Anda di halaman 1dari 7

Analisa Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Berkapasitas 22 MW
Gina Egiyana Fauzi Astuti1, Ika Yuliyani2
1,3
Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung
Bandung 40339 55281 INDONESIA
1
E-mail : gina.egiana14@gmail.com
2
E-mail : ikayuliyani@gmail.com

ABSTRAK
Heat rate dan efisiensi merupakan parameter yang sangat penting untuk menentukan kinerja pada suatu pembangkit listrik
tenaga uap. Heat rate dapat didefinisikan sebagai jumlah energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik
sebesar 1 KWh . Heat rate dapat dicari dengan metode input-output dengan menghitung data dari hasil pengukuran. Sedangkan
efisiensi pembangkit listrik tenaga uap dapat diperoleh dengan mengacu pada Siklus Rankine ideal. Kinerja berupa efisiensi
suatu pembangkit listrik tenaga uap dapat dilihat dari efisiensi termal dan efisiensi siklus yang dihasilkan oleh pembangkit
tersebut. Efisiensi termal merupakan perbandingan antara daya masuk berupa kerja netto dibagi dengan daya input berupa
energi panas dari bahan bakar yang masuk ke dalam sistem. Sedangkan efisiensi siklus merupakan perbandingan antara daya
yang dibangkitkan dibagi dengan panas yang masuk kedalam sistem. Penelitian ini dilakukan di PLTU PT. Sentra Usahatama
Jaya dengan mengumpulkan parameter-parameter yang mendukung dalam perhitungan efisiensi dan heat rate. Dengan
mengetahui besar heat rate dan efisiensi dari suatu pembangkit listrik tenaga uap, maka dapat diketahui seberapa baik kinerja
dari suatu pembangkit tersebut. Setelah dilakukan perhitungan pada efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate, didapatkan
rata-rata efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate pada beban 60% berturut-turut sebesar 20,45% ; 15,1% dan 4213,19
kcal/kwh. Sedangkan pada kondisi beban pembangkit sebesar 20% didapatkan rata-rata efisiensi siklus, efisiensi termal, dan
heat rate berturut-turut sebesar 4,32% ; 5,28% ; dan 20005,33 kcal/kwh.
Kata kunci— Heat rate, efisiensi termal, efisiensi siklus, siklus rankine, metode input-output

ABSTRACT
Heat rate and efficiency are parameters that are critical for determining the performance of a steam power plant. Heat rate can
be defined as the amount of fuel energy required to generate 1 KWh of electrical energy. Heat rate can be searched by input-
output method by calculating data from measurement data. While the efficiency of steam power plants can be obtained by
referring to the ideal Rankine Cycle. The performance of efficiency of a steam power plant can be seen from the thermal
efficiency and efficiency of the cycle generated by the plant. Thermal efficiency is the ratio between input power in the form of
net work divided by input power in the form of heat energy from fuel into the system. While the efficiency of the cycle is the ratio
between the generated power divided by the heat into the system. This research was conducted at PLTU PT. Sentra Usahatama
Jaya by collecting the supporting parameters in the calculation of efficiency and heat rate. By knowing the great heat rate and
efficiency of a steam power plant, it can be seen how well the performance of a plant is. . After calculated the cycle efficiency,
thermal efficiency, and heat rate, the average cycle efficiency, thermal efficiency, and heat rate at 60% of the load are 20,45%;
15,1% and 4213,19 kcal / kwh. While at 20% load generator condition, the average of cycle efficiency, thermal efficiency, and
heat rate are 4,32%; 5,28%; and 20005,33 kcal / kwh.
Keywords— Heat rate, thermal efficiency, cycle efficiency, rankine cycle, input-output method.

I. PENDAHULUAN kinerja yang dihasilkan oleh pembangkit tersebut. Untuk


1.1 Latar Belakang mengetahui kinerja dari suatu PLTU dapat diketahui dari
Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu efisiensi dan heat rate atau tara kalor yang dihasilkan oleh
pembangkit yang menggunakan energi termal untuk pembangkit tersebut. Dengan menghitung heat rate maka
membangkitkan listrik. Pembangkit listrik tenaga uap dapat diketahui jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. Di
energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik ini PT Sentra Usahatama Jaya, terdapat PLTU yang
adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang menghasilkan listrik sebesar 22 MW. Namun dalam hal ini
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas yang kinerja dari PLTU yang berada di PT Sentra Usahatama Jaya
dihasilkan dari proses pembakaran batu bara di dalam boiler. belum diketahui. Maka dari itu perlu diadakan suatu
Kualitas dari suatu pembangkit, sangat ditentukan oleh pengidentifikasian mengenai kinerja pembangkit listrik
tenaga uap, yang dalam hal ini dibahas heat rate dan efisiensi
dari suatu pembangkit listrik tenaga uap, sehingga dapat
diketahui seberapa baik kinerja pembangkit listrik tenaga uap Proses 3-4: Uap kering berekspansi pada turbin sehingga
yang ada di PT. Sentra Usahatama Jaya. Untuk itu penulis menghasilkan kerja berupa putaran turbin. Proses ini
mengambil judul Tugas Akhir “Analisa Kinerja pada menyebabkan penurunan temperatur dan tekanan uap.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap di PT. Sentra Usahatama Proses 4-1: Exhaust dari turbin lalu dialirkan ke
Jaya (SUJ) ” kondensor. Didalam kondensor uap akan dikondensasikan.
Sehingga dalam hal ini uap akan berubah fasa menjadi cair
1.2 Tujuan kembali. Setelah itu air dipompakan kembali (Proses 1-2).
Adapun yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan Tugas
Akhir ini adalah : 2.2 Kinerja PLTU
1. Mengetahui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang Kinerja suatu pembangkit listrik tenaga uap dapat kita
ada di Pabrik Gula PT. Sentra Usahatama Jaya. ketahui dari efisiensi thermal, efisiensi siklus dan heat rate
2. Melakukan Analisa kinerja berupa efisiensi dan heat rate yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap tersebut.
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang ada di Pabrik Efisiensi termal adalah perbandingan antara kerja yang
Gula PT. Sentra Usahatama Jaya. dihasilkan oleh turbin uap yang sudah dikurangi dengan kerja
pompa, dengan energi panas yang masuk ke boiler. Efisiensi
1.3 Batasan Masalah thermal dari sebuah pembangkit listrik tenaga uap dapat dicari
Permasalahan yang dibatasi pada penulisan laporan tugas dari persamaan berikut (El Wakil, 1992) :
akhir ini adalah :
1. Membahas mengenai pembangkit listrik tenaga uap yang
ada di PT. Sentra Usahatama Jaya =
2. Electrical tidak dibahas.
3. Perhitungan mengacu pada siklus rankine ideal.
x 100%

II.DASAR TEORI
2.1 Siklus Rankine
Pada dasarnya PLTU mengkonversikan tenaga uap yang = x100%
dihasilkan dari proses pembakaran di dalam boiler sehingga
menjadi energi listrik. Dimana dalam proses-proses pada Efisiensi siklus merupakan perbandingan antara daya yang
PLTU dapat digambarkan dalam sebuah siklus rankine. Siklus dibangkitkan dibagi dengan panas yang masuk kedalam
Rankine merupakan siklus dasar dalam pengoprasian semua sistem. Efisiensi siklus dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
jenis pembangkit yang menggunakan fluida (Gilberto, 2012). Uap dapat dicari dari persamaan berikut (ASME PTC 46 ) :
Proses pada siklus rankine ideal dapat dijelaskan pada gambar
dibawah ini :
=
Sedangkan heat rate didefinisikan sebagai total panas input
yang masuk ke dalam sebuah sistem dibagi dengan total daya
yang dibangkitkan oleh sistem tersebut, dengan satuan
Btu/kWh atau kJ/kWh atau kCal/kWh. Untuk mendapatkan
nilai heat rate data yang digunakan adalah total panas input
yang terdiri dari nilai kalor bahan bakar (HSD, batubara, dll)
Gambar 1 Siklus Rankine Ideal dalam satuan kCal/kg dan laju inputan bahan bakar dengan
satuan ton/jam serta daya output yang dihasilkan oleh
Proses 1-2 : Fluida kerja dipompa dari tekanan rendah ke generator (MW) (ASME PTC 46).
tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfasa cair. Pada
tahap ini fluida kerja dipompa oleh boiler feed water pump
hingga tekanan mencapai lebih dari 30 bar.

Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk 2.3 Standar Kinerja PLTU
mengalami proses penguapan. Di sini air berubah fase a. Efisiensi Siklus
menjadi uap jenuh. Lalu uap jenuh yang telah dihasilkan Untuk standar kinerja berupa efisiensi siklus suatu
dipanaskan kembali di super heater hingga fasanya berubah pembangkit listrik tenaga uap memiliki rentang nilai dengan
menjadi uap kering atau superheted steam. Pada proses ini uap rentang nilai dari 30%-40%. Nilai yang berbeda ini sesuai
kering bisa mencapai temperatur lebih dari 400°C. Proses ini dengan kondisi pembangkitnya. Menurut buku karangan A.K
berlangsung pada tekanan konstan. Raja tahun 2006, efisiensi siklus suatu pembangkit listrik
tenaga uap dengan kapasitas pembangkit lebih dari 120 MW
adalah sekitar 38%-40%. Sedangkan menurut buku yang Sedangkan menurut buku karangan Black and
dibuat oleh PLN Corporate University, standar efisiensi siklus Veatch: Power Plant Engineering tahun 2006, heat rate suatu
yang dihasilkan oleh suatu PLTU adalah sekitar 35%. pembangkit yang berkapasitas 26 MW memiliki heat rate
Sedangkan menurut buku karangan Black and Veatch: Power sebesar 2419,69 kcal/kwh. Namun dalam hal ini, pembangkit
Plant Engineering, diperoleh efisiensi siklus sebesar 40% menggunakan reheater dalam sistemnya serta kondisi tekanan
dengan kondisi tekanan sebesar 2400 psig atau sekitar 165,4 steam yaitu berada pada tekanan 850 psig atau 58,6 bar serta
bar dan temperatur steam sebesar 1000oF atau sekitar 537,7oC kondisi temperatur sebesar 481oC.
, serta adanya sistem reheat pada pembangkit. Sehingga
dalam hal ini kondisi efisiensi siklus suatu pembangkit listrik
tenaga uap berbeda-beda besarnya sesuai dengan kondisi dari III.METODELOGI PENELITIAN
pembangkit tersebut. penggunaan jenis turbin, tekanan dan 3.1 Tahapan Menyelesaikan Masalah
temperatur operasi pada steam, serta sistem reheat yang Berikut ini merupakan gambar yang menggambarkan
diterapkan pada pembangkit, akan mempengaruhi besarnya metodelogi penelitian yang dilakukan dalam mengerjakan
nilai dari efisiensi siklus yang dihasikan oleh suatu tugas akhir.
pembangkit listrik tenaga uap.

b. Efisiensi Termal
Menurut buku karangan Gilberto mengenai
Thermal Power Plant Performance Analysis, Efisiensi
termal suatu PLTU dapat diperoleh sebesar
30%.Sedangkan menurut buku karangan Black and
Veatch: Power Plant Engineering, efisiensi termal suatu
pembangkit listrik tenaga uap diperoleh sebesar 35,9%
dengan kondisi pembangkit menggunakan reheater dan
kondisi turbin dengan efisiensi 90%.Efisiensi termal yang
dihasilkan oleh PLTU, sama halnya seperti efisiensi siklus
yang dipengaruhi kondisi dan jenis komponen yang digunakan
pada suatu sistem PLTU. Efisiensi termal suatu PLTU
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu seperti diterapkannya
suatu sistem regeneratif, maka akan membuat efisiensi termal
dari suatu pembangkit menjadi meningkat.

c. Heat Rate
Untuk standar heat rate suatu pembangkit listrik
tenaga uap berbeda-beda sesuai dengan kapasitas dari
pembangkit tersebut. Menurut buku laporan tahunan kinerja
PLN untuk nilai heat rate suatu pembangkit sesuai dengan
kapasitasnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Standar Heat Rate PLTU

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian Tugas Akhir

3.2 Pengukuran dan Pengambilan Data


Untuk mengetahui kinerja suatu pembangkit listrik tenaga
uap, maka diperlukan beberapa data atau parameter yang
diukur. Berikut ini merupakan data-data yang diperlukan
untuk menghitung kinerja dari suatu pembangkit listrik tenaga
uap :
1. Jenis batu bara yang dipakai
2. Data konsumsi batu bara (ton/jam)
3. Temperatur masuk dan keluar fluida disetiap komponen
- Temperatur air masuk boiler
- Temperatur uap keluar boiler atau inlet turbin
- Temperatur uap keluar turbin
- Temperatur air di feed water pump
4. Tekanan masuk dan keluar fluida disetiap komponen Tabel 2 Data Kompilasi Beban 20%
- Tekanan air masuk boiler
- Tekanan uap keluar boiler atau inlet turbin
- Tekanan uap keluar turbin
5. Laju alir massa fluida di boiler, turbin, serta pompa
6. Jumlah energi listrik yang dibangkitkan (kw)
7. Spesifikasi setiap komponen

3.3 Titik Pengukuran

Tabel 3 Data Kompilasi Beban 41%

Tabel 4 Data Kompilasi Beban 50%


Gambar 3 Titik Pengukuran

Keterangan :

= Titik Pengukuran

T = Temperatur

P = Tekanan

ṁa = Mass Flow Fluida yang masuk ke dalam boiler Tabel 25Data Kompilasi Beban 60%

ṁm = Mass Flow Fluida yang dipompa oleh feed water


pump dari proses

ṁs = Mass Flow Steam yang masuk ke turbin

II. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 Analisa Kinerja PLTU


4.1 Data Kompilasi a. Efisiensi Termal
Berikut ini data kompilasi yang dihasilkan dari proses
perhitungan .
yang terkandung dalam bahan bakar yang digunakan oleh
PLTU yang berada PT. Sentra Usahatama Jaya cukup rendah
yaitu sebesar 3453 kcal/kg. Hal ini juga yang membuat
efisiensi siklus pembangkit menjadi kecil.

c. Heat Rate

Gambar 4 Grafik Efisiensi Termal

Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin besar beban


yang dioperasikan pada pembangkit, maka efisiensi termal
yang dihasilkan menjadi semakin besar. Efisiensi termal
terbesar yang dihasilkan oleh pembangkit yaitu sebesar 15,7%
pada beban 60%. Menurut buku yang dibuat oleh Gilberto
mengenai kinerja suatu pembangkit tenaga listrik, suatu PLTU Gambar 6 Grafik Heat Rate
modern dapat menghasilkan efisiensi termal sebear 30%-35%.
Namun efisiensi termal yang dihasilkan oleh pembangkit Dari grafik diatas terlihat bahwa heat rate yang dihasilkan
terbilang cukup rendah yaitu sebesar 5,18% pada beban 20% oleh suatu PLTU akan semakin kecil, seiring dengan
dan 15,7% pada beban 60%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh besarnya beban yang dioperasikan pada PLTU tersebut.
bebrapa hal, yaitu seperti jenis penggunaan batu bara yang efisiensi siklus yang dihasilkan oleh PLTU yang berada di
digunakan oleh pembangkit, jenis turbin yang dipakai, dan PT. Sentra Usahatama Jaya dapat dibilang cukup tinggi yaitu
sistem regeneratif yang tidak diterapkan oleh pembangkit. dihasilkan sebesar 4213,1 kcal/kwh pada beban 60%.
Sedangkan menurut PLN, heat rate yang dihasilkan oleh
b. Efisiensi Siklus suatu PLTU berkapasitas 25 MW berkisar 3100 kcal/kwh.
Semakin besar heat rate yang dihasilkan oleh suatu
pembangkit, maka semakin buruk pembangkit tersebut. Hal
ini dapat diartikan bahwa dibutuhkan banyak batu bara
untuk membangkitkan listrik sebesar 1 kwh. Heat rate yang
tinggi dapat disebabkan karena tidak semua steam atau uap
yang dihasilkan oleh boiler dikonversikan menjadi energi
listrik. Sebagian steam yang diproduksi oleh boiler,
didistribusikan menuju proses produksi gula sehingga dalam
hal ini membuat tidak semua steam didistribusikan menuju
turbin. Hal ini membuat heat rate yang dihasilkan menjadi
Gambar 5 Grafik Efisiensi Siklus cukup besar. Selain itu pengaruh dari nilai kalori bahan
Dari grafik diatas terlihat bahwa efisiensi siklus yang bakar mempengaruhi heat rate yang dihasilkan. Nilai kalori
dihasilkan oleh suatu PLTU akan semakin besar, seiring yang terkandung dalam bahan bakar yang digunakan oleh
dengan besarnya beban yang dioperasikan pada PLTU PLTU yang berada PT. Sentra Usahatama Jaya cukup rendah
tersebut. efisiensi siklus yang dihasilkan oleh PLTU yang yaitu sebesar 3453 kcal/kg. Hal ini juga yang membuat heat
berada di PT. Sentra Usahatama Jaya dapat dibilang cukup rate pembangkit menjadi besar.
rendah yaitu dihasilkan sebesar 21,45% pada beban 60%.
Sedangkan menurut PLN, efisiensi siklus suatu PLTU modern
yang menggunakan bahan bakar berupa batu bara dapat III.KESIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan efisiensi siklus sebesar 35%. Hal ini dapat 5.1 Kesimpulan
dikarenakan karena tidak semua steam atau uap yang 1. PT. Sentra Usahatama Jaya memiliki sebuah PLTU
dihasilkan oleh boiler dikonversikan menjadi energi listrik. berkapasitas 22 MW. PLTU dilengkapi oleh 5 buah
Sebagian steam yang diproduksi oleh boiler, didistribusikan boiler untuk menghasilkan uap. Jenis boiler yang
menuju proses produksi gula sehingga dalam hal ini membuat digunakan pada PLTU merupakan boiler dengan jenis
tidak semua steam didistribusikan menuju turbin. Hal ini boiler CFB atau Circulating Fluidized Bed. Kelima
membuat efisiensi siklus yang dihasilkan menjadi cukup kecil. boiler ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda, namun
Selain itu pengaruh dari nilai kalori bahan bakar tekanan operasi dari kelima boiler dibuat sama yaitu
mempengaruhi efisiensi siklus yang dihasilkan. Nilai kalori sekitar 30 bar. PLTU dilengkapi oleh 4 buah turbin
berjenis turbin back pressure. Selain itu PLTU ini yang dipakai oleh PLTU adalah jenis subituminus
dilengkapi oleh sebuah header yang berfungsi sebagai yang memiliki nilai kalori yang cukup rendah yaitu
penampung uap yang dihasilkan dari kelima buah boiler. 3453 kcal/kg sehingga efisiensi siklus yang
Uap yang berasal dari turbin tidak dilewatkan ke dihasilkan oleh pembangkit pun menjadi kecil.
kondensor, namun dilewatkan ke proses pemasakan gula 6. Heat rate yang dihasilkan oleh pembangkit lisrik
sehingga uap yang telah melewati proses akan tenaga uap terbilang sangat tinggi yaitu dengan
terkondensasi. Uap yang berasal dari proses pemasakan perolehan sebesar 4213,9 kcal/kwh sampai dengan
gula ini didistribusikan kembali menuju boiler untuk 20005,33 kcal/kwh. Sedangkan standar heat rate
mengalami proses penguapan kembali.ffBagian ini PLTU berkapasitas 25 MW yaitu sebesar 3100
memberikan apresiasi kepada perorangan maupun kcal/kwh. Hal ini dapat disebabkan karena tidak
organisasi yang memberikan bantuan kepada penulis. semua energi uap yang dihasilkan oleh boiler tidak
Ucapan terima kasih kepada pihak sponsor maupun dikonversikan menjadi energi listrik. Sehingga dalam
dukungan finansial juga dituliskan di bagian ini. hal ini diperlukan bahan bakar yang terbilang tinggi
2. Analisa kinerja pada sistem pembangkit listrik tenaga untuk membangkitkan energi listrik sebesai 1 kwh.
uap penting untuk dilakukan untuk mengetahui Selain itu penyebab lainnya adalah dikarenakan jenis
seberapa baik kinerja yang dihasilkan oleh batu bara yang dipakai adalah jenis batu bara
pembangkit listrik tenaga uap tersebut. kinerja suatu subituminus yang memiliki nilai kalori yang cukup
pembangkit listrik tenaga uap dapat diketahui dari rendah yaitu sekitar 3453 kcal/kg sehingga nilai heat
heat rate, efisiensi termal, dan efisiensi siklus yang rate yang dihasilkan cukup besar. Pengoperasian
dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut. PLTU di beban yang cukup rendah, dapat
3. Efisiensi termal dan efisiensi siklus akan semakin menyebabkan heat rate yang dihasilkan oleh PLTU
tinggi seiring dengan dioperasikannya PLTU pada menjadi tinggi.
beban yang tinggi. Sedangkan heat rate akan semakin 5.2 Saran
rendah seiring dengan dioperasikannya PLTU pada Setelah melakukan analisa pada pembangkit listrik
beban yang tinggi tenaga uap yang dilakukan selama 1 bulan, dengan
beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan,
4. Rata – rata efisiensi termal yang dihasilkan pada penulis memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat
beban 60% adalah sebesar 15,10% sedangkan pada menjadi masukan bagi pihak perusahaan.
beban 20% dihasilkan rata-rata efisiensi termal 1. Disarankan perusahaan memiliki boiler yang khusus
sebesae 5,18%. Hal ini membuktikan bahwa efisiensi memproduksi uap untuk kebutuhan produksi gula
termal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga sehingga efisiensi siklus dan heat rate yang
uap ini masih dibawah standar apabila kita lihat dihasilkan oleh perusahaan menjadi baik.
standar PLTU yang dijelaskan oleh buku karangan 2. Disarankan agar perusahan menerapkan suatu sistem
Black and Veatch sebesar 35,9%. Adapun hal ini regeneratif pada PLTU. Dimana pemasangan feed
dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu water heater pada PLTU dapat meningkatkan
dioperasikannya PLTU pada beban yang cukup efisiensi pembangkit dan dapat mengurangi
rendah. Lalu penyebab yang lainnya yaitu penggunaan bahan bakar.
dikarenakan oleh jenis turbin yang digunakan oleh 3. Disarankan perusahaan untuk melakukan uji heat rate
PLTU yang berada di PT. Sentra Usahatama Jaya dan efisiensi secara berkala untuk meminimalisir
adalah jenis turbin back pressure. Jenis turbin back terjadinya masalah pada pembangkit, serta kinerja
pressure memiliki tekanan uap yang keluar dari yang dihasilkan oleh pembangkit dapat dikontrol
turbin masih tinggi yaitu diatas tekanan atmosfer. dengan baik.
Sehingga dalam hal ini entalpi yang dihasilkan pun 4. Sebaiknya pembangkit listrik tenaga uap yang berada
akan semakin besar, sehingga kerja turbin yang di PT. Sentra Usahatama Jaya dioperasikan pada
dihasilkan menjadi kecil. beban nominal sehingga efisiensi dan heat rate yang
5. Efisiensi siklus yang dihasilkan oleh pembangkit dihasilkan pun menjadi baik.
lisrik tenaga uap masih terbilang cukup rendah dan 5. Untuk penggunaan batu bara, disarankan untuk
dibawah nilai standar. Pada beban 60% dihasilkan menggunakan batu bara yang memiliki nilai kalori
efisiensi siklus sebesar 20,45% sedangkan standar yang cukup tinggi sehingga PLTU dapat
dari PLN bahwa suatu PLTU dapat menghasilkan menghasilkan kinerja yang cukup baik
efisiensi siklus sebesar 35%. Hal ini dapat
disebabkan karena tidak semua uap yang diproduksi
oleh boiler dikonversikan menjadi energi listrik
dikarenakan sebagian uap dari header ada yang IV. DAFTAR PUSTAKA
didistribusikan ke dalam proses gula untuk [1] A.K. Raja, Amit Prakash Srivastava, Manish
memenuhi produksi gula rafinasi. Selain itu, Dwivedi.2006. Power Plant Engineering. New
penyebab lainnya dikarenakan oleh jenis batu bara Delhi: s.n.
[2] Black and Veatch.1996. Power Plant Engineering.
United States of America. Springer Science and
Business Media, Inc.
[3] G.F Gebhardt.1910.Steam Power Plant
Engineering. New York.
[4] Francisco, Gilberto. 2012.Thermal Power Plant
Performance. London : Springer London
Dordrecht Heidelberg
[5] Maridjo. 2010. PLTT (Pembangkit Listrik Tenaga
Thermal. Bandung). Politeknik Negeri Bandung
[6] Moran, Michael J. Howard N.Shapiro . 2004.
Termodinamika Teknik Jilid 1. Jakarta .
ERLANGGA
[7] Pembangkit Lstrik Tenaga Uap.
http://id.m.wikipedia.org/wiki
[8] Ugursal, V.I. MECH3805, Supp. Notes on Steam
Power Plants. Dept. of Mech. Eng’g, Dalhousie
Univ.
[9] Wakil , M.M.EL . 1992. Instalasi Pembangkit
Daya .Jakarta. ERLANGGA
[10] Wooddruff, Everett B, Hebbert B. Lammers,
Thomas F. Lammers.1984. Steam Plant Operation
: Eight Edition. McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai