1
p-ISSN : 2301-8402, e-ISSN : 2685-368X , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom
Ade Kurniawan, Andi Muhammad Syafi’i, Fery Akbar, David Imam Al Farisi
Teknik Elektro, Universitas Mulawarman, Jl. Kuaro, Gn. Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur, 75119, Indonesia
e-mails : andimsyafii@gmail.com
Received: [date]; revised: [date]; accepted: [date] (Times New Roman 11)
Abstract —
.
B. Bagian-Bagian Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU)
I. PENDAHULUAN PT Cahaya Fajar Kaltim.
Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU) PT. Cahaya Fajar
Perusahaan PT. Cahaya Fajar Kaltim yang merupakan Kaltim adalah pembangkit listrik tenaga uap dengan
gabungan antara perusahaan ketenaga listrikan kaltim dengan menggunakan bahan bakar batu bara. Batu bara sebagai bahan
jawa pos group. Pada tanggal 26 Maret 2003 merupakan awal bakar utama yang dipakai di unit pembangkitan memerlukan
resminya PT. Cahaya Fajar Kaltim yang beroperasi di daerah penanganan yang baik.
Embalut, Tanjung Batu, Tenggarong Seberang. Kutai
Kartanegara Kalimantan Timur. PT Cahaya Fajar Kaltim Dilengkapi dengan bagian-bagian utama dan peralatan
memiliki luas area 1.450.299 m3 /145 hektar. Dengan luas penunjang pada pembangkit listrik tenaga uap embalut PT.
area sebesar tersebut PT Cahaya Fajar Kaltim mampu Cahaya Fajar Kaltim yaitu :
membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
kebutuhan produksi. 1. Bagian Utama :
a) Boiler
PT. Cahaya Fajar Kaltim menghasilkan listrik dengan
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin
kapasitas total sebesar 110 MW, dengan mengelola 3 unit
yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap.
pembangkit yang melakukan fungsi operasional penyediaan
Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
tenaga listrik. Unit 1 dan 2 menghasilkan 2x25 MW
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan
beroperasi sejak tahun 2008, PTLU Embalut melakukan
memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan
melakukan proyek ekspansi 1 unit baru dengan daya 1x60
bakar (batu bara). Pembakaran dilakukan secara
MW yang beroperasi sejak 2014.
kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan
bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan
Kemudiaan dilakukan penandatangan Power Purhase
boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
Agreement (PPA) antara PT.PLN (Persero) dengan PT.
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap
Cahaya Fajar Kaltim pada tanggal 31 Januari 2014 dan
tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju
berlaku selama 25 tahun dengan tarif dasar jual beli yang telah
aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler
disepakati dan mendapat Persetujuan Menteri Energi dan
yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air
Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni Rp 759,23 per Kwh
disebut dengan water tube boiler.
dengan asumsi harga batuara 66.55 dolar AS per ton.
Sistem boiler terdiri dari : sistem bahan bakar, sistem
A. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) udara, sistem air umpan, sistem steam, dan sistem ash
handling.
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit
yang mengonversi energi panas dari uap untuk menghasilkan
b) Turbin
energi listrik. Uap merupakan sumber energi sekunder
Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar) yang
didalam sistem PLTU, sedangkan bahan bakar yang
berfungsi sebagai penggerak utama dengan prinsip
digunakan untuk memproduksi uap. tersebut merupakan
mengubah energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik
sumber energi primer. Bentuk utama dari pembangkit listrik
(energi rotasi). Di mana pada PLTU poros turbin
tenaga uap adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang
terhubung dengan generator untuk mengubah energi
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering.
Mekanis menjadi energi Listrik. Poros turbin, lansung
atau dengan bantuan roda gigi reduksi.
Bahan baku yang digunakan PLTU terdapat 2 jenis yaitu
bahan bakar padat dan bahan bakar cair. Yang termasuk bahan c) Generator
bakar padat adalah batu bara, sekam padi dan kayu. Generator listrik adalah suatu alat yang berfungsi untuk
Sedangkan, yang termasuk bahan bakar cair adalah minyak mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
bakar.
2 First Author – Article title
Prinsip kerja generator memanfaatkan induksi pengaturan daya ke Gardu-Gardu Induk lain melalui
elektromagnetik untuk membangkitkan listrik sesuai tegangan tinggi dan Gardu-Gardu Distribusi melalui
dengan Hukum Faraday. Apabila suatu penghantar gawai tegangan menengah.
listrik digerakkan didalam suatu medan magnet, maka
pada penghantar listrik itu akan muncul gaya gerak 3. Bagian Penunjang :
listrik (GGL) yang dinyatakan dalam satuan Volt. Pada a) Water Treatment Plant
generator, energi listrik dibangkitkan dengan cara Water treatment di PT. Chaya Fajar Kaltim
menggerakkan kumparan penghantar listrik memotong menggunakan system ion exchanger, secara singkat
medan magnet sehingga dibangkitkan GGL yang bisa proses water treatment plant sebagai berikut : air sungai
disalurkan untuk energi listrik sehari-hari. Mahakam dipompakan dengan CCWP (Circulating
Cooling Water Pump) dari inject line CCWP dengan
d) Exciter memanfaatkan tekanan CCWP atau dengan bantuan
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC pompa lamella, air kemudian masuk ke statistic mix
sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai tank sebelumnya diinject kan chemical caustic soda
pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator (NaOh) terlebih dahulu sebagai koreksi pH, selanjutnya
dapat menghasilkan energi listrik dengan besar air masuk ke mix tank dan di inject secara continyu
tegangan keluaran generator bergantung pada flokulan dan PAC, air mengalir ke Lamela/clarifier
besarnya arus eksitasinya. secara otomatis akan terjadi endapan. Kemudian air
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses masuk ke buffer tank dan dipompakan ke sand filter
pembangkitan listrik dan pada perkembangannya, selanjutnya masuk ke clean water tank. Untuk tahapan
sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat demineralisasi selanjutnya air dari clean water tank di
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: pompakan dengan ACF pump kemudian masuk ke
1. Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Sikat tanki ACF (Active Carbon filter) selanjutnya masuk ke
(brush excitation) catridge filter. Kemudian secara ber-urut air masuk ke
2. Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (brushless tanki Kation, tanki Degasifier, dengan pompa
excitation) degasifier air masuk ke tanki Anion, tanki Mixbed, dan
ditampung di Tanki Demin.
e) AVR (Automatic Voltage Regulator)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi b) Coal Handling System
untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan Batu bara dari ponton yang bersandar di dermaga,
dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan selanjutnya akan dilakukan draft awal oleh pihak
tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada surveyor independent untuk memperkirakan tonase
perubahan beban yang selalu berubah-ubah, batu bara yang datang. Kemudian pembongkaran akan
dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan dilakukan dengan alat berat yaitu excavator, melalui
output generator. conveyor (conveyor unloading/pembongkar), sampai
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus dengan tempat penyimpanan batu bara (Coal
penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan Storage/Stock pile). Selama proses pembongkaran akan
output generator di bawah tegangan nominal dilakukan pengambilan sampling batu bara untuk
tegangan generator, maka AVR akan memperbesar menentukan kualitas yang diterima. Dan setelah proses
arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga pembongkaran akan dilakukan draft akhir (Final Draft)
sebaliknya apabila tegangan output Generator dari pihak surveyor independent yang awal melakukan
melebihi tegangan nominal generator maka AVR draft tersebut, untuk mengkoreksi nilai plus atau minus
akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada dari data hasil draft awal atau menetapkan hasil tonase
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan yang sebenarnya.
tegangan output Generator akan dapat distabilkan Dari coal storage dengan menggunakan alat berat
oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi excavator atau whee loader, batu bara dituangkan ke
dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk dalam hopper kemudian ditransfer menggunakan
pembatasan penguat minimum ataupun maximum conveyor By Pass untuk proses selanjutnya yaitu untuk
yang bekerja secara otomatis. proses pengisian batu bara di coal bunker.
f) Transmisi
C. Turbine Uap
Sistem transmisi didalam lingkup pusat listrik tenaga
uap pada umumnya adalah berupa gardu induk. Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar) yang
Gardu induk sendiri adalah suatu instalasi yang berfungsi sebagai penggerak utama dengan prinsip mengubah
terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik (energi rotasi).
mengubah tenaga listrik tegangan tingi yang satu ke Di mana pada PLTU poros turbin terhubung dengan generator
tegangan tinggi yang lainnya atau tegangan untuk mengubah energi Mekanis menjadi energi Listrik. Poros
menengah, pengukuran, pengawasan, operasi serta turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi
pengaturan pengamanan sistem tenaga listrik dan
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer vol ? no ? month year, pp. ?-? 3
p-ISSN : 2301-8402, e-ISSN : 2685-368X , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom
a. Faktor Kapasitas Net ( Net Capacity Faktor) b) Laju Keluar Paksa (Force Outage Rate - FOR)
Faktor Kapasitas Net adalah rasio antara total produksi
Jumlah gangguan merupakan komulatip dari gangguan -
netto dengan daya mampu netto unit pembangkit dikali gangguan yang telah terjadi dalam periode tertentu. Ukuran
dengan jam periode tertentu (umumnya periode 1 tahun, 8760
sering tidaknya unit pembangkit mengalami gangguan
atau 8784 jam). dinyatakan dengan Force Outage Rate disingkat FOR dan
secara matematis ditulis persamaan 9 sebagai berikut:
Produksi Netto
NCF= X 100 %(1)
Jam periode X Data Mampu Netto jumlah jam gangguan
FOR= X 100 % (8)
jumlah jam operasi+ jumlah jam gangguan
b. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel
Consumption) c) Faktor Keluar (Force Outage Factor)
Konsumsi / pemakaian bahan bakar spesifik adalah
adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar paksa
pemakaian bahan bakar yang digunakan untuk (FOH) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini
membangkitkan / memproduksi setiap satu satuan tenaga
menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat FO,
listrik (KWh). pada suatu periode tertentu.
Pemakaian Bahan Bakar Sebenarnya Per Periode
SFC= (2) jam keluar karena gangguan per periode X 100 % (9)
FOF=
Kwh Produksi Bruto Per Periode jam periode
b. Head Rate Pembangkit (plant heat rate)
d) Faktor Ketersedian Unit Pembangkit (Equivalent
Heat Rate Pembangkit (Plant Heat Rate) adalah total Availability Factor EAF)
konsumsi panas bruto (kJ) yang dihasilkan dari pembakaran
Faktor ketersediaan unit pembangkit listrik adalah jumlah
bahan bakar untuk memproduksi kWh bruto. waktu yang mampu menghasilkan listrik selama jangka waktu
tertentu, dibagi dengan jumlah waktu dalam periode tersebut.
Total konsumsi panas brutobahan bakar Lebih detailnya lihat pada rumus berikut ini:
HR= (3)
Jumlah produksi kWhbruto
AH −( EFDH + EMDH + EPDH )
c. Efisiensi Thermal (Thermal Efficiency) EAF = X 100 %( 10)
Efisiensi thermal merupakan perbandingan antara
jam Periode PH (8760)
tenaga/energi listrik (KWh) yang dibangkitkan oleh generator
secara keseluruhan per tahun / per periode terhadap jumlah e) Ketidaksiapan Unit Pembangkit (Equivalent Forced Outage
energi panas yang di gunakan oleh PLTU dalam Rate (EFOR)
membangkitkan energi listrik tersebut per periode. Merupakan salah satu indeks kinerja pembangkit listrik.
EFOR menunjukkan kuantitas (%) unit pembangkit keluar dari
sistem atau memenuhi sistem (derating). Mengukur tingkat
ketidaksiapan unit pembangkit karena adanya keluar paksa
4 First Author – Article title
II.METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Cahaya Fajar Kaltim (PLTU
Embalut) beralamatkan di Desa Tanjung Batu, Kecamatan
Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur. Adapun waktu yang dialokasikan adalah
selama 2 minggu terhitung dari keluarnya ijin penelitian.
Tabel 3. Kapasitas dan Produksi daya listrik PLTU Embalut PT. Cahaya
Fajar Kaltim Ekspansi Unit #3 1 x 50 MW
Pada Tabel 6 merupakan Rekapitulasi data pendukung Pada Tabel 8 merupakan Rekapitulasi data pendukung
lainnya untuk mencari indeks keandalan pembangkit PLTU lainnya untuk mencari indeks keandalan pembangkit PLTU
Embalut CFK Unit 1. Dalam data tersebut terdapat Periode Embalut CFK Unit 3. Dalam data tersebut terdapat Periode
Hours (PH), Service Hours (SH), Eq. Forced Derated Hours Hours (PH), Service Hours (SH), Eq. Forced Derated Hours
(EFDH), Forced Ourtage Hours (FOH), Eq. Forced Derated (EFDH), Forced Ourtage Hours (FOH), Eq. Forced Derated
Hours During Reserve Shutdown (EFDHRS), Avilable Hours Hours During Reserve Shutdown (EFDHRS), Avilable Hours
(AH), Eq. Planned Hours (EPDH), & Eq. Maintenance (AH), Eq. Planned Hours (EPDH), & Eq. Maintenance
Derated Hours. Derated Hours.
A. Hasil Perhitungan
Dimana perhitungan dapat dilakukan berdasarkan data yang
di peroleh dari data hasil unjuk kerja sistem produksi listrik
pada PLTU Embalut Cahaya Fajar Kaltim, periode 1 tahun
pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel 1 sampai 7 dan dapat
menghitung mengenai beberapa faktor yaitu : faktor efisiensi
dan keandalan.
Tabel 7. Data PLTU Embalut Esisting CFK Unit 2 pada tahun 2020
Produksi Netto
NCF= X 100 %(1)
Jam periode X Data Mampu Netto
Jadi nilai FOF (Force Outage Factor) Pada Pembangkit unit 1 Konsumsi Bahan Bakar, Faktor Head Rate Pembangkit dan
dibulan Januari adalah 26,76 %. Faktor Efiensi Thermal,Service Faktor, Force Outage Rate
(FOR), Force Outage Factor (FOF), Equivalent Forced Outage
8. Faktor Ketersediaan Unit Pembangkit (Equivalent Rate (EFOR). Untuk nilai keefisiensian dan keandalan
Availability Factor EAF) tergantung pada faktor diatas, semakin baik nilai efiensi dan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 6 yang keandalan maka semakin baik unjuk kerja pembangkit sistem
merupakan data AH/jumlah jam unit siap dioperasikan, produksi listrik.
EFDH/equivalent forced Derated hours, data EMDH/
Equivalent Maintenance Derating Hours, data EPDH/ Dalam SPLN no. PLN/DKP-IKP/2007 -01 tersebut
Equivalent Planned Derating Hours dan data Jam periode/ PH
di pembangkit unit 1 pada bulan januari dapat menghitung
berdasarkan persamaan (8).
544,91−(0+ 0+0)
¿ X 100 %
744
¿ 0,7324 X 100 %
¿ 73,24 %
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Jadi nilai EAF (Equivalent Availability Factor) Pada
Pembangkit unit 1 dibulan januari adalah 73,24 %.
199,09+0
¿ X 100 %
199,09+ 544,91+ 0
¿ 0,2676 X 100 %
¿ 26,76 %
Jadi nilai EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Pada
Pembangkit unit 1 dibulan januari adalah 26,76 %.
adalah huruf besar dan berada diatas tabel. Isi dan catatan
(jika ada) tabel memiliki huruf berukuran 8, serta catatan
tabel berada dibawah tabel ( lihat table I). Tabel
menggunakan
A. Pengaturan penulisan
Teks menggunakan huruf jenis Times New Roman (TNR)
10 kecuali judul makalah, nama penulis, abstrak, isi dari
kutipan dan biografi penulis.
Judul bab ditulis dengan gaya (styles) heading 1 yang
otomatis membuat huruf kecil menjadi huruf besar tapi dengan
ukuran TNR 10.
Judul sub-bab ditulis dengan gaya (styles) heading 2 yang
otomatis merubah tampilan dan penomoran yaitu menjadi
huruf miring dan berurut berdasar abjad. Judul sub dari sub-
bab ditulis dengan penomoran “1)” (satu tutup kurung), sub
bab selanjutnya menggunakan huruf “a”.
Silahkan ketik kedalam template ini supaya tidak perlu
melakukan pengaturan marjin, kolom dan huruf. Pengaturan
indentasi dan spasi dapat dilihat pada gambar 1. Sedang pada
gambar 2 menunjukkan pengaturan kolom yaitu lebar kolom
dan jarak antar kolom. Gambar 3 menunjukkan pengaturan
marjin makalah yang ditulis dalam bentuk letter 8.5” x 11”.
Gambar 4 menunjukkan topologi jaringan komputer UNSRAT
yang membutuhkan dua kolom.
Gambar dan atau tabel, masing-masing harus ada penunjuk
serta penjelasannya
TABEL I
UNITS FOR MAGNETIC PROPERTIES (TIMESNEWROMAN 8)
Conversion from Gaussian and
Symbol Quantity
CGS EMU to SI a
Gambar 1. Pengaturan indentiasi dan spasi magnetic flux 1 Mx 108 Wb = 108 V·s
B magnetic flux density, 1 G 104 T = 104 Wb/m2
magnetic induction
H magnetic field strength 1 Oe 103/(4) A/m
m magnetic moment 1 erg/G = 1 emu
103 A·m2 = 103 J/T
M magnetization 1 erg/(G·cm3) = 1 emu/cm3
103 A/m
4M magnetization 1 G 103/(4) A/m
specific magnetization 1 erg/(G·g) = 1 emu/g 1 A·m2/kg
j magnetic dipole 1 erg/G = 1 emu
moment 4 1010 Wb·m
J magnetic polarization 1 erg/(G·cm3) = 1 emu/cm3
4 104 T
, susceptibility 1 4
mass susceptibility 1 cm3/g 4 103 m3/kg
permeability 1 4 107 H/m
= 4 107 Wb/(A·m)
r relative permeability r
w, W energy density 1 erg/cm3 101 J/m3
N, D demagnetizing factor 1 1/(4)
Vertical lines are optional in tables. Statements that serve as captions for
the entire table do not need footnote letters.
Gambar 2. Pengaturan kolom a
Gaussian units are the same as cgs emu for magnetostatics; Mx =
maxwell, G = gauss, Oe = oersted; Wb = weber, V = volt, s = second, T =
tesla, m = meter, A = ampere, J = joule, kg = kilogram, H = henry. (TNR8)
[11] J. H. Davis and J. R. Cogdell, “Calibration program for the 16-foot [19] R. J. Vidmar. (1992, Aug.). On the use of atmospheric
antenna,” Elect. Eng. Res. Lab., Univ. Texas, Austin, Tech. Memo. plasmasaselectromagneticreflectors. IEEETrans. PlasmaSci.
NGL-006-69-3, Nov. 15, 1987. [Online].21(3),pp. 876–880.
[12] A.Harriman.(1993,June).Compendiumofgenealogicalsoftware. Available:http://www.halcyon.com/pub/journals/21ps03-vidmar
Humanist.[Online].Availablee-mail:
HUMANIST@NYVM.ORGMessage: getGENEALOGY REPORT
Basic format for paperspresented at conferences (when
available online):
[20] Author. (year,month). Title. Presented at Conference title. [Type of
Basic format for handbooks: Medium]. Available: site/path/file
[13] Name of Manual/Handbook, x ed., Abbrev. Name of Co., City of Co.,
Abbrev. State, year, pp. xxx-xxx.
Example:
[21] PROCESS Corp., MA. Intranets: Internet technologies
Examples: deployedbehindthefirewall forcorporateproductivity. Presentedat
[14] Transmission Systems for Communications, 3rd ed., Western Electric INET96AnnualMeeting.[Online].Available:http://home.process.com/Intr
Co., Winston-Salem, NC, 1985, pp. 44–60. anets/wp2.htp
[15] Motorola Semiconductor Data Manual, Motorola Semiconductor
Products Inc., Phoenix, AZ, 1989.
Basic format for reports and handbooks (when available
online):
Basic format for books (when available online): [22] Author. (year, month). Title. Company.City ,StateorCountry.
[16] Author.(year,monthday).Title.(edition)[Typeofmedium].volume [TypeofMedium].Available: site/path/file
(issue).Available: site/path/file
Example:
Example: [ 2 3 ] S . L . T a l le e n . ( 1 9 9 6,A p r.) . T h e I ntra ne t A r c h i-te c tu r e :
[17] J. Jones.(1991, May 10). Networks.(2nded.)[Online]. Man a g in ginfor ma tio n in the n ew paradigm.AmdahlCorp., CA.
Available:http://www.atm.com [Online].
Available:http://www.amdahl.com/doc/products/bsg/intra/infra/html
Basic format for journals (when available online):
[18] Author. (year, month). Title.Journal.[Typeof medium].volume (issue), Basic format for computerprograms
pages. Available: site/path/file andelectronicdocuments(when available
Example:
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer vol ? no ? month year, pp. ?-? 13
p-ISSN : 2301-8402, e-ISSN : 2685-368X , available at : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom