bahan bakar yang berpotensi menghasilkan emisi yang
berlebihan baik pada peralatan dan pada lingkungan sekitar.
SOAL UJIAN
TEORI, OPERASI & PEMELIHARAAN STEAM TURBINE
PADA PEMBANGKIT LISTRIK
Untuk Mahasiswa Teknik Mesin Kilang Tingkat 3 Rotating Equipment
PEM Akamigas Cepu
2 Desember 2021
(Bobot Penilaian 60%)
Peraturan :
3) Semua permasalahan dalam tugas pemahaman ini adalah permasalahan riil yang terjadi di pembangkit listrik,
khususnya PLTU Batubara, dan solusinya telah diterapkan dengan hasil baik. Keakuratan jawaban Saudara
ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan kondisi aktual yang terjadi. Oleh karena itu, uraikan jawaban Anda
berdasarkan pemikiran dan analisa Saudara sendiri, secara mandiri, bukan hasil diskusi bersama.
Deskripsi jawaban Saudara ini akan sangat menentukan nilai.
4) Berkas jawaban mohon diserahkan paling lambat pada hari Selasa, 9 Desember 2021 pukul 12.00 WIB
melalui Ketua Kelas.

1. SOAL UJIAN – 1 :

Perhatikan, berikut ini adalah Last Blade pada LP Steam Turbine PLTU Tanjung Awar – Awar, Tuban, Jawa
Timur (2 x 350 MW), dalam kondisi dilakukan overhaul, sehingga semua posisi steam turbine bisa diakses.
Pada saat overhaul ini, dilakukan pengukuran gap maximum posisi blade dimana hasil pengukuran pada
kondisi diam adalah sebagai berikut (gambar sebelah kanan) :
Tugas :
Dalam kondisi diam seperti diatas, maka posisi gap terbesar adalah pada posisi blade paling atas.
Sedangkan pada posisi operasional maka average gap akan menjadi lebih kecil. Jelaskan, mengapa
fenomena ini bisa terjadi!
Panas merambat melalui casing turbin uap dapat merubah dimensi ukuran turbin uap karena akan
adanya proses pemuaian, sehingga mempengaruhi gap(jarak) pada dalam rotor blade dan
memepengaruhi kelurusan dari poros saat berputar. Besaran dari pemuaian ini harus diketahui
sebagai dasar dari penggolongan spesifikasi dalam penyetelan poros sebelum turbin beroprasi.
Menurut gambar diatas, pengukuran nilai gap pada blade didapat maximum posisi blade karena
saat turbin dioperasikan akan ada panas yang menyebabkan blade memuai sehingga
menyebabkan gap antar blade mendapat nilai lebih kecil daripada saat sedang tidak dioperasikan.
Gap pada posisi shroud lebih besar karena dimensi blade shroud dengan root berbeda sehingga
blade yang memiliki dimensi besar harus diberi gap lebih besar juga, untuk mencegah kelebihan
pemuaian ukuran pada proses pengoperasian dan juga tidak menghambatkan operasi turbin.

Kondisi blade saat keaadan posisi operasional average gap akan lebih kecil dikarenakan ketika
blade berputar maka pembebanan pada blade merata ditambah oleh temperature operasional yang
tinggi menyebabkan blade mengalami pemuaian sehingga jarak gap berubah.

2. SOAL UJIAN – 2 :

Pada suatu PLTU dengan kapasitas 2x400 MW, terjadi permasalahan STEAM TURBINE CASING
DEFORMATION, yaitu perubahan bentuk atau ukuran casing steam turbine, karena akumulasi perubahan
temperature (energy deformasi dalam hal ini ditransfer melalui panas), yang kemungkinan terjadi dari awal
unit beroperasi, hingga dalam jangka waktu operasional yang cukup lama. Hal ini bisa terjadi karena turunnya
kemampuan isolasi casing turbine.
Ditunjukkan pada gambar berikut, terkait dengan deformasi tersebut, perbedaan temperature antara upper
casing vs lower casing bisa lebih dari 50 derajad celcius.
Tugas :
Akibat deformasi tersebut, bagian steam turbine mana yang terdampak paling signifikan yang merugikan?
Apa langkah lanjutan yang harus dilakukan? Berikan penjelasan yang sekomprehensif mungkin!

 Jawab :
Deformasi yang dialami casing turbin tersebut dapat disebabkan oleh beberapa alasan, antara
lain:
1. Deformasi Thermal terjadi akibat dari pemanasan atau pendinginan yang terjadi selama
perubahan atau penambahan beban.
2. Deformasi mekanis yang bisa terjadi karena disebabkan oleh masalah perpipaan yang
menghambat ekspansi thermal pada casing. Deformasi casing dapat menggeser beban yang
diberikan casing pada alas bantalan dan pondasi. Dibawah beban ini, penyangga tiang dan
pondasi dapat mengalami kerusakan dan bantalaan dapat terjadi missalignment, jika tidak
cepat diatasi maka casing dari turbin akan secara perlahan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut langkah yang dapat dilakukan adalah:z
 Thermo-mechanical Straightening
Keuntungan : Metode paling aman dan efektif alah untuk dimensi luar.
Kerugian : menimbulkan tegangan sisa (stress fatigue) dan tidak efektif untuk nilai band
kecil.
 Cold mechanical Straightening
Keuntungan : Metode ini efektif untuk dimensi yang relatif kecil.
Kerugian : Kurang efektif jika digunakan untuk dimensi besar.

Untuk menghindari masalah deformasi turbin, maka isolasi turbin dapat diperikasa dan
dilakukan perawatan yang mendalam. Jika isolasi menunjukan kualitas buruk maka
isolasi casing dapat diganti dengan isolasi yang baru.
3. SOAL UJIAN – 3 :

Pelaku industry pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), khususnya yang menggunakan bahan bakar batubara,
secara berkelanjutan berusaha meningkatkan efisiensi energi dengan cara :
1. Mengurangi pemakaian energi listrik untuk keperluan sendiri, yang umumnya cukup besar.
2. Meningkatkan utilisasi penggunaan uap yang diproduksi
3. Serta Peningkatan pada siklus thermodinamik
Diharapkan, dengan cara – cara tersebut, akan menghasilkan beberapa peningkatan, diantaranya :
1. Meningkatkan / mengoptimalkan kapasitas pembangkit dengan konsumsi bahan bakar yang sama
2. Mengurangi konsumsi bahan bakar pada jumlah produksi yang sama

Tugas :

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, jelaskan secara deskriptif kemanfaatan yang diperoleh oleh Perusahaan
dengan melakukan upaya – upaya tersebut.
Jawab :
Menurut data dapat dianalissi bahwa dengan upaya mengurangi listrik untuk keperluan sendiri,
meningkatkan utilisasi penggunaan uap yang diproduksi serta peningkatan siklus thermodinamik.
Diharapkan akan menghasilkan beberapa peningkatan seperti, meningkatkan kapasitas pembangkit
dengan konsumsi bahan bakar yang sama dan mengurangi konsumsi bahan bakar pada jumlah produksi
yang sama. Berdasarkan pernyataan tersebut kemanfaatan yang diperoleh perusahaan yaitu dengan
mengoptimalkan proses pembakaran pada boiler sehingga dapat menaikkan efisiensi boiler maka uap
yang dihasilkan juga akan menjadi bagus, dengan uap yang sesuai dengan kebutuhan untuk memutar rotor
steam turbin. Diharapkan umur dari operasional turbin uap akan lebih panjang sehingga tidak diperlukan
perawatan yang akan menghabiskan anggaran dari perusahaan. Ongkos perawatan dan operasi akan
semakin murah, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan di situ serta daya listrik yang
dihasilkan akan sesuai dengan ongkos operasi steam turbin.

Anda mungkin juga menyukai