Berkapasitas 22 MW
Gina Egiyana Fauzi Astuti1, Ika Yuliyani2
1,3
Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung
Bandung 40339 55281 INDONESIA
1
E-mail : gina.egiana14@gmail.com
2
E-mail : ikayuliyani@gmail.com
ABSTRAK
Heat rate dan efisiensi merupakan parameter yang sangat penting untuk menentukan kinerja pada suatu pembangkit listrik
tenaga uap. Heat rate dapat didefinisikan sebagai jumlah energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik
sebesar 1 KWh . Heat rate dapat dicari dengan metode input-output dengan menghitung data dari hasil pengukuran. Sedangkan
efisiensi pembangkit listrik tenaga uap dapat diperoleh dengan mengacu pada Siklus Rankine ideal. Kinerja berupa efisiensi
suatu pembangkit listrik tenaga uap dapat dilihat dari efisiensi termal dan efisiensi siklus yang dihasilkan oleh pembangkit
tersebut. Efisiensi termal merupakan perbandingan antara daya masuk berupa kerja netto dibagi dengan daya input berupa
energi panas dari bahan bakar yang masuk ke dalam sistem. Sedangkan efisiensi siklus merupakan perbandingan antara daya
yang dibangkitkan dibagi dengan panas yang masuk kedalam sistem. Penelitian ini dilakukan di PLTU PT. Sentra Usahatama
Jaya dengan mengumpulkan parameter-parameter yang mendukung dalam perhitungan efisiensi dan heat rate. Dengan
mengetahui besar heat rate dan efisiensi dari suatu pembangkit listrik tenaga uap, maka dapat diketahui seberapa baik kinerja
dari suatu pembangkit tersebut. Setelah dilakukan perhitungan pada efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate, didapatkan
rata-rata efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate pada beban 60% berturut-turut sebesar 20,45% ; 15,1% dan 4213,19
kcal/kwh. Sedangkan pada kondisi beban pembangkit sebesar 20% didapatkan rata-rata efisiensi siklus, efisiensi termal, dan
heat rate berturut-turut sebesar 4,32% ; 5,28% ; dan 20005,33 kcal/kwh.
Kata kunci— Heat rate, efisiensi termal, efisiensi siklus, siklus rankine, metode input-output
ABSTRACT
Heat rate and efficiency are parameters that are critical for determining the performance of a steam power plant. Heat rate can
be defined as the amount of fuel energy required to generate 1 KWh of electrical energy. Heat rate can be searched by input-
output method by calculating data from measurement data. While the efficiency of steam power plants can be obtained by
referring to the ideal Rankine Cycle. The performance of efficiency of a steam power plant can be seen from the thermal
efficiency and efficiency of the cycle generated by the plant. Thermal efficiency is the ratio between input power in the form of
net work divided by input power in the form of heat energy from fuel into the system. While the efficiency of the cycle is the ratio
between the generated power divided by the heat into the system. This research was conducted at PLTU PT. Sentra Usahatama
Jaya by collecting the supporting parameters in the calculation of efficiency and heat rate. By knowing the great heat rate and
efficiency of a steam power plant, it can be seen how well the performance of a plant is. . After calculated the cycle efficiency,
thermal efficiency, and heat rate, the average cycle efficiency, thermal efficiency, and heat rate at 60% of the load are 20,45%;
15,1% and 4213,19 kcal / kwh. While at 20% load generator condition, the average of cycle efficiency, thermal efficiency, and
heat rate are 4,32%; 5,28%; and 20005,33 kcal / kwh.
Keywords— Heat rate, thermal efficiency, cycle efficiency, rankine cycle, input-output method.
II.DASAR TEORI
2.1 Siklus Rankine
Pada dasarnya PLTU mengkonversikan tenaga uap yang = x100%
dihasilkan dari proses pembakaran di dalam boiler sehingga
menjadi energi listrik. Dimana dalam proses-proses pada Efisiensi siklus merupakan perbandingan antara daya yang
PLTU dapat digambarkan dalam sebuah siklus rankine. Siklus dibangkitkan dibagi dengan panas yang masuk kedalam
Rankine merupakan siklus dasar dalam pengoprasian semua sistem. Efisiensi siklus dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
jenis pembangkit yang menggunakan fluida (Gilberto, 2012). Uap dapat dicari dari persamaan berikut (ASME PTC 46 ) :
Proses pada siklus rankine ideal dapat dijelaskan pada gambar
dibawah ini :
=
Sedangkan heat rate didefinisikan sebagai total panas input
yang masuk ke dalam sebuah sistem dibagi dengan total daya
yang dibangkitkan oleh sistem tersebut, dengan satuan
Btu/kWh atau kJ/kWh atau kCal/kWh. Untuk mendapatkan
nilai heat rate data yang digunakan adalah total panas input
yang terdiri dari nilai kalor bahan bakar (HSD, batubara, dll)
Gambar 1 Siklus Rankine Ideal dalam satuan kCal/kg dan laju inputan bahan bakar dengan
satuan ton/jam serta daya output yang dihasilkan oleh
Proses 1-2 : Fluida kerja dipompa dari tekanan rendah ke generator (MW) (ASME PTC 46).
tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfasa cair. Pada
tahap ini fluida kerja dipompa oleh boiler feed water pump
hingga tekanan mencapai lebih dari 30 bar.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk 2.3 Standar Kinerja PLTU
mengalami proses penguapan. Di sini air berubah fase a. Efisiensi Siklus
menjadi uap jenuh. Lalu uap jenuh yang telah dihasilkan Untuk standar kinerja berupa efisiensi siklus suatu
dipanaskan kembali di super heater hingga fasanya berubah pembangkit listrik tenaga uap memiliki rentang nilai dengan
menjadi uap kering atau superheted steam. Pada proses ini uap rentang nilai dari 30%-40%. Nilai yang berbeda ini sesuai
kering bisa mencapai temperatur lebih dari 400°C. Proses ini dengan kondisi pembangkitnya. Menurut buku karangan A.K
berlangsung pada tekanan konstan. Raja tahun 2006, efisiensi siklus suatu pembangkit listrik
tenaga uap dengan kapasitas pembangkit lebih dari 120 MW
adalah sekitar 38%-40%. Sedangkan menurut buku yang Sedangkan menurut buku karangan Black and
dibuat oleh PLN Corporate University, standar efisiensi siklus Veatch: Power Plant Engineering tahun 2006, heat rate suatu
yang dihasilkan oleh suatu PLTU adalah sekitar 35%. pembangkit yang berkapasitas 26 MW memiliki heat rate
Sedangkan menurut buku karangan Black and Veatch: Power sebesar 2419,69 kcal/kwh. Namun dalam hal ini, pembangkit
Plant Engineering, diperoleh efisiensi siklus sebesar 40% menggunakan reheater dalam sistemnya serta kondisi tekanan
dengan kondisi tekanan sebesar 2400 psig atau sekitar 165,4 steam yaitu berada pada tekanan 850 psig atau 58,6 bar serta
bar dan temperatur steam sebesar 1000oF atau sekitar 537,7oC kondisi temperatur sebesar 481oC.
, serta adanya sistem reheat pada pembangkit. Sehingga
dalam hal ini kondisi efisiensi siklus suatu pembangkit listrik
tenaga uap berbeda-beda besarnya sesuai dengan kondisi dari III.METODELOGI PENELITIAN
pembangkit tersebut. penggunaan jenis turbin, tekanan dan 3.1 Tahapan Menyelesaikan Masalah
temperatur operasi pada steam, serta sistem reheat yang Berikut ini merupakan gambar yang menggambarkan
diterapkan pada pembangkit, akan mempengaruhi besarnya metodelogi penelitian yang dilakukan dalam mengerjakan
nilai dari efisiensi siklus yang dihasikan oleh suatu tugas akhir.
pembangkit listrik tenaga uap.
b. Efisiensi Termal
Menurut buku karangan Gilberto mengenai
Thermal Power Plant Performance Analysis, Efisiensi
termal suatu PLTU dapat diperoleh sebesar
30%.Sedangkan menurut buku karangan Black and
Veatch: Power Plant Engineering, efisiensi termal suatu
pembangkit listrik tenaga uap diperoleh sebesar 35,9%
dengan kondisi pembangkit menggunakan reheater dan
kondisi turbin dengan efisiensi 90%.Efisiensi termal yang
dihasilkan oleh PLTU, sama halnya seperti efisiensi siklus
yang dipengaruhi kondisi dan jenis komponen yang digunakan
pada suatu sistem PLTU. Efisiensi termal suatu PLTU
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu seperti diterapkannya
suatu sistem regeneratif, maka akan membuat efisiensi termal
dari suatu pembangkit menjadi meningkat.
c. Heat Rate
Untuk standar heat rate suatu pembangkit listrik
tenaga uap berbeda-beda sesuai dengan kapasitas dari
pembangkit tersebut. Menurut buku laporan tahunan kinerja
PLN untuk nilai heat rate suatu pembangkit sesuai dengan
kapasitasnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= Titik Pengukuran
T = Temperatur
P = Tekanan
ṁa = Mass Flow Fluida yang masuk ke dalam boiler Tabel 25Data Kompilasi Beban 60%
c. Heat Rate