Anda di halaman 1dari 22

PRAKTEK POMPA DAN KOMPRESOR

(UNJUK KERJA POMPA SENTRIFUGAL


DENGAN VARIABLE SPEED)

Disusun : Sujono, Ir., MT

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
CEPU, 2013
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, sehingga buku


panduan praktikum pompa sentrifugal ini dapat diselesaikan dengan baik,
walaupun mungkin masih ada kesalahan-kesalahan yang disebabkan
keran kelalaian, ataupun sempitnya pengetahuan kami.

Panduan praktikum ini disusun guna memenuhi kebutuhan agenda


kurikulum praktek di Akamigas-STEM khususnya di Program Studi Teknik
Mesin Kilang, maupun prodi-prodi lain yang membutuhkan.

Mudah-mudahan panduan ini bermanfaat, dan dapat digunakan


seperlunya. Saran dan masukan akan dapat memperbaiki panduan ini.

Demikian dan terima kasih.

Cepu, 2013
Penyusun

Sujono, Ir., MT.


DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.2 Peralatan yang digunakan

II. DASAR TEORI


2.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
2.2 Bagian-bagian Utama
2.3 Persamaan Energi Aliran
2.4 Head Pompa
2.5 Daya Hidrolik
2.6 Daya Poros
2.7 Grafik Head Pompa VS Flowrate

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN


3.1 Metode Percobaan
3.2 Diagram Set-Up Sistem Pompa
3.3 Pengambilan Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (CONTOH)

V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari pompa
sentrifugal hubungannya dengan operasi pompa tunggal (single) dan
pengaturan metode kuantitatip maupun metode kualitatip.

1.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktek ini berupa satu unit
pompa dengan variable speed.

Gambar Unit Pompa dengan Variable Speed

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 1


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

II. LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Prinsip kerja pompa sentrifugal yaitu mengubah energi kinetik
(kecepatan) dari fluida cair yang dilemparkan oleh impeler, kemudian
diubah menjadi energi tekanan ataupun potensial. Cairan dihisap dari sisi
isap (suction) kemudian masuk impeler, kemudian dikeluarkan dengan
jalan melemparkannya keluar. Hal ini dapat terjadi karena adanya gaya
sentrifugal oleh kecepatan putar dari impelernya. Kecepatan fluida cair
keluar ini diubah menjadi energi tekanan atau potensial karena adanya
desakan dari aliran fluida berikutnya. Dari bentuk impeler yang terlihat
adanya perubahan luas area maka akan terjadi perubahan kecepatan
menjadi tekanan. Untuk jenis dengan rumah pompa (casing) berbentuk
rumah keong (volute), maka kecepatan fluida cair yang keluar impeler
akan diubah menjadi tekanan dan diarah menuju keluar rumah pompa
menuju sisi tekan. Untuk jelasnya lihat gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 2


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

2.2 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal


Bagian-bagian utama dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 2.2 Bagian – bagian Pompa Sentrifugal (Typical)

Rumah Pompa (Casing)


Casing adalah bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
:

 Pelindung dari seluruh komponen pompa.


 Tempat kedudukan diffuser, saluran suction dan discharge.
 Memberikan arah aliran pada fluida yang akan menuju impeller
maupun yang akan meninggalkan impeller.

Sudu Putar (Impeller)


Impeller merupakan komponen putar pompa yang mengubah
momen putar poros menjadi kecepatan pada cairan dengan
memberikan tambahan energi.

Poros (Shaft)

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 3


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Poros pompa merupakan bagian pompa yang berfungsi untuk


meneruskan momen putar dari penggerak mula untuk memutar
impeller.

Bantalan (Bearing)
Bantalan berfungsi untuk pendukung beban poros agar bisa
berputar dengan kerugian gesekan sekecil mungkin, untuk itu
bearing juga harus bisa menahan beban radial maupun axial.

Perapat (Seal)
Perapat berfungsi untuk menghindari kebocoran cairan yang terjadi
pada bagian yang bergerak maupun bagian yang diam, pemasangan
seal pada pompa dimaksudkan agar kerja pompa bisa optimum

Wearing-ring
Wearing ring berfungsi untuk perapat supaya mengurangi kebocoran
(sirkulasinya) cairan dari sisi tekan masuk kembali ke sisi isap.

2.3 Persamaan Energi Aliran


Untuk merumuskan persamaan dari sistem pompa, lihatlah gambar
system pompa sebagai berikut :

Gambar 2.3 Sistem Pompa (Typical)

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 4


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Keterangan :
pA dan pA = tekanan permukaan bejana
ZA dan ZB = tinggi kolom cairan terhadap garis acuan
Ys dan Yd = tinggi letak pemasangan manometer terhadap garis
acuan
Manometer 1 dan 2 = manometer isap dan manometer tekan
Berdasarkan gambar diatas, maka persamaan energi aliran secara umum
dari ujung titik A sampai ujung titik B adalah :
pA v A2 pB vB2
 ZA   hLS  hp  hLd   ZB  (1)
 2g  2g
Keterangan : hLS = kerugian head sisi saluran isap
hLd = kerugian head sisi saluran tekan
hp = head pompa yang ditambahkan ke dalam sistem
vA = kecepatan aliran di permukaan tangki A
vB = kecepatan aliran di permukaan tangki B

2.4 Head Pompa


Untuk kondisi, sebagai berikut ini:
- Untuk kedua permukaan tangki terbuka, maka pA = pB = 1 atm = 0
gage
- Untuk hL = hLS + hLd (head losses total) ,
- Kecepatan di permukaan A dan B kecil sekali (diabaikan), maka :
hp  (Z B  Z A )  hL (2)

Untuk menentukan head pompa dengan metode ini kita harus


melakukan perhitungan ketinggian kedua ujung sisi isap dan tekan, juga
harus melakukan perhitungan terhadap rugi-rugi total (hL).
Untuk metode yang lain cukup dengan metode mengukur tekanan pada
manometer di sisi isap dan sisi tekan, hal ini didasarkan pada persamaan
berikut :

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 5


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Tinjauan titik A sampai titik 1 :


pA v A2 p v2
 ZA   hLA1  1  Ys  1
 2g  2g
atau dinyatakan menjadi :
p1 v12
ZA   Ys   hLA1 (3)
 2g
Tinjauan titik 2 dan B :
2
p2 v12 p v2
 Yd   hL 2B  B  Z B  B
 2g  2g
Atau dinyatakan menjadi :
p2 v22
ZB   Yd   hL 2B (4)
 2g
dari persamaan 2, 3, dan 4 maka :
hp  (Z B  Z A )  hL

p v2  p v2 
hp   2  Yd  2  hL 2B    1  Ys  1  hLA1   hL
 2g   2g 

 p  p1   v2  v2 
hp   2   Yd  Ys    2 1   hL 2B  hLA1  hL
    2g 

 p  p1   v2  v2 
hp   2   Yd  Ys    2 1  (5)
    2g 

Persamaan (5) akan sama dengan persamaan (6) dibawah ini yaitu :

Tinjauan titik 1 dan 2 :


p1 v12 p2 v22
 Ys   hp   Yd 
 2g  2g
atau dinyatakan menjadi :

p2  p1 v22  v12
hp   (Yd  Ys )  (6)
 2g

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 6


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Keterangan :
hp = head pompa yang ditambahkan ke sistem, (m)
p1 = tekanan manometer isap, (kPag)
p2 = tekanan manometer tekan, (kPag)
Ys = jarak pemasangan manometer isap terhadap acuan, (m)
Yd = jarak pemasangan manometer tekan terhadap acuan, (m)
v1 = kecepatan aliran di pipa tempat dipasangnya manometer isap,
(m/s)
v2 = kecepatan aliran di pipa tempat dipasangnya manometer tekan,
(m/s)
 = berat jenis fluida alir, (kN/m3)

Dari persamaan (5) dan (6) adalah sama, sehingga untuk


mengetahui head pompa cukup mengukur tekanan kedua titik 1 dan 2
dengan memasang manometer 1 yang disebut dengan manometer
suction dan memasang manometer di titik 2 yang disebut dengan
manometer discharge.

Untuk kondisi-kondisi tertentu, beda ketinggian Yd dan Ys sangat


kecil sehingga dapat diabaikan, tetapi bila bedanya besar, maka perlu
dipertimbangkan. Begitu juga beda kecepatan antara titik 2 dan titik 1 bila
dimensi pipa isap dan tekan tempat dimana memasang manometer
berdiameter dalam yang sama, maka beda kecepatannya adalah nol
(kecepatan sisi tekan sama dengan kecepatan sisi isap), tetapi bila
dimensi diemeter dalamnya tidak sama maka perlu di pertimbangkan,
tetapi ada juga yang bedanya kecil sehingga juga dapat dibaikan, dengan
demikian persamaan (6) akan menjadi lebih sederhana yaitu :
p2  p1
hp  (7)

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 7


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

2.5 Daya Hidrolik (HP) :


Daya hidrolik merupakan daya yang dimiliki oleh cairan, yang
besarnya adalah sebagai berikut :
HP  hp . .Q (8)

Keterangan :
HP = daya hidrolik (Hydraulic Power), (kW)
hp = head pompa, (m)
 = berat jenis, (kN/m3)
Q = flowrate, (m3/s)

2.6 Daya Poros Pompa (SP) :


Daya poros pompa merupakan daya yang harus diberikan oleh
penggerak pompa sehingga pompa dapat bekerja sesuai dengan yang
diharapkan. Besarnya daya poros pompa dinyatakan dengan :
HP hp . .Q
SP   (9)
p p
Keterangan :
SP = daya poros (Shaft Power), (kW)
Q = volume flowrate, (m3/s)
p = efisiensi pompa (efisiensi total)
= h. q. m
h = efisiensi hidrolik
q = efisiensi volumetrik
m = efisiensi mekanik

2.7 Grafik Head dan Flowrate

Hubungan antara head pompa, head sistem dengan flowrate, untuk


tiap-tiap pompa sentrifugal tidak sama, tetapi hampir ada kemiripan,
terutama untuk bentuk impeler yang sejenis. Bentuk grafik tersebut untuk

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 8


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

typical pompa tertentu dengan perubahan rpm yang berbeda-bedaadalah


sbb :

Gambar 2.4 Head Pompa dan Head Sistem (Typical)

Gambar 2.5 Pengukuran Kinerja Pompa Sentrifugal

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 9


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1 Metode Percobaan.


Dalam percobaan ini, beberapa komponen yang terpasang pada
sistem perpompaan yaitu: pompa sentrifugal terpasang tunggal, instalasi
pipa isap terdiri dari bejana sebagai wadah air terpasang sebelum pompa,
komponen penyambung pipa isap (fittings), katup buka/tutup penuh (gate
valve), pembaca tekanan isap (manometer suction), pembaca suhu isap
(temperature gauge), dan insatalasi tekan terdiri dari komponen
penyambung pipa tekan (fittings), katup pengatur aliran fluida (globe
valve), katup pencegah aliran air kembali (check valve), pembaca tekanan
tekan (manometer discharge), pembaca kapasitas aliran air (flow meter)
dan pembaca suhu tekan (temperature gauge). Parameter yang diukur
adalah kapasitas laju aliran air, tekanan air masuk pompa, tekanan air
keluar pompa, tegangan dan arus motor listrik sebagai penggerak
pompanya.
Percobaan dilakukan dengan cara pengaturan metode kuantitatip
dan metode kualitatip. Pengaturan metode kuantitatip dilakukan pada
putaran pompanya konstan namun ada beberapa hal yang dilakukan
yaitu dengan pengaturan katup isapan, pengaturan katup tekan atau
pengaturan sistem by pass. Sedangkan pengaturan metode kualitatip
(dengan pengaturan variasi putaran yang dalam hal proses operasional
jarang digunakan).
Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut di atas, dan
dengan mengaplikasikan formula matematis pada BAB II Tinjauan
Pustaka, maka unjuk kerja Pompa Sentrifugal ini dapat diketahui.

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 10


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

3.2 Diagram Set-Up Sistem Pompa


Dalam percobaan ini, Set-up sistem perpipaan dan pompanya
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Skematik Pompa dan Sistem Perpipaannya

Data Peralatan Utama


Peralatan utama yang dipakai dalah pompa jenis sentrifugal dengan
penggerak motor listrik 3 phase kemudian di rangkai dengan inverter
pengatur putaran dan jadilah outputnya dapat disambung ke listrik 2
phase. Data-data peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
Pompa
Jenis : sentrifugal
Kapasitas (Q) = 0, 30, 40, 60, 80 (liter/menit)
Head (H) = 22, 20.1, 19.1, 16.6, 12.8 (m)
Head minimal (Hmin) = 12.8 (m)
Power (P) = 0.37 / 0.5 (kW/Hp)
Motor Listrik :
Input Power (P) : 0.61 kW
Input Current (I) : 2.51 (Ampere), Tegangan 220-240 V
Input Current (I) : 1.45 (Ampere), Tegangan 380-415 V

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 11


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

3.3 Pengambilan Data

Metode pengaturan kuantatip:


Untuk percobaan ini mula-mula pompa dioperasikan dengan
kondisi dimana posisi katup (Valve) V1, V3 terbuka penuh, V4 tertutup
penuh, V2 dibuka perlahan-lahan sampai bukaan penuh, setiap
perubahan pembukaan data di catat, sampai selesai sesuai kebutuhan
data yang diperlukan.

Tabel Data pengukuran (Pengaturan V2)


Bukaan V2 (%) 0 25 50 75 100

Flow (L/menit)

Head (m)

Kemudian dilakukan pengaturan kapasitas aliran air by pass yaitu


dengan mengatur bukaan katup (valve) V4, sedangkan kondisi katup
(valve) V1, V2, V3 posisi terbuka penuh, dan lakukan pencatatan datanya.

Tabel Data pengukuran by pass (V4)


Bukaan V4 (%) 0 25 50 75 100

Flow V4 (L/menit)

Head (m)

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 12


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Pengaturan metoda kualitatip.


Lakukan pengaturan kecepatan putaran pompanya dengan
mengatur peralatan regulator speed, dengan kondisi katup (valve) V1, V3
posisi terbuka penuh sedangkan katup (valve) V4 tertutup kemudian
lakukan pembukaan V2 secara pelan-pelan dari tertutup penuh (0%)
kemudian buka 25, 50, 75 dan 100 % untuk masing-masing RPM yang
berbeda kemudian lakukan pencatatan datanya.
Setelah data yang dibutuhkan selesai diambil semua, maka sistem
pompa di matikan.

Data Pengukuran pengaturan RPM


Speed (RPM) (%) 2850 2800 2750 2700 2650

Flow (L/menit)

Head (m)

Ketiga data pengukuran tersebut dijadikan satu grafik dan hasilnya dapat
dilakukan pembahasan untuk tiap-tiap kondisi.

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 13


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN (CONTOH.

4.1 Pengukuran dengan pengaturan valve outlet (V2).


Perbedaan bukaan valve dinyatakan dalam flowrate yang terukur, yang
disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut.

Tabel 4.1 Bukaan valve outlet (V2) terhadap flowrate dan head pompa
RPM 2850 RPM-50 Hz
Bukaan V2 % 0 25 50 75 100
Flow (L/menit) 0 30 40 60 80
Head (m) 22 20.1 19.1 16.6 12.8
kW 0.099 0.125 0.163 0.167

Untuk memudahkan memahami perubahan bukaan valve yang dinyatakan


dalam flowrate dari tabel di atas, maka dibuatlah grafik sebagai berikut.

Bukaan V2 (%) vs Q (L/m)

90
80
70
60
50
40
30
20
10
Bukaan V2 (%) vs Q (L/m)
0
0 20 40 60 80 100 120

Grafik 4.1 Hubungan antara bukaan valve (V2) dan Flowrate (Q)

Dari grafik terlihat hubungan antara bukaan valve (globe valve) mendekati
linear, hal ini sesuai dengan karakteristik jenis valve (globe valve) yang

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 14


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

berfungsi untuk mengatur aliran yang liear sesuai dengan bukaan


katupnya. Semakin mebuka flowrate semakin membesar, dan sebaliknya.

Q (L/m) vs H (m)

25

20

15
y = -0.0011x2 - 0.0273x + 21.968
10
Q (L/m) vs H (m)
5

0
0 20 40 60 80 100

Gambar 4.2 grafik hubungan antara flowrate dan Head pompa

Dari gambar di atas menunjukan bahwa kapasitas pompa (Q) tidak linear
terhadap head pompa (H), yang berarti juga bukaan katup output (V2)
tidak linear juga terhadap head. Semakin besar flowrate (semakin besar
bukaan valve V2), hea akan semakin menurun dan akhirnya sampai
dengan kapasitas maksimum pompa yaitu 80 Liter/menit. Saat valve (V2)
ditutup rapat, maka head pompa merukanan head maksimum, dan
flowrate pompa adalah nol. Pompa tetap berputar hanya fluida sirkulasi
disekitar impeller saja.

4.2 Pengaturan bukaan katup by pass (V4)


Katup bypass V4 digunakan untk melakukan bypass aliran fluida, besar
kecilnya flowrate yang lewat by pas menunjukan besarnya kecilnya head
system yang lewat tersebut, semakin besar head system yang dilewati,
maka semakin kecil laju aliranya dan sebaliknya semakin kecil head
system, maka flowrate semakin besar.
Di bawah ini tabel data bukaan katup bypass V4

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 15


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Tabel 4.2 bukaan katup V4 terhadap flowrate yang dilewati.


RPM 2850 RPM-50 Hz
Bukaan V4 % 0 25 50 75 100
Flow (L/menit) 0 5 11 25 35
Head (m) 22 20.1 19.1 16.6 12.8

Dari tabel ini dapat dibuat grafik sebagai berikut.

Bukaan V4 (%) vs Qv4 (L/m)


40
Bukaan V4 (%) vs Qv4 (L/m)
35
30
25
20
15
10
5
0
-5 0 20 40 60 80 100 120

Gambar 4.3 hubungan antara bukaan Katup bypass (V4) dan Flowrate
yang melewatinya.
Dari grafik terlihat bahwa karateristik valve V4 sama dengan valve V2,
system yang dilewati headnya cenderung sama dengan yang jalur utama,
hal ini terlihat grafiknya landai mendekati sudut 45 derajat.

4.3 Pengukuran dengan pengaturan putaran motor


Pengukuran ini dilakukan dengan mengatur putaran motor
penggerak pompa menggunakan inverter pengatur putaran, yang diamati
dalam penguran ini adalah hubungan antara putaran motor penggerak
dengan flowrate pompa dan Head pompanya.
Data hubungan antara putaran motor penggerak pompa dan florate, head
pompa dapat dilihat pada tabel berikut.

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 16


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

Tabel 4.3 perubaan putaran motor terhadap flowrate dan head pompa
RPM 2850 RPM-50 Hz
Bukaan V2 % 0 25 50 75 100
Flow (L/menit) 0 30 40 60 80
Head (m) 22 20.1 19.1 16.6 12.8
RPM 2800 RPM-50 Hz
Flow (L/menit) 0 26 37 59 77
Head (m) 19 17 15.5 13 10.65
RPM 2750 RPM-50 Hz
Flow (L/menit) 0 24 34 54 72
Head (m) 16.5 14 13 11 8.5

Dari tabel ini untuk memudahkan memahami, maka dibuatlah garfik


sebagai berikut.

23
Rpm 2850
21
Rpm 2800
y = -0.0011x2 - 0.0273x + 21.968
19 Rpm 2750

17
y = -0.0004x2 - 0.0754x + 19.049
15

13

11 y = -0.0002x2 - 0.0914x + 16.448


9

5
0 20 40 60 80 100

Gambar 4.4 hubungan antara RPM, Head dan Fowrate pompa

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin rendah putaran motor pompa,
head yang dibangkitkan semakin kecil dan sebaliknya semakin besar
putaran motor poma, head yang dihasilkan semakin membesar.
Kurve untuk masing-masing putaran hampir mirip (lihat grafik diatas)

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 17


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

V. PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari hasil percobaan menunjukan bahwa pengaturan flowrate dapat
dengan menggunakan pencekikan (throttle) dari valve dan juga dengan
pengaturan putaran motor penggerak. Untuk pengaturan dengan valve
sangat simple dan murah tetapi akan merugikan karena pompa headnya
menjadi besar, sedang kalau dengan pengaturan putaran, untuk
memperoleh flowrate yang sama head pompa bisa turun (lebih kecil), hal
ini tidak memberatkan kerja pompa.

5.2 Saran-saran
Perlunya percobaan lanjutan untuk memperoleh data yang akurat
dan ketelitian yang tinggi dengan melakukan kalibrasi alat ukur. Untuk
fluida selain air, maka perlu dipertimbangkan flowmater berat yang hanya
untuk fluida SG 1.

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 18


Praktek Unjuk Kerja Pompa dengan Variable Speed

DAFTAR PUSTAKA

1. Igor Karazic, 2001,”Pump Handbook”, 3rd ed, McGraw-Hill, USA


2. Lobanoff V.S.,1992,”Centrifugal Pumps - Design and Application”,
2nd ed. McGraw-Hill, USA
3. Sularso, 1999,”Pompa dan Kompresor”, Pradnya Paramita, Jakarta

Prepared by : Sujono, Akamigas-STEM CEPU 19

Anda mungkin juga menyukai