Anda di halaman 1dari 17

REKAYASA PENUKAR KALOR DESIGN SHELL

and TUBE

Nama : RHO NATTA MATAHARI


NPM : 1006771636

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

PENDAHULUAN
Alat penukar kalor (APK) merupakan suatu instrument yang digunakan untuk
menukark energi dalam bentuk panas antara dua atau lebih fluida yang berbeda temperatur
yang dapat terjadi melalui kontak langsung maupun secara kontak tidak langsung. Fluida
yang bertukar energi dapat berupa fluida yang sama fasanya (cair ke cair atau gas ke gas) atau
dua fluida yang berbeda fasanya. Ada berbagai macam alat penukar kalor berdasarkan
bentuknya antara lain :
1. Alat Penukar Kalor Shell dan Tube
2. Alat Penukar Kalor Coil dan Box
3. Alat Penukar Kalor Double dan Pipe
4. Alat Penukar Kalor tipe Plate
Alat penukar kalor sangat berpengaruh dalam industri terhadap keberhasilan
keseluruhan rangkaian proses, karena kegagalan operasi alat ini baik akibat kegagalan
mekanikal maupun opersional dapat menyebabkan berhentinya operasi unit. Makasuatu alat
penukar kalor ( Heat exchanger) dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat
diperoleh hasil yang maksimal serta dapat menunjang penuh terhadap suatu operasional unit.
Salah satu karakteristik unjuk kerja dari penukar panas ini adalah efektivitas penukar panas.
Umumnya, APK yang digunakan pada penukaran kalor antara sesama media fluida cair
adalah APK tipe shell and tube (selongsong dan pipa). Selain jenis ini,terdapat APK jenis plat
dan double pipe,namun yang paling sering digunakan pada industri adalah jenis shell and
tube.
Dalam laporan ini penulis melakukan design dan rating suatu APK tipe shell and tube
dengan kondisi yang ditetapkan serta berdasarkan standar yang sudah ada,untuk ini
menggunakan standar acuan TEMA (STANDARDS OF THE TUBULAR EXCHANGER
MANUFACTURERS ASSOCIATION 2007 edisi ke-9). Software yang digunakan adalah
HTRI (Heat Transfer Research, Inc) agar hasil perancangan didapat dengan mudah dan tepat.
Inti dari tulisan ini adalah menjelaskan cara dan analisa perancangan APK shell and tube pada
suatu kondisi yang ditetapkan secara jelas dan dilakukan langkah demi langkah.
Metode yang digunakan adalah metode asumsi dan iterasi menggunakan software
HTRI. Yang dimaksud disini adalah,penulis terlebih dahulu membuat asumsi-asumsi agar
dapat memperbaiki masalah saat running sitem APK. Masalah yang ada akan
dianalisa,diperbaiki dan dilakukan iterasi (pendekatan) untuk mendapatkan rancangan yang
paling optimal sesuai dengan parameter software. Thapan awalnya adalah design dengan
penetapan asumsi dimensi dan kondisi operasi,lalu dilanjutkan rating yang merupakan
penilaian pada APK setelah bekerja dengan optimal sesuai tetapan asumsi.
Hasil yang diinginkan adalah design suatu APK shell and tube yang sesuai dengan
kondisi operasi yang optimal, sesuai tetapan standar dan berdimensi lengkap. Ditambahkan
juga analisa pemecahan masalah saat iterasi hingga akhirnya didapat hasil dimensi APK yang
lengap dan siap untuk dilakukan proses manufakturnya secara nyata.

DASAR TEORI PERANCANGAN


APK adalah suau peralatan yang digunakan untuk memindahkan atau mentransfer
energi panas diantara suatu permukaan solid atau berupa fluida atau antara partikel padat dan
cairan dengan suhu yang berbeda dan dalam kontak langsung maupun tidak langsung secara
thermal. Aplikasi yang umum untuk penukar panas ini umumnya melibatkan evaporasi atau
kondensasi dari satu atau multi aliran fluida. Pada industri pengolahan minyak dan gas bumi
masalah perpindahan energi panas adalah hal yang biasa dilakukan. Perpindahan panas
dilakukan menggunakan APK yaitu instrumen mekanik yang digunakan untuk memindahkan
energi panas dari fluida dengan temperatur lebih tinggi ke fluida yang bertemperatur lebih
rendah secara langsung maupun tidak langsung.
Pada proses pengolahan minyak jenis APK yang umum digunakan adalah jenis shell
and tube (selongsong dan pipa). APK ini dipergunakan sebagai alat pemanas atau pendingin
fluida proses maupun produk yang akan disimpan dalam tangki timbun. Penggunaan APK
jenis shell and tube memiliki beberapa keunggulan,diantaranya:
1.Memberikan luas permukaan perpindahan panas yang besar dengan bentuk atau
volume yang kecil
2.Baik digunakan dalam operasi yang melibatkan adanya pressure (tekanan)
3.Dapat dibuat dari berbagai jenis material sesuai dengan fluida yang mengalir
didalamnya,juga sesuai dengan suhu serta tekanan yang digunakan dalam operasi
4.Mudah dibersihkan
5.Konstruksi yang sederhana dan pemakaian ruangan yang relatif kecil
6.Prosedur pengoperasian yang mudah dimengerti dan dilakukan
7.Konstruksinya yang tidak merupakan suatu kesatuan utuh,sehingga relatif lebih
mudah dalam pengangkutan atau pemindahan instrumen.
Konstruksi APK jenis shell and tube secara umum memiliki 4 bagian yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan sesuai standar yang ditetapkan TEMA (Tubular Exchanger
Manufactures Association). Standarisasi ini bertujuan untuk melindungi para pemakai dari
bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan
tekanan yang tinggi. Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat
Exchanger, yaitu :
1.Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat, misalnya untuk industri
minyak dan kimia berat.

2.Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi ekonomis
dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
3.Kelas B, yaitu untuk service proses kimia (Chemical Process Service)
4 bagian utama dari shell and tube adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Front Stationary Head (bagian depan yang tetap)


Shell (bagian badan)
Rear End Head (bagian ujung belakang)
Tube-bundles (bagian pipa)

KONSTRUKSI ALAT PENUKAR KALOR SHELL and TUBE


Standar dalam perancangan dan konstruksi untuk APK shell and tube yang digunakan
adalah TEMA (Turbular Exchanger Manufacturers Association) seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Berikut adalah tabel tipe standar dari stationary head, shell dan rear end head
sesuai standarisasi acuan TEMA:

Tema tidak memberika kode yang digunakan pada Tube, kode hanya diberikan pada
bagian stationary head, badan dan rear end head. Hal ini disebabkan penggunaan pipa standar
yang memiliki ukuran dan kode yang umum, namun pada tube-bundless terdapat 2 jenis tipe
yaitu tipe straight (lurus) dan tipe-U.
Jenis Shell and Tube ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil. Satu
jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa
tetapi masih didalam shell.
APK Shell and Tube juga dapat terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan
secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu
mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah
yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang
pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya
pada APK shell and tube dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi
aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure dropoperasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir
fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Fungsi lain dari Buffle adalah untuk
mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh, menahan struktur
tube bundle dan menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang pipa(tube)
pada APK jenis shell and tube,yaitu:
a.Diameter pipa
Menggunakan tabung berdiameter kecil membuat APK lebih baik secara ekonomis
dan lebih kompak. Namun, memungkinkan terjadinya fouling serta pressure drop yang tinggi
pada aliran fluida didalam APK dan ukuran kecil membuat proses pembersihan menjadi lebih
sulit. Sehingga untuk menentukan diameter tabung, perlu diperhatiakn ruang yang tersedia,
biaya dan sifat fouling dari fluida yang digunakan. Ukuran diameter tube didasarkan pada
diameter luarnya yang berukuran sama atau lebih dari 14,sedangkan untuk ukuran dibawah
14 maka diameter tube ditentukan oleh diameter nominalnya. Ukuran pada pipa dibagi
dalam 3 jenis ukuran sesuai dengan range diameter tube yaitu,
1. (0,5 sd 1,5) dengan kenaikan diameter setiap 1/16
2. (1,625 sd 4) dengan kenaikan diameter setiap 1/8
3. (4 sd 9) dengan kenaikan diameter setiap 0,25

b.Ketebalan pipa
Ketebalan dinding pipa biasanya ditentukan untuk memastikan:
1.Daya tahan terhadap korosi,erosi dan panas
2.Ketahanan terhadap getaran aliran yang diinduksikan serta kekuatan axial

3.Kemapuan heat transfer yang tinggi


4.Mampu dimanufakstur dengan proses dingin ataupun panas
5.Sifat plastis yang baik
Kadang-kadang ketebalan pipa ditentukan oleh perbedaan tekanan maksimum pada dinding
pipa. Ketebalan tube juga memiliki standar tersendiri yang didasarkan pada BWG
(Birmingham Wire Gage) dengan penomoran skala 0 hingga 24.
c.Panjang pipa
APK biasanya lebih murah dengan diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung
panjang. Namun, ada banyak keterbatasan untuk ini, diantaranya adalah kepastian
tersedianya tube dengan panjang dua kali yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan
diganti). Juga, bahwa tube yang tipis sulit untuk diambil dan diganti. Oleh karena itu
dianjrkan penggunaan panjang pipa standar yaitu 1.83 m, 2.44 m, 3.66 m, 4.88 m, 6.10 m,
serta 7.32 m
d.Tube pitch
Saat mendesain pipa(tube), perlu dipastikan bahwa ukuran tube pitch (jarak pusat
antar tube) tidak kurang dari 1,25 kali diameter luar pipa. Untuk proses pembersihan,perlu
ditambahkan 0,25 (6,4mm). Saat diameter tube 5/8 (15,9mm) atau kurang,persambungan
antara tube-to-tubesheet akan berekspansi,maka jarak minimum dapat dikurangakan menjadi
1,20 kali dari diameter luar. Saat akan dilakukan pembersihan dengan diameter shell sebesar
12 (305mm) atau kurang maka perlu ditambahkan cleaning lanes sebesar 3/16 (4,8mm)
sedangkan untuk diameter shell yang lebih besar dari 12 (305mm) maka cleaning lanes
minimal yang perlu ditambahkan adalah sebesar 0,25 (6,44mm).
Untuk pemilihan material tube,parameter utamanya adalah thermal conductivity agar
dapat memindahkan panas dengan baik. Panas pada APK ditransfer dari suatu sisi yang panas
menuju sisi yang dingin melalui tabung, maka terjadi perbedaan temperature sepanjang sisi
tube. Karena terdapat sifat ekspansi yang berbeda-beda pada material tube secara thermal
pada berbagai temperature,akan muncul sifat thermal stresses selama operasi. Material tabung
juga harus sesuai dengan sifat fluida yang digunakan sebagai media(temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk menghindari hal-hal semacam korosi. Diperlukan pemilihan seksama
atas material yang kuat, memiliki thermal conductive yang tinggi, corrosion resistant yang
baik, material tabung bermutu tinggi yang secara khas berbahan metal. Pilihan material
tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu tabung antara sisi shell
dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya
tekanan. Material yang biasa digunakan untuk tube adalah baja karbon, baja campuran, baja
nikel, aluminium dan alloy serta tembaga dan alloy.

1.
2.
3.
4.

Design pada shell sesuai standar TEMA adalah:


Shell dengan aliran satu laluan (TIPE E)
Shell dengan aliran dua laluan dan sekat longitudinal (TIPE F)
Shell dengan aliran terpisah/split glow (TIPE G)
Shell dengan aliran ganda/double split flow (TIPE H)

5. Shell dengan aliran yang dibagi/split flow (TIPE J)


6. Shell dengan aliran ceret/kettle flow (TIPE K)
7. Shell dengan aliran silang/cross flow (TIPE X)
Yang paling umum digunakan adalah TIPE E karena alasan ekonomis yang murah dan
sederhana. Ttipe ini dapat digunakan untuk fluida fase tunggal dan tube laluan tunggal
sehingga diperoleh aliran berlawanan yang nominal. TIPE F dapat digunakan untuk
susunan tube dua laluan dengan buffle/sekat jenis longitudinal. TIPE J digunakan pada
aplikani dengan pressure loss yang rendah seperti pada kondisi vakum. Untuk aplikasi
tekanan yang sangat rendah dan tidak memerlukan buffle digunakan TIPE X.
Aliran pada shell memiliki lebih dari satu laluan apabila perbedaan suhu shel and tube
tidak mampu diatasi oleh satu laluan fluida atau ukuran yang sangat besar apabila dipaksa
menggunakan satu laluan fluida. Pertimbangan untuk menggunakan aliran yang dibagi
adalah untuk mengatasi pressure loss. Dalam segi manufaktur,umumnya shell dapat
dibuat dari pipa atau plat yang telah diproses rolling.

DASAR-DASAR PERANCANGAN APK SHELL and TUBE


Design APK shell and tube melibatkan berbagai pertimbangan baik dari segi operasi
seperti kapasitas APK, kontinuitas kehandalan serta keselamatan dalam operasi.
Sedangkan pada aspek mekanikal meliputi Scope dan persyaratan umum, Tubes, Shells
dan Cover, Baffles dan Support Plates, Floating End Construction, Gaskets, Tubesheets,
Flexible Shell Elements, Channel,covers,and Bonnets, Nozzles dan End Flanges and
Bolting yang dijelaskan secara rinci pada TEMA sec. 5.

Merupakan keputusan dari masing-masing produsen untuk mendesign standar diameter


shell APK namun mengacu pada TEMA agar lebih ekonomis dan memiliki ciri khas
dalam manufakturnya. Diameter dalam shell harus mengikuti spesifikasi yang ditetapkan
oleh ASTM/ASME untuk pipe shell,sedangkan untuk plate shell diameter dalamnya tidak

boleh melebihi 1/8 (3,2mm). Untuk ketipisan shell diatur dalam Code Design Formula
diikuti dengan corrosion allowance seperti yang ditunjukkan tabel dibawah ini. Ketebalan
shell cover sebelum setidaknya harus sama dengan ketebalan shell seperti yang
ditunjukkan dalam tabel yang berlaku .

Untuk bagian stationary head,terdapat beberapa jenis pilihan yaitu TIPE A (cannal),
TIPE B (bonnet) dan TIPE C (topi). Jika menggunakan media fluida bersih dapat memilih
TIPE B karena pembersihan bagian dalamnya harus melepaskan secar keseluruhan.
Sedangkan untuk TIPE A dan C dapat dilakukan pembersihan hanya dengan melepaskan
tutupnya,namun Untuk TIPE C,head menyatu dengan tube feet sehingga kebocoran pada
bagian stationary head dapat diminimalisir.

Pada rear end head terdapat beberapa pilihan sebagai berikut:


1.Fixed TubeSheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N)
Pada type ini kedua tubsheet dilaskan ke shell membentuk sebuah Box, oleh karma itu
terkadang type ini disebut Box-type Exchanger.Karena tube bundle tidak dapat dilepaskan
maka pembersihan bagian luar pipa dilakukan dengan metoda chemical. Penggunaan fixed
tubesheer terbatas, dimana fluida yang melewati shell side harus benar benar bebas dari
kotoran, fluida yang tidak bebas dari kotoran dimungkinkan mengalir melalui tube side.Di
sini tidak memungkinkan melepaskan dan mengganti tube bundle tampa memotong shell,
akan tetapi penggantian tube secara individual dapat dilakukan dengan menggunakan spesial
tube cutters dan extractors.Pada kontruksinya shell barrel dan tubesheet harus dibuat dari
metal yang dapat dilaskan secara langsung antara satu dengan lainya seperti steel - steel, tidak
dapat dilakukan dengan steel - aluminium ataupun steel - brass.Alternative untuk mengatasi
persoalan incompatible metal tersebut mungkin dapat dilakukan dengan melaskan flange
pada masing masing ujung shell dengan material yang sama dengan shell, dan kemudian
bolting dengan tubesheet dengan menggunakan gasket yang sesuai.Fixed Tubesheet
Exchanger memiliki kelebihan yang penting yaitu tidak adanya internal joint sehingga
sumber sumber kebocoran dari fluid yang satu ke yang lain dapat diminimalisir.
2.U Tube atau Hairpin (type U)
Type U Tube hanya memiliki satu tubesheet dengan masing masing tube bisa dilepaskan dari
shell, dilain hal juga sangat memungkinkan untuk memindahkan tubeside dan shell side
secara terpisah.Bagian permukaan luar dan permukaan dalam tube dapat dibersihkan dengan
metode chemical.Pada type ini, fluida yang malewati tube side musti fluida yang bebas dari
kotoran, fluida yang tidak bebas kotoran dimungkinkan untuk melewati shell side.Meskipun
U tube dibentuk dari tube yang masing masing identik, akan tetapi terdapat masalah yang
essensial dimana hanya tube dengan radius arc atau yang bagian tepi yang dimunginkan
untuk diganti jika terjadi kebocoran, sedangkan untuk tube yang terkurung dibagian dalam
musti di Plug.
3.Split-backing-ring Floating Head (Type S)
Satu tubesheet fix dengan baik pada shell dan tubesheet satunya terapung, dan dimungkinkan
untuk memindahkan secara terpisah antara shell side dan tube side, serta seluruh tube bundle
dapat dilepas. Untuk memisahkan antara fluida pada shell dengan fluida yang melewati tube
side, maka dipergunakan flanged cover yang dibautkan pada split backing ring pada sisi lain
tubesheet.Akses ke tube end pada stationary end hanya dapat dilakukan dengan melepaskan
head cover, sedangkan akses ke tube end pada floating head end dilakukan dengan melepas
shell cover, split back ring dan floating head cover.Ada internal joint pada type ini sehingga
membutuhkan design yang sangat hati hati dan cermat.
4.Pull through floating head (Type T)
Pada konstruksinya, Pull through floating head mirip dengan type split backing ring, akan
tetapi pada pull through floating head covernya dibautkan secara langsung pada floating
tubesheet.Kelebihan tipe ini adalah, memungkinkan untuk melepas tube bundle tampa harus
melepaskan shell dan head cover.

5. Outside Packed Floating Head (Type P)


Dapat menampung ekspansi dari tube,namun diperlukan ketelitian dalam penyetelan
gasket,sehingga tipe ini dapat digolongkan sebagai APK yang mahal dari segi ekonomi.
6..Packed Lantern ring floating head (Type W)
Packing ring dipasang antara sisi luar floating tubesheet dengan sisi rear head flange
untuk menetapkan pemisah antara fluida yang mengalir melalui shell side dengan fluida yang
melalui tube side.Pemakaian type ini terbatas hanya pada non-lethal service dan untuk
tekanan yang rendah.
Berdasarkan design TEMA (tubular exchanger manufacturers association), baffle
didesain dgn memotong sebagian drnya utk memberikan window agar fluida bisa
melewatinya. Sederhananya, desain TEMA adalah segmental baffle, baik itu satu segment,
dua segment, maupun tiga segment, seperti gambar dibawah ini:

Single segmental baffle (baffle satu segment) beroperasi dgn baik untuk proses satu
fasa dan memberikan cross flow heat transfer (across the tube) yg lbh besar drpd longitudinal
heat transfer (through the windows). Akan tetapi, baffle jenis ini mungkin tidak akan efektif
utk liquid yg sgt viscous di mana aliran tidak mengalami turbulensi dan adanya bypass yg
membuat efisiensi heat transfer nya menurun. Keuntungan utama dr baffle jenis single
segmental ini adalah heat transfer rate yg tinggi krn aliran cross flownya. Kerugian utamanya
adalah pressure drop yg jg tinggi, terutama utk aliran berkecepatan tinggi.Double segmental
baffle, spt bisa dilihat di gbr di atas, memberikan cross flow heat transfer yg lbh rendah (60%
90%) utk spacing yg sama, total baffle cut yg sama, dan flow rate yg sama dibandingkan
dgn single segmental baffle. Akan tetapi, pressure dropnya sekitar sepertiga sampai setengah
dr pressure drop single segmental baffle. Pada umumnya, center dan wing baffle punya
overlap dua sampai empat baris tube.

Triple segmental baffle menghasilkan cross flow dan longitudinal flow yg lbh rendah
drpd single segmental baffle. Pressure dropnya sekitar seperempat sampai sepertiga dari
single segmental baffle. Sementara heat transfer ratenya cuma setengahnya.
Untuk konfigurasi No-Tubes-In-Window (NTIW) tidak adanya tubes di bagian window
menurunkan pressure drop, sementara penambahan support plates meningkatkan cross flow.
Secara relatif, penurunan pressure drop tergantung dr baffle cutnya, dan peningkatan heat
transfernya tergantung dr jumlah support plate yg digunakan. Support plate digunakan utk
meminimalkan vibrasi tube di daerah windownya. Karena tube gak bisa menempati daerah
window, maka utk jumlah tube yg sama diperlukan shell yg lbh besar.
Untuk pemilihan baffle spacing rekomendasinya adalah:
1.

Menurut TEMA, spacing minimum antara segmental baffle haruslah yang lebih besar
di antara dua hal, yaitu 1/5 dr diameter dalam shell atau 51 mm. Spacing yg terlalu kecil
akan menghasilkan pressure drop yg besar dan penetrasi flow melalui tube bundle nya
akan tidak baik.

Rasio optimum antara baffle spacing dgn diameter dlm shell yg menghasilkan pressure drop
yg reasonable berkisar antara 0.3 0.6 kalinya.
1.

Untuk meningkatkan end-zone flow control dan distribusinya, baffle yg terdekat dgn
inlet shell dan outlet shell hrs diletakkan sedekat mungkin dgn inlet dan outlet nozzle
shell tsb.

Utk pemilihan baffle cut, si penulis merekomendasikan hal2 berikut:


1.

Jika baffle cutnya terlalu kecil, maka flow akan mengalir dgn sgt cepat melalui area
windownya dan mengalir dgn tidak seragam sepanjang baffle compartmentnya. Lihat gbr
3a sblh kiri.

2.

Jika baffle cutnya terlalu besar, maka flow akan mengalir short cut di daerah ujung2
(edge) baffle2 tsb. Akibatnya tidak aka nada cross flow mixing di daerah baffle
compartment. Lihat gbr 3a sblh kanan.

3.

Utk menghasilkan cross flow yg baik melalui tube bundlenya, baffle2 yg bersebelahan
harus memiliki overlap setidaknya satu baris tube. Hal ini memerlukan baffle cut kurang
dr setengah dr diameter dalam shell. Optimum baffle cut biasanya sekitar 25% dr
diameter dalam shell. Lihat gbr 3b. Utk single segmental baffle dgn low-pressure gas
flow, baffle cut 40% 45% umum digunakan utk mengurangi pressure drop. Utk
konfigurasi NTIW, baffle cut 15% yg biasanya digunakan.

Baffle orientation utk single segmental baffle, rekomendasinya adalah:


1.

Perpendicular baffle cut (lihat gbr. 4) lbh dipilih utk meningkatkan distribusi aliran di
bagian inlet dan outlet di shell tipe E atau J.

2.

Parallel cut baffle lbh disukai, utk inlet atau outlet nozzle yg vertical, jika fluida di sisi
shell mengalami kondensasi dan memerlukan drainase. Parallel baffle cut jg digunakan

ketika fluida di sisi shell memiliki potensi fouling. Dan utk shell tipe F, G, atau H, parallel
baffle cut jg digunakan utk memberikan distribusi aliran yg baik
Remarks utk double segmental baffle adalah sbb:
1.

Agar distribusi flow jd efektif di daerah inlet, center baffle dgn parallel cut orientation
umumnya digunakan sebagai baffle yg pertama. Baffle ini jg berfungsi utk menurunkan
akumulasi deposit utk fluida yg cenderung fouling di shell side. Baffle yg pertama ini lbh
baik diletakkan di depan nozzle di mana laju alir yg tinggi dpt menyebabkan vibrasi.
Baffle ini seringnya berbentuk spt T yg berfungsi jg sbg tube support di mana bundle
entrance velocities nya memiliki energy kinetic yg tinggi.

2.

Jika perpendicular baffle cut digunakan utk single inlet dan outlet nozzle, daerah yg
thermally tidak efektif akan terbentuk di daerah2 inlet dan outlet zone ini (end-zone).

3.

Distribusi aliran yg lbh baik di daerah end-zone ini dpt dicapai dgn memberikan
masing2 dua nozzle di inlet dan outletnya. Dan wing baffle diletakkan di end-zone outlet
nozzle agar diperoleh aliran yg lbh simetris antara inlet dan outletnya.

Nozzle pada APK shell and tube merupakan bagian untuk keluar masuknya fluida
yang bagiannya terdiri dari 4 buah mencakup 2 fluida yang berbeda. Penempatan nosel
dipengaruhi oleh laluan shell and tube. Nosel umumnya dilengkapi flens sebagai
penyambung pipa APK. Flens standar dinyatakan dalam ukuran dan serinya bergantung pada
suhu, tekanan serta jenis zat fluida yang digunakan. Lalu terdapat drain and venting yang
berfungsi sebagai pembuangan gas ataupun pengukuran tekanan. Lokasinya diatur oleh pendesign masing-masing APK.
Susunan pada tube APK terdiri dari 4 tipe sebagai berikut :

1. Susunan segitiga diputar 600 umumnya digunakan untuk fluida bersih sehingga
pembersihan dapat dilakukan secara kimia dengan perpindahan kalor yang tinggi.
2. Susunan segitiga diputar 300 memiliki perpindahan kalor yang kurang baik namun
masih lebih baik jika dibandingkan dengan tipe bujur sangkar. Tipe ini cocok
digunakan memakai fluida kotor.
3. Susunan bujur sangkar (900),tipe ini digunkan apabila pressure loss sangat kecil dan
pembersihan dapat dilakukan secara mekanis. Tipe ini hanya diaplikasikan pada fluida
turbulen akibat perpindahan kalornya yang sangat rendah.
4. Susunan belah ketuoat (450),tipe ini memiliki kondisi menengah dan mapu menangani
fluida kotor serta dapat dilakukan pembersihan secara mekanis.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam shell
side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a.Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi shell jauh lebih
sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell dan fluida yang kotor
melalui Tube.

b.Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari paduan logam.
Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui Tube untuk menghemat
biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger
masih dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan
terhadap korosif, relatif murah dan kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c.Tekanan Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila fluida
bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d.Temperatur Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke
arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika fluida
dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas tidak hanya
dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell
(ke lingkungan).
e.Sediment/ Suspended Solid / Fouling Fluida yang mengandung sediment/suspended solid
atau yang menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan
mudah dibersihkan. Jika fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka
sediment/fouling tersebut akan terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga
cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f.
Viskositas Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side

Anda mungkin juga menyukai