Anda di halaman 1dari 11

Penurunan Biaya Pokok Penyediaan

(Komponen C-Bahan Bakar) PLTU


Pelabuhan Ratu dengan Implementasi
NEMESYS
Penghargaan Subroto - Kategori Inovasi Khusus

HENDRA YUDISAPUTRO PT. INDONESIA POWER UJP


2019
ANDI TAUFIK SAPUTRA PELABUHANRATU
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

Kategori: Inovasi Khusus


Nama Kegiatan:
PENURUNAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN (KOMPONEN C - BAHAN BAKAR)
PLTU PALABUHAN RATU DENGAN IMPLEMENTASI NEMESYS

Informasi Umum:
Nama Perusahaan : PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan (UJP) Pelabuhanratu
Alamat : Jl. Raya Cipatuguran, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat 43364
Jumlah Pegawai : 136 Orang
Jenis Industri : Ketenagalistrikan
Usia Industri : 5 Tahun (beroperasi sejak 2014)
Bidang Usaha : Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Contact Person
Nama : Hendra Yudisaputro Nama : Andi Taufik S.
Jabatan : Ahli Muda Efisiensi Jabatan : Spv Senior Efisiensi
Telephone : 0266 435503 Telephone : 0266 435503
Mobil phone : 0857 4332 2919 Mobil phone : 0815 5336 8744
Fax : 0266 435503 Fax : 0266 435503
Email : hendra.yudisaputro@ Email : andi.taufik@
indonesiapower.co.id indonesiapower.co.id

Ringkasan Kegiatan:
PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan Pelabuhan Ratu (PT. IP UJP JPR)
merupakan salah satu unit perusahaan PT. Indonesia Power yang bergerak dalam bisnis
operasi dan pemeliharaan Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu,
dengan kapasitas daya sebesar 3 x 350 MW.
Berdasarkan hasil review energi, sistem boiler merupakan Significant Energy Use
(SEU) dengan konsumsi total energi mencapai 98%, namun memiliki kinerja energi aktual
yang relatif rendah yaitu 81,61% (performance baseline 83%). Variabel utama yang
mempengaruhi hal ini adalah disebabkan oleh adanya perencanaan batubara yang tidak
tepat, komposisi campuran batubara (nilai kalori dan kimia) tidak optimal, dan proses
pembakaran yang tidak sempurna.
Berdasarkan permasalahan tersebut didapatkan peluang untuk peningkatan kinerja
energi boiler melalui sebuah inovasi aplikasi yang bernama NEMESYS (Energy and
Operation Management System). NEMESYS merupakan aplikasi berbasis algoritma
genetika yang secara otomatis dapat menentukan perencanaan batubara, efektifitas proses
pencampuran batubara dan optimasi proses pembakaran di dalam boiler.
Penerapan aplikasi ini terbukti telah berhasil menurunkan konsumsi batubara melalui
peningkatan kinerja energi boiler mencapai 84.24% atau setara dengan penghematan
sebesar Rp 21.217.000.000 dan penurunan BPP sebesar Rp1.16/Kwh. Selain itu juga
berkontribusi untuk memberikan biaya listrik murah bagi masyarakat dan menurunkan emisi
gas rumah kaca dengan sempurnanya pembakaran di dalam boiler.
1
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari hasil review energi yang telah dilakukan pada awal tahun 2017 menunjukkan bahwa
batubara, listrik (pemakaian sendiri) dan high speed diesel (hsd) merupakan jenis energi yang
digunakan untuk memproduksi listrik di PLTU Pelabuhan Ratu dengan instensitas dan biaya
sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Intensitas dan biaya energi PLTU Pelabuhan Ratu
Energy Source Energy Consumption Average Cost Energy Expenditure
Batu Bara 11.752.477.932.200,00 kcal Rp127.744.325.350,00 Rp1.532.931.904.200,00
HSD 57.253.732.900,00 kcal Rp5.767.317.416,67 Rp69.207.809.000,00
Aux Power 271.872.730.763,.23 kcal Rp17.126.849,79 Rp205.522.197,48
Total 12.081.604.395.863,20 kcal Rp133.528.769.616,46 Rp1.602.345.235.397,48

Dari tabel 1.1. di atas, batubara merupakan energi terbesar yang dikonsumsi oleh boiler atau
secara prosentase mengkonsumsi hampir 98% total energi seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.1, sehingga dengan ini boiler merupakan variabel
significant energy use (SEU) dari proses produksi listrik.
PLTU Pelabuhan Ratu juga telah mendapatkan sertifikat
ISO 50001 dan menerapkan manajemen energi pada seluruh
sistem pembangkit khususnya pada boiler, dari proses plan-
do-check-action berupa penentuan energy baseline;
identifikasi variable yang mempengaruhi kinerja energi;
monitoring indicator kinerja energi (EnPI); performance
test bulanan untuk review kinerja system, hingga evaluasi
Gambar 1.1. Konsumsi kinerja energi. Melalui metode tersebut, diketahui bahwa
Energi PLTU Pelabuhanratu boiler di unit 1; 2 dan 3 telah mengalami degradasi kinerja
energi yang mengakibatkan peningkatan konsumsi energi.
Penyebab utama penurunan unjuk kerja di dalam boiler adalah pengelolaan batubara yang tidak
efektif baik dari sisi
perencanaan; penataan
maupun penyaluran, serta
tidak optimalnya proses
pembakaran di dalam boiler,
seperti yang ditunjukkan oleh
root case analysis pada
gambar 1.2. Sehingga dari
permasalahan ini dibutuhkan
aplikasi agar mempermudah
pengelolaan dan perencanaan
pengadaan batubara, serta
optimasi proses pembakaran Gambar 1.2. Root cause penurunan efisiensi boiler
batubara untuk meningkatkan
unjuk kerja dan mereduksi variable yang meningkatkan losses pada pengoperasian boiler.
2
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

1.2 Tujuan.
Tujuan pembuatan karya inovasi ini adalah :
1. Menentukan komposisi campuran batubara/coal blending yang efektif sesuai dengan stock
dan kebutuhan operasi pembangkitan;
2. Memberikan referensi pengoperasian udara pembakaran dan bukaan katup udara
pembakaran berdasarkan nilai kalor dan kimia batubara
3. Mengembangkan program manajemen energi primer dan optimasi pembakaran yang
mudah dan efektif
4. Sebagai acuan untuk perencanan kebutuhan batubara setiap bulannya.
5. Menurunkan Biaya Pokok Penyediaan khususnya pada komponen bahan bakar
1.3 Input, Proses dan Output Inovasi
Penggunaan NEMESYS dimulai dari update database oleh operator coal handling (OCH)
pada sebuah menu yang
telah diformat khusus seperti
pada gambar 1.3. Database
terdiri dari batubara (nilai
kalor dan kimia batubara);
hasil uji pembakaran (air
fuel ratio; % pembukaan
katup; % orsat O2; oC Flue
Gas; variabel kinerja energi
boiler lainnya) dan kondisi Gambar 1.3. File update database NEMESYS
reliability-efficiency boiler.
Proses transfer batubara dari coal yard atau tongkang menuju ke boiler dilakukan oleh OCH
rata-rata sebanyak 4 kali per hari, dan NEMESYS secara otomatis akan menentukan berapa
nilai kalor yang sesuai untuk pengoperasian boiler pada hari tersebut berdasarkan data
reliability – efficiency pembangkit pada hari sebelumnya. Setelah nilai kalor ditentukan, maka
akan diberikan output
rekomendasi berupa
persentase komposisi
pencampuran batubara
dengan proses penentuan
yang dibahas pada sub
bab 2.1.1. NEMESYS
juga akan memberikan
output rekomendasi
pengoperasian boiler
secara detail yang
Gambar 1.4. Tampilan output NEMESYS selanjutnya akan
dieksekusi oleh tim
operasi unit (OU) berupa: seluruh data variable yang mempengaruhi kinerja energi boiler;
beserta estimasi efisiensi boiler, seperti pada gambar 1.4. Baik data batubara maupun operasi
boiler akan direkam oleh NEMESYS untuk membuat perencanaan pengadaan batubara pada
periode selanjutnya, dengan output berupa jumlah batubara low rank dan medium rank yang
dibutuhkan dan per supplier.

3
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

2. PEMBAHASAN INOVASI

2.1. Perancangan Aplikasi


Aplikasi NEMESYS (Energy and Operation Management
System) merupakan aplikasi web based serta android based
dan dikembangkan menggunakan software Matlab melalui
fitur Matlab Optimization Toolbox yang berguna untuk
mencari nilai optimum dari suatu persamaan berdasarkan
contrains yang ada. Fitur ini sangat bermanfaat saat
digunakan untuk mencari komposisi terbaik dari dua atau
lebih jenis batubara yang akan dicampur berdasarkan unsur-
unsur kimianya. NEMESYS juga menggunakan algoritma
Gambar 2.1. Logo Nemesys genetika, karena memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk
dihibridkan dengan metode pencarian lainnya sehingga lebih
efektif. Output utama dari NEMESYS berupa: persentase
komposisi pencampuran batubara; rasio udara pembakaran terhadap bahan bakar; persentase
pembukaan katup udara pembakaran; perencanaan pemesanan batubara dan pentaan batubara
secara digital. Selain itu juga terdapat detail identitas batubara, estimasi kinerja energi boiler
dan fitur notes untuk berkomunikasi antara bidang OCH, OU dan enjinering.

2.1.1. Perancangan Perhitungan Komposisi Pencampuran Batubara


Pada permasalahan pencampuran batubara yang menjadi solusi atau parameter yang ingin
dioptimalkan adalah proporsi batubara ke 1 (𝑎1 ) dan proporsi batubara ke 2 (𝑎2 ), hal ini dapat
dilihat pada rumus linier sederhana untuk blending batubara yang menggunakan parameter
aditif seperti di bawah ini (Carpenter, 1995):

𝑋𝑏 = 𝑎1 𝑋1 + 𝑎2 𝑋2 + ⋯ 𝑎𝑛 𝑋𝑛
Keterangan:
𝑋𝑏 = parameter kualitas produk blending 𝑋1 = parameter kualitas batubara ke 1
𝑎1 = proporsi batubara ke 1 𝑋2 = parameter kualitas batubara ke 2
𝑎2 = proporsi batubara ke 2 𝑋𝑛 = parameter kualitas batubara ke n
𝑎𝑛 = proporsi batubara ke n

Parameter 𝑎1 dan 𝑎2 merupakan parameter yang akan menentukan pencampuran batubara


yang optimal, dengan mengamati nilai kalor, moisture, maupun ash content dari batubara hasil
pencampuran tersebut. Parameter 𝑎1 dan 𝑎2 tersebut yang akan diimplementasikan dalam
metode algoritma genetika, yang akan direpresentasikan dalam bentuk kromosom.
Dalam algoritma genetika, dilakukan berbagai macam simulasi kemungkinan komposisi
pencampuran dari 2 jenis batubara sampai ditemukan komposisi yang paling baik yang ditandai
dengan nilai fitness yang paling tinggi. Fungsi fitness adalah fungsi yang didefinisikan dari
kualitas batubara yaitu nilai kalor, total moisture (TM), total sulfur (TS), dan kadar abu (ash)
hasil pencampuran batubara.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎
𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 (𝑇𝑀) + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 (𝑇𝑆) + 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢

4
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

Setelah diperoleh komposisi terbaik berdasarkan fungsi fitness


diatas, proses terakhir adalah penentuan slagging indeks untuk
mengurangi tingkat slagging dan fouling. Proses ini dilakukan
berdasarkan data unsur kimia yang ada di batubara hasil
pencampuran seperti CaO, MgO, Fe2O3, Na2O, K2O, SiO2,
Al2O3, TiO2 dan juga total sulphur serta moisture. Target
potensi slagging yang digunakan adalah rendah ke medium,
dengan prioritas utama adalah Temperatur Deformasi (TD) <
1450°C. Demikian juga dengan penentuan sulfur, maka yang
diutamakan adalah kandungan sulfur < 0,4%. Jika parameter
tersebut terpenuhi, maka
dipilihlah komposisi
blending tersebut sebagai
rekomendasi. Flowchart
keseluruhan dari proses
penentuan komposisi
Gambar 2.2. Flowchart
pencampuran dari 2 jenis
pencampuran batubara
batubara melalui proses
algoritma genetikan ditampilkan pada gambar 2.2.
Flowchart proses pada gambar 2.2. sepenuhnya dikerjakan
oleh operator coal handling, dan disajikan dalam bentuk
tampilan pada gambar 2.3. yang selanjutnya operator akan
Gambar 2.3. Tampilan melakukan pencampuran batubara sesuai dengan komposisi
rekomendasi batubara yang ditampilkan, contohnya adalah 38% dari PLN BB LRC
dan 63% Titan Infra Red Energy.

2.1.2. Optimasi Pembakaran


Variasi nilai kalor dan pemasok batubara mengakibatkan adanya perbedaan kebutuhaan udara
pembakaran serta setelan pembukaan katup udara pembakaran di boiler. Oleh karena itu telah
dilakukan pengujian pembakaran sebagai data penunjajang untuk menentukan kebutuhan udara
pembakaran pada setiap komposisi campuran batubara yang digunakan, serta untuk
mengetahui setelan katup pada masing-masing corener dengan tujuan memposisikan bola api
agar berada pada posisi tengah, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4. berikut.
Corner AA AB CD EF FF
1 65 62,9 64,2 82 56
1,5 43,6 39,1 42,8 57,2 53
2 57,1 52,2 58,3 60 54
2,5 43 42,5 43,2 41,5 46
3 64,3 70,2 69,4 60 60
3,5 44,6 49,3 43,1 40,7 48
4 54 58,2 56,4 55 68
4,5 51,1 48,2 45 46 46

Gambar 2.4. Proses dan data dari uji pembakaran (Combustion Test)
Proses uji pembakaran dilakukan setiap terdapat kedatangan pemasok baru sehingga dari
metode pengambilan data ini dapat memberikan data yang valid untuk optimasi pembakaran.

5
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

2.1.3. Perencanaan Pasokan Batubara


Agar proses blending dan optimasi pembakaran
batubara di dalam boiler menjadi lebih akurat maka
dilakukan manajemen perencanaan stock batubara.
Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah
kebutuhan pemesanan tongkang batubara melalui
pertimbangan seluruh variabel yang dianggap sebagai
sumber daya yaitu: nilai heat rate; harga, kalori, &
tonase rata-rata pemasok; kemampuan pengiriman
tongkang oleh pemasok; rencana pemakaian batubara;
stock coal yard dan batas stock aman. Sehingga
didapatkan output komposisi pemesanan tongkang
(pemasok batubara). Gambar 2.5. adalah tampilan dari
rekomendasi perencanaan pemesanan batubara.
Berdasarkan gambar tersebut total pesanan untuk
Gambar 2.5. Rekomendasi
bulan berikutnya adalah sebanyak 24 yang terdiri dari
perencanaan batubara
PT. Hanson; PT. PLN BB (LRC); dll

2.1.4. Penataan Batubara


Untuk menjaga kualitas dan akurasi data batubara pada saat digunakan pada boiler maka
diperlukan penataan batubara yang tepat di coal yard berdasarkan nama supplier, unsur kimia
dan nilai kalor batubara. Agar monitoring dapat dilakukan secara online, maka terdapat
tampilan khusus terkait dengan penataan batubara seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Penataan Batubara berbasiskan digital

Informasi dari tampilan ini memudahkan operator dalam proses pembongkaran, dimana
ditampilkan lokasi masing-masing pemasok batubara beserta nilai kalornya. Aplikasi ini juga
dilengkapi dengan indikasi lama batubara mengendap di coal yard. Pada gambar 2.5. warna
hijau mengindikasikan batubara tersebut kurang dari 10 hari diletakkan di coal yard, warna
kuning merepresentasikan umur batubara antara 10 s/d 20 hari, sedangkan warna merah
mengindikasikan bahwa batubara tersebut sudah lebih dari 20 hari berada di coal yard dan perlu
segera untuk di bongkar.

2.1.5. Pengujian Efektfitas NEMESYS


Untuk menguji efektifitas penerapan aplikasi NEMESYS khususnya pada optimasi
pembakaran, dilakukan pula simulasi dengan menggunakan Computational Fluid Dynamic
(CFD) yang telah divalidasi oleh PT. LAPI-ITB, seperti pada gambar 2.7 berikut.
6
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

Gambar 2.7. Simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD)

Simulasi ini merupakan rangkaian dari uji pembakaran pada pembahasan sebelumnya, yang
bertujuan untuk melihat sebaran temperature api, posisi bola api serta sebaran panas di furnace
untuk memastikan telah terjadi pembakaran yang ideal di ruang bakar. Simulasi tidak hanya
menggunakan satu jenis data operasi saja, namun setiap terdapat pemasok baru maka akan
dilakukan simulasi. Gambar 2.7. mengindikasikan pembakaran yang sempurna dimana sebaran
panas merata pada setiap tube boiler dan posisi bola api berada pada bagian tengah furnace.

2.1.6. Capacity Building


Dalam rangka meningkatkan pengetahuan. awareness serta konsistensi penerapan aplikasi
NEMESYS, maka dilakukanlah capacity building rutin sebulan sekali yang tidak hanya
dihadiri oleh pegawai saja, namun juga jajaran manajemen, sebagai bentuk komitmen dan
keseriusannya dalam penerapan aplikasi ini, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Kegiatan capacity building dan penerapan aplikasi NEMESYS

Disamping itu manajemen juga membuat indikator kinerja kunci yang harus dipenuhi oleh
masing-masing individu pegawai, serta
mengadakan sebuah perlombaan dengan
mempertandingkan regu operator coal handling dan
operator unit yang paling konsisten dan tepat dalam
perencanaan & penyaluran batubara, serta optimasi
pembakaran di boiler menggunakan NEMESYS.
Pemenang akan mendapatkan hadiah buku dan
snack dari General Manager (GM) PT. IP UJP JPR
sebagai bentuk apresiasi, seperti pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Pemberian hadiah dari GM

7
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

3. DAMPAK
3.1. Pengaruh Terhadap Ekonomi Perusahaan
Menggunakan metode Heat Rate Improvement Reference Manual, EPRI untuk menfilter
perubahan heatrate berdasarkan EnPI, NEMESYS terbukti dapat meningkatkan efisiensi
boiler hingga rata-rata 1,24% pertahun terhadap baseline atau penurunan heat rate sebesar
43,29 kcal/kwh sejak November 2017 seperti yang ditunjukkan pada grafik 3.1. berikut.

Gambar 3.1. Trend efisiensi boiler sebelum dan sesudah implementasi NEMESYS

Penghematan yang dihasilkan dari penerapan inovasi ini adalah sebesar 20,21 Miliyar/tahun
atau setara dengan penurunan BPP sebesar Rp 1,16/kwh, dengan perhitungan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Perhitungan saving biaya dari implementasi NEMESYS


Total Project Time 6 month
Total manpower 7 person incld operator
Energy Performance Improvement Period 1 year
Fuel Cost Rp800/kg
Calorific Value 4400 kcal/kg
Energy Improvement (%) over improvement period 43,29 kcal/kwh
Total energy cost savings over improvement period Rp21.217.450.000
Cost to implementation (infra red therography) Rp500.000.000
Cost to implementation (high temp-infra red therography) Rp1.200.000.000
Total cost saving Rp20.217.000.000
Decreasing cost for BPP (Komponen C) Rp1,16/kwh
Payback period on implementation (years) 0,00165

3.2. Pengaruh Terhadap Masyarakat Dan Negara


Melalui peningkatan efisiensi boiler
yang menunjang penurunan BPP
sebesar Rp1,16/kwh, inovasi ini
telah memberikan kontribusi
terhadap program pemerintah untuk
menurunkan harga listrik bagi Gambar 3.2. Realisasi BPP Pembangkit PT. IP

8
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

masyarakat. Berdasarkan data dari Asset-Liability Committee (ALCO), realisasi BPP pada
PLTU Pelabuhan Ratu jauh lebih rendah dibandingkan dengan target dan juga jauh lebih baik
terhadap unit lainnya di lingkungan PT.IP. seperti pada gambar 3.2. di atas.

3.3. Pengaruh Terhadap Lingkungan


Penurunan rata-rata heat rate sebesar 43,29 kcal/kwh setara dengan penghematan batubara
sebanyak 3,27 ton/jam. Pengurangan konsumsi batubara ini juga didukung dengan trend emisi
dari pembakaran boiler yang dimonitoring tiap waktu melalui Continuous Emissions
Monitoring Systems (CEMS). Berdasarkan data rata-rata perbulan sample trend NOx
menunjukkan penurunan yang cukup siginifikan seperti pada gambar 3.3 berikut.
Trend Monitoring NOx, ppm
140
130
120
110
100
90
80
Aug-16 Jan-17 Jun-17 Nov-17 Apr-18 Sep-18 Feb-19 Jul-19 Dec-19

Unit 1 Unit 2 Unit 3

Gambar 3.3. Trend penurunan NOx dari pembakaran boiler

Trend lainnya yang merupkan indicator dari keberhasilan peningkatan efisiensi boiler semisal
%unburn carbon, oC Flue gas juga cenderung membaik dan bahkan lebih baik terhadap
baseline, seperti pada potongan grafik 3.4 berikut.
Temperatur Outlet Boiler, deg C Unburn Carbon, %
400.00 1.400

380.00 1.200

1.000
360.00
0.800
340.00
0.600
320.00
0.400
300.00 0.200

280.00 0.000

Baseline Unit 1 Unit 2 Unit 3 Baseline Unit 1 Unit 2 Unit 3

(a) (b)
Gambar 3.4. Trend penurunan (a) Temperatur flue gas; (b) Unburn carbon

Demikian juga variable-variabe lainnya yang mempengaruhi proses pembakaran pada boiler
juga menunjukkan trend positif yang mengindikasikan bahwa inovasi NEMESYS sangat
efektif dan layak untuk diterapkan, tidak hanya di PLTU Pelabuhan Ratu saja namun juga
PLTU lainnya yang menggunakan bahan bakar batubara.

9
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN SUBROTO BIDANG EFISIENSI ENERGI TAHUN 2019
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

4. KEBERLANJUTAN
4.1. Duplikasi Inovasi
Inovasi ini secara korporat telah diakui dan juga telah terimplementasi pada beberapa
pembangkitan listrik tenaga batubara di PT. Indonesia Power, seperti PLTU Suralaya, PLTU
Suralaya 8, PLTU Lontar, PLTU Labuan, PLTU Adipala dan PLTU Pangkalan Susu.

Gambar 4.1. Kegiatan setup NEMESYS (uji pembakaran) pada PLTU di Indonesia Power

Proses setup aplikasi NEMESYSdiantaranya terdiri dari pengumpulan data batubara dan
identitas supplier batubara; uji pembakaran; perancangan aplikasi di MATLAB dan evaluasi.
Selain itu NEMESYS juga telah
mendapatkan apresiasi dan respon positif
serta masukan yang sangat bermanfaat
dari praktisi pembangkitan listrik dan
ilmuwan pada seminar international yang
diadakan oleh IERE-PLN pada bulan
Januari 2019 di Bali dan dihadiri oleh 13
negara. Seperti yang ditunjukkan pada
gabar 4.2. Bapak Andi Taufik sedang
Gambar 4.4. NEMESYS di forum internasional mempresentasikan implementasi
NEMESYS pada PLTU Pelabuhan Ratu
4.2. Pengembangan Inovasi
Pada tahun 2021 NEMESYS akan bertransformasi menjadi sebuah system yang akan
mengendalikan kegiatan pengelolaan batubara hingga optimasi pembakaran di boiler secara
otomatis dalam rangka
untuk mendukung
penerapan Industri 4.0
di Indonesia, dengan
roadmap seperti yang
ditunjukkan pada
gambar 4.3. Pada
tahun ini instalasi coal
analyzer dan online
coal management
sudah pada tahap Gambar 4.3. Roadmap pengembangan NEMESYS
pemasangan kabel dan jaringan. Sehingga diharapkan melalui pengembangan ini pemanfaatan
NEMESYS dapat menjadi lebih efektif dan efisien serta lebih bermanfaat untuk negeri.
10

Anda mungkin juga menyukai