Cepu, 2013
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.2 Peralatan yang digunakan
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari pompa
sentrifugal hubungannya dengan operasi pompa tunggal (single) dan
pengaturan metode kuantitatip maupun metode kualitatip.
1.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktek ini berupa satu unit
pompa dengan variable speed.
Poros (Shaft)
Bantalan (Bearing)
Bantalan berfungsi untuk pendukung beban poros agar bisa
berputar dengan kerugian gesekan sekecil mungkin, untuk itu
bearing juga harus bisa menahan beban radial maupun axial.
Perapat (Seal)
Perapat berfungsi untuk menghindari kebocoran cairan yang terjadi
pada bagian yang bergerak maupun bagian yang diam, pemasangan
seal pada pompa dimaksudkan agar kerja pompa bisa optimum
Wearing-ring
Wearing ring berfungsi untuk perapat supaya mengurangi kebocoran
(sirkulasinya) cairan dari sisi tekan masuk kembali ke sisi isap.
Keterangan :
pA dan pA = tekanan permukaan bejana
ZA dan ZB = tinggi kolom cairan terhadap garis acuan
Ys dan Yd = tinggi letak pemasangan manometer terhadap garis
acuan
Manometer 1 dan 2 = manometer isap dan manometer tekan
Berdasarkan gambar diatas, maka persamaan energi aliran secara umum
dari ujung titik A sampai ujung titik B adalah :
pA v A2 pB vB2
ZA hLS hp hLd ZB (1)
2g 2g
Keterangan : hLS = kerugian head sisi saluran isap
hLd = kerugian head sisi saluran tekan
hp = head pompa yang ditambahkan ke dalam sistem
vA = kecepatan aliran di permukaan tangki A
vB = kecepatan aliran di permukaan tangki B
p v2 p v2
hp 2 Yd 2 hL 2B 1 Ys 1 hLA1 hL
2g 2g
p p1 v2 v2
hp 2 Yd Ys 2 1 hL 2B hLA1 hL
2g
p p1 v2 v2
hp 2 Yd Ys 2 1 (5)
2g
Persamaan (5) akan sama dengan persamaan (6) dibawah ini yaitu :
p2 p1 v22 v12
hp (Yd Ys ) (6)
2g
Keterangan :
hp = head pompa yang ditambahkan ke sistem, (m)
p1 = tekanan manometer isap, (kPag)
p2 = tekanan manometer tekan, (kPag)
Ys = jarak pemasangan manometer isap terhadap acuan, (m)
Yd = jarak pemasangan manometer tekan terhadap acuan, (m)
v1 = kecepatan aliran di pipa tempat dipasangnya manometer isap,
(m/s)
v2 = kecepatan aliran di pipa tempat dipasangnya manometer tekan,
(m/s)
= berat jenis fluida alir, (kN/m3)
Keterangan :
HP = daya hidrolik (Hydraulic Power), (kW)
hp = head pompa, (m)
= berat jenis, (kN/m3)
Q = flowrate, (m3/s)
Flow (L/menit)
Head (m)
Flow V4 (L/menit)
Head (m)
Flow (L/menit)
Head (m)
Ketiga data pengukuran tersebut dijadikan satu grafik dan hasilnya dapat
dilakukan pembahasan untuk tiap-tiap kondisi.
Tabel 4.1 Bukaan valve outlet (V2) terhadap flowrate dan head pompa
RPM 2850 RPM-50 Hz
Bukaan V2 % 0 25 50 75 100
Flow (L/menit) 0 30 40 60 80
Head (m) 22 20.1 19.1 16.6 12.8
kW 0.099 0.125 0.163 0.167
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Bukaan V2 (%) vs Q (L/m)
0
0 20 40 60 80 100 120
Grafik 4.1 Hubungan antara bukaan valve (V2) dan Flowrate (Q)
Dari grafik terlihat hubungan antara bukaan valve (globe valve) mendekati
linear, hal ini sesuai dengan karakteristik jenis valve (globe valve) yang
Q (L/m) vs H (m)
25
20
15
y = -0.0011x2 - 0.0273x + 21.968
10
Q (L/m) vs H (m)
5
0
0 20 40 60 80 100
Dari gambar di atas menunjukan bahwa kapasitas pompa (Q) tidak linear
terhadap head pompa (H), yang berarti juga bukaan katup output (V2)
tidak linear juga terhadap head. Semakin besar flowrate (semakin besar
bukaan valve V2), hea akan semakin menurun dan akhirnya sampai
dengan kapasitas maksimum pompa yaitu 80 Liter/menit. Saat valve (V2)
ditutup rapat, maka head pompa merukanan head maksimum, dan
flowrate pompa adalah nol. Pompa tetap berputar hanya fluida sirkulasi
disekitar impeller saja.
Gambar 4.3 hubungan antara bukaan Katup bypass (V4) dan Flowrate
yang melewatinya.
Dari grafik terlihat bahwa karateristik valve V4 sama dengan valve V2,
system yang dilewati headnya cenderung sama dengan yang jalur utama,
hal ini terlihat grafiknya landai mendekati sudut 45 derajat.
Tabel 4.3 perubaan putaran motor terhadap flowrate dan head pompa
RPM 2850 RPM-50 Hz
Bukaan V2 % 0 25 50 75 100
Flow (L/menit) 0 30 40 60 80
Head (m) 22 20.1 19.1 16.6 12.8
RPM 2800 RPM-50 Hz
Flow (L/menit) 0 26 37 59 77
Head (m) 19 17 15.5 13 10.65
RPM 2750 RPM-50 Hz
Flow (L/menit) 0 24 34 54 72
Head (m) 16.5 14 13 11 8.5
23
Rpm 2850
21
Rpm 2800
y = -0.0011x2 - 0.0273x + 21.968
19 Rpm 2750
17
y = -0.0004x2 - 0.0754x + 19.049
15
13
5
0 20 40 60 80 100
Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin rendah putaran motor pompa,
head yang dibangkitkan semakin kecil dan sebaliknya semakin besar
putaran motor poma, head yang dihasilkan semakin membesar.
Kurve untuk masing-masing putaran hampir mirip (lihat grafik diatas)
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil percobaan menunjukan bahwa pengaturan flowrate dapat
dengan menggunakan pencekikan (throttle) dari valve dan juga dengan
pengaturan putaran motor penggerak. Untuk pengaturan dengan valve
sangat simple dan murah tetapi akan merugikan karena pompa headnya
menjadi besar, sedang kalau dengan pengaturan putaran, untuk
memperoleh flowrate yang sama head pompa bisa turun (lebih kecil), hal
ini tidak memberatkan kerja pompa.
5.2 Saran-saran
Perlunya percobaan lanjutan untuk memperoleh data yang akurat
dan ketelitian yang tinggi dengan melakukan kalibrasi alat ukur. Untuk
fluida selain air, maka perlu dipertimbangkan flowmater berat yang hanya
untuk fluida SG 1.
DAFTAR PUSTAKA