and TUBE
PENDAHULUAN
Alat penukar kalor (APK) merupakan suatu instrument yang digunakan untuk
menukark energi dalam bentuk panas antara dua atau lebih fluida yang berbeda temperatur
yang dapat terjadi melalui kontak langsung maupun secara kontak tidak langsung. Fluida
yang bertukar energi dapat berupa fluida yang sama fasanya (cair ke cair atau gas ke gas) atau
dua fluida yang berbeda fasanya. Ada berbagai macam alat penukar kalor berdasarkan
bentuknya antara lain :
1. Alat Penukar Kalor Shell dan Tube
2. Alat Penukar Kalor Coil dan Box
3. Alat Penukar Kalor Double dan Pipe
4. Alat Penukar Kalor tipe Plate
Alat penukar kalor sangat berpengaruh dalam industri terhadap keberhasilan
keseluruhan rangkaian proses, karena kegagalan operasi alat ini baik akibat kegagalan
mekanikal maupun opersional dapat menyebabkan berhentinya operasi unit. Makasuatu alat
penukar kalor ( Heat exchanger) dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat
diperoleh hasil yang maksimal serta dapat menunjang penuh terhadap suatu operasional unit.
Salah satu karakteristik unjuk kerja dari penukar panas ini adalah efektivitas penukar panas.
Umumnya, APK yang digunakan pada penukaran kalor antara sesama media fluida cair
adalah APK tipe shell and tube (selongsong dan pipa). Selain jenis ini,terdapat APK jenis plat
dan double pipe,namun yang paling sering digunakan pada industri adalah jenis shell and
tube.
Dalam laporan ini penulis melakukan design dan rating suatu APK tipe shell and tube
dengan kondisi yang ditetapkan serta berdasarkan standar yang sudah ada,untuk ini
menggunakan standar acuan TEMA (STANDARDS OF THE TUBULAR EXCHANGER
MANUFACTURERS ASSOCIATION 2007 edisi ke-9). Software yang digunakan adalah
HTRI (Heat Transfer Research, Inc) agar hasil perancangan didapat dengan mudah dan tepat.
Inti dari tulisan ini adalah menjelaskan cara dan analisa perancangan APK shell and tube pada
suatu kondisi yang ditetapkan secara jelas dan dilakukan langkah demi langkah.
Metode yang digunakan adalah metode asumsi dan iterasi menggunakan software
HTRI. Yang dimaksud disini adalah,penulis terlebih dahulu membuat asumsi-asumsi agar
dapat memperbaiki masalah saat running sitem APK. Masalah yang ada akan
dianalisa,diperbaiki dan dilakukan iterasi (pendekatan) untuk mendapatkan rancangan yang
paling optimal sesuai dengan parameter software. Thapan awalnya adalah design dengan
penetapan asumsi dimensi dan kondisi operasi,lalu dilanjutkan rating yang merupakan
penilaian pada APK setelah bekerja dengan optimal sesuai tetapan asumsi.
Hasil yang diinginkan adalah design suatu APK shell and tube yang sesuai dengan
kondisi operasi yang optimal, sesuai tetapan standar dan berdimensi lengkap. Ditambahkan
juga analisa pemecahan masalah saat iterasi hingga akhirnya didapat hasil dimensi APK yang
lengap dan siap untuk dilakukan proses manufakturnya secara nyata.
2.Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi ekonomis
dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
3.Kelas B, yaitu untuk service proses kimia (Chemical Process Service)
4 bagian utama dari shell and tube adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Tema tidak memberika kode yang digunakan pada Tube, kode hanya diberikan pada
bagian stationary head, badan dan rear end head. Hal ini disebabkan penggunaan pipa standar
yang memiliki ukuran dan kode yang umum, namun pada tube-bundless terdapat 2 jenis tipe
yaitu tipe straight (lurus) dan tipe-U.
Jenis Shell and Tube ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil. Satu
jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa
tetapi masih didalam shell.
APK Shell and Tube juga dapat terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan
secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu
mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah
yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang
pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya
pada APK shell and tube dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi
aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure dropoperasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir
fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Fungsi lain dari Buffle adalah untuk
mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh, menahan struktur
tube bundle dan menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang pipa(tube)
pada APK jenis shell and tube,yaitu:
a.Diameter pipa
Menggunakan tabung berdiameter kecil membuat APK lebih baik secara ekonomis
dan lebih kompak. Namun, memungkinkan terjadinya fouling serta pressure drop yang tinggi
pada aliran fluida didalam APK dan ukuran kecil membuat proses pembersihan menjadi lebih
sulit. Sehingga untuk menentukan diameter tabung, perlu diperhatiakn ruang yang tersedia,
biaya dan sifat fouling dari fluida yang digunakan. Ukuran diameter tube didasarkan pada
diameter luarnya yang berukuran sama atau lebih dari 14,sedangkan untuk ukuran dibawah
14 maka diameter tube ditentukan oleh diameter nominalnya. Ukuran pada pipa dibagi
dalam 3 jenis ukuran sesuai dengan range diameter tube yaitu,
1. (0,5 sd 1,5) dengan kenaikan diameter setiap 1/16
2. (1,625 sd 4) dengan kenaikan diameter setiap 1/8
3. (4 sd 9) dengan kenaikan diameter setiap 0,25
b.Ketebalan pipa
Ketebalan dinding pipa biasanya ditentukan untuk memastikan:
1.Daya tahan terhadap korosi,erosi dan panas
2.Ketahanan terhadap getaran aliran yang diinduksikan serta kekuatan axial
1.
2.
3.
4.
boleh melebihi 1/8 (3,2mm). Untuk ketipisan shell diatur dalam Code Design Formula
diikuti dengan corrosion allowance seperti yang ditunjukkan tabel dibawah ini. Ketebalan
shell cover sebelum setidaknya harus sama dengan ketebalan shell seperti yang
ditunjukkan dalam tabel yang berlaku .
Untuk bagian stationary head,terdapat beberapa jenis pilihan yaitu TIPE A (cannal),
TIPE B (bonnet) dan TIPE C (topi). Jika menggunakan media fluida bersih dapat memilih
TIPE B karena pembersihan bagian dalamnya harus melepaskan secar keseluruhan.
Sedangkan untuk TIPE A dan C dapat dilakukan pembersihan hanya dengan melepaskan
tutupnya,namun Untuk TIPE C,head menyatu dengan tube feet sehingga kebocoran pada
bagian stationary head dapat diminimalisir.
Single segmental baffle (baffle satu segment) beroperasi dgn baik untuk proses satu
fasa dan memberikan cross flow heat transfer (across the tube) yg lbh besar drpd longitudinal
heat transfer (through the windows). Akan tetapi, baffle jenis ini mungkin tidak akan efektif
utk liquid yg sgt viscous di mana aliran tidak mengalami turbulensi dan adanya bypass yg
membuat efisiensi heat transfer nya menurun. Keuntungan utama dr baffle jenis single
segmental ini adalah heat transfer rate yg tinggi krn aliran cross flownya. Kerugian utamanya
adalah pressure drop yg jg tinggi, terutama utk aliran berkecepatan tinggi.Double segmental
baffle, spt bisa dilihat di gbr di atas, memberikan cross flow heat transfer yg lbh rendah (60%
90%) utk spacing yg sama, total baffle cut yg sama, dan flow rate yg sama dibandingkan
dgn single segmental baffle. Akan tetapi, pressure dropnya sekitar sepertiga sampai setengah
dr pressure drop single segmental baffle. Pada umumnya, center dan wing baffle punya
overlap dua sampai empat baris tube.
Triple segmental baffle menghasilkan cross flow dan longitudinal flow yg lbh rendah
drpd single segmental baffle. Pressure dropnya sekitar seperempat sampai sepertiga dari
single segmental baffle. Sementara heat transfer ratenya cuma setengahnya.
Untuk konfigurasi No-Tubes-In-Window (NTIW) tidak adanya tubes di bagian window
menurunkan pressure drop, sementara penambahan support plates meningkatkan cross flow.
Secara relatif, penurunan pressure drop tergantung dr baffle cutnya, dan peningkatan heat
transfernya tergantung dr jumlah support plate yg digunakan. Support plate digunakan utk
meminimalkan vibrasi tube di daerah windownya. Karena tube gak bisa menempati daerah
window, maka utk jumlah tube yg sama diperlukan shell yg lbh besar.
Untuk pemilihan baffle spacing rekomendasinya adalah:
1.
Menurut TEMA, spacing minimum antara segmental baffle haruslah yang lebih besar
di antara dua hal, yaitu 1/5 dr diameter dalam shell atau 51 mm. Spacing yg terlalu kecil
akan menghasilkan pressure drop yg besar dan penetrasi flow melalui tube bundle nya
akan tidak baik.
Rasio optimum antara baffle spacing dgn diameter dlm shell yg menghasilkan pressure drop
yg reasonable berkisar antara 0.3 0.6 kalinya.
1.
Untuk meningkatkan end-zone flow control dan distribusinya, baffle yg terdekat dgn
inlet shell dan outlet shell hrs diletakkan sedekat mungkin dgn inlet dan outlet nozzle
shell tsb.
Jika baffle cutnya terlalu kecil, maka flow akan mengalir dgn sgt cepat melalui area
windownya dan mengalir dgn tidak seragam sepanjang baffle compartmentnya. Lihat gbr
3a sblh kiri.
2.
Jika baffle cutnya terlalu besar, maka flow akan mengalir short cut di daerah ujung2
(edge) baffle2 tsb. Akibatnya tidak aka nada cross flow mixing di daerah baffle
compartment. Lihat gbr 3a sblh kanan.
3.
Utk menghasilkan cross flow yg baik melalui tube bundlenya, baffle2 yg bersebelahan
harus memiliki overlap setidaknya satu baris tube. Hal ini memerlukan baffle cut kurang
dr setengah dr diameter dalam shell. Optimum baffle cut biasanya sekitar 25% dr
diameter dalam shell. Lihat gbr 3b. Utk single segmental baffle dgn low-pressure gas
flow, baffle cut 40% 45% umum digunakan utk mengurangi pressure drop. Utk
konfigurasi NTIW, baffle cut 15% yg biasanya digunakan.
Perpendicular baffle cut (lihat gbr. 4) lbh dipilih utk meningkatkan distribusi aliran di
bagian inlet dan outlet di shell tipe E atau J.
2.
Parallel cut baffle lbh disukai, utk inlet atau outlet nozzle yg vertical, jika fluida di sisi
shell mengalami kondensasi dan memerlukan drainase. Parallel baffle cut jg digunakan
ketika fluida di sisi shell memiliki potensi fouling. Dan utk shell tipe F, G, atau H, parallel
baffle cut jg digunakan utk memberikan distribusi aliran yg baik
Remarks utk double segmental baffle adalah sbb:
1.
Agar distribusi flow jd efektif di daerah inlet, center baffle dgn parallel cut orientation
umumnya digunakan sebagai baffle yg pertama. Baffle ini jg berfungsi utk menurunkan
akumulasi deposit utk fluida yg cenderung fouling di shell side. Baffle yg pertama ini lbh
baik diletakkan di depan nozzle di mana laju alir yg tinggi dpt menyebabkan vibrasi.
Baffle ini seringnya berbentuk spt T yg berfungsi jg sbg tube support di mana bundle
entrance velocities nya memiliki energy kinetic yg tinggi.
2.
Jika perpendicular baffle cut digunakan utk single inlet dan outlet nozzle, daerah yg
thermally tidak efektif akan terbentuk di daerah2 inlet dan outlet zone ini (end-zone).
3.
Distribusi aliran yg lbh baik di daerah end-zone ini dpt dicapai dgn memberikan
masing2 dua nozzle di inlet dan outletnya. Dan wing baffle diletakkan di end-zone outlet
nozzle agar diperoleh aliran yg lbh simetris antara inlet dan outletnya.
Nozzle pada APK shell and tube merupakan bagian untuk keluar masuknya fluida
yang bagiannya terdiri dari 4 buah mencakup 2 fluida yang berbeda. Penempatan nosel
dipengaruhi oleh laluan shell and tube. Nosel umumnya dilengkapi flens sebagai
penyambung pipa APK. Flens standar dinyatakan dalam ukuran dan serinya bergantung pada
suhu, tekanan serta jenis zat fluida yang digunakan. Lalu terdapat drain and venting yang
berfungsi sebagai pembuangan gas ataupun pengukuran tekanan. Lokasinya diatur oleh pendesign masing-masing APK.
Susunan pada tube APK terdiri dari 4 tipe sebagai berikut :
1. Susunan segitiga diputar 600 umumnya digunakan untuk fluida bersih sehingga
pembersihan dapat dilakukan secara kimia dengan perpindahan kalor yang tinggi.
2. Susunan segitiga diputar 300 memiliki perpindahan kalor yang kurang baik namun
masih lebih baik jika dibandingkan dengan tipe bujur sangkar. Tipe ini cocok
digunakan memakai fluida kotor.
3. Susunan bujur sangkar (900),tipe ini digunkan apabila pressure loss sangat kecil dan
pembersihan dapat dilakukan secara mekanis. Tipe ini hanya diaplikasikan pada fluida
turbulen akibat perpindahan kalornya yang sangat rendah.
4. Susunan belah ketuoat (450),tipe ini memiliki kondisi menengah dan mapu menangani
fluida kotor serta dapat dilakukan pembersihan secara mekanis.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam shell
side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a.Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi shell jauh lebih
sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell dan fluida yang kotor
melalui Tube.
b.Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari paduan logam.
Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui Tube untuk menghemat
biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger
masih dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan
terhadap korosif, relatif murah dan kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c.Tekanan Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila fluida
bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d.Temperatur Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke
arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika fluida
dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas tidak hanya
dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell
(ke lingkungan).
e.Sediment/ Suspended Solid / Fouling Fluida yang mengandung sediment/suspended solid
atau yang menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan
mudah dibersihkan. Jika fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka
sediment/fouling tersebut akan terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga
cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f.
Viskositas Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side